Anda di halaman 1dari 11

Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA


TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA
SEKOLAH DASAR

ARTIKEL

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

LINDA SUKMANING AYU

1203398

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

2016
Linda Sukmaning Ayu, Supriadi. Andika Arisetyawan. Pengaruh Pembelajaran
Etnomatematika Sunda Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Dasar.

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP


KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Linda Sukmaning Ayu
Supriadi1
Andika Arisetyawan2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas
Pendidikan Indonesia
email: linda.sukmaning@student.upi.edu

Abstrak

Salah satu masalah yang dihadapi oleh siswa dalam belajar matematika adalah kurang
cepatnya siswa dalam memahami konsep-konsep matematika. Ini dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kurang menariknya bahan ajar matematika yang disajikan oleh guru
sehingga mengurangi keinginan siswa dalam belajar matematika, kurang inovatifnya
penerapan metode pengajaran yang membuat siswa tidak puas sehingga mereka tidak
dapat menyerap materi secara maksimal, bahan ajar tidak relevan dan metode dengan
situasi nyata dan latar belakang sehari-hari siswa sehingga siswa mengalami kesulitan
untuk menghubungkan dan menerapkan konsep dalam situasi kehidupan nyata mereka.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan pembelajaran etnomatematika Sunda
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematika siswa. Peneliti melakukan
penelitian dengan dengan desain kuasi eksperimen dengan bentuk nonequivalent control
group design. Terdapat dua kelas menjadi objek penelitian; kelas eksperimen dengan
pembelajaran etnomatematika Sunda dan kelas kontrol tanpa perlakuan Pembelajaran
etnomatematika Sunda. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan hasil antara kelas
yang menggunakan pembelajaran etnomatematika Sunda dengan kelas yang tidak
menggunakan pembelajaran etnomatematika Sunda. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Uji
t yang menghasilkan nilai signifikansi 0,00 dimana nilai tersebut kurang dari 0,05
sehingga H0 ditolak artinya terdapat perbedaan. Dari uji gain yang didapatkan kelas
eksperimen bernilai gain sedang dan sikap siswa terhadap pembelajaran etnomatematika
menunjukkan kecenderungan positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
etnomatematika Sunda berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa.

Kata kunci: Etnomatematika Sunda, kemampuan pemahaman matematis

1
Penulis Penanggungjawab
2
Penulis Penanggungjawab
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

THE INFLUENCE OF SUNDANESE ETHNOMATHEMATIC TO THE


CAPABILITY OF STUDENTS’ MATHEMATIC UNDERSTANDING
Linda Sukmaning Ayu
Supriadi1
Andika Arisetyawan2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas
Pendidikan Indonesia
email: linda.sukmaning@student.upi.edu

Abstract

One problem that faced by students during studying mathematics was speedless of
understanding about mathematic concepts. It was influenced by many factors such as
atractiveless of mathematic lesson materials that served by teacher so that it decreased
students’ desire in studying mathematics, uninovatif teaching method application that
disetisfies the studentsso that they cannot absorb the material maximally, irrelevant
teaching material and method with the students’ environmental and daily life
backgrraound so that studentsget difficulty to relate and to apply the conceptin their real
life situation. Based on that problem, researcher used Sundaneseetnomathematic to
increase capability of students’ mathematic understanding.Researcher did the research by
utilize quasi experiment design that consists of nonequivalent control group design to
analyze the impact of that constructional application. There were two classeswhich
become the research object; experiment class with Sundaneseetnomathematic learning
treatment and control class without Sundaneseetnomathematic learning treatment. The
result of this research indicated the difference of the both treatments. This result showed
by t test result which is 0,00is significance since the score is less than 0,5. So, Ho was
rejected that means there was difference. Test gain shows that experiment class gain was
medium and the attitude of student about learning etnomatematika shows positive trands.
It proves that , Sundanese etnomathematiclearning gives effects to the capability of
students’ mathematic understanding.

Keywords:Sundanese learning etnomatematika, the capability of students’ mathematic


understanding.

1
Penulis Penanggungjawab
2
Penulis Penanggungjawab
Linda Sukmaning Ayu, Supriadi. Andika Arisetyawan. Pengaruh Pembelajaran
Etnomatematika Sunda Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Dasar.

Faktor penting dalam mencapai siswa melainkan juga dapat menekankan


keberhasilan pembelajaran matematika pada pembentukkan karakter melalui nilai-
adalah memperhatikan hakikat matematika nilai budaya bangsa. Etnomatematika
dengan kemampuan belajar siswa. adalah salah satu dari wujud pendidikan
Pembelajaran matematika hendaknya berbasis budaya.
bertahap dan berurutan serta mendasarkan
pada pengalaman belajar yang lalu Etnomatematika merupakan
(Hudojo dalam Rostina, 2014, hlm.29). pendekatan yang dikembangkan para ahli
Hal ini menunjukkan bahwa konsep untuk meningkatkan kognitif dan afektif
matematika dalam pembelajaran siswa agar siswa lebih mudah memahami
matematika saling berkaitan. Dalam hal ini suatu konsep matematika dan senang
pemahaman matematika adalah pokok mempelajari matematika karena
perhatian penting dalam pembelajaran mengaitkan hal yang abstrak dengan
matematika. situasi nyata sehingga siswa dapat
memecahkan permasalahan dalam
Tandilling (2012, hlm. 25) kehidupan sehari-hari (Arisetyawan dkk ,
menyebutkan bahwa kesulitan yang 2014, hlm. 683).
dihadapi anak yakni keterlambatan dalam
memahami suatu konsep matematika Pembelajaran etnomatematika
karena pembelajaran yang kurang menarik adalah suatu model pembelajaran
dan tidak mengaitkan dengan kehidupan matematika yang menghubungkan budaya
nyata. Membangun pemahaman siswa dengan matematika dengan
menjadi proyek utama guru dalam memperhatikan latar belakang
mengajar matematika karena pemahaman pengetahuan siswa sebelumnya dalam
menjadi pangkal kemampuan memperluas membangun pemahaman siswa terhadap
pengetahuan anak suatu konsep matematika.

Arsetyawan. dkk (2014, hlm. 683) Berdasarkan uraian latar belakang


mengemukakanbahwa dalam proses yang telah disebutkan penulis tertarik
pendidikan pendidik tidak hanya untuk mengadakan penelitian berjudul
mentransfer nilai pengetahuan melainkan “Pengaruh Etnomatematika Sunda
nilai-nilai kearifan lokal sebagai terhadap Kemampuan matematis Siswa
karakteristik pendidikan nasional perlu Sekolah Dasar”
dihadirkan dalam proses pembelajaran
karena pendidikan tidak hanya didasarkan Orey dan Rosa (2012, hlm. 32)
pada satu aspek budaya intelektual etnomatematika merupakan kurikulum
melainkan aspek secara keseluruhan. pembelajaran di sekolah yang
menghadirkan konsep matematika dengan
Pembelajaran berbasis budaya menghubungkan budaya siswa dan
merupakan suatu model pendekatan pengalaman sehari-hari siswa sehingga
pembelajaran yang lebih mengutamakan dapat meningkatkan kemampuan
aktivitas siswa dengan berbagai ragam pamahaman yang lebih mendalam
latar belakang budaya yang dimiliki mengenai suatu konsep matematika.
(Sardjiyo Paulina Pannen dalam Supriadi, Pendidikan etnomatematika dimaksudkan
2011, hlm. 3). Menurut Arisetyawan dkk untuk meningkatkan kualitas pendidikan
(2014, hlm. 684) model pembelajaran dengan meningkatkan pembelajaran yang
berbasis budaya penting untuk diterapkan bermakna dan lebih relevan.
karena pada khususnya pembelajaran Matematika merupakan usaha budaya.
dalam tingkat sekolah dasar tidak hanya Menurut Ambrioso perlu untuk
bertujuan untuk meningkatkan kognitif mengembalikan martabat budaya melalui
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

pendidikan matematika. Menurut Pemahaman matematis merupakan


D’ambrioso (dalam Bill Barton dkk, 2006) kemampuan seseorang dalam
pengetahuan matematika tidak terisolasi , menguasai suatu teorema, dapat
tetapi merupakan bagian dari struktur menerapkan teorema tersebut serta
masyarakat. Dalam hal ini berarti dapat menghubungkan dengan teorema
matematika adalah merupakan hasil dari lain (Soemarmo dan hendriana, 2014,
budaya. Gagasan Etnomatematika muncul hlm. 19)
sebagai usaha perbaikan kualitas
pendidikan karakter bangsa melalui nilai-
nilai budaya sebagai alat belajar METODE PENELITIAN
matematika siswa.
Penelitin ini menggunakan metode
Secara pedagogis tujuan Kuantitatif. Penelitian Kuantitatif dapat
Etnomatematika menurut Bill Barton dkk melihat hubungan hubungan sebab akibat
(2006) adalah untuk mempromosikan antara variabel bebas dan variabel terikat)
kreativitas dalam membantu siswa (Sugiono, 2014, hlm.11). Desain
mencapai potensi matematika dan eksperimen yang digunakan dalam
kewarganegaraan dengan mengirimkan penelitian ini adalah Quasi Experimental
nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung Design dengan bentuk Nonequivalent
jawab dalam masyarakat. control group design.

Peneliti menggunakan metode


Menurut Supriadi (2016, hlm.59) tersebut untuk melihat pengaruh
Pembelajaran etnomatematika Sunda ialah pembelajaran etnomatematika Sunda
suatu pembelajaran dengan terhadap kemampuan pemahaman
mengembangkan proses berpikir matematika. Ada dua kelas yang bernama
matematika yang berangkat dari nilai-nilai kelas kontrol dan kelas ekseprimen yang
budaya Sunda. keduanya diberi soal yang sama pada
Pembelajaran etnomatematika sunda pretes dan postes.
memiliki beberapa komponen yakni
konstruktivisme, bertanya, pencarian, Penelitian ini peneliti melakukan
belajar bersama, permodelan dan refleksi. penelitian di Sekolah Dasar Islam Khalifah
Nilai Serang. Subyek dalam penelitian ini adalah
Polya mengatakan bahwa kemampuan siswa siswi kelas 3 di SD Islam Khalifah.
pemahaman matematik memiliki 4 tahap Kelas 3 pada SD Islam Khalifah terbagi
(sumarmo, 2014, hlm. 20), yaitu : menjadi 2 yaitu kelas Abu Ubaidah dan
1) Pemahaman mekanikal kelas Muhammad Al-Fatih. Kelas Abu
Siswa dapat mengingat dan Ubaidah berjumlah 27 terdiri dari 14
menerapkan rumus dengan sederhana perempuan dan 13 laki-laki dan Kelas
2) Pemahaman induktif Muhammad Al Fatih berjumlah 25 yang
Siswa dapat menggunakan rumus terdiri dari 13 perempuan dan 12 laki-laki.
dalam kasus sederhana atau dalam Dalam pengolahan data peneliti hanya
kasus serupa. menentukan 20 siswa pada tiap-tiap kelas
3) Pemahaman rasional sebagai sampel.
Siswa dapat membuktika Instrumen yang digunakan dalam
kebenaran suatu rumus dan teorema penelitian ini ialah tes kemampuan
4) Kemampuan intuitif pemahaman matematis, wawancara,
Siswa dapat memperkirakan observasi , skala sikap dan jurnal harian.
kebenaran tanpa ragu-ragu Tes diberikan dua kali, pada saat awal
sebelum perlakuan dan pada akhir setelah
Linda Sukmaning Ayu, Supriadi. Andika Arisetyawan. Pengaruh Pembelajaran
Etnomatematika Sunda Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Dasar.
adanya perlakuan. Skala sikap dan jurnal hipotesis dan gain ternormalisasi pada tes
harian diberikan diakhir setelah adanya kemampan pemahaman matematis siswa,
perlakuan analisis skala sikap, wawancara, observasi
Dalam penelitian ini peneliti dan jurnal harian
mengembangkan bahan ajar lembar kerja
siswa yang mengandung nilai-nilai budaya HASIL DAN PEMBAHASAN
Sunda.Untuk mengetahui kehandalam
lembar kerja siswa tersebut apakah sudah Analisis data pretes
sesuai dengan kemampuan siswa dan
kondisi ideal dalam pembelajaran maka Descriptive Statistics
Std.
peneliti melakukan uji lembar kerja di SD Kelas N Min Max Mean
Deviation
Variance
Negeri Penggung. Uji lembar kerja Eksperimen 20 10 55 29,00 14,198 201,579
Kontrol 20 10 50 25,25 10,321 106,513
diberikan kepada kelas 3. Perubahan Valid N
20
bahasa soal atau perintah dalam lembar (listwise)
kerja
a) Perubahan jumlah media yang Tabel 4.1 deskriptif statistik hasil pretes
digunakan.
b) Perubahan ukuran media. Dari tabel yang disajikan diatas terlihat
Membubuhkan kata stimulus dalam bahwa rata-rata kelas kelas eksperimen
meyimpulkan rumus yang efektif baik adalah 29 sedangkan rata-rata kelas
luas dan keliling. kontrol ialah 25,25. Nilai menandakan
c) Penghilangan perintah mempersiapkan bahwa kemampuan awal siswa masih
bahan, karena kalimat tersebut belum memuaskan Standar deviasi kelas
menambah banyak bahan bacaan kontrol dan eksperimen masing-masing
dalam lembar kerja siswa sehingga adalah 10, 321 dan 14, 198. Tingkat variasi
siswa menganggap susah dan berat kelas eksperimen lebih kecil dibanding
d) Gambar pita sesuai dengan pita yang dengan kelas eksperimen, hal tersebut
digunakan siswa ditunjukkan dari angka variasi kelas
e) Penambahan gambar agar siswa eksperimen lebih besar yakni 201,579
tertarik daripada kelas kontrol yakni 106, 513.
Setelah mengalami perubahan maka Rata-rata antara kedua kelas tersebut
peneliti melakukan uji coba di kelas 3 SD terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki
Islam Peradaban dengan tujuan rata-rata yang lebih tinggi dari kelas
menemukan situasi yang ideal sesuai kontrol. Sebelum mengetahui perbedaan
dengan jenis sekolah yakni sekolah islam rata-rata kedua kelas tersebut terlebih
untuk diterapkan di kelas 3 SD Islam dahulu diuji apakah kedua data normal dan
Khalifah. homogen.
Setelah melakukan uji LKS yang Berdasarkan uji normalitas signifikasi
kedua peneliti menemukan situasi yang kelas eksperimen yaitu 0, 924 dan kelas
ideal untuk diterapkan dalam perlakuan kontrol 0, 678. Kedua angka tersebut
kelas eksperimen sampel penelitian. menunjukkan diatas 0, 05, hipotesis nol
Setelah mengalami beberapa perubahan menurut kriteria pengambilan keputusan
maka disimpulkan bahan ajar yang pada uji normalitas menunjukkan diterima
digunakan adalah lembar kerja siswa yang dalam artian data berdistribusi normal.
telah disesuaikan dengan tingkat Sedangkan uji normalitas yang dilakukan
perkembangan siswa, kemampuan siswa dengan plot data sampel dihasilkan bahwa
dan kefektifan lembar kerja siswa. kedua data normal

Analisis data yang digunakan peneliti Nilai homogenitas data pretes yang
yakni uji normalitas, homogenitas, uji diperoleh menunjukkan angka 0,072,
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

angka tersebut lebih dari 0,05 sehingga Dari uji normalitas. nilai kelas kontrol
memiliki makna kedua data tersebut menunjukkan yakni 0,670 dan nilai kelas
homogen. eksperimen yakni 0,685, sehingga
memiliki makna data berdistribusi normal.
Dari hasil uji t terhadap data
diperoleh nilai signifikansi menunjukkan Uji homogenitas postes bernilai
angka 0,34. Sehingga memiliki makna 0,078. Hal tersebut memiliki makna data
rata-rata hasil pretes kelas kontrol dan berasal dari sampel yang sama atau
kelas eksperimen memiliki kesamaan. homogen.
Dari hasil analisis tersebut disimpulkan
bahwa kedua kelas antara kelas kontrol Hasil uji t yang dilakukan bernilai
dan eksperimen tidak ada perbedaan yang 0,00 berarti ada perbedaan hasil antara
signifikan dalam rata-rata hasil pretes pembelajaran Etnomatematika Sunda dan
sehingga perlakuan terhadap sampel dapat bukan pembelajaran Etnomatematika
dilaksanakan. Sunda.

Analisis data postes Uji perbedaan rata-rata postes kelas


eksperimendapat disajikan dengan tabel
Descriptive Statistics
Kelas rendah Kelas sedang Kelas tinggi
Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes
Std.
N Range Min Max Mean Variance 10 55 25 65 55 90
Deviation
10 45 15 85 50 90
20 45 45 90 72,2 14,000 195,98
Eksperimen 5 7 10 55 25 70 50
20 45 20 85
20 35 20 55 36,5 9,611 92,368
0 30 25 85
Kontrol
40 80

35 65
Tabel 4.4 analisis diskriptif data postes 35 65
15 70
Rata-rata kelas eksperimen sebesar
25 75
72,25 sedangkan kelas kontrol sebesar
36,50 data tersebut menunjukkan bahwa 45 75

kelas eksperimen yang diberikan perlakuan 40 80


pembelajaran Etnomatematika Sunda lebih 80
unggul dari pada kelas kontrol. 85
Tabel 4.5 hasil uji normalitas 16 50 28,75 76,07 51,66 90

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Eksperimen Kontrol Tabel 4.7 hasil Uji perbedaan rata-rata
N 20 20
Normal Mean 72,25 36,50
Parametersa,b Std. Deviation 14,000 9,611 Nilai signifikansi antara kelompok
Most Extreme
Absolute ,160 ,162 rendah dan sedang serta rendah dan tinggi
Positive ,102 ,162
Differences
Negative -,160 -,112 adalah 0,000 yang berarti ada perbedaan
Kolmogorov-Smirnov Z ,716 ,725 rata-rata peningkatan kemampuan
Asymp. Sig. (2-tailed) ,685 ,670
pemahaman matematis. Signifikansi antara
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. kelompok sedang dan rendah ada
perbedaan rata-rata. Kelompok sedang dan
tinggi tidak ada perbedaan rata-rata
dengan ditunjukkannya nilai signifikansi
Linda Sukmaning Ayu, Supriadi. Andika Arisetyawan. Pengaruh Pembelajaran
Etnomatematika Sunda Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Dasar.
0,67. Kelompkk tinggi dan sedang juga terhadap pelajaran matematika
tidak ada perbedaan rata-rata dengan nilai menunjukkan kecenderungan positif
signifikansi 0,67. Kelompok tinggi dan dengan rata-rata 83,5 %. Rata-rata dalam
sedang terdapat perbedaan rata-rata dengan minat terhadap pembelajaran
nilai signifikansi sebesar 0,000 yang Etnomatematika Sunda yakni 3,18, minat
kurang dari 0,05. Meskipun demikian, terhadap belajar bersama yaitu 3,12 dan
secara keseluruhuan terdapat perbedaan penyelesaian masalah dalam pembelajaran
rata-rata yang dengan hal tersebut matematika yakni 3,10. Ketiganya
disimpulkan bahwa pembelajaran menunjukkan kecenderungan positif. Dan
Etnomatematika Sunda di kelas minat terhadap soal kemampuan matematis
eksperimen berhasil. dalam pembelajaran etnomatematika sunda
juga terlihat siswa memiliki
Hasil uji gain dapat disajikam sebagai kecenderungan positif dengan ditunjukkan
berikut rata-rata sebesar 3, 52. Dapat disimpulkan
dari analisis tingkat persetujuan ini bahwa
Nama Nilai Nilai siswa memiliki ketertarikan terhadap
Siswa Pretes Postes N Gain Interpretasi
Pembelajaran Etnomatematika Sunda.
S1 25 65 0,53 Sedang

S2 15 55 0,47 Sedang Hasil observasi menunjukkan


S3 25 85 0,80 Tinggi bahwa siswa sebagian besar aktif dalam
S4 20 70 0,63 Sedang mengikuti pembelajaran Etnomatematika
S5 25 45 0,27 Rendah
Sunda dan berjalan lancar serta dapat
belajar bersama dengan baik. Dari
S6 10 85 0,83 Tinggi
wawancara yang dilakukan kepada
S7 10 85 0,83 Tinggi
beberapa siswa didapatkan bahwa
S8 40 80 0,67 Sedang pembelajaran Etnomatematika Sunda
S9 35 65 0,46 Sedang memudahkan siswa mempelajari
S10 35 65 0,46 Sedang matematika dengan kelebihan proses
S11 15 70 0,65 Sedang
belajar yang menghubungkan budaya
dengan konsep matematika.
S12 25 55 0,40 Sedang

S13 55 75 0,44 Sedang Dari hasil jurnal harian yang


S14 10 75 0,72 Tinggi didapat siswa dapat dianalis bahwa
S15 45 80 0,64 Sedang sebagaian besar siswa memberi
S16 40 90 0,83 Tinggi mengungkapkan kesan yang baik. Meski
demikian ada pula kesan negatif yang
S17 50 90 0,80 Tinggi
diungkapkan siswa. Kesan positif yang
S18 50 80 0,60 Sedang
dapat dirangkum dari tabel diatas adalah
S19 20 45 0,31 Sedang siswa paham setelah belajar menggunakan
S20 30 85 0,79 Tinggi pembelajarn Etnomatematika Sunda. Salah
satu temuan dari penelitian ini adalah
Tabel 4.8 hasil uji gain bahwa siswa memiliki ketertarikan pada
pembelajaran etnomatematika Sunda yakni
Dari tabel hasil uji gain yang dilakukan proses belajar dengan lembar kerja yang
rata-rata peningkatan kemampuan menyenangkan sesuai dengan tahap
pemahaman matematis siswa meningkat perkembangan siswa dan melibatkan
dengan kategori gain sedang. produk-produk budaya Sunda yang
dijadikan sebagai media seperti pita
Dalam analisis skala sikap anyaman yang sangat berkesan bagi siswa.
didapatkan hasil bahwa minat siswa Meski demikian ada beberapa siswa yang
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

memberi kesan negatif yakni bahwa masalah untuk dipecahkan. Dalam


pembelajaran Etnomatematika sunda itu menyelesaikan masalah tersebut ada siswa
membuat siswa lelah dan hal tersebut yang cepat merespon pertanyaan dan
mengakibatkan siswa tidak suka perintah dalam lembar kerja tersebut ada
pembelajaran Etnomatematika Sunda. pula siswa yang kurang dapat
Meski demikian secara keseluruhan jurnal memahaminya. Dalam hal ini terjadi
harian yang didapatkan memuat kesan interaksi antara siswa, interkelompok dan
positif terhadap pembelajaran antarkelompok dalam menyelesaikan
Etnomatematika Sunda. masalah tersebut. Interaksi ini adalah
Dalam proses pembelajaran berfungsi saling mendorong dan
Etnomatematika sunda menurut Supriadi membimbing antara siswa. Guru tentu
(2016, hlm. 59) terdiri dari beberapa membimbimg siswa selama proses
komponen pembelajaran, yakni : pembelajaran.
Kontruktivisme, bertanya, pencarian,
belajarbersama,permodelan, dan refleksi. Tahap selanjutnya adalah
Berikut adalah gambaran situasi permodelan. Dalam pembelajaran
pembelajaran Etnomatematika Sunda. Etnomatematika Sunda ini siswa
Pembelajaran Etnomatematika menggunakan budaya sunda sebagai model
sunda diawali dengan pemberian apersepsi dalam menentukan keliling dan luas.
untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Produk budaya sunda yang digunakan
Guru memperkenalkan budaya Sunda sebagi model adalah anyaman sunda yang
kepada siswa. Seperti hihid(kipas), kain disesuaikan dengan tingkat perkembangan
samping, anyaman khas sunda, dan tokoh- siswa yakni menggunakan pita. Dari
tokoh Sunda seperti Cepot dan kabayan. anyaman tersebut siswa dapat menemukan
Dengan mengenal budaya Sunda siswa konsep menentukan luas persegi dan
diajak untuk menghargai budaya sebagai persegi panjang. Awalnya siswa diminta
salah satu kekayaan budaya Indonesia. untuk membuat anyaman, beberapa siswa
Guru menampilkan benda-benda yang langsung bisa membuat beberapa siswa
sering ditemui siswa yang merupakan perlu dibimbing guru dalam membuat
produk budaya Sunda. Dalam hal ini guru anyaman. Setelah itu siswa diminta untuk
mengaitkan budaya tersebut dengan menghitung luas pita yang memiliki dua
konsep yang akan dipelajari yakni luas dan warna yakni kuning dan hijau. Siswa
keliling persegi panjang. Guru awalnya menggunakan cara sederhana
menanyakan kepada siswa mengenai dengan kebiasaan siswa dengan
bentuk bangun datar dari gambar-gambar menghitung jumlah pita berwarna dalam
budaya Sunda yang ditunjukkan guru anyaman tersebut. Guru menanyakan
kepada siswa. Dari media tersebut siswa apakah ada cara lain dari menghitung luas
mengetahui bentuk bangun datar pada tiap tersebut. Kemudian disediakan lembar
media dan hal tersebut menjadi jembatan kerja siswa sebuah langkah kerja dimana
awal siswa memulai belajar luas dan anak dapat menemukan rumus dengan
keliling bangun datar persegi dan persegi media yang digunakan yakni luas persegi.
panjang. Setelah memberikan apersepsi Untuk konsep keliling model yang
tersebut barulah guru menyampaikan digunakan adalah dengan menggunakan
materi pembelajaran yang menjadi tujuan lidi siswa menghitung keliling hihid
pembelajaran. (kipas) dan kain samping. Pada awalnya
Pada tahap selanjutnya siswa siswa menghitung keliling manual dengan
melakukan belajar bersama, dalam hal ini lidi, kemudian siswa menggunakan rumus
guru membagi siswa menjadi kelompok- sehingga ditemukan cara efektif untuk
kelompok. Guru memberi sebuah lembar menentukan keliling persegi dan persegi
kerja pada siap kelompok dengan suatu panjang. Dalam hal ini guru juga berperan
Linda Sukmaning Ayu, Supriadi. Andika Arisetyawan. Pengaruh Pembelajaran
Etnomatematika Sunda Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Dasar.
membimbing siswa dalam pasti. Dalam hal ini siswa menebak-nebak
pengkonstruksian pengetahuan baru siswa. bagaimanakah rumus keliling dan luas
yang tepat.
Setelah siswa mengerjakan lembar Berdasarkan penelitian yang
kerja yang disediakan siswa dilakukan pembelajaran Etnomatematika
mempresentasikan dan merefleksikan Sunda dapat meningkatkan kemampuan
konsep yang telah ditemukan hasil peahaman matematis siswa. Hal ini
pengelaman belajar tersebut. Dengan ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata
demikian pembelajaran semakin antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
bermakna. Kelas Eksperimen memiliki nilai rata-rata
yang lebih baik dari kelas kontrol. Temuan
Polya (sumarmo, 2014, hlm. 20) dari penelitian ini adalah uji t yang
mengatakan bahwa kemampuan dilakukan pada saat pretes dan postes.
pemahaman matematik memiliki 4 tahap Pada saat pretes uji t yang dilakukan
yakni Pemahaman mekanikal, pemahaman menghasilkan nilai signifikansi 0,34, nilai
induktif, pemahaman, pemahaman rasional tersebut lebih dari 0,05 sehingga H0
dan pemahaman intuitif. Dalam penelitian diterima artinya rata-rata hasil pretes
ini tahap pemahaman yang dijadikan memiliki kesamaan. Setelah diberi
indikator hanya dari 3 jenis pemahaman perlakuan uji yang dilakukan
yakni pemahaman mekanikal, induktif dan menghasilkan nilai signifikan 0,00, berarti
intuitif. ada perbedaan antara kelas kontrol dan
Indikator dari pemahaman kelas eksperimen. Selain itu kelas
mekanikal adalah mengingat dan menggunakan pembelajaran
menerapkan rumus secara rutin dan Etnomatematika Sunda mengalami
menghitung secara sederhana. Dalam hal peningkatan kemampuan pemahaman
ini siswa menggunakan rumus yang efektif matematis dilihat dari rata-rata pretes dan
dalam menghitung luas dan keliling. Pada postes. Pembelajaran Etnomatematika
mulanya siswa menghiting jumlah warna Sunda memberikan ketertarikan kepada
hijau dan warna kuning di dalam area siswa terhadap pelajaran matematika.
anyaman yang dibuat, selanjutnya siswa Siswa menjadi senang dan lebih
menggunakan rumus luas dalam memahami konsep matematika dengan
menentukan luas anyaman. Begitu pula dibuktikan dari analisis skala sikap,
dengan keliling awalnya siswa menghitung wawancara dan jurnal harian dari siswa.
keliling hihid (kipas) dan kain samping
manual dengan lidi selanjutnya siswa
menggunakan rumus untuk menentukan
keliling. KESIMPULAN
Indikator dari pemahaman induktif Berdasarkan hasil penelitian yang
adalah menerapkan rumus atau konsep dilakukan di SD Islam Khalifah maka
dalam kasus sederhana atau dalam kasus dapat disimpulkan sebagai berikut.
serupa. Dalam hal siswa menentukan 1. Terdapat perbedaan kemampuan
keliling dan luas persegi dan persegi pemahaman matematis antara kelas
panjang pada benda-benda produk budaya eksperimen yang menggunakan
sunda. Selain itu menentukan keliling pembelajaran Etnomatematika Sunda
dengan memindahkan satuan lidi ke satuan dan kelas kontrol yang tidak
baku adalah salah satu memecahkan kasus menggunakan pembelajaran
yang serupa. Etnomatematika Sunda.
2. Ada peningkatan kemampuan
Indikator dari pemahaman intuitif pemahaman matematis kelas yang
adalah memperkirakan kebenaran dengan
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

menggunakan pembelajaran dalam Operasi Perkalian


Etnomatematika Sunda Matematika untukMeningkatkan
3. Sebagain besar siswa memberikan Karakter Kreatif dan Cinta Budaya
respon positif terhadap pembelajaran Lokal Mahasiswa PGSD, Prosiding
Etnomatematika Sunda. Daya tarik Seminar Nasional (hlm.1-8).
siswa dari pembelajaran Bandung : STKIP Siliwangi
etnomatematika Sunda adalah terletak
pada lembar kerja siswa dengan Arisetyawan, A.dkk. (2014). Study of
menggunakan media yang menarik Ethnomathematics : A Lesson from
menggunakan unsur budaya Sunda Baduy Culture. International journal
of education and research, 2 (10),
hlm.681-688.

Borton, dkk. (2006). Cultural Connection


DAFTAR PUSTAKA and Mathematical Maniputaion. For
Sugiono.(2014).Metode Penelitian the Learning Mathematic. 26 (2),
kuantitaif, kualitatif, dan R&D.
hlm. 21-24
Banudng: Alfabeta
Tandilling, Edy. (2012). Pengembangan
Instrumen Untuk Mengukur
Kemampuan Komunikasi Matematik,
Pemahaman Matematik, Dan Self
Regulation Learning Siswa Dalam
Pembelajaran Di Sekolah Menengah
Atas. Jurnal Penelitian Pendidikan,
13 (1), hlm. 24-31
Sundayana, Rostina. (2014). Media dan
Alat Peraga Dalam
Pembelajaran matematika.
Bandung: Alfabeta
Hendriana dan Soemarmo. (2014).
Penilaian Pembelajaran
Matematika. Bandung: Refika
Aditama
Supriadi. (2016). Cara Mengajar
Matematika untuk PGSD. Serang :
Upi Kampus Serang
Rosa, M. & Orey, D. C. (2011).
Ethnomathematics: the cultural
aspects of mathematics. Revista
Latinoamericana de
Etnomatemática, 4(2). 32-54

Supriadi, (2011). Pembelajaran


Etnomatematika dengan Media Lidi

Anda mungkin juga menyukai