Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita bangsa


Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional tersebut
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan sosial. Untuk
mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh terarah
dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh
karena itu, setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan,
dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia
Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional.
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya
berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur-angsur berkembang ke arah
keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat
secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bersifat
menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Untuk itu, sudah saatnya kita melihat persoalan
kesehatan sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan
pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma sehat, yakni paradigma
kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif.
Seiring dengan bergulirnya reformasi di bidang kesehatan, maka Program Kecamatan
Bangli Sehat telah melibatkan peran aktif masyarakat, sehingga seluruh potensi masyarakat

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 1


dapat mendukung pengembangan yang ada di daerahnya. Dengan berbagai pendekatan yang
ada, maka tujuan Kecamatan Bangli Sehat diharapkan dapat meningkatkan prilaku masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat di dalam upaya mendorong paradigma sehat melalui peningkatan
kualitas lingkungan fisik dan sosial budaya sehingga pada akhirnya akan dapat mendukung
peningkatan produktifitas dan perekonomian Bangli.
Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Bangli tahun 2019 ini berupaya untuk
menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber
daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya.
Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2019 ini terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu:
Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil Kesehatan
Puskesmas Bangli ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II – Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang letak geografis, administratif dan informasi
umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
faktor-faktor lainnya missal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial buidaya dan lingkungan.
Bab III – Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka
kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.
Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pembrantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan
alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang
diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh
Puskesmas Bangli..
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI – Kesimpulan.
Bab ini berisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut
dari Profil Kesehatan Puskesmas Bangli tahun 2019 selain keberhasilan juga diungkap hal-hal
yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan .

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 2


Lampiran.
Berisi resume/angka pencapaian Puskesmas dan 63 tabel data yang merupakan gabungan tabel
Indikator Puskesmas sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang
Kesehatan.

BAB II
GAMBARAN UMUM

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 3


A. GEOGRAFI
Puskesmas Bangli secara administrasi terdiri dari dua desa dan dua kelurahan yaitu
desa Bunutin , desa Tamanbali , Kelurahan Bebalang dan Kelurahan Kawan sebagai kelurahan
yang paling banyak penduduknya. Batas-batas Wilayah Puskesmas Bangli di sebelah utara
adalah Kelurahan Cempaga,di sebelah selatan adalah Kabupaten Gianyar, di Sebelah timur
adalah Kec. Tembuku dan di sebelah Barat adalah Kec. Susut.
1. Letak Wilayah
Secara geografis Kecamatan Bangli terletak pada posisi antara 115 °13’48” sampai
115°27’24” Bujur Timur dan 8o8’30” sampai 8o31’87” Lintang Selatan. Posisinya berada di tengah-
tengah Pulau Bali, dan Kecamatan Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang tidak
memiliki pantai/laut. Ketinggian dari permukaan laut antara 100-2.152 m.
2. Luas Wilayah
Luas wilayah Puskesmas Bangli 20,36 Km2 atau 36,20% dari luas wilayah Kecamatan
Bangli. Desa Tamanbali memiliki luas terbesar yaitu sebesar 2,41% Km2 atau 4,1% dari luas
Kecamatan Bangli, diikuti oleh Kelurahan Kawan Bangli: 5,26 Km2 (1,1%), Desa Bunutin 4,74 Km2
(0,96%), Kelurahan Bebalang 3,79 Km2 (0,77%).
Secara fisik di sebelah selatan merupakan daerah dengan dataran rendah dan daerah
sebelah utara merupakan dataran tinggi. Jarak dari Tamanbali ke ibukota kabupaten ke sekitar 6
km. Bila dilihat dari penggunaan tanahnya dari luas wilayah yang ada sekitar 10 Ha merupakan
lahan sawah, 29.087 Ha merupakan lahan kering, 7.719 Ha merupakan hutan Negara, 7.562 Ha
merupakan tanah perkebunan dan sisanya seluas 3.044 Ha merupakan lahan lain-lain (jalan,
sungai dan lain-lain).
3. Iklim
Kecamatan Bangli sebagian daerahnya merupakan dataran tinggi, hal ini berpengaruh
terhadap keadaan iklim di wilayah ini. Keadaan iklim dan perputaran atau pertemuan arus udara
yang disebabkan karena adanya pegunungan di daerah ini tetapi curah hujan di daerah ini pada
Tahun 2019 tidak seperti tahun sebelumnya dimana tergantung cuaca. Sesuai dengan musim
hujan terjadi pada bulan-bulan Januari, Maret, April dan bulan Desember.
B. KEPENDUDUKAN

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 4


Jumlah penduduk di Kecamatan Bangli pada Tahun 2019 sebesar 24.946 jiwa
bersumber dari kantor Badan Pusat Statistik Kecamatan Bangli. Adapun keadaan penduduk di
Kecamatan Bangli secara garis besar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II.1
Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio,
Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per Keluarga, Dirinci per Kabupaten/Kota
Keadaan Terakhir Tahun 2019

Penduduk Kepadatan
Luas Jumlah Sex Rata-
Kecamatan Penduduk/
Wilayah KK Laki Perempuan Jumlah Ratio rata
km2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bunutin 4,74 868 1832 1883 3715 92,67 3,88 4
Tamanbali 6,57 1,372 3143 3383 6526 97,19 4,64 4
Bebalang 3,79 1007 2445 2629 5074 104,66 6,00 4
Kawan 5,26 2112 5327 5326 10653 102,53 7,85 4
Tahun 2019 20,36 7587 12495 12451 24946 100 5,135 3
Tahun 2018 20,36 7587 12495 12451 24946 100 5,135 3
Tahun 2017 20,36 7587 12495 12451 24946 100 5,135 3
Tahun 2016 20,36 7587 12747 13221 25968 100 5,135 4
Tahun 2015 20,36 7587 12747 13221 25968 100 5,135 4
Tahun 2011 2036 5359 11282 11258 22540 397,05 22,37 4
Sumber: BPS Tahun 2010

1. Pertumbuhan Persebaran, Kepadatan dan Sex Ratio Penduduk


a. Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2017 penduduk wilayah Puskesmas Bangli
sebanyak 24946 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk tahun 2015-2019 sebesar
0,92% pertahun.
b. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Wilayah Puskesmas Bangli tidak merata terbesar terdapat di
Kelurahan Kawan (8908 jiwa), Desa Tamanbali (6397 jiwa), Kelurahan Bebalang (6089
jiwa), sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling kecil di Desa Bunutin(3552
jiwa).

c. Kepadatan Penduduk.
Kepadatan penduduk Puskesmas Bangli tahun 2019 dg kepadatan penduduknya yaitu
5135 jiwa/km2. Kepadatan penduduk per desa/kelurahan untuk Tahun 2019 terpadat

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 5


adalah Kelurahan Kawan yaitu 8908 jiwa/km2 dan terendah Desa Bunutin 3552 jiwa/km2
,sedangkan Kelurahan Bebalang 6089 jiwa/km2 dan Desa Tamanbali 6397 jiwa/km2.
d. Sex Ratio
Perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan (sex ratio) di Puskesmas Bangli
Tahun 2019 adalah 96,41%, sex ratio masing-masing Desa/Kelurahan sudah ada yang
mencapai di atas 100% yaitu Kecamatan Bangli 101,05%, Kecamatan Kintamani 99,53%
Kecamatan Tembuku 98,87% dan Kecamatan Susut 97,93%.

e. Struktur Penduduk Menurut Umur


Distribusi penduduk pada Tahun 2011 menurut kelompok umur bersumber dari BPS
Kecamatan Bangli menunjukkan: dari perhitungan proporsi menunjukkan bahwa penduduk
di wilayah Puskesmas Bangli berusia muda (0-14 tahun) sebesar 1049 jiwa dan berusia 65
tahun ke atas 478. Sedangkan kelompok umur produktif (15-64 tahun) berjumlah 3470 ,
sehingga beban tanggungan (dependency ratio) penduduk sebesar 97,43 % artinya 44
penduduk non produktif ditanggung oleh 100 penduduk produktif. Kelompok penduduk usia
muda (0-14 tahun) dengan proporsi tertinggi adalah Kel. Kawan (41,024%) dan terendah di
Kecamatan Bangli (23,45%). Wilayah kerja Puskesmas Bangli menunjukkan proporsi
penduduk berusia produktif yang paling tinggi di Bebalang sebanyak (30 %) di ikuti oleh
Tamanbali (27 %), Kawan (26 %) dan terakhir Bunutin (17 %). Apabila ditinjau dari jenis
kelamin penduduk usia produktif pada laki-laki (49 %) lebih rendah dibandingkan penduduk
usia produktif pada perempuan (51%). Pada kelompok usia lanjut (65 tahun ke atas)
proporsi tertinggi terdapat di Desa Tamanbali (31,839%), Kelurahan Kawan (31,322%),
Desa Bunutin (20,057%). dan terendah di Kelurahan Bebalang (16,782%). Selengkapnya
gambaran penduduk kelompok produktif dan non produktif dapat dilihat pada tabel II.

Tabel II. 2
Rekapitulasi Penduduk Kelompok Produktif & Non Produktif Per Kecamatan
Di Kecamatan Bangli Tahun 2011

No Kecamatan Non Produktif Produktif Total

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 6


0-14 th > 65 th TOTAL 15-64 th Penduduk
1 Bunutin 931 (17,187) 349 (20,057) 1280 2558 (17) 3812
L 461 182 643 1203 1846
P 470 167 637 1355 1972
2 Tamanbali 1.444 (26,657) 554 (31,839) 1.998 4182 (27) 6178
L 754 272 1.026 2020 3046
P 690 282 972 2162 3132
3 Bebalang 1.053 (19,439) 292 (16,782) 1.345 3088 (30) 4396
L 555 145 700 1567 2267
P 498 147 645 1521 2129
4 Kawan 1.989 (36,718) 545 (31,322) 2.543 5622 (26) 8154
L 1061 274 1.335 2794 4129
P 928 271 1.199 2828 4025
Wikel. Tahun 2011 5417 (23,96) 1740 (7,7) 7157 15450(68,34) 38057
L 2831 873 3704 7584 11288
P 2586 867 3453 7866 11319
Sumber: BPS Kecamatan Bangli Tahun 2011

C. TINGKAT PENDIDIKAN
Pendidikan adalah salah satu sektor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.
Semakin tinggi tingkat pendidikannya diharapkan kualitas sumber daya manusia semakin baik.
Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia pada umumnya dan Bangli pada khususnya
mempunyai tingkat pendidikan minimal 9 tahun. Ini berarti sudah tamat/berijasah SLTP/MTS.
Berikut ini dapat diperhatikan berdasarkan:

Tabel II.3
Prosentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas menurut Jenis Kelamin Dirinci
Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Bangli
Tahun 2017

Jumlah Tdk/blm
Masih Tamat Tamat Tamat AK/
Desa/ Kel pendudu pernah Tamat SMA
sekolah SD/MI SMP/MTS Univ
k sekolah
Bunutin 3552 382 312 1048 1069 517 78
Tamanbali 6397 636 481 2049 868 1513 159
Bebalang 6089 429 352 1150 726 1389 205
Kawan 8908 849 1365 2191 1994 2086 251
Tahun 24946 2296
2540 6438 4637 5505 693
2017
Sumber: BPS Kab. Bangli Th.2011

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia, semakin tinggi tingkat pendidikannya diharapkan kualitas sumber daya manusianya
semakin baik pula. Dari 24946 jiwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bangli, 28, 56 % nya

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 7


hanya tamat SD, 21 % tamat SMP dan 24, 4 % tamat SMA dan hanya 3,075 % yang tamat
Akademi/Universitas.
Di Kecamatan Bangli terdapat 9 buah TK dan PAUD. Di wilayah kerja Puskesmas Bangli
ada 8 TK yaitu di Bunutin 1, Tamanbali 1, Bebalang 1, Kawan 5 dan 2 PAUD, yaitu di Bebalang
1, Bunutin 1 dengan jumlah semua murid 682 orang (data 2012). Sekolah dasar di Kemamatan
Bangli sebanyak 35 sekolah dasar dan 16 ada di wilayah kerja Puskesmas Bangli terdiri dari di
Bunutin 3 SD, di Tamanbali 4 SD, di Bebalang 3 SD dan di Kawan 6 SD. Sekolah Menengah
Pertama di Kec. Bangli ada 4 SLTP, di wilayah kerja Puskesmas Bangli ada 1 SMP yaitu SMP 3
di Tamanbali. Sekolah menengah umum di Kec. Bangli ada 9 sekolah 4 diantaranya ada di
wilayah kerja Puskesmas Bangli.
KEADAAN SOSIAL EKONOMI
1. Tingkat Pendapatan
Pola konsumsi atau kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan biasanya akan selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, selera
dan lingkungan. Pola konsumsi penduduk Kecamatan Bangli sudah cenderung pada
kebutuhan non makanan yaitu 47.17% atau Rp. 161.514/kapita/bulan, sedang untuk makanan
sebesar 52.83% atau Rp. 180.875/kapita/bulan.
2. Produk Domestik Regional Bruto
Pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kecamatan Bangli berdasarkan golongan
pengeluaran, dimana 27.38% penduduk Kecamatan Bangli mempunyai pengeluaran
makanan dan non makanan pada rentang golongan pengeluaran Rp. 300.000 - Rp. 399.999
sedangkan yang mempunyai pengeluaran di bawah Rp 100.000 – 149.999./kapita/bulan relatif
kecil yaitu 0,74%. Pemerataan pendapatan merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan selain pertumbuhan ekonomi, dari kedua kriteria yang bisa digunakan untuk
mengukur pemerataan pendapatan yaitu Gini Ratio dan kriteria Bank Dunia, di mana Gini
Ratio Kecamatan Bangli sebesar 0,2263 yang dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,35 yang
berarti tingkat ketidakmerataan pendapatan tergolong rendah, sedangkan menurut kriteria
Bank Dunia hanya melihat pada 40,00% penduduk yang berpendapatan rendah saja, yang
nilainya sebesar 25.51% nilai tersebut lebih besar dari batas yang dipersyaratkan bank dunia

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 8


sebesar 17%, ini berarti tingkat ketidakmerataan pendapatan rumah tangga/penduduk di
Kecamatan Bangli tergolong rendah. (Bangli Dalam Angka 2010)
3. Penduduk Miskin
Kriteria Keluarga Miskin versi BKKBN:
a. Pada umumnya anggota keluarga makan kurang dari dua kali sehari
b. Anggota keluarga tidak memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah
dan bepergian
c. Bagian lantai dari rumah yang terluas dari tanah
d. Anak sakit atau PUS ingin ber KB tidak dibawa ke sarana kesehatan
e. Dalam seminggu keluarga tidak pernah makan daging/telur/ikan
f. Setahun terakhir anggota keluarga tidak mendapat pakaian baru
g. Luas lantai rumah kurang dari 8 m2 untuk tiap penghuni
h. Anak umur 7 – 15 tahun belum sekolah karena factor ekonomi
Berdasarkan pada kriteria diatas maka jumlah KK (Keluarga Miskin) yang ditetapkan
dengan Pra Sejahtera dan KS I dengan alasan ekonomi dari BKKBN Untuk tahun 2010 di
Kecamatan Bangli sebanyak 2189 jiwa terdiri dari 1096 laki2 dan 1093 perempuan.

D. STATUS GIZI
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR < 2500 gram)
Hasil kompilasi laporan program dan Pustu. Kes. Mas di dapat angka BBLR untuk wilayah
Puskesmas Bangli Tahun 2019 sebesar (%) dari jumlah kelahiran, seperti tergambar pada
tabel berikut:

Tabel II. 4
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Per Desa
Di Kecamatan Bangli Tahun 2019

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 9


JUMLAH LAHIR BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR
DESA HIDUP L P L+P L P
L P L+P JML % JML % JML % JML % JML % JM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1
Bunutin 22 32 54 22 100,0 32 100,0 54 100,0 0 0,0 2 6,3
Tamnabali 42 42 84 42 100,0 42 100,0 84 100,0 3 7,1 1 2,4
Bebalang 33 39 72 33 100,0 39 100,0 72 100,0 1 3,0 0 0,0
Kawan 64 49 113 64 100,0 49 100,0 113 100,0 2 3,1 3 6,1
2019  161  162  323 161 100,0 162 100,0 323 100,0 6 4 6 4
2018 169 136 305 169 100,0 136 100,0 305 100,0 3 6,5 6 4,1
2017 153 141 294 153 100,0 141 100,0 294 100,0 10 6,5 7 4,1

169 145 314 169 100,0 145 100,0 314 100,0 11 6,5 6 4,1
2016
2015 167 158 325 148 100,0 158 100,0 306 100,0 4 3,0 6 1,7
2012 175 137 312 175 100,0 137 100,0 312 100,0 3 6 3 10
2011 180 121 301 180 100 121 100,1 301 100,1 3 1,7 4 3,3
Sumber: Program KIA Puskesmas Bangli 2018

2. Status Gizi Balita


Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin di wilayah Puskesmas Bangli .
Tahun 2019 dari 615 baduta yang ditimbang 323 orang , jadi tingkat partisipasi masyarakat rata2
71,0% yaitu bunutin 90,8 % , tamanbali 96,1% , bebalang 83,0% dan kawan 62,5%

Tabel II. 5
Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangli Tahun 2019

BADUTA

DESA BADUTA DILAP0RKAN DITIMBANG ( D ) %D/S

      L P L+P L P L+P

1 L P L+P JML % JML % JML % JML % JML % JML %

Bunutin 49 40 89 42 34 76 85,7 85,0 90,8 90 83,3 86 83,5 176 83,4

Tamnabali 89 84 173 85 74 159 95,5 88,1 91,9 204 86,8 183 87,1 387 87,0

Bebalang 81 75 156 59 59 118 72,84 78,7 75,6 110 65,5 125 73,5 235 69,5

Kawan 100 97 197 58 66 124 58,0 68,0 62,9 158 76,3 162 76,8 320 76,6

2019 319 296 615 244 233 477 76,5 79 77,6 562  78,3 556 80,1 1118 79,2

2018 314 275 589 251 79,9 226 82 477 81,0 1 0,398 1 0,44 2 0,88

2017 302 292 594 260 86,1 244 84 504 84,8 260 86,1 244 84 504 84,8

287 294 581 242 83,6 244 83 242 84,3 244 83 486 83,6
2016

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 10


2015 308 294 613 278 271 549 90,3 89 89,6

BALITA

DESA GIZI KURANG GIZI BURUK

L P L+P L P L+P

1 JML % JML % JML % JML % JML % JML %

Bunutin 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,42

Tamnabali 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Bebalang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Kawan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2019 0 00,0 0 00,0 0 00,0 0 00,0 0 00,0 0 00,0

2018 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0


Sumber: Program KIA dan Gizi Puskesmas Bangli 2012

3. Jumlah anak 0-23 bulan yg ditimbang


Sesuai dengan jumlah anak 0-23 bulan yg ditimbang di wilayah Kecamatan Bangli
mencapai 77,6% pada Tahun 2019 . Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran yaitu pada
tabel 45.

E. KEADAAN LINGKUNGAN
Dalam menggambarkan keadaan lingkungan dengan mengacu pada indikator Indonesia
Sehat 2010 yang merupakan upaya sektor kesehatan dan sektor terkait akan disajikan indikator
sebagai berikut:

1. Rumah Sehat
Dari laporan program yang tergolong rumah tangga sehat pada Tahun 2019 mencapai
92,79% dari 7030 rumah yang diperiksa
2. Sanitasi Tempat –Tempat Umum
Keadaan Sarana TTU yg memenuhi syarat2 kesehata di wilayah Puskesmas Bangli dilihat
dari keadaan hotel, sarana pendidikan , sarana kesehatan dan TPM lainnya spt jasa boga ,
rumah makan/restoran , makanan jajanan yg memenuhi syarat higiene sanitasi mencapai 100%
untuk Tahun 2019 .

3. Akses Terhadap Air Bersih

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 11


Kemajuan pembangunan di bidang sanitasi dasar sulit diukur secara konkrit karena
keberhasilan dari program ini tidak hanya dilihat dari bertambahnya sarana-sarana tersebut oleh
masyarakat, namun dengan melihat angka kesakitan yang disebabkan oleh faktor lingkungan
seperti diare yang berkaitan erat dengan kualitas air yang digunakan masyarakat maka dampak
penggunaan sarana air bersih dapat diperkirakan. Persentase rumah tangga yang sudah
menggunakan air bersih dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel II. 6
Persentase Rumah Tangga/KK Dalam Penyediaan Air Bersih
Menurut Jenis Sumber Air Bersih Per Kecamatan
Di Kecamatan Bangli Tahun 2019

% Akses Air Bersih


No Kecamatan
Perpipaan SPT SGL PAH Kemasan Lainnya Jumlah
1 Bunutin 100 0 0 0 0 0 100,0
2 Tamanbali 100 0 0 0 0 0 100,0
3 Bebalang 100 0 0 0 0 0 100,0
4 Kawan 100 0 0 0 0 0 100,0
Tahun 2019 100 0 0 0 0 0 100,0
Tahun 2018 100 0 0 0 0 0 100,0
Tahun 2017 100 0 0 0 0 0 100,0
Tahun 2016 100 0 0 0 0 0 100,0
Tahun 2015 100 0 0 0 0 0 100,0
Tahun 2014 98,00 0 0 0 0 2 100,0
Tahun 2012 94,3 0 0 0 0 4,1 98,4
Tahun 2011 86,60 0 0 0 9,6 7,0 91,7
Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih di wilayah Puskesmas Bangli
Tahun 2019 mencapai 100%.
F. PERILAKU SEHAT
Perilaku Sehat adalah hal-hal yang dilakukan manusia yang didasari oleh pengetahuan,
sikap dan kemampuan yang berdampak positif atau negatif terhadap kesehatan. Dalam menilai
perilaku hidup sehat masyarakat digunakan indikator
1. Prosentase Rumah Tangga Ber-PHBS
Tatanan rumah tangga sehat diukur dari indikator persalinan sehat, ASI ekslusif, tidak
merokok, aktifitas fisik, diit sayur dan buah, JPK, jamban, air bersih, kepadatan rumah sehat, dan

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 12


lantai sehat. Prosentase tatanan rumah tangga yang menerapkan PHBS untuk Tahun 2019
mencapai 73,3 % ..
2. Posyandu Purnama dan Mandiri
Pada Tahun 2019 jumlah posyandu 32 buah. Klasifikasi posyandu tahun 2019 yaitu
Posyandu Pratama 0, Madya 0, Purnama 100 dan posyandu Mandiri 0. Selanjutnya dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel II.7
Perbandingan/Perkembangan Posyandu di Kecamatan Bangli
Tahun 2019

Tahun 2019
No Kriteria Posyandu
Jml %
1 Pratama 0 0
2 Madya 0 0
3 Purnama 32 100
4 Mandiri 0 0
Jumlah 32 100
Sumber: Program PKM/PSM Puskesmas Bangli 2018

Gambar II.8
Perbandingan/Perkembangan Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bangli
Tahun 2019

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 13


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat kerap dipaparkan dengan berbagai


indikator yang secara garis besar terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu mortalitas dan morbiditas. Data
dan informasi tentang derajat kesehatan untuk Tahun 2018 ada 1 yaitu di wilayah tamanbali

90
80
70
60
50 East
40 West
30
North
20
10
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

dinyatakan dalam angka kematian bayi, angka


kematian balita, angka kematian ibu maternal dan angka kematian kasar berdasarkan data yang
terkumpul, sehingga dapat memberikan gambaran tentang derajat kesehatan yang lebih banyak
diperoleh dari laporan para pemegang program di Puskesmas Bangli.

A. MORTALITAS
Kejadian kematian dalam suatu kelompok populasi dapat mencerminkan kondisi kesehatan
masyarakatnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan dan berbagai program pembangunan
kesehatan lainnya juga dapat diukur melalui tingkat kematian yang ada. Angka kematian secara
umum sangat berhubungan/dipengaruhi oleh tingkat kesakitan dan status gizi. Sebab-sebab
kematian ada yang dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung diantaranya adalah
faktor-faktor lain yang secara bersama-sama atau sendiri berpengaruh terhadap tingkat kematian

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 14


di masyarakat. Gambaran kejadian kematian di wilayah kerja Puskesmas Bangli Kecamatan
Bangli dapat dilihat dari:
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lazim
digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi tidak hanya
mencerminkan besarnya masalah kesehatan berkaitan dengan penyakit diare, ISPA, masalah
gizi dan penyakit infeksi lainnya tetapi juga berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu, gizi
keluarga, tingkat pendidikan ibu, serta pendapatan dan sosial ekonomi keluarga. Gambaran
perkembangan angka kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Bangli Kecamatan Bangli .
AKB yang terjadi di desa Bunutin sebesar 0 per 1000 kelahiran hidup penyebab kematian
pada bayi disebabkan oleh kelainan kelainan jantung, sementara AKB yang terjadi di Kelurahan
Kawan sebesar 0 per 1000 KLH yang juga disebabkan oleh kelainan jantung. Kesehatan ibu dan
riwayat keluarga waktu ibu hamil sangat berperanan terhadap besarnya angka kematian bayi.
Gangguan perinatal adalah salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan
ibu selama hamil sedangkan gangguan pernafasan kemungkinan besar disebabkan reflek yang
kurang baik dan berhubungan dengan perkembangan fungsi dan organ janin yang kurang
sempurna, hal-hal tersebut juga berhubungan dengan kesehatan ibu selama hamil serta asfiksia
pada penanganan proses persalinan.
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita (umur 0-5 tahun) menggambarkan tingkat permasalahan anak
balita pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) atau posyandu. Dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan
kecelakaan. Untuk Tahun 2019 Angka Kematian Balita (AKABA) di Kecamatan Bangli tidak
ditemukan per 1000 Kelahiran Hidup
Tabel III. 2
Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 KH
Per Desa di wilayah Puskesmas Bangli Tahun 2019

No Desa Jumlah Jumlah anak AKABA per


Lahir Hidup Balita Mati 1000 KH
1 Bunutin 54 0 0
2 Tamanbali 84 0 0

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 15


3 Bebalang 72 0 0
4 Kawan 113 0 0
Tahun 2019 323 0 0
Tahun 2018 305 0 0
Tahun 2017 294 0 0
Tahun 2016 314 0 0
Tahun 2015 325 2 0,01
Tahun 2014 306 0 0
Tahun 2012 312 0 0
Tahun 2011 691 0 0

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan tingkat kesadaran prilaku hidup sehat, status gizi
dan kesehatan ibu, kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama ibu hamil,
pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Berdasarkan laporan dari masing-masing Pustu dan Polindes yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Bangli Kecamatan Bangli, Tahun 2019 AKI sebesar 0 per 1000 KH di wilayah kerja
Puskesmas Bangli

Gambar III. 2
Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH di Kecamatan Bangli
Tahun 2019

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 16


Dari data diatas tergambar bahwa AKI di Wilayah kerja Puskesmas Bangli dari tahun 2017-2019
lebih rendah dari Kabupaten. Selama 2 tahun terakhir tidak ada kematian ibu / tidak ada
kematian ibu/maternal .

Tabel III.3
Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH
Per Desa di wilayah Puskesmas Bangli Tahun 2019

Jumlah Lahir Jml Kematian AKI per


No desa
Hidup Ibu Maternal 1000 KH
1 Bunutin 52 0 0
2 Tamanbali 84 0 0
3 Bebalang 72 0 0
4 Kawan 113 0 0
Tahun 2019 323 0 0
Tahun 2018 305 0 0
Tahun 2017 294 0 0
Tahun 2016 299 0 0
Tahun 2015 325 0 0
Tahun 2014 306 0 0
Tahun 2012 312 1 3,2
Tahun 2011 681 0 0
Tahun 2010 3.922 0 0

4. Angka Kematian Kasar (AKK)

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 17


Angka kematian kasar menggambarkan status kesehatan masyarakat, kondisi permasalahan
penyakit di masyarakat, sosial ekonomi serta lingkungan fisik dan biologis.
Umur Harapan Hidup Waktu Lahir
Umur harapan hidup bermanfaat untuk mengetahui berapa lama orang dapat hidup sejak
dari usia baru lahir. Hal ini dianggap sebagai indikator umum bagi taraf hidup. Angka tersebut
diperoleh secara langsung melalui sensus penduduk yang dilakukan sekali setiap 10 tahun dan
survey nasional lainnya. Untuk Kabupaten Bangli umur harapan hidup (UHH) Tahun 2019 adalah
71,2 tahun sedangkan untuk Bali 71,2 tahun.
B. MORBIDITAS ATAU ANGKA KESAKITAN
Untuk menggambarkan angka kesakitan berikut disajikan prevalensi dan insiden beberapa
penyakit antara lain: Penyakit DBD, Malaria, Suspek TB Paru 15,63 per 100.000 penduduk ,
Kusta 0per 10.000 penduduk , Diare, Disentri, Pneumonia, Tetanus Neonatorum, Campak,
Hepatitis, HIV dan AIDS. Angka kesakitan DBD pada tahun 2018 sebanyak 0,0% per 100.000
penduduk (0 kasus) menurun dari tahun 2019 . Penyakit TB Paru tahun 2018 ditemukan 3 kasus
(15,63 per 100.000 penduduk) . Penyakit saluran pencernaan seperti diare masih ditemukan di
Kecamatan Bangli, untuk tahun 2019 diare pada balita tidak ditemukan 100,0 per 100.000
penduduk ( 153 kasus) . Masih tingginya kasus diare menunjukkan bahwa kondisi kesehatan
lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat masih perlu ditingkatkan. Angka kesakitan di
Kecamatan Bangli dapat dilihat dari indikator berikut:
1. Angka ”Acute Flaccid Paralysis”(AFP) Pada Anak usia <15 Tahun per-100.000Anak
Tidak ada ditemukan kasus Lumpuh layu (AFP) di wilayah Puskesmas Bangli pada tahun
2019.
2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+)
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+) di Kecamatan Bangli mencapai 100% (0
orang).

3. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 18


Persentase Balita dengan Pneumonia yang ditangani di Kecamatan Bangli mencapai 0%
yaitu dari 0 balita pneumonia , karena selama tahun 2019 tidak ditemukan kasus pneumonia
pada anak balita.
4. Persentase HIV/AIDS Ditangani
Persentase HIV/AIDS yang ditangani di wilayah Puskesmas Bangli mencapai 100% yaitu
dari 5 penderita semuanya sudah mendapat penanganan. Tahun 2019 mencapai 5 kasus
dan sudah 100% ditangani
5. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati
Persentase penderita IMS yang ditangani pada tahun 2019 sudah mencapai 0 % yaitu tidak
ditemukannya penderita dengan IMS di wilayah Puskesmas Bangli.
6. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Bangli mencapai 96,8 per
100.000 penduduk (143 kasus).
7. Persentase DBD Ditangani
Persentase kasus DBD yang ditangani mencapai 100% yaitu sebanyak 5 kasus pada tahun
2019 di wilayah Puskesmas Bangli .
8. Persentase Balita dengan Diare Ditangani
Persentase balita dengan diare ditangani sudah mencapai 100% (2 kasus ), kasus ini
ditemukan di wilayah Puskesmas Bangli dari perkiraan 169 kasus, 100 % dari yang datang
sudah ditangani.
9. Angka Kesakitan Malaria per-1000 Penduduk
Di Kecamatan Bangli pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus malaria positif (angka
kesakitan 0) begitu juga Tahun 2017 tidak ditemukan kasus malaria positif dengan angka
kesakitan malaria 0 %.
10. Persentase Penderita Malaria Diobati
Pada tahun 2019 tidak ditemukan penderita klinis malaria positif sehingga persentase
penderita malaria diobati =0.

11. Persentase Penderita Kusta selesai Berobat

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 19


Ditemukan penderita Kusta pada tahun 2019 sebanyak 1 kasus (RFT 1%), di wilayah
puskesmas Bangli.
12. Kasus Penyakit Filaria Ditangani
Tidak ada kasus filaria yang ditemukan pada tahun 2019
13. Jumlah Kasus dan angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I)
Tidak ditemukan kasus Campak di wilayah Puskesmas (0 orang) sehingga persentase
penderita Campak = 0
14. Jumlah Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Di wilayah kerja Puskesmas Bangli pada tahun 2019 ditemukan 0 kasus gigitan HPR yang
terdiri dari 0 Laki-laki dan 0 perempuan

BAB IV
UPAYA KESEHATAN

Berbagai upaya kesehatan telah dilakukan dalam rangka melaksanakan paradigma sehat
sesuai dengan kebijakan pembangunan kesehatan sekarang ini. Paradigma Sehat lebih
mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif. Upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Bangli adalah dalam
rangka mewujudkan strategi utama Departemen Kesehatan yaitu meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Berbagai upaya pelayanan
kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di wilayah Puskesmas Bangli adalah:

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat
kepada masyarakat oleh fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengatasi masalah
kesehatan masyarakat yang ada. Pelayanan Kesehatan Dasar yang dilaksanakan di Kecamatan
Bangli adalah:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 20


Pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan
pelayanan antenatal persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan semua
fasilitas kesehatan dari posyandu, puskesmas, rumah sakit pemerintah maupun fasilitas
kesehatan swasta.
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan seperti
pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, Imunisasi
tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilannya
sesuai pedoman pelayanan antenatal ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
preventif. Hal ini dilakukan untuk menghindari gangguan sedini mungkin terhadap segala
sesuatu yang membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Hasil pelayanan
dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil yang telah melakukan kunjungan
pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Sedangkan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan,
dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan duakali
pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan
kesehatan pada ibu hamil. Cakupan K1 dan K4 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar IV.1

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 21


Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil
Tahun 2013-2019

Persentase cakupan pelayanan K1 mencapai 101,8% dan K4 ibu Hamil mencapai 83,6%
untuk tahun 2019 Cakupan pelayanan K1 dan K4 ibu Hamil selama 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada gambar diatas.
Pada Tahun 2019, Kelurahan dengan persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah
Kelurahan Kawan , Pustu Tamanbali, diikuti oleh Bebalang dan Bunutin. Data cakupan kunjungan
ibu hamil K1 dan K4 menurut desa/kelurahan dapat dilihat pada lampiran tabel 17

Gambar IV.1

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 22


Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil
Tahun 2019

b. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa
di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga
kesehatan terutama yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pada tahun 2019
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 95,0%, Cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan dalam tahun 2019 dapat dilihat pada gambar berikut:

100

80

60 East

40 West
North
20

0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Gambar IV.3

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 23


Persentase Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Di wilayah Puskesmas Bangli Tahun 2019

Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan untuk tahun 2019 mencapai
113% dari target.
c. Deteksi Risiko, Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi
Kegiatan deteksi dini kasus resti dan penanganan ibu hamil beresiko/komplikasi kebidanan
perlu lebih ditingkatkan baik difasilitas pelayanan kesehatan dasar maupun di masyarakat.
Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/ komplikasi kebidanan meliputi
Hb < 8 g %, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg) oedema nyata,
eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >
32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/ sepsis, persalinan prematur.
Untuk tahun 2019 perkiraan ibu hamil dengan resiko tinggi/komplikasi yang ditemukan nakes
di wilayah Puskesmas Bangli sebesar 37,6 % dari ibu hamil yang ada, sedangkan untuk
penanganan neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan
sebanyak 97,6% dari neonatal resti yang terdeteksi .

d. Kunjungan Neonatus

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 24


Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut
antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1)
dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari (KN2). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus
petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan bayi dan konseling perawatan bayi
kepada ibu dengan kegiatan pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi), pemberian
vit K, Manajemen terpadu balita muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus
dirumah menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal (KN3) dalam tahun 2019
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar IV.5
Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN3)
Di wilayah Puskesmas Bangli Tahun 2019

Pada Tahun 2019 , Puskesmas dengan persentase cakupan kunjungan neonatal sudah
mencapai target 100,7%.

e. Kunjungan Bayi

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 25


Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Bangli tahun 2019 mencapai 102,4 %,
Tamanbali, Kawan 118,9% , Bebalang 120,0% dan Bunutin 128,5% . Pencapaian tertinggi
adalah di Pustu Tamanbali yang mencapai 118,4% sedangkan terendah di Pustu Bunutin
yang mencakup 102,4%, belum memenuhi target :

Cakupan Kunjungan Bayi Di Wilayah Puskesmas Bangli


Tahun 2019

f. BBLR
Cakupan BBLR di wilayah Puskesmas Bangli Tahun 2019 mencapai 4 % . dan sudah
ditangani . Pencapaian BBLR yang ditangani sudah mencapai 100%.

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah


Monitoring pertumbuhan terhadap anak balita dan pra sekolah dilakukan melalui
pemantauan secara dini perkembangan anak, penanganan masalah pertumbuhan dan juga
pelayanan rujukan ke tingkat yang lebih mampu.

a. Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita dan Pra Sekolah

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 26


Tahun 2019 pencapaian Tertinggi yaitu di kelurahan bebalang sebanyak 101,2 % ,dan yang
terendah di desa tamanbali 91,3 %. Ini cakupan anak balita yang mendapat pelayanan minimal
8 kali.
b. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD oleh Tenaga Kesehatan/Terlatih .
Pemeriksaan kesehatan/penjaringan kesehatan dilaksanakan pada tahun ajaran baru
dengan melibatkan semua anak baru disekolah tersebut. Pada tahun 2019 pemeriksaan
kesehatan siswa SD oleh tenaga kesehatan terlatih di wilayah Puskesmas Bangli mencapai
100,2% yaitu sebanyak 16 SD (410 orang) sudah diperiksa kesehatannya dari murid baru.
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja
8Pada Tahun 2019 cakupan siswa SMP dan SMU yang mendapat pelayanan kesehatan remaja
sebanyak 835 (42,34%) dari 1972 sasaran anak remaja yang ada di wilayah Puskesmas Bangli.
3. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Kontribusi sektor terkait lainnya dalam Pembangunan Kesehatan adalah pencapaian
Keluarga Berencana khususnya akseptor KB terhadap PUS. Keberhasilan program KB dapat
dilihat dari pencapaian target KB baru, cakupan peserta KB aktif dan MKET (Metoda Kontrasepsi
Efektif Terpilih) yang meliputi:
a. Cakupan Peserta KB Baru
Berdasarkan sumber yang dilaporkan oleh porogram KIA Tahun 2019 2,2 % pencapaian KB
baru 99 orang , tahun 2018 pencapaian peserta KB baru mencapai 164 orang (48,0%) ,
dengan pola-pola penggunaan alat kontrasepsi terbanyak digunakan dengan MKJP (55,4%)
adalah IUD (49,7 %) dan untuk non MKJP ((25,7%) adalah metode suntik (21,1 %).
b. Cakupan Peserta KB Aktif
Cakupan peserta KB Aktif dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain: cakupan
peserta KB Aktif terhadap PUS untuk Tahun 2019 mencapai 3577 (81,0%) dari 4414 PUS.
Cakupan pola penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang meliputi: IUD,
operasi dan implant merupakan metode yang efektif dalam menjarangkan kehamilan karena
memiliki daya ungkit terhadap TFR ( Total Fertility Rate). Pada Tahun 2019 persentase KB
Aktif dengan MKJP di wilayah Puskesmas Bangli mencapai 55,4%.

4. Pelayanan Imunisasi

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 27


Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi dasar untuk bayi umur 0-1 tahun
(BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil (TT) dan
imunisasi untuk anak SD (Kelas 1: DT dan Kelas 2-3: TT), sedangkan kegiatan imunisasi
tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/risti
KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan
teknis.
Pencapaian Desa/Kelurahan UCI ( Universal Child Imunizaton) pada dasarnya merupakan
proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan
UCI dikaitkan dengan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi ( herd immunity)
terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (P3DI). Program imunisasi
pada tahun 2019 di seluruh (2 desa dan 2 kel. ) desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Bangli telah mencapai Desa/Kelurahan UCI ( Universal Child Imunizaton) dengan pencapaian
BCG (109,0 %), DPT +HB1 (101 %), DPT+HB3 (96,0 %), Polio 4 (88 %) dan Campak (96 %).
Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukan dengan cakupan imunisasi DPT 1 karena
imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan
kepada bayi. Sedangkan target tingkat perlindungan imunisasi bayi ditunjukan dengan imunisasi
campak karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi yang
diberikan kepada bayi. Angka drop out (DO) DPT 1-Campak dapat menunjukan tingkat efektifitas
program.
5. Pelayanan Pengobatan/Perawatan
a. Cakupan Rawat Jalan
Pemanfaatan sarana kesehatan Tahun 2019 di wilayah Puskesmas Bangli oleh masyarakat
untuk rawat jalan sudah mencapai 9294 orang (37,25 %) dari jumlah penduduk.
Pemanfaatan rawat jalan puskesmas dan jaringannya mencapai 6508 (130,2%) tetapi data
ini masih berdasarkan jumlah kunjungan, belum utilasi pemanfaatan sarana kesehatan oleh
masyarakat.

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 28


b. Cakupan Rawat Inap.
Cakupan rawat inap di wilayah Puskesmas Bangli mencapai 0 orang (0%). cakupan ini 0
karena Puskesmas Bangli bukan merupakan puskesmas rawat inap.
c. Pelayananan Kesehatan Jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa merupakan pelayanan pada pasien yang mengalami gangguan
kejiwaan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tahun 2019 di
wilayah Puskesmas Bangli mencapai 10 orang (0,039%) hasil ini lebih banyak dikontribusi
dari rumah sakit jiwa yang terletak di Kecamatan Bangli.
d. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pencapaian pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal di Kecamatan Bangli tahun
2019 tidak terdeteksi , baru advokasi tetapi sudah mulai tahap penjajakan.
e. Pelayanan Kesehatan Usila
Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan terhadap pra dan Usila di wilayah Puskesmas
Bangli Tahun 2019 yaitu 61,86%.
6. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
a. Institusi dibina Kesehatan Lingkungan
Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam melakukan pelayanan/jasa potensial
memberikan resiko atau dampak kesehatan. Tahun 2019 institusi yang dibina mencapai
(100%), meliputi sarana kesehatan (100%), sarana pendidikan (100%), Sarana Ibadah
(100%), perkantoran (100%), sarana lainnya (61,40%).
b. Pelayanan Pengendalian Vektor.
Untuk menekan kepadatan jentik nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit di rumah
atau bangunan yang meliputi perumahan, perkantoran, tempat umum, sekolah, gudang dsb,
perlu digalakkan rumah/bangunan bebas jentik sebesar 100,0 % 340 rumah/bangunan yang
diperiksa.
c. Pelayanan Hygine dan Sanitasi di Tempat-Tempat Umum
Tempat umum yang memenuhi syarat adalah terpenuhinya akses sanitasi dasar (air,
jamban, limbah, sampah) terlaksananya pengendalian vektor, hygine sanitasi makanan dan
minuman, pencahayaan dan ventilasi sesuai kriteria dan atau standar kesehatan. Tahun

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 29


2019 Cakupan TTU diperiksa mencapai 31 dan TTU Sehat 30 (93,9%) seperti dalam gambar
berikut :
Gambar IV.7
Cakupan TTU diperiksa dan TTU Sehat di Kecamatan Bangli
Tahun 2019

d. Sarana Sanitasi Dasar


Kepemilikan sarana sanitasi dasar sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan dan
kejadian penyakit yang berbasis lingkungan. Cakupan sarana sanitasi dasar di wilayah
Puskesmas Bangli tahun 2019 meliputi : Cakupan air bersih 100 % sudah sesuai target ,
jamban keluarga 106,1 %, Keluarga memiliki tempat sampah 88 % sudah melebihi target
dari target masing-masing 79 % dan keluarga yang memiliki pengolahan air limbah 75 %
masih dibawah target dari target 79 %.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Salah satu upaya untuk melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan adalah
melaksanakan upaya kesehatan yang bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan perorangan (puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya) dengan beberapa kegiatan pokoknya adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan
melalui pemanfaatan rumah sakit, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan lain-lain
seperti diuraikan berikut:

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 30


1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Di Kecamatan Bangli terdapat 3 buah rumah sakit, 1 buah RSUD, 1 RS swasta dan 1 buah
Rumah Sakit Jiwa. Rumah Sakit Umum Daerah Bangli mempunyai 81 buah tempat tidur.
Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
Salah satu program yang memberi andil besar dalam peningkatan kesehatan masyarakat
adalah program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin (JPKMM). Melalui program
ini gakin bisa terbebas dari beban biaya kesehatan, sebab dalam JPKMM / KIS pemerintah
menanggung biaya pelayanan kesehatan untuk gakin. Jumlah peserta jaminan kesehatan pra
bayar dari KIS sebanyak 2218 jiwa ( 59,37%), sedangkan penduduk yang terjamin dari ASKES
sebanyak 1518 jiwa (40,63%), dan dari JAMSOSTEK tidak ada data yang masuk.
Untuk keluarga miskin pelayanan gratis yang dicakup meliputi rawat jalan dan
Puskesmas Bangli bukan merupakan rawat inap tingkat pertama di Puskesmas dan di rumah
sakit (RS) kelas III. Untuk tahun 2019 masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan
rawat jalan di Puskesmas sebanyak 2004 pasien (130,02 %) yang terdiri dari 797 orang laki-laki
dan 1207 orang perempuan.
Dalam program JPKMM, masyarakat tidak hanya mendapat pelayanan kesehatan
umum/dasar. Berbagai layanan terapi untuk penyakit-penyakit berat juga bisa diperoleh melalui
pelayanan rujukan.
Penanganan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainya)
Penanganan penyalahgunaan NAPZA di Kecamatan Bangli dilakukan dengan kegiatan
penyuluhan yang dipakai sebagai sasaran adalah remaja yaitu anak-anak sekolah SLTP dan
SLTA yang sangat rawan terhadap penyalahgunaan NAPZA. Penanggulangan napza ini
memerlukan pendekatan komprehensif multidisiplin, serta keterpaduan lintas sektor
pemerintahan, komitmen kuat semua pihak serta peran serta seluruh masyarakat.
C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans
epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan
penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Disamping itu pelayanan lain yang
diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor
risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 31


masyarakat dalam upaya pembrantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini:

1. Pengendalian Penyakit Polio


Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan dengan gerakan
imunisasi polio, upaya ini ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif
terhadap kasus-kasus Acute Faccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun hingga kurun
waktu tertentu. Untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di
masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Pada tahun 2018
tidak ditemukan kasus AFP (0 per 100.000 penduduk <15th) di wilayah kerja Puskesmas Bangli .
2. Pengendalian TB-Paru
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB-Paru dengan
pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Melalui paket pengobatan yang
diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari
penayakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup
kemungkinan terjadi kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak
terselesaikan atau drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan
diagnosa diakhir pengobatan.
Selain dengan angka insiden, keberhasilan program pengendalian TB dapat dengan
melihat beberapa indikator pengendalian TB yang lain antara lain angka penemuan kasus ( Case
Detection Rate) dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate). Kasus TB Paru ditemukan
Tahun 2019 di wilayah Puskesmas Bangli dengan BTA + sebesar 7 orang, 4 laki-laki dan 3 orang
perempuan, 4 orang dari lingk. Bunutin . Distribusi Kasus Baru TB Paru BTA (+) menurut Wilayah
kerja dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar IV.8

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 32


Distribusi Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA (+) Menurut Desa/Kelurahan
Yang ditemukan Di Puskesmas Bangli

3. Pengendalian Penyakit ISPA


Upaya pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) lebih
difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat
terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu
manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan
atau lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Program pengendalian ISPA
menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar,
dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus
ISPA. Penemuan penderita pneumonia pada balita di Kecamatan Bangli pada tahun 2016 tidak
ditemukan pneumonia pd balita .
4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di
samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya
pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan konseling. Hasil
pelaksanaan surveilans HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Bangli terdapat 6 kasus HIV/
AIDS pada tahun 2019 , 4 orang perempuan .

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 33


5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat
ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, sering muncul sebagai KLB dan
menimbulkan kepanikan dimasyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan
kematian. Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu 1) Peningkatan kegiatan
surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) Diagnosis dini dan pengobatan dini, 3) Peningkatan
upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya tersebut dititikberatkan pada
penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang
Nyamuk (PSN) melalui 3 M plus (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus menabur larvasida,
penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat
mencegah/memberantas nyamuk aedes berkembang biak.
Untuk tahun 2019 penderita DBD yang mendapat penanganan di wilayah Puskesmas Bangli
sebanyak 5 kasus ( 0 %), terdiri dari 3 laki-laki dan 2 orang perempuan dengan angka kesakitan
DBD sebesar 0 % per 100.000. Distribusi Kasus Baru DBD menurut Wilayah kerja dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar IV.9
Distribusi Jumlah Kasus DBD Menurut Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Bangli
Tahun 2019

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 34


6. Pengendalian Penyakit Malaria
Malaria sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Untuk di Kecamatan Bangli pada Tahun 2019 tidak ditemukan penderita klinis
malaria.
7. Pengendalian Penyakit Kusta
Upaya pelayanan terhadap penyakit Kusta antara lain adalah melakukan penemuan
penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan intensif penderita
yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit
kusta. Hasil dari kegiatan penemuan kasus baru penderita Kusta pada tahun 2019 ditemukan 1
kasus / penderita kusta yaitu di wilayah kelurahan Bebalang.
8. Pengendalian Penyakit Filaria
Filariasis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh cacing filaria
yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak
mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan,
alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Tahun 2019 tidak ada kasus filariasis di wilayah
Puskesmas Bangli.
9. Pengendalian Penyakit Antraks
Antraks adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut.
Penyebabnya bakteri baccilus anthracis, bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk
hidup. Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung dengan spora yang ada ditanah,
tanaman, maupun bahan dari hewansakit (kulit, daging,tulang atau darah). Tahun 201 9 tidak ada
kasus antraks di wilayah Puskesmas Bangli.
10. Pengendalian Penyakit Avian influensa
Penyakit influenza pada unggas (Avian Influenza/AI) yang saat ini kita kenal dengan sebutan
flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus infuenza tipe A. Pada tahun 2019 tidak
ada kasus AI di wilayah Puskesmas Bangli.

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 35


D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang
dihadapi masyarakat. Di Kecamatan Bangli kegiatan untuk memperbaiki gizi masyarakat
dilakukan dengan pemantauan pertumbuhan balita dan pelayanan gizi
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan dengan penimbangan balita di posyandu.
Hasil pemantauan puskesmas di wilayah Puskesmas Bangli adalah:
a. Balita yang naik berat badan
Cakupan balita ditimbang sebanyak 1116 balita , yang naik berat badannya untuk Tahun
2019 mencapai 81,6 %.
b. Balita bawah garis merah
Cakupan balita bawah garis merah untuk Tahun 2019 sebanyak 1 anak 0-23 bulan (Baduta)
di wilayah Puskesmas Bangli.
2. Pelayanan Gizi
a. Balita yang mendapat kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun
(februari dan Agustus). Cakupan balita yang mendapat kapsul Vitamin A dosis tinggi Tahun
2019 mencapai 100,0%.
b. Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe
Pelayanan pemberian tablet besi (Fe) dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia serta
meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil.
Cakupan Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe 1 untuk tahun 2019 mencapai 327 ibu hamil
(103,0% , sedangkan untuk Fe3 mencapai 303 bumil (95,0 %) di wilayah Puskesmas
Bangli. Pencapaian tertinggi di Kawan (104,0%) dan terendah di Bunutin (87,5%)
c. Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari Gakin
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dan Gakin tahun 201 9 tidak
ada. Jumlah Bayi yang mendapat makanan pendamping ASI pada tahun 2019 adalah 0 bayi.

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 36


d. Balita Gizi Kurang yang mendapat perawatan
Untuk Tahun 2019 tidak ada kasus 36 gizi kurang yang mendapat perawatan di wilayah
Puskesmas Bangli

BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokan menjadi sarana


kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan

A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit
khusus), sarana Upaya kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan
distribusi farmasi dan alat kesehatan.

1. Puskesmas dan Jaringannya


Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang berada
di wilayah kecamatan yang melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan.
Puskesmas mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai penggerak pembangunan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tingkat Desa/Kelurahan di Kecamatan Bangli,
Puskesmas Bangli mewilayahi 2 Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Bunutin dan
Puskesmas Pembantu Jelekungkang, dan 1 buah Poskesdes yaitu Poskesdes Bebalang.
Jaringan puskesmas yaitu Poskesdes, Puskesmas Pembantu dan Polindes yang memberikan
pelayanan kesehatan strata pertama tingkat desa/kelurahan.

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 37


Gambar V.1
Jumlah Pustu, Poskesdes, Pusling dan Puskesmas,
Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2019

2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain
dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung
jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Jumlah rumah
sakit di Kecamatan Bangli ada 3 buah yaitu 1 rumah sakit umum milik Pemerintah Kabupaten
Bangli dengan jumlah tempat tidur 81 buah (37,88 per 100.000 penduduk), yang berlokasi di
Kelurahan Kawan, 1 Rumah Sakit swasta yang berlokasi di LC Subak Aya, dan 1 rumah sakit
khusus jiwa milik Pemerintah Propinsi Bali dengan 340 buah tempat tidur.
3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Gambaran sarana kesehatan juga dapat dilihat dari ketersediaan sarana produksi dan
distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Di Kecamatan Bangli terdapat 2 buah toko obat
dan 6 buah apotik yang semuanya berada di Kecamatan Bangli, sedangkan kecamatan yang lain
belum tersedia sarana tersebut.
4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai
upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada termasuk yang ada
dimasyarakat. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah
posyandu (Pos Pelayanan terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa) Toga (Taman Obat
Keluarga), POD (Pos Obat Desa).

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 38


Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat.
Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau
perkembangannya posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu pratama,
posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Pada tahun 2019 jumlah posyandu
di Kecamatan Bangli sebanyak 31 buah, yang semuanya dengan kriteria purnama.
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan
pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana. Pengelompokan tingkat perkembangan
polindes juga seperti posyandu. Untuk tahun 2019 di Kecamatan Bangli ada 1 polindes yaitu
Polindes Bebalang.
Untuk poskesdes di wilayah kerja Puskesmas Bangli sampai tahun 2019 ada 1 buah dan
untuk Desa Siaga sebagai pendukung untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat sudah semua desa/kelurahan sebagai Desa Siaga aktif.
B. TENAGA KESEHATAN
Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan sumber daya
tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan.
Sumber daya kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator. Distribusi dan kecukupan
tenaga kesehatan sangat menentukan terpenuhinya standar kesehatan masyarakat. Ratio
Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk menurut jenis Tenaga Kesehatan yang ada di
Puskesmas Bangli Tahun 2019 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel V.1
Ratio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Tenaga
Di Puskesmas Bangli Tahun 2019

Jumlah Ratio per 100.000 penduduk


No Jenis Tenaga
Tenaga Kebutuhan Th.2019 Persebaran th.2019
1 Dokter umum 2 5
2 Dokter Gigi 2 5,5
3 Perawat D3 12 19
4 Perawat SPK 1 9
5 Bidan D3 13 18

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 39


6 Asisten Apoteker 2 2
7 Sarjana Kesmas 1 2
8 Sanitarian 3 2
9 Gizi 1 1
10 Laboratorium 0 2
Sumber : Kepegawaian Puskesmas Bangli Tahun 2012

Dari gambar diatas diketahui bahwa untuk tahun 2019 keadaan tenaga kesehatan di
Puskesmas Bangli masih kurang tenaga Komputer , Akuntan ,Cleaning Servis , Sopir dan
Apoteker , laboratorium , kebutuhan tenaga tahun 2012 sehingga tidak memerlukan
penambahan/pengangkatan tenaga kesehatan tahun 2020 baik dari jalur umum dan
pengangkatan tenaga PTT. Yang masih perlu dilakukan adalah persebaran tenaga kesehatan
yang tidak merata di Kecamatan Bangli.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Alokasi pembiayaan Puskesmas Bangli dalam tahun 2019 sebesar Rp.2.508.001.709
Dana Rutin , Rp.33.973.420 Dana JKN Rp. 1.696.605.289 yang terdiri dari dana APBD
Kabupaten dan BOK sebanyak Rp. 636.300.000 .

Tabel V.2
ANGGARAN KESEHATAN PUSKESMAS BANGLI TAHUN 2019

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 40


Tahun 2019 wilayah kerja Puskesmas Bangli mewilayahi Bunutin , Tamanbali, Bebalang dan
Kawan. Jumlah setoran tahun 2019 dari berbagai sumber bisa dilihat pada gambar berikut :

Gambar V.3
Jumlah Setoran Puskesmas Bangli tahun 2019

100

80

60 East

40 West
North
20

0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan desentralisasi pembangunan


kesehatan, diperlukan pengembangan sistem pembiayaan kesehatan yang mampu menganalisa
kebutuhan pembiayaan kesehatan secara lebih cermat dan teliti yang mendukung pelaksanaan
kebijakan yang ada. Sistem pembiayaan ini lebih dikenal dengan District Health Account (DHA)
yakni sistem pencatatan dan analisis pembiayaan kesehatan di wilayah kabupaten.
Berdasarkan KEPMENKES nomor 1457/MENKES/SK/X/2003, kemudian diperbaharui
dengan Permenkes 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang standar pelayanan minimal Bidang

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 41


Kesehatan di Kabupaten//Kota dan juga dalam mencapai Rencana Kinerja Pemerintah (RKP)
yang ditetapkan tiap tahun oleh Departemen Dalam Negeri dalam meningkatkan mutu dan akses
pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kabupaten perlu dikembangkan metode
perhitungan biaya kesehatan untuk mengetahui besarnya kebutuhan biaya normatif kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat berdasarkan SPM dan RKP.

Profil Kesehatan Puskesmas Bangli 2012 42

Anda mungkin juga menyukai