Anda di halaman 1dari 402
~ - _ » ~ “es? . « ‘a? Bab I.Prinsip Dasar Farmakologi Farmakologi adalah iimu yang mempelajan pengaruh senyawa (obat) terhadap sel hidup. ‘Obat adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah, me mengobati, ipenctagnoss penyakit / gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi Fermaroiogi lebih menekankan pengefahuan yang mendasari manfaat obat dapat berbahaya bagi pasien karena fidak ada obat yang belul ~ betul aman. Namun, jika digunakan dengan cermat moka obat akan memberikan nanfaat yang lebih besoraibandingkon dengan efeksamping yang tidak diinginkan. | Farmasi adalah ilmu mengenai cara membuat, memformulasikan, menyimpan, dan menyediakan obat.! Ketika obat memasuki tubuh manusia, maka akan terjadi 3 hal berikut:” @ Farmakokinetik (bagaimana nasib obat di dalam tubuh). Di dalam fubuh obat akan diabsorbsi, didistribusikan, dimetabolisme, seria diekskresikan. ° Farmakodinamik (bagaimana efek obat terhadap tubuh atau dengan kata lain bagaimana nasib tubuh setelah obat dimasukkan). Farmakodinamik mencakup biokimia, fisiologi, serta mekanisme kerja dari obat. ° Farmakoterapi (bagaimana penggunaan obat untuk mencegah / mengatasipenyakit). ————= Farmakokinetik Farmakekinetik mencakup 4 proses yaitu Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi. Merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah." Merupakan cara pemberian obat yang paling umum dilakukan carena mudah, aman, dan murah. Kerugiannya adalah banyak faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya, obat dapat mengiritasi saluran cema, dan perlu kerjasama dengan penderita (tidak dapat diberikan pada pasien koma). 3-4 Kebanyakan obat oral diserap dengan baik di sepanjang saluran ema, Obat oral harus tahan terhadap lingkungan asam dalam bung & harus menembus lapisan usus sebelum memasuki aliran darah, Namun terdapat beberapa obat yang tidak dapat diberikan secara oralkarena dapat diinaktivasi oleh enzim (misalinya insulin) . bsorbsi obat sublingual baik melalui jaringan kapiler di bawah lidah.4) Basic Pharmacology & Drug Notes Obat didistribusikan | Pemberian obat secara inhalasi hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap, Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa saluran napas. Keuntungannya adalah absorpsi tejadi secara cepat karena permukaan absorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati, dan pada penyakit tertentu (asma bronkial), pemberian obat inhalasi lebin efektil sebab obat langsung bekerja pada bronkus. terkadang obat mengiritasi epitel paru, Topikal sean : dipertukan alat dan metode khusus. dosis sulit diatur, dan. Bermanfaat untuk pemberian obat-cbat lokal. Poling banyak digunakan untuk preparat dermatologi, mata, & telinga+ Sering diperukan pada penderita muntah-muniah, tidak sadar, dan pasca bedah. Metabolisme lintas pertama di hati lebih sedikit dibandingkan pemberian per oral karena hanya sekitar 50% obat yang diabsorbsi dari rektum akan melalui sirkulasi portal. OBAT PARENTERAL Keuntungan: efek timbul lebin cepat dan teratur dibandingkan pemberian | peroral ; dapat diberikan pada pasien yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah ; sangat bermanfaat dalam keadaan emergensi. Kerugian: dibutuhkan tindakan asepsis, menyebabkan rasa nyeri, tidak dapat dilakukan sendiri oleh pasien, biayalebih mahal. Subkutan muskular Pemberian IV tidak mengalami tahap absorbsi sehingga kadar bat dalam darah diperoleh secara cepat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon pasien. Pemberian secara IV harus dilakukan secara perlahan sambil terus mengawasirespon pasien. Kerugian: efek toksik mudah terjadi karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan} Pemberian obat secara subkutan hanya dapat digunakan untuk bat yang tidak menyebabkan iritasi jaringan. Absorbsi biasanya terjadi secara lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama. Pada pemberian obal secara IM, kelarulan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut dalam air pada pH fisiologik misainya digoksin, fenitoin, diazepam akan mengendap di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat. Obat yang larut dalam air diserap cukup cepat, tergantung dari aliran darah di tempat suntikan. Absorpsilebih cepat di daerah deltoid / vastus lateralis daripada di daerah gluteus maksimus. Obat dalam larutan minyak atau bentuk suspensi akan diabsorpsi dengan sangat lambat & konstan. Intratekal Yaitu suntikan langsung ke dalam ruang subarakhnoid spinal, dilakukan bila menginginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak seperti pada anestesi spinal atau pengobatan infeksi SSP yang akut. Basic Pharmacology & Drug Notes s talus Dry Distribusi Dalam darah, obat akan diikat oleh protein plasma. Beberapa jenis protein plasma yang terdapet dalam tubuh antara lain: albumin, alfa glikoprotein, CBG (Corticosteroid Binding Globulin), SSBG (Sex Steroid Binding Globulin). Obat yang terikat pada protein plasma akan dibawa dalam darah ke seluruh tubuh. ! Metabolisme obat terutama terjadi dihati. Tempat metabolisme obat lainnya adalah dinding usus, ginjal, paru, darah, otak, kulit, dan lumen kolon (oleh flora usus). Tujuan metabolisme obat adalah untuk mengubah obat non polar (larut lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal arau empedu.! 4 Basic Pharmacology & Drug Notes rr a a ae ae a > Dengan perubahan ini umumnya obat diubah dari aktif menjadi tidak aktif, tapi sebagian dapat berubah menjadi lebih oktif (jka asainya adalah prodrug), kurang aktif, atau menjadi toksik.! Konsep penting Metabolisme Obat. Metabolisme obat terbagi atas 2 fase:! © Reaksi fase |: oksidasi, reduksi, dan hidrolisis yang mengubah obat menjadi lebih polar, dengan akibal menjadi inaktif, lebih aktif, atou kurang aktif. Reaksi metabolisme yang terpenting adalah oksidasi oleh Enzym Cytochrome P450 (CYP). Salah satu Isoenzim CYP yaitu CYP3A4/5 merupakan CYP yang paling banyak di hati maupun usus halus & memetabolisme sebagian besar obat. © Reaksi fase Il: glukoronidasi melalui enzirn UDP-Glukoronil transferase yang terutama terdapat di mikrosom hati dan juga terdapat dijaringan ekstrahepatik (usushalus, ginjal, paru, dan kulit). \ Ap Info Klinis Praktis Enzim yang memetabolisme fase | dan Il mengalami kematangan setelal tahun pertama kehidupan, kecuali enzim UGT untuk bilirubin (UGTIAT mencapai nilai dewasa pada dekade kedua kehidupan. Enzim UGTIAL k erus_(ierutar ni ramfenikal, ' Interaksi dalam metabolisme obat: 8 Induksi enzim metabolisme:; Peningkatan sintesis enzim metabolisme. Hal ini menyebabkan kecepatan metabolisme obat meningkat sehingga diperiukan peningkatan dosis obat. Inhibisi_enzim_metabolisme: Hambatan terhadap enzim metabolisme sehingga menyebabkan kadar obat yang menjadi substrat obat meningkat (jumlah enzimsedikit sehingga banyak obat yang tidak dapat dimetabolismne). Untuk mencegah toksisitas, diperlukan penurunan dosis bat yang bersangkutan dan tidak boleh diberikan bersama penghambat. Hambatan umumnya bersifat kompetitif karena berikatan dengan substrat yangsama.! ‘ontoh Penerapan Klinis: Obat-obatan A: Terfenadin, Astemizol, Cisaprid Obat-obatanB: Ketokonazol, Irakonazol, Eritromisin, Klaritromisin. Obat A dikontraindikasikan penggunaannya bersama obat B karena obat A merupakan substrat dori enzim CYP3A4/5 dan obat B adalah enghambat kuat dari enzim yang sama. Akibal dari penggunaan bersamaan akan menyebabkan peningkatan kadar obat A sehingga menimbulkan efek toksik.! Le Basic Pharmacology & Drug Notes 5 Metabolisme obat akan terganggu pada pasien Ppenyakit hati seperti sirosis, perlemakan hati, dan kanker hati, Metabolisme obat juga terganggu oleh adanya Penyakit yang mengurangi perfusi ke hati seperti gagal jantung dan syok.! Ekskresi * Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh Maupun metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif merupakan cara eliminasi obat melalui ginjal. + Ekskresi melalui ginjal akan berkurang bila terdapot gangguan fungsi ginjal. Poda pasien dengan gagal ginjal perlu diberikan pengurangan dosis obat. (Pengurangan dosis dihitung berdasarkan pengurangan Klirens kreatinin ginjal) * Ekskresi obat yang kedua lerpenting adalah melalui empedu, ke dalam usus, dan keluar bersama feses * Ekskresi melalui pary terutama untuk eliminasi gas anestetik umum. * Ekskresi obat lainnya dapat melalui: ASI, saliva, keringat, air mata, kuku, danrambul,! 7—_—_—_— Farmakodinamik — Farmakedinamik merupakan subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimia dan tisiologi obat, serla mekanisme kerjanya. Tujvan mempelajari mekanisme kerja obat adalah untuk menelili efek vuiama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa seria spektrum efek dan fespon yang terjadi. Pengetahuan yang baik ra Inimerupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru. Mekanisme kerja obat: Kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptomya pada sel organisme. Interaksi obat dengan reseptomya ini mencetuskan perubahan biokimiawidan fislologi yang merupakan respon khas untuk obat tersebut. Reseptor obat adalah makromoleku! seluler tempat obat terikat untuk menimbulkan efeknya. Reseptor obat merupakan komponen makromolekul fungsional: hal ini mencakup 2 konsep penting yaitu pertama, obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh, Kedua, obat tidak menimbulkan fungsi baru, tetapi hanya memodulasifungsi yang sudah ada. Beberapaistilah penting dalam farmakodinamik obat: '* ~ Agonis: Obat yang efeknyamenyerupai senyawa endogen. ~ Agonis kuat: Agonis yang menyebabkan efek maksimal sekalipun agonis itu hanya menempati fraksikecil reseptor dalam sebuahsel, ~ Agonis lemah: Agonis yang harus terikat dengan lebih banyak reseptor dibanding agonis kual untuk menimbulkan efek yangsama. é Basic Pharmacology & Drug Notes ‘se - Agonis parsial: Obat yang tidak dapat membual efek maksimal, bahkan ketika semua reseptorditempati oleh agonis parsial tersebut. - Antagonis: obat yang menghambat atau memblok respon yang disebabkan oleh agonis. — Antagonis kompetitif: antagonis mengikat reseptor di tempat ikatan agonis secara reversible sehingga dapat digeser oleh agonis kadar tinggi. - Antagonis nonkompetitif: Hambatan efek agonis oleh antagonis non kompelitif tidak dapat diatasi dengan meningkatkan kadar agonis. Akibatnya, efek maksimal yang dicapai akan berkurang. tetapi afinitas agonis terhadap reseptomya tidak berubah. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat Formulasi Obat Obat -obatan yang berguna secara Klinis diformulasikan oleh pabrik obat menjadi sediaan obat yang dapat diberikan secara oral, intravena, atau dengan caralain. Formulasi bergantung pada: 4 - Penghalang yang dapat dilewati oleh obat: obat intravena disuntikkan secara langsung ke dalam pembuluh darah, sedangkan obat oral harus melewati saluran cema dan dinding pembuluh darah sebelum masuk ke aliran darah. Keadaan saat obat akan digunakan: misalnya preparat intravena cocok digunakan untuk pembedahan sedangkan preparat oral cocok untuk pemberian dirumah. Mendesaknya sitvasi medis: Situasi darurat memeriukan pemberian obat intravena. - Kestabilan obat: obat yang didenaturasi oleh asam tidak dapat digunakan secara oral karena dapat dirusak oleh asamlambung. Efek lintasan pertama: darah dari saluran cera melintasi hati sebelum memasuki organ lain. Selama lintasan pertama melalui hati, sebagian obat dimetabolisme menjadi derivat yang tidak aktif maupun kurang aktif. Inaktivasi beberapa obat sedemikian besar sehingga obat tidak bermanfaat bila diberikan secara oral. Cara pemberian obat Cara pemberian obat meliputi per oral, sublingual, rektal, intravena, intramuskular, subkutan, inhalasi, topikal, dan transdermal. Penjelasan lebin mendetail dapat dilihat pada halaman 1-3. Regimen Dosis Waktu paruh adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh konsentrasi suatu bat dalam plasma untuk turun menjadi 50% setelah penghentian obat. Kadar terapeutik obat dapat dicapai lebih cepat dengan memberikan dosls muatan /Joading dose yang diikuti dosis maintenance dose / rumatan.4 Basic Pharmacology & Drug Notes 7 Dosis muatan / loading dose adalah dosis awal obat yang lebih tinggi dari dosis-dosis selanjutnya dengan tujuan mencapai kadar obat terapeutik dalam serum dengan cepat. Dosis rumatan / maintenance adalah dosis obat yang mempertahankan konsentrasi plasma dalam keadaan stabil padarentang terapeutik. Regimen dosis {eara, jumiah, dan frekuensl) pemberlan obat mr aruhi awitan dan durasi (lama kerja obat). Awitan: jumlah waktu yang diperlukan oleh suatu obat untuk mulai berkerja. Obat yang diberikan secara intravena secara umum memiliki awitan yang lebih cepat dibanding obal yang diberikan peroral karena obat-obatan oral harus diabsorbsi dan melalui usus sebelum masuk ke dalam aliran darah. urasi: lamanya waktu suatu obat bersifat ferapeutik. Duras! biasanya sesuai dengan waktu paruh obat tersebut (kecuali bila obat tersebut terikat ireversibel dengan reseptomya). Durasi juga bergantung pada metabolisme dan ekskresiobat tersebut. Pengaruhregimen dosis pada kadar obat dalam plasma. ei Dosistunggal Konsentrasi obat dalam plasma meningkat pada saat obat didistribusikan ke dalam aliran darah, kemudian turun saat obot didistribusikan ke jjoringan, dimetabolisme. dan diekskresi. lObat yang diberikan secora oral mencapal konsentrasi plasma puncaklebihlambat daripada obat yang diberikan secarai.v. Obat-obatan oral harus diabsortosi melalui mukosa saluran pencemaan dan dinding kapiler sebelum masuk ke dalam aliran daran. Infus kontinu (IV) Keadaan stabil (keseimbangan) konsentrasi obat dalam plasma dicapai setelah infus kontinu selama 4-5 waktu paruh. IMeningkatkan kecepatan infus tidak akan mengurang! waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan stabil, tetapi meningkatkan kecepatan infus akan meningkatkan konsentrasi obat dalam plasma dalam keadaan stabil. Drug Concentration in Plasma t | Dosis Intermiten. Sebuah obot haus diberikan selama 4-5 waklu paruh sebelum tercapaikeadaan stabil / seimbang Puncak = nilai tinggi pada fluktuasi. Efek toksik paling mungkin terjadiselama konsentrasi puncak. Lembah = nilai rendoh pada fluktuasi. Kurangnyo efek obat paling mungkin terjadi selamo konsentrasilembah obat, 5 time *° Contoh, nyeri pasca operasi lebin mungkin terjadii lagi tepat sebelum pemberian morfin yang kedva dibanding pada waktu pemberian wokiu pertengahan pada antara pemberion pertama dan kedua. oa Basic Pharmacology & Drug Notes 6 { Interaksi Obat Obat- obat dapat berinteraksi satu sama lain menurut mekanisme berikut: * Perubahan absorbsi: obat-obat dapat menghambat absorbs! obat Iain =. melintasi membran biologik (misainya obat anti ulkus yang melapisi lambung - dapat menurunkan absorbsi gastrointestinal terhadap obat-abat lain). — * Perubahan metabolisme: induksi atau kompelisi masing-masing obal memperebutkan enzim-enzim metabolisme. * Kompetisi protein plasma: obat-obatan yang mengikal protein plasrna dapar - bersaing dengan obat lain memperebutkan pengikatan protein. - * Perubahan ekskresi: obot-obatan dapat bekerja pada ginjal untuk mengurangi , ekskresizat tertentu. 4 | . Jenis interaksi obat * Model matematik ‘Addition (Penjumlahan): Respon yang dilimbulkan oleh WW1=2 | gabungan obat SAMA DENGAN gabungan respon | masing-masing obat. | Sinergisme: Respon yang ditimbulkan oleh gabungan Ww1=3 ‘obat LEBIH BESAR DARIPADA gabungan respon masing- | masing obat " Potensiasi: Obat yang tidak mempunyai efek dapat Orl=2 meningkatkan efek obat kedua Antagonisme: Obat menghambat efek obat lainnya. 1+ =0 ‘Catatan: Tabel ini hanya merupakan ilustras’ matematik yang meni} bahwainteraksi antar obat dapat menimbulkan efek yang berbeda. Profil pasien Dalam meresepkan obat, maka perlu memperhatikan profil pasien: 4 ® Usla: enzim-enzim yang memetabolisme obat sering tidak terbentuk pada bayi dan tertekan pada orang tua. Karena tidak mudah dimetabolisme, maka obat dapat terakumulasi hingga kadar toksik. Sehingga pemberian obat harus berdasarkan regimen dosis untuk pediatri dan geriatri. * * Status Kehamilan dan Menyusui: Pemberian obat harus memperhatian status 7 kehamilan dan menyusui. Lihat keterangan lebih lanjut pada Bab. 2 _ Penggunaan Obat Pada Kehamilan dan Menyusvi (halaman 14). * Keblasaan merokok dan minum alkohol: dapat menginduksi enzim hati P450. Enzim ini mempercepat metabolisme sejumiah obat. Dalam beberapa kasus ~~ mengakibatkan konsentrasi obat lebih rendah dari yang diharapkan, yang = menyebabkan penurunan efektivitas terapeutik. Tetapi prodrugs dapat - dimetabolisme mejadi bentuk yang lebih aktif. Dalam beberapa kasus, obat yang aklif ini dapat mencapai kadar toksik. * Penyakit hati atay ginjat: pengurangan dosis mungkin penting untuk pasien ~ dengan gangguan fungsi hali atau ginjal. Gagal ginjal akan menyebabkan . ekskresi metabolit obat menjadi lebih sedikit. Gagal hati menyebabkan - metabolisme obat menjadi berkurang. Gagal hati dan gagal ginjal khususnya lebih sering terjadi pada pasienlansia. © Faktor psikososial: kelidaktaatan pasien dalam berobat merupakan penyebab banyaknya kegagalan obat. Sebelum meresepan obat, pertimbangkan biaya, kemudahan pemberian, dan jadwal dosis obat. Basic Pharmacology & Drug Notes 9 Prinsip penting d lam f. halogi: + Spesifisitas dan Selektivitas: Suatu obat dikatakan spesifik jika kerjanya terbatas pada satu jenis reseptor, dikatakan Selektif jika menghasilkan hanya satu efek pada dosis rendah dan efek lain baru timbul pada dosis yang lebih tinggi. Contohnya: = Chlorpromazin adalah obat yang tidak spesifik karena kerjanya pada berbagaijenis reseptor: kolinergik, adrenergik. dan histaminergik, selain pada reseptor dopaminergik di SSP. (Obat yang fidak spesifik, juga akan bersifat tidak selektif) = Afropin adalah bloker yang spesifik untuk reseptor muskarinik, tetapi tidak selektif karena reseptor ini terdapat di berbagai organ sehingga menghasilkan banyakefek. — $albutamol adalah agonis beta adrenergik yang spesifik dan relatif selektif untuk reseptor beta 2 di bronkus (pada dosis terapi hanya berefek dibronkus). ! = Efektivitas = Respon maksimal yang ditimbulkan oleh suatu obat. Potens!=kisaran dosis obat yang dibutuhkan untuk menimbulkan efek.® Contohnya: wes 4 Obat A dapat menghilangkan keluhan % 80 mual pada desis 10 mg. $ 0 Obat B dapat menghilangkan keluhan mual | pada dosis 20mg. ae Obat C hanya dapat mengurangi keluhan & 20 mualsebanyak 60% pada dosis 50mg. Kesimpulan: Konsentrasi obat = Obat A dan B memilki efektivitas yang sama (yaitu dapat menghilangkan keluhan mval), namun obat A lebih POTEN dibandingkan obat 8 karena obat A hanya memerlukan dosis yang lebih sedikit (hanya 10mg) daripada obat B untuk menimbulkan efek. " Obat C memiliki efektivitas dan potensi yang jebih rendah bila dibandingkan dengan obat A dan obat B. © Toleransi: penurunan respon terhadap suatu obat sehingga secara Klinis ferlihat ketika dosis obat harus ditingkatkan untuk mencapai efek terapi yang sama.* * Ketergantungan: suatu keadaan dimana pasien membutuhkan suatu ebat untuk dapat berfungsi normal. Secara kiinis terdeteksi ketika penghentian bat menimbulkan gejala putus obal.* * Gejala Putus Obat: terjadi ketika suatu obat tidak diberikan lagi pada pasien yang tergantung. Gejala putus obat sering berlawanan dengan efek yang dibuat oleh obat. 4 *® Toleransi Silang: terjadi ketika toleransi atau ketergantungan timbul terhadap obat-obat berbeda yang terkait secara kimia atau mekanis. * Resistensi: jika toleransi fimbul akibat pembentukan antibodi terhadap obat.! 10 Basic Pharmacology & Drug Notes Bentuk Sediaan Obat Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar pengguncan senyawa obat dalam farmakoterapi dapat digunakan secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal. 2 Manfaat bentuk sediaan obat:” 1. Dapat melindungi darikerusakan baik dariluar maupun dalam tubuh. 2.Dapat menutupirasa pahit dan tidak enak daribahan obat. 3.Dapat melengkapikerja obat yang optimum (lopikal, inhalasi). 4.Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik. Beberapa jenis sediaan obat yang umum digunakan:’* Puy: * Serbuk: Campurankering bahan obat yang dihaluskan. = Pulvis: serbuk yang tidak terbagi untuk pemakaiannya. (misalnya bedak ftabur untuk pemakaianluar) = Pulveres: serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang sama, dibungkus menggunakankemasan untuk sekali minum. |robiet Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atay tanpa zat tambahan. * Tablet hisap: sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan' obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat) membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. * Tablet sublingual: tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap secaralangsung melalui mukosa mulut. * Tabletkunyah: tablet yang penggunaanya dengan cara dikunyah. + Tablet effervescent: Tablet selain mengandung zat aktif, juga: mengandyng campuran asam dan Natrium bikarbonat, apabila dilarytkan dalam air akan menghasilkan karbondioksida. * Tablet salut gula (TSG): memiliki sifat bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa, cocok untuk obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan, dengan penyalutan memperiambat obat diabsorbsi. * Tablet salut film: sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan yang merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan. Sediaan ini memiliki sifat bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa, cocok untuk bahan obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan. = Tablet salut enterik: sediaan ini disalut dengan tujyan untuk menundal pelepasan obat sampai tablet telah melewati Jambung, dilakukan untuk ‘obat yang rusak atau inaktif karena cairan lambung atau obat yang dapat mengiritasilambung. ‘Absorbsi obat baru terjadi didalam usus. Basic Pharmacology & Drug Notes " * Tablet pelepasan terkendali: tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu terfentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. Sediaan ini memiliki sifat cukup stabil dalam transportosi dan penyimpanan, pelepasan bahan aktif dari sediaan pelepasan terkendali, | mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama, sehingga | efek obat lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi pemberian sehingga ketaatan pasien bertambah. Istilah efek diperpanjang (prolonged action) : efek pengulangan (repeat action) dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk menyatakan sediaan tersebut, Istilah lain yang sering digunakan antara| lainretard, time release, sustainedrelease. Kapsul Kapsul: Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbyat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dariisinya. Kapsul Lunak (Soft Capsule): berisi bahan obat berupa minyak/larutan obat dalam minyak. Kapsul keras (Hard Capsule): berisi bahan obat yang kering Sirup & Suspensi * Sirup: bentuk sediaan cair yang mengandung gula ( 64-66% ). larutan sukrosa hampir jenuh dengan air, sediaan cair yang dibuat dengan) pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral. | * Sirup kering: Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dori bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabila akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi. Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain yang tidak larut dan tidak stabil dalam. bentuk cairan dalam penyimpanan lama. * Suspensi: sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai Sediaan lainnya * Gargarisma: Oba yong dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan, * Guttae: sediaancair yang pemakaiannya dengan carameneteskan, Sediaan tetes terbagi atas: tetes oral, tetes mata, tetes telinga. tetes hidung. * Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yong mengandung obat, cara penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu rongga tubuh. Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal sedangkan yang dimasukkan ke dalam vagina disebut ovula. 12 Basic Pharmacology & Drug Notes * Sediaan Injeksi: Sediaan ster berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara) feral. . Poon: Sediaan cair yang digunakon untuk pemakoian lar pada kul. * Salep: sediaan 1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, umumnya memakai dasar salep Hidrokarbon (vaselin album dan vaselin flavum J, dan dasarsalep Absorbsi (adepstan: i * Cream: sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sebagai vehikulurn dapat berupa emulsiO/W atau emulsi W/O. * Jelly (gel): sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan’ tipis, tidak berminyak. * Obat transdermal: suatu sistem dimana bahan obat yang terdapat pada kaon kulit menembus beberapa lapisan kulit don masuk sirkulasi sistemik. Bentuk sediaan ini terdapat beberapa ukuran yang berhubungan dengan konsentrasiobat. * Inhaler; Obat atay larutan obat yang diberlkan lewat nasal atau mulut} dengan cara dihinup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang- cabang bronchus atau untuk efek sistemiklewat paru-pard. * Spray: larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padatyang terbagihalus untuk digunakan secara topikal, saluran hidung. faring atau kulit. Nama Obat Nama Obat 2° Sebuah obat memiliki 3 buah noma yaitu: Nama Kimiawi:nama ilmiah seusia struktur atom /molekuler e Nama Genenk: nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. ‘© Nama Dagang / Paten: nama yang diberikan ‘oleh perusahaan yang memproduksinya. Contoh: Paracetamol ° Nama Kimiawi: N-aseti-para-aminoteno! © NamaGenerik: Paracetamol ° Nama Dagang: Sanmol, Pamol. Tempra Pengelompokan Obat! — Obat daftar G: obat yang — Obat dattar W: obat bebas terbatas. hanya dapat diperoleh penjyalannya dibatasi hanya di melalui resep dokter. apotik atau toko obat berijin Berlanda dot merah @ Bertanda dot biru. @ - ObatdaftarO: obatgolongan ~ Obat bebas: obat yang boleh dijual opiat, yang diawasi secara dimana saja. Bertanda dot hijau. ketat untuk membatasi - Obat tradisional: obat yang penyalahgunaannya. mengandung tanaman obat herbal. Basic Pharmacology & Drug Notes 13 Bab 2. Penggunaan Obat Pada Kehamilan &Laktasi 2.1, Keamanan Obat Dalam Kehamilan? Pemberian obat pada ibu hamil harus dipikirkan efek obat terhadap ibu dan tidak boleh melupakan pengaruh atau efek samping obat pada janin. Keberadaan obal pada ibu hamil dapat ditinjau dari 3 kompartemen, yaitu kompartemen ibu, kompariemen plasenta, dankompartemen fetal? * Padaiby hamil tumbuh unit fetoplasental dalam uterus. Hormon plasenta mempengaruhi fungsi traktus digestivus dan motilitas usus. Demikian pula filtrasi glomerulus meningkat. Resorbsi inhalasi alveoli paru juga terpengaruh. Resorbsi obat pada usus ibu hamil lebih lama, eliminasi obat lewat ginjal lebih cepat, dan resorbsi obat inhalasi pada alveoli paru bertambah. ® Pada awal trimester 2 dan 3 akan teradi hidraemia, volume darah meningkat sehingga kadar obat relatif turun. Kadar albumin relatif menurun sehingga pengikat obat bebas berkurang. Maka obat bebas dalam darah iby meningkat. ® Pada unit fetoplasental terjadi pula filtrasi obat. Plasenta sebagai unit semi permeabel dapat mengurangi atau mengubah obat pada sawar plasenta. Dernikian pula obat yang masuk sirkulasi fetal, kada/dosis obat dapat berpengaruh baik ataypun buruk pada organ vital janin. Hal ini dapat meningkatkan kelainan organ atau pertumbuhan janin intrauterin. Jenis obal, dosis yang tinggi, don loma paparannya akan berpengaruh teratogenik pada janin, terutama pada trimester 1. Untuk itu peru dipikirkan mengenai farmakokinetik obat pada ibu hamil dan pengaryhnya terjadap kesejahteraan janin dan efek negatifnya. Kategori Keamanan Obat Dalam Kehamilan Menurut US FDA United State Food and Drug Administration (US FDA) membuat kategori keamanan penggunaan obat selama kehamilan. Kategori ini terdiri atas 5 yaitu A, B,C, D,E, X. 9.10 Kategori Keterangan J Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya tisiko terhadap janin (fetus) pada kehamilan trimester 1 (dan tidak ada bukti A mengenai risiko pada trimester selanjuinya), dan kecil | kemungkinannya untuk membahayakan janin. | Studi terhadap sistem reproduksi binatang percabaan tidak memperlihatkan adanyo risiko pada jonin tetapi tidak ada studi terkontro! pada wanita homil, atau studi terhadap sistem reproduksi B binatang percobaan memperiihatkan adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak dilaporkan terjadi pada studi terkontral terhadap wanita hamil trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester selanjuinya). 4 Basic Pharmacology & Drug Notes | Keterangan Studi terhadap binatang percobaan memperfihatkan adanya efek- | efek samping pada janin (teralogenik, alau embroisidal, atau lainnya} Cc dan tidak ada studi terkontrol pada wanita, atau belum ada studi terkontrol pada wanita dan binatang percobaan. Obat hanya boleh aw digunakan bila besamya manfaat yang diharapkon melebihi besamya resiko terhadap janin, ~ Ada bukli positif mengenai risiko terhadap janin manusia, telapi besamya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya D {misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius yang tidak efektif atau tidak mungkin diatasi dengan obat yang lebin aman). Studi terhadap binatang percobaan atau manusia telah memperihatkan adanyo abnormaiitas terhadap janin atau adanya tisiko terhadap janin berdasarkan pengalaman pada manusia | ataupun manusia dan binatang percobaan, dan tisiko penggunaan obal pada wanita hamil jelas-jelas melebihi manfaat yang mungkin diperoleh. Obat dalam kategori ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atay memiliki kemungkinan untuk hamil. x Untuk kategori keamanan obat dalam kehamilan akan dicantumkan pada setiap jenis obat yang dibahas pada bab-bab berikutnya. Nb: Terdapat beberapa jenis obat yang tidak tercantum dalam kategori keamanan obat dalam kehamilan US FDA. Teratogenesis ———_—_______________» Teratogenesis adalah disgenesis organ janin baik secara stuktural maupun fungsi. Teratogenesis bermanifestasi sebagai gangguan pertumbuhan, kemationjanin, pertumbuhan karsinogenesis dan malformasi.? Beberapajenis obat yang terbukti kuat menimbulkan efek teratogenik:? . | Aminopterin, Metothrexate | Malformasi sistem saraf pusat & anggota gerak ACE - Inhibitor Gagal ginjal berkepanjangan pada bayi. penurunan osifikasi tempurung kepala, disgenesis tubulus renalis. lleus mekonium neonatus Gondok pada janin dan bayi hipotiroidisme, Obat-obat antikolinergik Obat anti tiroid (PTU & SewwWwveeds @ Oo & Methimazole) dan aplasia kutis (metimazol) Carbamazepine Defek Neural Tube Cyclophospamide Malformasi sistem saraf pusat Danazole & obat ‘Maskulinisasi pada janin perempuan androgenik lainnya Diefilstiibestro! Ca vagina & detek sistem urogenital pada janin Obat hipoglikemik Hipoglikemia neonatal ‘Lithiun Defek kardiovaskular. Anomali Ebstein ‘Misoprostol Moebius sequence (paralisis nervus kranial 6 &7) Basic Pharmacology & Drug Notes 15 12.| Obat Anti Inflamasi Non Konstriksi duktus arteriosus, Enterokolitis Steroid (OAINS) nekrotikans ue Parametadion Detek wajah dan sistem saraf pusat 14. Phenyloin Fetal Hydantoin Syndrome 15. Obat-obat psikoaktif Gangguan perlumbuhan dan defisit SSP (Barbiturat. opioid, & neonatus. Withdrawal syndrome jika obat benzodiazepine) diminum pada akhir periode kehamilan, 16. |Retinoid sisterik {isotretinoin| Defek SSP, kardiovaskular, dan kraniofasial. dan atretinat) VW Tetracycline Anomali pada gigi dan tulang 18. Talidomid Fokomelia dan defek organ intemal 1 Trimetadion Defek pada wajah dan SSP 20. Asam Valproat Defek neural tube 19, Warfarin Defek skeletal dan SSP, Dandy - Walker Syndrome Konseling dan Pemilihan Obat pada Ibu Hamil ——————_® Konseling dan pemilihan obat pada ibu hamil bertujuan untuk menghindari atau mengurangi abnormalitas janin. ? — Hindari pemberian obat pada periode pertama pasca konsepsi. = Hindari makanan, minuman, dan zat yang tidak diperlukan oleh janin dalam pertumbuhannya, misalnya merokok, alkohol, obat sedatif, atau jamu-jamu tradisional yang belum teruji. = Hindari pemberian obat polifarmaka, terutama bila pemberian dalam waktu yanglama. = Berikan obal yang telah jelas aman dan mempertimbangkan keperluan, pengobatan primemya. = Pergunakan pedoman keamanan penggunaan obat dalam kehamilan. (misalnya kategori keamanan obat dalam kehamilan oleh US FDA) Selama ini, banyak ibu menyusui yang dianjurkan untuk tidak menyusui atau menghindari konsumsi obat-obatan penting karena adanya perhatian tentang efek samping yang mungkin timbul pada bayi akibat penggunaan obat. Anjuran ini biasanya tidak berdasarkan atas bukti (evidence based) karena informasi mengenai fingkat ekskresi obat ke dalam AS! tidak tersedia, dan untuk beberapa jenis obat, informasi hanya terbatas pada penelitian terhadap hewan, yang mungkin tidak berkorelasi dengan manusia. Sebagai fambahan, tidak semua jenis obat dieksresikan dan jumlah yang bermakna secara klinis ke dalam ASI, dan keberadaan obat dalam ASI Imungkin bukan merupakan risiko untuk bayi. Untuk menimbang antara risko dan keuntungan menyusui, dokter perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti kebutuhan ibu terhadap obat, }efek obat terhadap produksi ASI, jumlah obat yang diekskresikan ke dalam ASI, tingkat absorbsi obat secara oral oleh bayi, dan efek samping yang potensial untuk bayi. |! 16 Basic Pharmacology & Drug Notes 2 —- ™@ = |Usia bayi juga merupokan faktor yang penting pada saat pengambilan keputusan, karena efek samping berhubungan dengan paparan obat melaluilaktasi terjadi poling sering pada bayi < 2 bulan dan jarang pada bayi > 6 bulan, = Untuk informasi yang lebih mendetail mengenai kategori keamanan obat dalam laktasi, dapat diakses dalam sumber online berikut: Berikut ini m: in doftar ringkasan pen naan bat- i (Tabel 1 Sumber: Buku Formularium Spesialistik IDAI Tahun 2012 hal 286-300 . 3 Tabel 1, Obat yang harus digunakan secara hati-hati selama laktasi ‘ ‘Nama obat Keterangan Alprazolam: Hindari selama masa menyusui Amiodarone | Tidak dianjurkan karena iodium yang terkandung pada - tiap dosis dan kemungkinan akumulasinya pada bayi. > Kemungkinan terjadi hipotiroidisme Amitriptiline Rasio susu : plasma = 1,0. Digunakan dengan perhatian | Amoxapine | Metabolit aktif dalam susu. Digunakan dengan perhatian > Amphetamine | Hindari. Awasi terjadinya iritabilitas pola tidur yang buruk Aspirin Gunakan dengan hati-hati. Dapat mempengaruhi fungsi trombosit. Terjadi peningkatan risiko artritis reumatoid pada penggunann dosis tinggi (3-5 g/hari). Dapat terjadi asidosis metabolik. ‘Gunakan dengan hati-hati. Awasi adanya tanda-tanda hambatan pada reseptor beta seperti bradikardi. Gunakan dengan hati-hati karena berpotensi terjadi efek merugikan dari salisilat Gunakan dengan hati-hati. Dapat menimbulkan bradikardi dan hipotensi pada bayi Dapat menghambat sekresi susu Hentikan pemakaian selama masa menyusui. Berisiko terjadi toksisitas sumsum tulang. Tunggu 24 jam setelah dosis terakhir sebelum menyusui Efek tidak diketahui, Berikan secara hati-hati. Awasi tanda hilangnya iritablitas. Pada dewasa dapat terjadi a { galaktorea - Cimetidine Gunakan dengan hati-hati, dapat menekan keasaman - lambung pada bayi, menghambat metabolisme obat, dan menyebabkan stimulasi SSP Ciprofloxacine | — Hindari. Tunggu 48 jam setelah dosis terakhir sebelum ee eee s i =n 7 Basic Pharmacology & Drug Notes Glindamycin Henlikan selama masa menyusui. Risiko terjadi perdarahan gastrointestinal. Tunggu 24 jam setelah dosis terakhir sebelum menyusui Umumnya tidak mempengaruhi pemberian ASI. Awasi terjadinya diare Cyclosporine | Dapat menekan sistem kekebalan. Tidak dikelahui efek terhadap pertumbuhan atau berhubungan dengan karsinogenesis Digoksin Umumnya tidak mempengaruhi pemberian ASI. Awasi terjadinya diare dan perubahan denyut jantung Fluoxetin _|Hindani, dapat terjadi kolik, iritabilitas, gangguan tidur dan kenaikan berat badan. Digunakan dengan perhatian. Efek terhadap bayi belum diketahui Digunakan dengan perhatian. Efek terhadap bayi belum Cloxacillin Haloperidol mipramin diketahui, Kontraseps' |Dapaf menyebabkan kenaikan berat yang tidak adekuat oral dan pembesaran payudara bayi, Dapat menurunkan produksi susu. Gunakan dengan hati-hati, Awasi kenaikan berat bayi leniikan selama masa menyusui. Hindan pemberian 12-24 jam setelah pemberian obat. Efek penggunaan pada bayi menjadi perhatian jat-hati. Dieksresikan ke dalam susu junakan dengan hati-hati, Awasi ferjadinya masalah mengisap, hilangnya iritabilitas, erupsi kulit dan efek withdrawal indari, Diekskresikan dan terakumulast dalam As! Efek penggunaan pada bayi menjadi perhatian. Terkonsentrasi dalam AS! Hindari. Kadar dalam susu 3-4 kali kadar serum maternal. Dapat menyebabkan bradikardi dan hipotensi Hindari pada bayi sakit, sires, prematur, dan dengan hiperbilirubinemia atau defisiensi G6PD A Midazolam Pentoksifil Phenoborbil Procainamide Sotalol Sulfa- metoxazole Tabel 2. Obat yang merupakan kontraindikasi selama laktasi '? Nama obat Keterangan Amantadine: Kontraindikasi. Menyebabkan pelepasan levodopa pada SSP Bromocriptine Kontraindikasi. Dapat menekan sekresi susu Clonidine _| Kontraindikasi. Dieksresikan ke dalam AS! (Cyclophospamide | Kontraindikasi. Dapat menekan sistem imun [ Dekitroamphetarnine Kontraind Dapat menyebabkan stimulasi bay 18 Basic Pharmacology & Drug Notes € € € ¢ f t ( { f ‘ wv vwvrvwuvu Vv 8S |W SS = Sw Kontraindikasi. Dapat menyebabkan hilangnya iritabilitas| bayi. Dapat terakumulasi pada bayi Ergotamin Kontraindikasi. Menyebabkan muntah, diare, dan kejang. Dapat menghambat sekresi susu_ lodine-125 Kontraindikasi. Risiko terjadinya kanker tiroid_ Radioaktivitas berada di ASI selama 12 hari Kontraindikasi. Radioaktivitas berada dalam ASI selama ledine-131 2-14 hari Isotretinoin Kontraindikasi prolaktin Lithium Kontraindikasi selama masa menyusui. Kadar dalam susu sekitar 40% dari konsentrasi serum matemal. Awasi terjadinya sianosis, hipotonia, bradikardi, dan toksisitas lithium lainnya Kontraindikasi. Dapat menekan sistem kekebalan, Tidak diketahui efek terhadap pertumbuhan atau berhubungan dengan karsinogenesis Kontraindikasi. Dapat menyebabkan diare yang bermakna pada bayi Metothrexate Misoprostol Tabel 3. Obat yang umumnya tidak mempengaruhi ASI"? Obat-Obatan di bawah ini umumnya tidak mempengaruhi ASI, namun tetap peru pengawasan akan timbulnya efek samping. Acetaminophen Cefotaxime Heparin, Prednisone Acyclovir Chloroquine Ibuprofen Pyridoxine Albuterol Chlorpheniramine Insulin Ranitidine Allopurinol Codeine Isoniazid Reserpine Amikasin ‘Ciproheptadine Kanamycin Riboflavin Aminoglikosida Digoxin Labetalol Sucralfate Aminophyliine | Diphenhidramine Levothyroxin Sumatriptan Amoxicillin Doxycycline lidocaine Terbutalin Ampicilline Enoxaparine Loperamide Teophyllin Asam folat Ephedrine Loratadine Thiamin Asam valproat Erythromycin ‘Captopril Ethambutol Ceftazidime Famotidine Metoclopramide Tolbutamide Ceftriaxone Fenitoin Metoprolol Trimetoprim Cefuroxime Fluconazole Nifedipine Vitamin B12 Cephadroxyl Furosemide Nystatin Vitamin D Cefoperazone Gentamycin Penicillin Warfarin Basic Pharmacology & Drug Notes Susunan saraf otonom (SSO) tersebar luas di berbagai organ viseral. Susunan sorat ini mengatur fungsi olonom yang tidak dapat dikontrol oleh kesadaran kita,!3 Bab 3. Susunan Saraf Otonom é € Sistem saraf otonom mengendalikan kontraksi jantung dan ofot polos, serta sekresi kelenjar. 4 Sistem saraf otonom lebih lanjut dibagi menjadi sistem saraf simpatis dan parasimpatik, yang umumnya memilikisifat saling berlawanan satu sama lain.4 € Neurotransmisi otonom melibatkan dua neuron, neuron prasinaptik dan pascasinaptik. Neuron prasinaptik melepaskan asetilkolin ke celah sinaptik baik pada simpatis maupun parasimpatis. Neuron pasca sinaptik selanjuInya menghantarkan impuls ke organ akhir dengan melepaskan asetikolin pada parasimpatis dan norepinetrin pada simpalis.4 Sel s Efektor € Ganglion Parasimpatis oe Sel Asatilkolin: Asetilkalin Ganglion Efektor € Pre-ganglion Simpatis neberond! konsep penis yong. pate diingat:4'3 Sistem saraf parasimpatik memiliki serat eferen yang kelvar dari segmen kranial (nervus ill, Wil, IX, dan X) dan. Sa sakral medulla it Sistem parasimpatik secara umum ada berperan dalam fungsi konservasi dan reservosi tubuh, Sistem parasimpatik bersifat anabolik / menyimpan energi, misalnya - sebagai menurunkan frekuensi - Sistem ‘simpatik bersifat ‘katabolik / | jantung,menstimulasi fungsi mengeluarkan energi, misalnya gastrointestinal. meningkatkan frekuensi jantung. mendilatasi bronkus, dan — mengurangi sekresi. 20 Basic Pharmacology & Drug Notes wy eee Sy Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem simpatis dan parasimpatis memiliki fungsi yang antagonis. Bila yang satu menghambat suatu fungsi organ, maka yang lain memacu fungsi organ tersebut. Contoh yangjelas adalah midriasis terjadi di bawah pengaruh saraf simpatis, dan miesis terjadi di bawah pengaruh sarof parasimpatis. ! Organ tubuh umumnya dipersarafi oleh saraf parasimpatis dan simpatis dan tonus yang terlihat merupakan hasil perimbangan kedua sistem tersebut. Inhibisi salah satu sistem oleh obal maupun akibat denervasi menyebabkan aktivitas organ tersebut didominasi oleh sistem yang lainnya.! Perlu diingat bahwa tidak pada semua organ terjadi efek antagonis. Kadang-kadang efek simpatis dan parasimpatis dapat sama. Contohnya sekresi air liur dirangsang oleh saraf simpatis maupun parasimpatis namun sekret yang dihasilkan berbeda kualitasnya. Pada perangsangan simpatis, liur bersifat kental, sedangkan pada parasimpatis liurbersifat lebih encer. | Fungsi sistem simpatis dan parasimpatis dapat juga saling melengkapi. Misalnya pada fungsi seksual dimana ereksi merupakan perangsangan pada saraf parasimpatis sedangkan ejakulasi merupakan Perangsangan pada saraf simpatis." Tabet: Efek i: Efek Simpatis dan ee Pada Berbagai Organ '.!3 Oto! tpolos pembuluh darah Keter Paru- paru Saluran cema Genitourinara i VU & Uterus Hail Ginjal Sekresi renin’ Medulla adrenal Jaringan lemak — Gtotrangka Peristattik, Sekresi NA / Ad Kontraksi K+ uptake} rangan: Noradrenalin (NA), Adrenalin (Ad), Vesika ‘Utinaria (VU). Reseptor Muskarinik a) Basic Pharmacology & Drug Notes Beberapa Lokasi Reseptor Adrenergik*'* (¢ Adrenoreseptor Adrenoreseptor Bi terutama 2 terutama terdapat pada terdapat pada otot jantung otot polos at Adrenoreseptor a2 bronkus, uterus & ‘terutama terdapat __ terutama terdapat pada pembuluh darah pada otat polos ujung saraf simpatis arteri. (post- (pre-synaptic), Adrenoreseptor_B3 synaptic) dan Magsoch rls eh a Adrenoreseptor perangsangannya eranentel £3 terutama manyebabkan © bucpesa noradrenalin terdapal pada vasokonstriksi jaringan lemak 22 Basic Pharmacology & Drug Notes Vd ap wv Ww Ww ww ww > ta? B. Respon terhadap perangsangan saraf simpatis®. Jaringan Lemak: = ss Respon sarat simpatis digambarkan sebagai reaksi “fight or flight”. Dapat diilustrasikan sebagai berikut: Pada waklu seseorang ingin menyerang lawan atau sadar adanya bahaya sehingga ia lari ketakutan, maka tubuh membutuhkan lebih banyak sinar masuk ke dalam retina (pupil melebar), lebih banyak suplai darah ke seluruh tubuh (kontraktilitas jantung & laju jantung meningkat), lebih banyak ventilasi (bronkorelaksasi), dan tidak lapar (peristaltik menurun, gula darah meningkat).13 Basic Pharmacology & Drug Notes 23 Obat-Obat Otonom' * Obat simpatomimetik atau adrenergik: memiliki efek menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf simpatis. ° Obat parasimpatomimetik atay kolinergik: memiliki efek menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf parasimpatis. { * Obot simpatolitik atau anti adrenergik: menghambai timbulnya efek akibat aktivitas saraf simpatis. ° Obat parasimpatolitik atau anti kolinergik: menghambat timbulnya efek akibat aktivitas saraf parasimpatis. ( * Obat ganglion: merangsang atau tmenghambat penerusan impuls di ganglion.! Pembahasan lebih lengkap mengenai sefiap obat-obat otonom dapat dibaca pada masing-masing Bab sistem tubuh. { 1, Obat adrenergik (simpatomimetik) Obat golongan ini disebut juga obat adrenergik karena efek yang ditimbulkannya mirip perangsangan soraf adrenergik, atau mirip ( neurotransmitter norepinefrin dan epinefrin (yang disebut juga noradrenalin dan adrenalin). Golongan obat ini disebut juga obat simpatik atau simpatomimetik. | Beberapajenis obatadrenergik & afinitasnya terhadap reseptor adrenergik.'4 ( ‘Obat adrenergik | Afinitas terhadap reseptor Alfa agonis Fenilefrin, Mefoksamin al >a2>>>>B Clonidine, Metilnorepinefrin a2> al] >>>5B { Mixed alfa dan beta agonis Norepinefrin al =a2;Bl >>B2 Epinefrin al =a2; Bl =B2 Beta agonis Dobutamin Bl > B2>>53q ( Isoproterenol Bl = B2 >>>>q Albuterol, terbutaline, metaproterenol, ritodrine B2 >> Bl >>>>0 Dopamine agonis Bopamin DI=D2>>B>>a { Fenoldopam D1 >> D2 Catatan: Tabel dikulip dari Basic and Clinical Pharmacology Katzung 137 2. Obat Anti adrenergik ————_____-_______, { Penghambat adrenergik atau adrenolitik adalah golongan obat yang menghambat perangsangan adrenergik.! Penghambatan aktivitas saraf adrenergik dapat terjadi di dua tempat sehingga obat anti adrenergik dibagi menjadi central acting dan adrenoreseptor blocker, '3 é 24 Basic Pharmacology & Drug Notes = =) Beberapa Jenis Obat Anti Adrenergik: |! “a Kelompok Jenis Obat Golongan central acting: menghambat | Reserpine. ‘Clonidine, Methyl «= | Pelepasan adrenalin atau noradrenalin dopa = dari ujung saraf adrenergik. - Golongan adrenoreseptor bloker: bekerja dengan menduduki adrenoreseptor sehingga mengurangi respon terhadap perangsangan saraf adrenergik maupun terhadap obat adrenergik eksogen. Alfa Blocker Prazosin, Doxazosin, Terazosin Beta Blocker Propranolol, Timolol, Pincolol, Atenolol, Bisoprolol, Esmolol, etoprolol, Carvedilol, Labetalol.| 3. Obat Parasimpatomimetik (kolinergik) ————————_* ‘Asetilkolin setelah dilepaskan dari ujung saraf parasimpatik (kolinergik) menimbulkan efek pada organ yang dipersarafinya melalui perangsangan reseptor muskarinik. Obat yang memiliki efek menyerupal casetilkolin disebut parasimpatomiretik (kolinergik) .'* Qbat kolinergik memilikiefek yang berlawanan dengan obat adrenergik. Obat kolinergik dibagi menjadi dua golongan: '° * Golongan yang langsung merangsang reseptor muskarinik disebut agonis muskarinik , sedangkan yang merangsang reseptor nikotinik disebut agonis nikotinik * Golongan yang menghancurkan enzim kolinesterase sehingga meningkatkan jumiah asetilkolin daldm celah sinaps disebut anti- kolinesterase. Beberapa centoh agonis muskarinile:'? = Asetilkolin: sudahjarang digunakan dalam klinis = Karbakol & betanekol: dahulu digunakan sebagai obat perangsang peristaltik pasca operasi atau pada retensi urin, namun bat ini memiliki > banyakefek samping sehingga sudah jarang digunakan = Pilocarpine: banyak digunakan sebagai obat fetes mata untuk menurunkan tekanan intraokular pada glaukoma. = Metoclopramide & cisapride: digunakan sebagai obat anti muntah. - Beberapacontoh anti - kolinesterase & indikasinya: '* 5 = Prostigmin / neostigmin: diagnosa dan pengobatan miastenia gravis. ileus paralilik, atoni otot detrusor kandung kemih, pemulihan blokade neuromuskularsetelah anestesi. = = Physostigmin: Digunakan secara lokal untuk memperkecil pupil. jerutama sesudah pemberian atropin pada funduskopi, dan sebagai penanganan pada glaukoma. = Edrofonium: Untuk kepentingan diagnostik penyakit miasthenia gravis = Piridostigmin: Untuk pengobatan miasthenia gravis. 0 = Donepezil: untuk pengobatan Alzheimer. Basic Pharmacology & Drug Notes 25 Zat anti - kolinesterase lain yang tidak digunakan untuk manusia namun_ (F digunakan sebagai inseklisida adalah malathion & parathion (organofosfat).!9 4. Parasimpatolitik (anti-kolinergik) ——————————_* «€ Antagonis kolinergik terbagi menjadi 3 yaitu: antagonis muskarinik, bloker ganglion, dan bloker neuromuskular. 4 1. Antagonis muskarinik : bekerja mengantagonis reseptor muskarinik yang menyebabkan hambatan semua fungsi muskarinik. Prototipe antagonis muskarinik adalah atropin yang memiliki efek: menurunkan sekresi saliva dan bronkial, dilatasi pupil & takikardia, penghambatan berkemih (konstriksi sfingter dan relaksasi detrusor), menurunkan motilitas saluran cera, menurunkan sekresilambung.* Beberapacontoh anti- kotineraik & indikasinya '3 « * Atropin Suttat: digunakan sebagai antispasmodik (dosis 0,25 mg/i.m), untuk meningkatkan laju jantung pada penderita bradikardi (dosis 0,5 mgi.v), dan untuk penanganan intoksikasiinsektisida organofosfat. * Scopolamin: antispasmodik & menghambat sekresiasam lambung. € * Hyoscine-N-butylbromida: anti spasmodik & menghambat sekresi asamlambung, * Homatropine Hydrobromida: digunakan sebagai midratikum. * Trihexyl-phenidyl: digunakan sebagai antiparkinson. * Ipratropium Bromida: digunakan sebagai bronkodilator. r Catatan: Beberapa antipsikotik, anti histamin, anti depresan, dan opioid juga memiliki efek anti kolinergik. Sehingga pasien yang mendapat zat ini haus diberi tahu tentang efek samping yang mungkin timbul yaitu mulut € kering, takikardi, dan konstipasi.* 2. Bloker ganglion (antagonis ganglion) bekerja memblok reseptor nikotinik pada ganglia simpatis dan parasimpatis. Karena kerjanya kompleks dan tidak dapat diramalkan, maka zat-zat ini jarang digunakan secara klinis. Beberapa contoh bloker ganglion: Heksametonium, Mekamilamin, Trimetefan.4 3 Bloker neuromuskular: Blokade neuromuskular menyebabkan paralisis otot. Blokade neuromuskular terbagi atas blokade depolarisasi dan non depolarisasi. Obat blokade neuromuskular disebut juga obat pelumpuh otot dan terutama digunakan dalam bidang anestesi. Blokade neuromuskulor dapat menyebabkan paralisis semua otot, termasuk otot pernapasan sehingga peralatan intubasi dan ventilasi harus dipersiapkan sebelum menyuntikkan obat ini, serta horus tersedia zat pemulih.4 Beberapa jenis obat pelumpuh otot antara lain: vecuronium, atracurium, pancuronium, d-tubocurarin, dil. Pembahasan mengenci obat pelumpuh otot dapat dibaca pada halaman 331. 26 Basic Pharmacology & Drug Notes Bab 4. Obat YangDigunakan Pada Solon =" 4.11 Antosida 7 Merupakan senyawa yang mempunyai kema mpuan menetralkan atau mengikatasam jambung.!5 Mekanisme kerja: menetralkanasam lambung sehinggo dapat mengurangi jritasimukosa lambung akibatasamlambung yang berlebih 4 Beberapajenis antasida yan biasa digu! Tips Klinis Penting:®'° « Garam aluminium dan kalsium karbonat dapat menyebabkan konstipasi. Sedangkangaram magnesium dapat menyebabkan diare. Oleh karena itu, sefing ditemukan sediaan antasida yang merupakan kombinasi dari keduanya (misainya Antasida Doen merupakan Lor es goram aluriniym dan garam mognesur|- 2 Pemberian antasida bersamaan dengan bat lain harus dihindan karena dapat mengganggu absorbsi obatlain. Doen ‘Aluminium Hidroksida + Mag it ejala-gejala akibat kelebihan asam lambung. aRROKGED. persensitif terhadap ‘Aluminium dan Magness 15.16.17 Gongguan salurancerna, ganggyan ‘absorpsifostat. Hipermagnesemia. (bila dikonsums! oleh pasien gagal ginjal) u Menurunkan: absorpsi tetracycline, fluoro: inolone, ketoconazole, i itraconazole, Fe, propranolol, isoniazid, indometasin, phenytoin, } cimetidine, ranitidine, chlopromazine: meningkatkan absorpsi aspirin, amide, glipizide, tolbutamide, penisiin G. erythromycin. interaksi dihindari dengan memberikanobat berselang 3jam. flebih. ‘Aniasida doentersedia dalam bentuk tablet dan sirup. i Satu tablet atau satu sendok takar (5m) mengandung = Aluminium ahh hidroksida 200mgdan magnesium hidroksida 200mg fi Dosis: 1-2tablet sebelummakan {kunyah dahulu) maks 4 x/sehan jal pelcthteeabes aks {pada pengk gunaanjangka P Mengurangi absorps! ‘azithromycin, ciprofloxacin, ae Mis yeline, phenyloin, ketoconazole. Chora! fase Pharmacology & Drug Notes _ Magnesium Trsiikat tersedia dalam bentuk kombinasi_ dengan Aluminium Hidroksida. Untuk dosis Penggunaan dapat dilihat pada _tabelmerek dagangantasida 4.12 AntiKembung Simethicone '0.'5.16.7 ~ Penimbunan gas dalam saluran cem padapentbagionates. i hi dap simethicone. rkurang. ae Simethicone tersedia dalam bentuk kombinaa dengan antasida. dosis penggunaan dapat dilihat pada tabel merek dagang antasida Tabel: Beberapa jenis merek dagang antasida dan dosisnya |? | Komposisi (kombinasi antara)| Contoh Merek dagang] Dosis Dewasa } Mg{OH}2 200 mg, Acitral, AludonnaD, | 1-2 tablet diberikan 3x], Gel kering AL(OH)3 200 mg, Dexanta, Mylanta |sehari atay suspensi 1- ( dan Simethicone 20 mg, 2 sd diberikan 3x sehari Mg trisilikat 300 mg, Prornag 1-2 tablet diberikan AI[OH)3 300 mg, dan 3-4x sehari Dimethylpolysiloxane 50 mg. 400 mg Polimigel (Co precipital Sirocain P Dewasa. 1-2 Tablet Alumunium Hidroksida- diberikan 3-4x sehari Magnesium Carbonal- Calcium Carbonat ) Famotidine 10 mg, Ca carbonate 800 mg, dan Mg(OH)2 165 mg Antasida Plus Famotidine Promag Double Action Polysilane 4.13 AntagonisReseptorH2 : Antagonis reseptor H2 bekerja dengan memblok reseptor histamin pada sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asamlambung.20 Beberapajenis antagonis reseptor H2 yang tersedia: \ Tips klinis penting: '-2° a . Semua bat golongan antagonis reseptor H2 memnilikiakhiran -tidine. * Cimetidine merupakan antagonis reseptor H2 yang sudah mulai ditinggalkan karena memilikiefek samping yang lebih banyak dibanding dengan antagonis reseptor H2 lainnya. Salah satu efek samping cimetidine adalah disfungsiseksual dan ginekomasti. & Basic Pharmacology & Drug Notes * Cimetidine, ranitidine, dan famotidine menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel sehingga sekresi asam lambung terhambat. Famotidine 3 kali lebih poten daripada ranitidine dan 20 kali lebih poten daripada cimetidine.! Clmctidine agile Kategori Kehamilan: B Tukak lambung, tukak duodenum, refluks esofagilis, hipersekresi i patologis (misal: sindroma Zollinger Ellison). Penderita yang hipersensitif terhadap cimetidine atau H2 reseptor cantagonis lainnya. ‘Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui, Sakit kepala, pusing, somnolen, ginekomastia, impotensi, muntah, artraigia, mialgia, nefritis interstitial, pankreatitis. Meningkatkan| kadar plasma analgetik opioid terutama pethidine. Meningkatkan kadar plasma amiodarone, procainamide, propafenone, kinidin, erythromycin, fluorouracil Meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin. ~ Rifampicin mempercepat metabolisme cimetidine. Menghambat metabolisme metronidazole, amytrptiline, doxepine, impiramin, nortiptilin, beta blocker, carbamazepine, phenytoin, asam valproat. Cimetidine menurunkan absorbsi itraconazole dan ketoconazole. Ulkus. duodenum dan ulkus peptik: 2x 400 mg/hari (setelah makan pagi dan sebelum tidur malam) selama 4-6 minggu. Refluks esotagilis 4 x 400mg / hariselama 8minggu. Tablet / Kaplet 200 mg : Cimexol, Corsamet, Nuicer, Sanmetidin, Ulcurmet, r Ulsikur, Xepamet. Tablet 400mg: Corsamet diare, mual, Ranitidine'®'“"”:"°"7 Kategori Kehamilan: B ~ Tukak lambung, tukak duodenum, refiuks esofagitis, hipersekresi patologis (misal: sindroma Zollinger Ellison) Penderita yang hipersensitif terhadap ranitidine atau H2 reseptor antagonislainnya. _Gangguan ginjal, gangguan hati, kehamilan, menyusui = Susunan saraf pusat: Sakit kepala. Jarang terjadi: malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi. — Kardiovaskular, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardia, blok atrioventrikular, premature ventricular beats. — Gastrointestinal : konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut. Jarang dilaporkan : pankreatitis. — Muskuloskeletal, jarang dilaporkan : artralgia dan mialgia. — Hematologik : leukopenia, granulositopenia, pansitopenia, trombositopenia (pada beberapa penderita). _ — Reaksihipersensitivitas Basic Pharmacology & Drug Notes 2 ® Pengguncan bersamaan dengan antasida dapat mengurongi bioavailabilitas ranitidine sehingga berikan ranitidine berselang 2 jamsetelah penggunaan antasida, * Pemberion bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrembin. Ulkus peptikum & Ulkus duodenum: 150 mg 2 kali sehari (pagi dan. malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4-&minggu. Terapi pemeliharaan pada penyembuhan vlkus peptikum & ulkus. duodenum: 150 mg, malam harisebelum tidur. Refluks gastroesofagitis: 150 mg. 2 kalisehari Injeksi Injeksiintramuskuler : 50 mg (2 ml) tiap 6-8 jam. Injeksi intravena lambat: 50 mg diencerkan sampai 20 ml dan diberikan selama tidak kurang dari 2 menit: dapat diulang setiap 6-8 jam. Tablet / kaplet 150 mg: Acran, Chopintac, Conranin, Fordin, Gastridin, Graseric, Hexer, Radin, Rancus, Ranilex-150, Ranin, Ranitidin Soho, Ranivell, Rantin, Ratinal, Renatac, Scanarin-150, Titan, Tricker-150, Tyran, Ulceranin, Wiacid, Zeradin, Zantac, Zantadin, Zantitar, Zenti-150 Tablet / kaplet 300 mg: Acran. Chopintac Forte, Ranitex-300, Rantin, S$canarin-300. Zantac Sediaan injeksi Ampul 25 mg / mi: Acran, Anifid, Fardin.Gastndin, Hexer, Radin, Ranin, Ranitidin Soho, Ranivell, Rantin, Ratan, Ratinal, Renatac, Uleeranin, Wiacid, Zantac, Zantadin ({ Famotidine '°'"”"® Kategori Kehamilan: B” Tukak lambung. tukak duodenum, refluks esofagitis, hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger Ellison) se fe Penderita yang hipersensitif terhadap famotidine atau H2 reseptor santagonis iainnyo, Gangguan ginjal, kehamilan, menyusul. Gangguan saluran cerna, diare, sakit kepala, pusing, ruam, demam, rasaletih, pruritus. Mengurangi efeklifilasketoconazole. Kadar famotidine dapat meningkat jika diberikan bersama probenecid. Oral Ulkus peptik & duodenum Terapi akut: 1 x40 mg sehari, sebelum tidur malam selama 4-8 minggu. Dosis pemelihaaan: | x20 mg sehan, sebelum tidurmalam. Refluks esofagitis: 2x 20mg,selama 6- 12 minggu. 30 Basic Pharmacology & Drug Notes Tablet / Kaplet 20mg: Denufam, Famocid, Gestofam, Interfam, Lexmodine, Nulcefam, Pompaton 20, Pratitar, Renapepsa, Tismafam, Ulcerid, Uimo. Tablet / Kaplet 40 ‘mg: Famocid, Gestofam, Interfam, Lexmedin, Pompaton 40, Pratifar, Tismafarn, Ulcerid, UImo. 4.14 Proton Pump inhibitor (PPI) dalam lumen lambung, 20 PPI meérupakan Penghambat sekresi sam lambung yang lebih kuat dibanding dengan AH2. PPimencegah Pengeluaran asam lambung dari sel kanalikuli, sehingga menyebabkan Pengurangan rasa sakit Pada pasien tukak, me€ngurangi aktivitas faktor agresit Pepsin dengan pH > 4 serta meningkatkan efek eradikasiH. pylori oleh regimen triple drugs. 1.20 Beberapajenis PP! yang tersedia: Tips klinis praktis: Semua obat golongan PPI memilikiakhiran -prazole® Omeprazole ':'%.'4:17 Kategori Kehamilan: ¢ Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi Patologis (misal : sincroma Zollinger Ellison). cee | Pend yang hipersensitif terhadap Omeprazole Pasien dengan penyakit h hati, kehamilan, menyusui, Singkirkan lerlebih dahulu kemungkinan kanker lambung sebelum pemberian le. Se | mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, Paraestesia, nyeri otot dan senai, Pandangan kabur, edema perifer, perubshan hemalologik (termasuk eosinofilia, trombositopenia, i leukopenia), perubahan enzim hati dan gangguan fungsi hati, depresi, mulut kering, est io - Menghambat absorbsikeloconazole danitraconazole. Meningkatkan kadar warfarin, diazepam, cyclosporin, dan Phenytoin, Menurunkan kadar imipramin, beberapa an tipsikotik, teofilin Tukak lambung dan duodenum: Dosis awal 1x20 mg/hari selama 4-6 _ minggu dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/ hari Pada kasus berat atau kambuh, Dosis pemeliharaan 1x20 mg /hari. Eradikasi H. Pylori: Sesuairegimen terapi eradikasiH. pylori halaman 34 Refluks gastroesofageal: | x 20mgsehariselama 4-8minggu. Sindroma Zollinger - Ellison: 1 x 60 mg sehari. Basic Pharmacology & Drug Notes 3) Kapsul 20 mg: Contral, Dudencer, Inhipump, Lanacer, Locev, Meisec, Omed, Omeprazole OGB Soho, Omevell, OMZ. Onic, Ozid, Prilos, Prohibit, Pramezol, Pumpitor, Redusec, Rindopump, Rocer. Socid, Stomacer, Ulkol, Zepral, Zeprazol, Zclacap, Zollocid Sediaan Injeksi (Vial) 40 mg: Inhipump. OM2Z, Ozid, Pumpitor, Rocer, Stomacer-40 Lansoprazole '°'°'6'7"" Kategori Kehamilan: B Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis (misal: Penderita yang hipersensifif terhadap Lansoprazole Sa Pasien dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui. Singkirkan terlebih dahulu kemungkinan kanker lambung sebelum pemberian lansoprazole. Lihat lomeprazole {hal3i) Lihat omeprazole (hal31) Tukak lambung dan duodenum: 1x15-30 ma/hariselama 4-8 mingau. Dosis pemeliharaan 1x15 mg/hari. EradikasiH. Pylori: sesuairegimen terapi eradikasiH. pylori halaman 34 ‘GERD: | x 30 mg/hariselama 4-8 minggu, Sindroma Zollinger-Ellison (dan kondisi hipersekresilainnya), dosis awal 60 mg sekalisehari. Tablet /Kapsul 15mg: Inhipraz, Prosogan, Prolica Tablet / Kapsul 30 mg : Betalans, Caprazol, Digest, Erpholanz, Gastroian, Inhipraz, Lagas 30, Lancid, Lanpracid, Lansoprazole Soho, Lanvell, Lapraz, Laproton, Lasgan, Laz, Lazol, Lexid.Loprezol, Nufaprazol, Prazolec, Prosogan, Pratica, Pysolan, Sclans, Sopralan, Ulceran Pantoprazole '°'5.14.17.18 Kategori Kehamilan: B Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger Ellison). Hipersensitif terhadap pantoprazole atau PPI Gangguan ginjal, gangguan hati, lanjut usia. Lihat omeprazole (hal 31) Lihatomeprazole (hal31) _ Tukak lambung: Tablet 40 mg/hariselama 4-8minggu. IV Injeksi 40 mg/hari. EradikasiH. Pylori: sesuairegimen terapi eradikasi H. pylori halaman 34 Tablet / kaplet: 20 mg; 40 mg: Pantozol Sediaan injeksi (vial) 40 mg: Caprol. Panloc, Panso, Pantoprazole Soho, Pantotis, Pantozol, Pepsol, Topazol innya, 32 Basic Pharmacology & Drug Notes a « >>, er, B > > > > > > > > Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger Ellison Lihat omeprazole (hal31) : a Refluks esofagitis erosif: | x 40 mg/hari selarna 4-8 minggu Terapi simptomatik GERD: | x 20 mg/hari selama 4 minggu. Terapi tukak lambung & duodenum yang berhubungan dengan penggunaan AINS: | x 20 mg/hariselama 4-8 minggu EradikasiH. Pylori: sesuciregimen lerapi eradikasi H. pylorihalaman 34. Table! salut selaput 20mg; 40mg: Nexium Injeksi vial 40 mg: Nexium 44.15 Sucralfat © Sucralfat merypakan kompleks aluminium hidroksida dan sukrosa sulfat yang efeknya sebagai antasida minimal.'6 Mekanisme kerja sucralfat adalah membentuk lapisan pada dasar tukak sehingga melindungi tukak dari pengaruh agresif asam lambung dan pepsin. Efek lainnya adalah membantu sintesa prostaglandin, menambah sekresi bikarbonat dan mukus, meningkatkan daya tahan dan perbaikan mukosa.20 Sucralfat ee Kategori Kehamilan: B Tukak lambung, tukak duodenum. woe uh “i Gangguan ginjal (hindari bila berat): kehamilan dan menyusui: pemberian sukralfatdan nutrisi enteral harus berjarak 1 jam. Konstipasi, diare, mual, gangguan pencemaan, gangguan lambung, mulut kering, ruam, reaksi hipersensififitas, nyeri punggung. pusing. sakit kepala, vertigo, dan mengantuk, pembentukan bezoar. Menurunkan absorpsi ciprofloxacin, warfarin, ‘ofloxacin, tetracycline, phenytoin, ketoconazole, tiroksin. Berikan sucralfat 2 jam setelah pemberian obat tersebut. Tukaklambung dan duodenum: Tab: 4x1 gr/hari (2jam sebelum makan & sebelum tidur malam] selama 4-6 minggu. Maks 8 gr/hari. Larutan suspensi: 2 sdt 4x/hari Profilaksis stress-related ulcer : 6x1 gr maks 8 gr/hari, Anak < 15 tahun: tidak dianjurkan as Z Tablet / kaplet 500 mg: Mucogard, Musin, Neciblok, Ulcumaag, Ulsicral, Ubsidex Larutan suspensi 500 mg/5 mk: Inpepsa, Mucogard, Musin, Neciblok, Profat, it Propepsa, Taxilan, Ulicral Basic Pharmacology & Drug Notes 33 Regimen Terapi Eradikasi Helicobacter Pylori” ( Dosis / hari Lini Pertama Proton Pump Inhibitor 2x 1 tablet * Amoxicillin 2x 1000 mg Clarithromycin 2x 500mg Di daerah yang diketahui resistensi Clarithromycin Proton Pump Inhibitor* 2x1 tablet * ( Bismuth subsalsiat | —«2-x 2 tablet Metronidazole +(|axsdomg Tetracycline Jika Bismuth tidak ada 2x1 tablet * | 7-14 hari me) 2x 500 mg Clarithromycin Metronidazole lini Kedua: Golongan obat ini dipakai bila gagal dengan regimen yang mengandung Clarithromycin 2xitablel* | { 2x? tablet Metronidazole —axsoomg Tetracycline ——|__4ax2s0 me Proton Pump Inhibitor* 2x 1 tablet * Amoxiciin. | -2x1000mg_— Levofloxacin —, axsoome Lini Ketiga: Jika gagal dengan regimen lini kedua. Bila memungkinkan, pilihan. ditentukan berdasarkan ujiresistensi dan / atau perubahan klinis. Proton Pump Inhibitor* 7-14 hari Amoxicillin eae Levofloxacin Rifabutin Catatan: Terapi sekvensial (dapat diberikan sebagai lini perfama apabila tidak oda data resistensi clarithromycin) < PP| + Amoxicillin selama 5 hari diikuti PPI + clarithromycin dan nitroimidazole {tinidazole] selama 5 hari. * Proton Pump Inhibitor yang digunakan antara lain: * Rabeprazcle 20 mg * Lansoprazole 30mg * Omeprazole 20 mg * Pantoprazole 40 mg * Esomeprazole 40 mg Dosis: 2x] tablet /kaplet sehari he Basic Pharmacology & Drug Notes 4,16 AnalogProstagiandin Mekanisme kerja prostaglandin adalah mengurang! sekresi asam Jambun: menambah sekresi MUKUS, bikarbonat, dan meningkatkan aliran darah » mukosa serta meningkatkan dayo tahan dan perbaikan mukosa- Tipsklinis penting: « Efek samping prostaglandin adalah dapat menimbulkan: kontraksi uterus sehingga merupakan kontraindikast bagi wanita yang ingin hamil dan sedang hamil.2 oprostol 10,15.16.18:20 Kategori Keharilan: X jan tukak duodenum, jqukak akibat penggunaan Mis! 7 Tukak lambung ds OAINS. Hamil atau! merencanakan kehar milan, jwayal Fipersensiif ferhadap: prostaglandin. Keadaan dimana hi sotensi dapat mencetuskan kompikasi yang Fr isl por serebrovoser, enya SET vier). Gangguan saluran cema (diare, nyeri abdomen), sak kepala, mam kulit, perdarahan abnormal pada vagina, peningkatan kontrakst uterus: Tukaklambung danduodenum: ‘4x 200meg/ hari. Profilaksis tukak lambung & duodenum karena OAINS : 2-4 x 200 meg/hari Jablet / kaplet 200 meg = Chromalux, Citrosol, Cytotec. Gastrul, Invilec. Noprostol ~ = Rebamipide (2- [e-chiorobenzoyiamino)-3:12 (i A)-quinolinon-4-yij-propionic acid) merupakan obat anti-vikus sitoproteksi yang meningkatkan mekanisme perlahanan dari mukosa lambung dengan meningkatkan: mukus lambung dan stimulasi produksi prostaglandin endogen, dan telah dilaporkan menurunkan kerusakan mukosa jambung. Tukak lambung, kombinasi dengan penghambat faktor offensif (PPI. _Eniitotinargicatau H2-Antogont). os Riwayat hipersensi{vl as dap salah satu kor Hat-hati pemberian pada lanjut ‘usia, iby hamil, menyusui, dan pada anak-anok.________— ee ss ee eee Kelainan darah. hipersensitif (kemerahan, gatalj, saluran cea {konstipasi). 3x 100 mg per har dibenkan pada wakiu pagi menjelang tidur malam. ) Jablet 100mg: Mucoste 3, Becantex Basic Pharmacology & Drug Notes wo © en ol sore dan Mua: keinginan untuk muntah atau gejala yang dirasakan di tenggorokan dan di daerah sekitar lambung, yang menandakan bahwa ia akan segera muntah. Muntah: pengelvaranisilambung melalui mulut.!5 Antiemetik hanya diresepkan bila penyebab muntah yang sebenamya telah diketahui karena bila tidak, pemberian antiemetik dapat menunda diagnosis, terutama pada anak. Pemberian antiemetik tidak diperlukan dan bahkan kadang berbahaya bila penyebab utama kasus tersebut dapat diatasi, seperti ketoasidosis diabetik atau pada keracunan digoksin atau antiepileptik.' Bila pemberian antiemetik diindikasikan maka pemilihan antiemelik dilakukan berdasarkan eticlogi muntah.!6 Beberapa etiologi mual muntah antara lain: '° * Gangguan saluran cema {obstruksi saluran cema atas, ulkus lambung, karsinoma lambung, penyakit pada pankreas, gangguan motilitas, gastroenteritis, peradangan pada saluran cema seperti appendisitis. kolesistitis, peritonitis) Gangguon kardiovaskuler Gangguon saraf (vertigo, sakit kepala, trauma kapitis, gangguan vestibular) Penyakit metabolik Kehamilan Penggunaan obat-obatan dan kemoterapi Dan lain-tain (misainya: ititasi saat menelan, faktor psikologis, terapi radiasi, fangsangan penciuman, gangguan elektrolit) Beberapajenis obat mual - muntah yang tersedia di Indonesia Metoclopramide*'°!'?.'6 Kategori Kehamilan: B Merupakan antagonis depamin (D2) yang terutama berguna untuk mengurangi mual yang diinduksi kemoterapi. Juga digunakan secara klinis sebagaistimulan saluran cema untuk membantu pengosongan lambung. Dewasa: mual dan muntah pada gangguan saluran cerna dan pada pengobatan dengan sitotoksik atau radioterapi; untuk kontrol muntah karena operasi abdominal dan, prosedur diagnostik. Ne ae Obstruksi gastrointestinal, perforasi atau perdarahan; 3-4 hari setelah operasi gastrointestinal; feokromositoma; epileptik, gejala ekstrapiramidal dari tipe parkinson, menyusui. Gangguan hati, gangguan ginjal; lansia, dewasa muda, dan anak (hitung dosis secara akural); dapat menutupi penyakit utama seperti __ iritasiserebral; epilepsi; kehamilan: porfiria. - Efek ekstrapiramidal (terutama pada anak & dewasa muda), hiperprolaktinemia, tardive dyskinesia pada pemakaian lama, mengantuk, gelisah, diare, depresi, sindrom neuroleptik maligna, ruam kulit, pruritus, udem: gangguan konduksijantung (pemberian !V) Basic Pharmacology & Drug Notes = Bersifat antagonis terhadap kerja obal-obat golongan antikolinergik dan analgetik narkotik. Menambah efek sedasi bila diberikan bersarna-sama dengan alkohol, sedatif, hipnotik. narkotik, atau tranquilizers. Meningkatkan absorbsi dari paracetamol, tetracycline, levodopa, ethanol, cyclosporin, dan menurunkan absorbsi digoksin. Penggunaan bersama MAO Inhibitor Pemberian secara oral / injeksi intramuskular / intravena lebih dari 1-2 menit: Dosis Dewasa: 3 x 10 mg sehari [3x 5 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg): Anak < 1 tahun(beratsampai 10kg) 2x1 mgsehari Anak 1-3tahun (10-14 kg) 2-3 x1 mg sehari Anak 3-5 tahun (15-19 kg) 2-3 x 2mgsehari Anak 5-9 tahun (20-29 kg) 3x 2,5 mg sehari Anak 9-14 tahun (30 kg dan lebih) 3x5 mg sehari. Tablet / Kaplet 10 mg: Clopramel, Damaben, Ethiferan, Lexapram, Metoclopramide OGB Dexa, Nilatika, Primperan, Vomitrol. Suspensi 5 mg/5 mi: Damaben, Ethiferan, Lexapram Sediaan Injeksi (Ampul) 5 mg/ml; Clopramel, Damaben, Ethiferan, Metoclopramide OGB Dexa. Domperidone '°"* Kategori Kehamilan: ¢ Domperidone bekerja pada chemoreseptor trigger zone, obat ini digunakan untuk menghilangkan mual dan muntah, terutama yang disebabkan terapi sitotoksik. Kelebihan obat ini dibandingkan metoclopramide dan fenotiazin adalah sedikit menyebabkan efek sedasi karena tidak menembus sawar darah-otak, Pada penyakit Parkinson obat ini digunakan untuk mencegah mual dan muntah selama terapi menggunakan apormerfin dan juga untuk mengatasi mual akibat obat dopaminergik lainnya. Domperidone juga digunakan untuk mengobati muntah akibat kontrasepsi hormonal darurat. Terapi mual dan muntah (akibat terapi levodopa ‘atau bromoiciptin, kemoterapi atau radioterapi kanker), dispepsia fungsional, Jika. stimulasi Herhadap motilitas lambung dianggap: membahayakan, | ov 8S VU VU © dan menyusui. Tidak dianjurkan untuk profilaksis rutin pada muntah pasca bedah atau untuk pemberian Kronik, Bayi <1 tahun. Kadar prolaktin naik (kemungkinan galaktorea dan ginekomasti). penurunan libido, ram dan reaksi alergilain, reaksi distonia akut. Pemberian obal anlikolinergik secara bersamaan dapat mengantagonisasi efek domperidone. Obaot antasida dan obat antisekresi jika diberikan bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas domperidone. oe © © Basic Pharmacology & Drug Notes 37

Anda mungkin juga menyukai