Anda di halaman 1dari 4

FADIA SHAFIRA

19071010137 / B
HUKUM INTERNASIONAL
1.
 Hukum internasional disebut juga sebagai Hukum Dunia, dimana hukum ini berpangkal
pada dasar pikiran lain. Dipengaruhi analogi dengan Hukum Tata Negara (constitusional
law), hukum dunia merupakan semacam negara (federasi) dunia yang meliputi semua
negara di dunia ini. Negara dunia secara hirarki berdiri di atas negara-negara nasional.
Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu tertib hukum subordinasi. dan
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara(internasional).
Sedangkan pada Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara, menunjukkan pada
kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-
bangsa atau negara.

2.
 Ciri-ciri Masyarakat Internasional :
1. Negara merupakan satuan teritorial yang berdaulat.
2. Hubungan nasional yang satu dengan yang lainnya didasarkan atas kemerdekaan dan
persamaan derajat.
3. Masyarakat negara-negara tidak mengakui kekuasaan di atas mereka seperti seorang
kaisar pada zaman abad pertengahan dan Paus sebagai Kepala Gereja.
4. Hubungan antara negara-negara berdasarkan atas hukum yang banyak mengambil alih
pengertian lembaga Hukum Perdata, Hukum Romawi.
5. Negara mengakui adanya Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur
hubungan antar negara tetapi menekankan peranan yang besar yang dimainkan negara
dalam kepatuhan terhadap hukum ini.
6. Tidak adanya Mahkamah Internasional dan kekuatan polisi internasional untuk
memaksakan ditaatinya ketentuan hukum Internasional.
7. Anggapan terhadap perang yang dengan lunturnya segi-segi keagamaan beralih dari
anggapan mengenai doktrin bellum justum ajaran perang suci kearah ajaran yang
menganggap perang sebagai salah satu cara penggunaan kekerasan.
 Ciri-ciri masyarakat hukum internasional :
1. Adanya asas kesamaan hukum antara bangsa-bangsa di dunia ini.
2. Adanya suatu masyarakat hukum bangsa-bangsa merupakan hukum alam (naturerech)
3. Aadanya aturan yang mengikat yang mengharuskan bangsa-bangsa di dunia hidup
berdampingan secara damai.
4. tertib hukum koordinasi antara anggota masyarakat internasional yang sederajat.

3. Pasal 38 ayat (1) butir c Statuta Mahkamah Internasional menyebutkan “The General
Principles of Law Recognized by Civilized Nations”. Prinsip – prinsip hukum umum ini
pada dasarnya tidak merupakan hukum internasional positif, seperti halnya perjanjian
internasional dan hukum kebiasaan internasional. Sesuai dengan namanya, yaitu prinsip –
prinsip hukum umum, kedudukannya sebenarnya lebih tinggi daripada hukum
(internasional) positif. Ada satu hal positif yang dapat di catat dengan di cantumkannya
prinsip-prinsip hukum umum sebagai salah satu sumber hukum internasional. Mahkamah
Internasional maupun badan-badan peradilan internasional lainnya, dalam mengadili
perkara yang diajukan ke hadapannya tidak selalu dengan mudah dapat menemukan
kaedah hukumnya atas perkara tersebut, baik dalam bentuk perjanjian internasional,
hukum kebiasaan internasional, yurisprudensi maupun pendapat para sarjana. Untuk itu
prinsip hukum umum ini bisa menjadi pedoman dalam mengadili perkara selain tiga
sumber yang di jelaskan di atas.

Prinsip tersebut antara lain : prinsip most favoured nations dalam hukum perjanjian
internasional (international law of treaties), prinsip solidaritas (solidarity principles) dalam
hukum hak-hak asasi manusia internasional, prinsip kesamaan derajat substansial (substansial
equality principle) dalam hukum ekonomi internasional dan lain –lain.

Mengapa PHU sangat penting? Karen PHU digunakan sebagai acuan dalam menjalankan
sistem hukum internasional dalam suatu negara, juga digunakan sebagai pedoman dalam
menyelenggarakan kehukuman internasional oleh mahkamah internasional.
4.
-Hakekat Hukum Internasional dibagi menjadi dua pandangan.Pandangan yang
menganggap hukum Internasional itu hanyalah moral internasional dan pandangan yang
menganggap hukum Internasional itu merupakan suatu produk hukum yang mengatur
masyarakat Internasional.

-Dasar berlakunya hukum Internasional ada pada lima teori yakni Teori Hukum
Alam,Kehendak Negara,Kehendak Bersama,Madzhab Wina dan Madzhab
Perancis.Proses pemberlakuan hukum Internasional dimulai dari proses adopsi
spesifik,transformasi dan pendelegasian.Perwujudan Hukum Internasional ini dibagi
menjadi Hukum Internasional Umum,Hukum Internasional Reguler dan Hukum
Internasional Khusus.
5.
 Teori Monisme menjelaskan bahwa ada satu prinsip fundamental yang mendasari baik
hukum nasional maupun internasional, yaitu terletak dalam hukum pada umumnya. Hal
ini menyebabkan Hukum Internasional setara dengan Hukum Nasional. Hukum
Internasional dapat diberlakukan langsung dalam Hukum Nasional, tanpa perlu diubah
dulu ke dalam sistem Hukum Nasional. Namun dalam perkembangannya, Teori Monisme
terpecah menjadi 2 aliran, dimana satu sistem lebih unggul atau lebih rendah dari pada
yang lainnya.
 Teori Dualisme menjelaskan bahwa Hukum Internasional dan Hukum Nasional ada di
ranah terpisah dan tidak bisa ditujukan untuk berdampak pada, atau mengatasi, yang
lainnya. Hal ini disebabkan karena karakteristik dasar yang berbeda dalam hubungan
antarnegara dan intra-negara dan struktur hukum yang berbeda yang digunakan oleh
negara di satu sisi dan di sisi lain di antara negara-negara.

Dapat dibandingkan bahwa Teori Monisme dan Teori Dualisme merupakan dua teori yang
berbeda pemikiran. Monisme mengatakan bahwa Hukum Internasional dan Hukum Nasional
adalah dua aspek yang sama, yaitu untuk mengatur kehidupan manusia. Sedangkan, Dualisme
mengatakan bahwa Hukum Internasional dan Hukum Nasional berbeda secara instrinsik, baik
dalam Subjek, Sumber Hukum dan Hukum Nasional memiliki integritas yang lebih sempurna
dibandingkan dengan Hukum Internasiona
a.) subjek hukum tersebut adalah kelompok Taliban, AS, Iran, PBB (sebagai pihak
arbitrase), Afganistan, dan Pakistan.
b.) Karena Taliban merupakan subjek hukum dimana ia terlibat dalam permasalahan
hukum yang berpotensi menyebabkan terjadinya konflik serta kemudian mendapatkan
sanksi akibat hukum dari perbuatan tsb.

Anda mungkin juga menyukai