19071010137
Bela Negara / B
Fak. Hukum
1. Pendidikan kesadaran bela negara memerlukan landasan-landasan yang jelas dan kokoh,
agar pelaksanaannya tepat sasaran. Landasan-landasan tersebut meliputi landasan : yuridis,
filosofis, historis, sosiologis dan religius.
Landasan Yuridis Dalam penyelenggaraan bela negara dan pendidikan kesadaran bela
negara diperlukan dasar-dasar hukum sebagai landasan yuridis sebagai pedoman dan titik
tolak penyelenggaraannya.
Cara membangun kesadaran bela negara terhadap generasi milenial, tidak harus
dengan banyak teori, cukup contoh-contoh keteladanan, karena karakter generasi
milenial yang dipengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, lebih mudah
mengakses berbagai informasi Generasi milenial punya rasa tanggung jawab yang
tinggi terhadap pertahanan negara, adapun bentuk bela negara sebagai perwujudan
pertahanan negara, disesuaikan situasi dan kondisi serta bentuk ancaman yang
dihadapi, karena ancaman saat ini bukan hanya ancaman militer atau fisik, tapi juga
ancaman non militer atau non fisik, seperti; persaingan global, perdagangan bebas,
lemahnya SDM, sosial budaya, kemajemukan, intoleransi, nasionalisme, derasnya
arus informasi yang kesemuanya itu harus disikapi dengan cermat dan bijaksana.
3. Kesadaran Bela Negara ini penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan
perilaku bangsa Indonesia, sebagai bentuk revolusi mental sekaligus untuk
membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman
sekaligus untuk mewujudkan Ketahanan Nasional. Karena kesadaran setiap warga
negara yang diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara merupakan
soft power bangsa bahkan akan memberikan detterence effect bagi negara lain yang
ingin mencoba mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan
bangsa. kekuatan jiwa bangsa Indonesia yang dibangun melalui Penanaman
Kesadaran Bela Negara ini akan menjadi suatu kekuatan maha dahsyat karena
semangat Kesadaran Bela Negara ini dilandasi oleh kebanggaan dan kecintaan yang
tulus dan mendalam dari seluruh komponen terhadap Bangsa dan Negara-nya.
4. Peran Pancasila yang paling sangat menonjol sejak Indonesia merdeka adalah dalam
memper satukan rakyat Indonesia menjadi bangsa yang memiliki kepribadian dan
percaya pada diri sendiri. Nilai-nilai Pancasila ini mendasari bahwa pembangunan
nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
secara umum, fungsi dan peranan Pancasila adalah sebagai dasar negara. Hal ini
mengandung arti bahwa fungsi dan peran Pancasila sebelumnya telah kita kenal, yaitu
sebagai berikut:
Jiwa bangsa Indonesia.
Jiwa kepribadian bangsa Indonesia.
Sumber dari segala sumber hukum.
Perjanjian luhur bangsa.
Pandangan hidup yang memper satukan bangsa Indonesia.
Cita-cita dan tujuan seluruh bangsa Indonesia.
Satu-satunya asas dalam ke hidupan berbangsa dan bernegara.
Modal pembangunan.
5.
Ancaman militer
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman militer terhadap integrasi nasional dapat berasal dari luar
negeri dan dari dalam negeri. Beberapa contoh ancaman militer terhadap integrasi
nasional adalah: Ancaman dari luar negeri, yaitu: Agresi militer Pelanggaran wilayah
oleh negara lain Mata-mata (spionase) Sabotase Aksi teror dari jaringan internasional
Ancaman dari dalam negeri, yaitu: Pemberontakan bersenjata Konflik horisontal Aksi
teror Sabotase Aksi kekerasan yang berbau SARA Gerakan separatis (upaya
pemisahan diri untuk membuat negara baru)
Ancaman nonmiliter
Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata tetapi jika
dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negera, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa. Pada hakikatnya, ancaman nonmiliter dinilai berpotensi
membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh
negatif dari globalisasi.
Globalisasi menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara disadari
atau tidak telah menimbulkan dampak negatif yang berpotensi menjadi ancaman bagi
keutuhan sebuah negara.
Ancaman nonmiliter mencakup dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan bahkan teknologi dan informasi.
Contoh ancaman nonmiliter antara lain: Pengaruh gaya hidup kebarat-baratan, Tidak
mencintai budaya sendiri, Tidak menggunakan produk dalam negeri.