Anda di halaman 1dari 4

Fadia Shafira

19071010137
Bela Negara / B
Fak. Hukum

1. Pendidikan kesadaran bela negara memerlukan landasan-landasan yang jelas dan kokoh,
agar pelaksanaannya tepat sasaran. Landasan-landasan tersebut meliputi landasan : yuridis,
filosofis, historis, sosiologis dan religius.
Landasan Yuridis Dalam penyelenggaraan bela negara dan pendidikan kesadaran bela
negara diperlukan dasar-dasar hukum sebagai landasan yuridis sebagai pedoman dan titik
tolak penyelenggaraannya.

 Ketentuan tentang pendidikan kesadaran bela negara termuat dalam :


a. Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
“Keikutsertaan warga negara dalam upaya belanegara sebagaimana yang dimaksud
ayat (1), diselenggarakan melalui :
1). Pendidikan Kewarganegaraan.
2). Pelatihan dasar kemiliteran secaar wajib.
3). Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib.
4). Pengabdian sesuai dengan profesi.

b. Pasal 3 Undang-Undang R.I. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional : “Tujuan pendidkan ialah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang
demokratis dan bertanggung jawab. Sedang fungsi pendidikan ialah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencedaskan bangsa.

Pendidikan kesadaran bela negara berperan penting untuk membangkitkan kesadaran


setiap dan seluruh warga negara akan hak dan kewajibannya dan semua potensi dirinya untuk
membela bangsa dan negara.
2. Generasi Milenial adalah generasi yang hidup di era perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, penerapan IT telah merubah dunia analog menjadi dunia digital yang
di tandai meningkatnya tingkat konektifitas melalui jalur internet. Ilmu pengetahuan
begitu mudah diakses oleh siapapun, sehingga dalam banyak hal generasi milenial
lebih cepat mengakses informasi yang dapat memperkaya wawasan berfikir bersiksp
dan bertindak, yang dapat mempengaruhi dalam mensikapi permasalahan yangg
dihadapi, begitu juga dalam implementasi terhadap pemahaman tentang bela negara.

Cara membangun kesadaran bela negara terhadap generasi milenial, tidak harus
dengan banyak teori, cukup contoh-contoh keteladanan, karena karakter generasi
milenial yang dipengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, lebih mudah
mengakses berbagai informasi Generasi milenial punya rasa tanggung jawab yang
tinggi terhadap pertahanan negara, adapun bentuk bela negara sebagai perwujudan
pertahanan negara, disesuaikan situasi dan kondisi serta bentuk ancaman yang
dihadapi, karena ancaman saat ini bukan hanya ancaman militer atau fisik, tapi juga
ancaman non militer atau non fisik, seperti; persaingan global, perdagangan bebas,
lemahnya SDM, sosial budaya, kemajemukan, intoleransi, nasionalisme, derasnya
arus informasi yang kesemuanya itu harus disikapi dengan cermat dan bijaksana.

3. Kesadaran Bela Negara ini penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan
perilaku bangsa Indonesia, sebagai bentuk revolusi mental sekaligus untuk
membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman
sekaligus untuk mewujudkan Ketahanan Nasional. Karena kesadaran setiap warga
negara yang diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara merupakan
soft power bangsa bahkan akan memberikan detterence effect bagi negara lain yang
ingin mencoba mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan
bangsa. kekuatan jiwa bangsa Indonesia yang dibangun melalui Penanaman
Kesadaran Bela Negara ini akan menjadi suatu kekuatan maha dahsyat karena
semangat Kesadaran Bela Negara ini dilandasi oleh kebanggaan dan kecintaan yang
tulus dan mendalam dari seluruh komponen terhadap Bangsa dan Negara-nya.

4. Peran Pancasila yang paling sangat menonjol sejak Indonesia merdeka adalah dalam
memper satukan rakyat Indonesia menjadi bangsa yang memiliki kepribadian dan
percaya pada diri sendiri. Nilai-nilai Pancasila ini mendasari bahwa pembangunan
nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
secara umum, fungsi dan peranan Pancasila adalah sebagai dasar negara. Hal ini
mengandung arti bahwa fungsi dan peran Pancasila sebelumnya telah kita kenal, yaitu
sebagai berikut:
 Jiwa bangsa Indonesia.
 Jiwa kepribadian bangsa Indonesia.
 Sumber dari segala sumber hukum.
 Perjanjian luhur bangsa.
 Pandangan hidup yang memper satukan bangsa Indonesia.
 Cita-cita dan tujuan seluruh bangsa Indonesia.
 Satu-satunya asas dalam ke hidupan berbangsa dan bernegara.
 Modal pembangunan.

5.
 Ancaman militer
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman militer terhadap integrasi nasional dapat berasal dari luar
negeri dan dari dalam negeri. Beberapa contoh ancaman militer terhadap integrasi
nasional adalah: Ancaman dari luar negeri, yaitu: Agresi militer Pelanggaran wilayah
oleh negara lain Mata-mata (spionase) Sabotase Aksi teror dari jaringan internasional
Ancaman dari dalam negeri, yaitu: Pemberontakan bersenjata Konflik horisontal Aksi
teror Sabotase Aksi kekerasan yang berbau SARA Gerakan separatis (upaya
pemisahan diri untuk membuat negara baru)

 Ancaman nonmiliter
Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata tetapi jika
dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negera, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa. Pada hakikatnya, ancaman nonmiliter dinilai berpotensi
membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh
negatif dari globalisasi.
Globalisasi menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara disadari
atau tidak telah menimbulkan dampak negatif yang berpotensi menjadi ancaman bagi
keutuhan sebuah negara.
Ancaman nonmiliter mencakup dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan bahkan teknologi dan informasi.

Contoh ancaman nonmiliter antara lain: Pengaruh gaya hidup kebarat-baratan, Tidak
mencintai budaya sendiri, Tidak menggunakan produk dalam negeri.

Ancaman nonmiliter mempunyai karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer.


Ciri-ciri ancaman nonmiliter adalah tidak bersifat fisik dan bentuknya tidak terlihat.

Anda mungkin juga menyukai