Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 1:
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pendidikan di AS
2.2 Awal Pendidikan Vokasi
2.3 Era Vocational Education
2.4 Era Vocational and Technical Education
2.5 Era Career and Technical Education
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Adapun yang akan kami bahas dalam makalah ini yakni mengenai sejarah pendidikan
di Amerika. Pendidikan di Amerika sudah dirintis pada masa Amerika belum terbentuk.
Pada masa-masa awal, rakyat di seluruh koloni sudah sadar bahwa yang paling penting
untuk masa depan adalah dasar-dasar pendidikan dan budaya Amerika. Hal ini terus
berlanjut pada masa kolonial, diteruskan dan semakin disempurnakan pada masa-masa
berikutnya sampai sekarang (Richard, 1993, Wulandari, t.t).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Pendidikan Vokasi Internasional di Amerika Serikat
BAB II PEMBAHASAN
Pendidikan di Amerika Serikat (AS) pada dasarnya disediakan oleh pemerintah. Dana
penyelenggaraan bersumber dari dari 3 tingkatan pemerintah, yaitu:
Sistem pendidikan Della Vos dari Rusia menjadi perhatian banyak ahli pendidikan
Amerika dan menjadi titik awal pengembangan pendidikan vokasi.
Selama periode diskusi historis ini, dua figur penting mempresentasikan posisi
filosofis yang berbeda, yaitu apakah pendidikan vokasi dimasukan ke dalam sekolah umum
atau berdiri sendiri.
- Charles Allan Prosser sangat mendukung gagasan tentang teori “Efisiensi Sosial” yang
berpendapat bahwa sekolah harus direformasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
teknokrat.
- Sabaliknya, seorang ahli filsafat John Dewey, berfalsafah bahwa pergerakan pendidikan
industri saat ini memiliki beberapa potensi positif tetapi ia merasa hal ini harus
menumbuhkan masyarakat teknologi yang lebih humanis, yaitu dimana “ilmu pengetahuan,
teknologi, dan demokrasi akan melengkapi satu sama lain” (Wirth, 1972, 3).
Charles Allen Prosser & Thomas Henry Quigley (1925). menyebutkan ke 16 teori
sebagai berikut.
1. Vocational education should occur in the most realistic setting that replicates the work
environment;
Pendidikan kejuruan harus terjadi dalam lingkungan paling realistis yang mereplikasi
lingkungan kerja;
2. Vocational education should be given in the same way, with the same tools, and with
the same machines as in the occupation itself;
Pendidikan kejuruan harus diberikan dengan cara yang sama, dengan alat yang sama,
dan dengan mesin yang sama seperti pada pekerjaan itu sendiri;
3. Vocational education should provide students with thinking habits - technical
knowledge and scientific problem-solving skills;
Pendidikan kejuruan harus membekali siswa dengan kebiasaan berpikir - pengetahuan
teknis dan keterampilan memecahkan masalah secara ilmiah;
4. Vocational education should capitalize on students' interests, aptitudes, and intrinsic
intelligence;
Pendidikan kejuruan harus memanfaatkan minat, bakat, dan kecerdasan intrinsik siswa;
5. Vocational education is for those who need it, want it, and are able to profit from it;
Pendidikan kejuruan diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan,
menginginkannya, dan mampu mengambil keuntungan darinya;
6. Vocational education should be taught by instructors who have experience in the
application of skills and theory;
Pendidikan kejuruan harus diajarkan oleh instruktur yang memiliki pengalaman dalam
penerapan keterampilan dan teori;
7. There is a minimum of productive ability to be possessed in order to secure
employment;
Ada minimal kemampuan produktif yang harus dimiliki untuk mendapatkan pekerjaan;
8. Vocational education should provide opportunities for students to repeat operations of
thinking and manipulative skills;
Pendidikan kejuruan harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulangi
operasi pemikiran dan keterampilan manipulatif;
9. Vocational education should prepare students for current and future jobs;
Pendidikan kejuruan harus mempersiapkan siswa untuk pekerjaan saat ini dan masa
depan;
10. Vocational education should provide opportunities for students to perform operation on
actual jobs;
Pendidikan kejuruan harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
operasi pada pekerjaan yang sebenarnya;
11. Reliable source of content for specific training is in the experiences of masters of the
occupation;
Sumber konten yang dapat diandalkan untuk pelatihan khusus adalah dari pengalaman
para ahli pekerjaan;
12. There is a body of content that is peculiar to every occupation;
Ada sekumpulan konten yang khas untuk setiap pekerjaan;
13. Vocational education should meet the needs of individuals when it is needed and in
such a way that they can benefit from it;
Pendidikan kejuruan harus memenuhi kebutuhan individu ketika dibutuhkan dan
sedemikian rupa sehingga mereka dapat memperoleh manfaat darinya;
14. Vocational education is effective when its methods of instruction is match with students'
methods of learning;
Pendidikan kejuruan efektif bila metode pengajarannya sesuai dengan metode
pembelajaran siswa;
15. Vocational education administration should be efficient, flexible, and standardized;
Administrasi pendidikan kejuruan harus efisien, fleksibel, dan standar;
16. There is a minimum level at which effective vocational education cannot be given, and
if the course does not permit this minimum of per capita cost, vocational education
should not be attempted.
Ada tingkat minimum dimana pendidikan kejuruan yang efektif tidak dapat diberikan,
dan jika mata pelajaran tidak mengizinkan biaya per kapita minimum ini, pendidikan
kejuruan tidak boleh dicoba.
(1) merupakan bagian dari program pendidikan (must be a part of the total education
program)
(4) Tim gabungan dalam penerimaan siswa untuk menjamin dia mampu menyelesaikan
program dan termasuk dan perolehan pekerjaan yang cocok;
Di tahun akhir tahun 2006 melalui legislasi federal program atau pendidikan
keteknikan dan vokasi di USA berganti nama dari vocational and technical education
menjadi Pendidikan Keteknikan dan Karir (Career and Technical Education, CTE).
Berikut nilai-nilai utama CTE yang perlu dipahami oleh berbagai pihak:
1. Semua siswa SLTA perlu siap ke perguruan tinggi (college) atau meniti karirnya di
tempat kerja.
2. Kesiapan ke perguruan tinggi atau karir, keduanya perlu penguasaan pengetahuan dan
ketrampilan.
3. Bagaimana siswa belajar mempunyai dampak tertentu pada apa yang dia pelajari. Siswa
belajar intens ketika materi belajar terkait banyak dengan minat mereka, terkait dengan
dunia kerja yang nyata, dan kehidupan perguruan tinggi.
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA