Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GASTRITIS

Disusun Oleh
Kelompok Ib A12B
Nama Kelompok :

1. I Made Widhi Antara (18.321.2870)


2. Ni Luh Putu Dita Puspita Sari (18.321.2896)
3. Putu Shinta Trisnayanti (18.321.2897)
4. Putu Suci Kristina Dewi (18.321.2898)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
(Tuhan Yang Maha Esa) karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang berjudul
“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Gastritis” ini dapat diselesaikan tepat waktunya.
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II dalam menempuh pendidikan Program Studi S1 Keperawatan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada Semester IV tahun 2020,
yang diampu oleh Ns. Ni Kadek Yuni Lestari,S.Kep.,M.Fis
Dalam keberhasilan penyusunan tulisan ini tentu tidak luput dari bantuan
beberapa pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih yang setulus–tulusnya
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempura, oleh
karena itu segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya – karya
penulis berikutnya. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Denpasar, 16 April 2020

Penulis,
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP GASTRITIS

2.1 Konsep Dasar Penyakit Gastritis


2.1.1 Definisi Gastritis

Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal atau menyebar pada


mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves. J. Charlene).
Umumnya gastritis dibedakan menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik.

1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang
terkait dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu
dan merusak mukosa gastrik. Agen semacam ini mencakup bumbu,
rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi, kemoterapi dan
mikroorganisme inefektif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan
erosif. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun. inflamasi lambung yang lama dapat
disebabkan oleh ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh
bakteri Helicobacter pylory (H. pylory). Gastritis kronis dapat
diklasifikasikan sebagai tipe A dan tipe B. Tipe A (sering disebut
sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel pariental
yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Anemia pernisiosa
berkembang dengan proses ini dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory)
mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung bawah lambung dekat
duodenum).Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory yang
menimbulkan ulkus dinding lambung.Juga dikenal tiga bentuk gastritis
kronik gastritis kronik superfisialis, gastritis kronik hipotrofik atau
atrofi gaster dan gastritis kronik hipertrofikans.

2.1.2 Etiologi

1. Gastritis Akut

Ada beberapa penyebab gastritis akut, diantaranya adalah obat


analgetik anti inflamasi (aspirin), bahan kimia (lysol), merokok,
alkohol, stres fisis (disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma
pembedahan, dll), refluks usus lambung dan endotoksin.

Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna


asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
gangren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang
mengakibatkan obstruksi pilorus. Gastritis juga merupakan tanda
pertama dari infeksi sistemik akut. Faktor yang dapat menyebabkan
rusaknya mukosa lambung adalah kerusakan mukosa barier sehingga
difusi balik ion H+ meningkat, perfusi mukosa lambung terganggu dan
jumlah asam lambung meningkat

Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat


menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul
daerah-daerah infark kecil. Disamping itu, sekresi asam lambung juga
terpacu. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat,
mucosal barier rusak menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat.
Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat
mucosal barier oleh cairan usus.

2. Gastritis Kronik
Pada umumnya penyebab gastritis kronis belum diketahui, tetapi
sering dijumpai bersama dengan penyakit lain (anemia penyakit adisson
dan gondok), ulkus lambung kronik atau oleh bakteri Helicobacter
pylory (H. Pylory) dan beberapa peneliti menghubungkan dengan
proses imunologi
2.1.3 Pathofisiologi Dan Pathway

1. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia

misalnya obat- obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun

asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf

simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam

klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam

lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat

kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel

kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi

produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi

mukosa lambung agar tidak ikut tercerna.

Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus

bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa

gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus)

dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan

produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa

nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan

mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi

mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa

gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel

mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang

terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti


sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam

waktu 24-48 jam setelah perdarahan

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang

sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi

penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi

kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel

pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi

intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis

serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi

perdarahan serta formasi ulser.

Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme

ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya

desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu :

destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu

mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti

sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih

kuat.Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga

berkurang.

Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan

peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul

kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini

juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung,


sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan

mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.

Pathway

Helycobacter pylori Zat-zat korosif Stress

Infeksi mukosa Gangguan difus barier Stimulus Nervuz vagus


lambung mukosa
Refleks enteric
dinding lambung

Hormon gastrin

Peningkatan asam lambung Stimulus sel parietal

Iritasi mukosa lambung

Peradangan mukosa lambung (gastritis)

Hiperemis Ansietas Nyeri epigastrum Hipotalamus

Atrofi gaster/ mukosa Kurang informasi


Nyeri Akut Aktivitas lambung
menipis
meningkat
Kurang
Kehilangan fungsi Pengetahuan
Kontraksi otot
kelenjar fundus
lambung

Faktor intrinsik
Masukan nutrient Anoreksia, mual,
inadekuat muntash
Penurunan absorpsi
vitamin b12
Masukan cairan
Defisit Nutrisi
inadekuat/ kehilangan
cairan
Animemia pernisiosa

Hipovolemia
Penurunan volume
darah merah

Penurunan suplai O2 ke Kelemahan fisik Intoleransi Aktivitas


jaringan
2.1.4 Manifestasi Klinis
1. Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada
kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat
sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan
asimtomatis. Keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada
uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
lokasinya.
3) Kadang-kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai
darah samar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda
anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6) Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai
gangguan kesadaran.

2. Gastritis kronis
1) Bervariasi dan tidak jelas.
2) Perasaan penuh, anoreksia.
3) Distress epigastrik yang tidak nyata.
4) Cepat kenyang.
2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor
utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta
Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Gastritis Akut
1) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang, ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan intravena.
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan
dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
6) Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau
tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi
gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
7) Penghambat asam . Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi
rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan
obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk
mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.

2. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
1) Cytoprotective agents
Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi
jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang
termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu
sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat
golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth
subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.

2) Penghambat pompa proton


Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung
adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung
penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam
dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini.
Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole,
lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini
juga menghambat kerja H. pylori. H. phylory mungkin diatasi
dengan antibiotik (mis, tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam
bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory.

3) Terapi terhadap H. Pylori.


Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H.
pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari
antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan
pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh
bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan
rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan
efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu
berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam,
bergantung pada regimen yang digunakan.
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif
daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama
(terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga
tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H. pylori
sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi
dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces
adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan
sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan
hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih
walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

2.2 Teori Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Anamnese meliputi :

1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Jenis pekerjaan :
5. Alamat :
6. Suku/bangsa :
7. Agama :
8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim
mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap
remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut
biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta
memperparah penyakit ini.
9. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
2) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara
mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi
masalah tersebut.
3) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat
pemakaian obat.
2.2.2 Pemeriksaan fisik
Review of system (ROS)
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri
tekan di kwadran epigastrik.
1. B1(breath) : takhipnea
2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian
perifer lambat, warna kulit pucat.
3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan pedas.
6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

Pemeriksaan Fisik Head to Toe


1. Kepala dan Muka
Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut
2. Mata
Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis (penurunan oksigen ke
jaringan), konjungtiva pucat dan kering
3. Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa), bibir pecah-
pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
personal hygiene)
4. Abdomen
1) Inspeksi: Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar
dan bentuk abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut
sampai dada sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
2) Auskultasi: Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan,
dan hipoaktif setelah perdarahan.
3) Perkusi: Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan
hypertimpani (bising usus meningkat).
4) Palpasi: Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat
nyeri tekan pada regio epigastik (terjadi karena distruksi asam
lambung) (Doengoes, 2014).

5. Integumen
Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah),
kelemahan kulit/membran mukosa berkeringan (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respon psikologik) (Doengoes, 2014).

2.2.3 Fokus Pengkajian


1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena
perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan
GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area
gaster.
Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda :
- nyeri tekan abdomen, distensi
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif
setelah perdarahan.
- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang-kadang
- merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat
terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
- haluaran urine : menurun, pekat.
5. Makanan / Cairan
Gejala :
- anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka
duodenal).
- masalah menelan : cegukan
- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan
produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
6. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
- nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa
ketidaknyamanan / distress samar-samar setelah makan
banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke
punggung terjadi 12 jam setelah makan dan hilang dengan
antasida (ulkus gaster).
- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung
terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung
kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus
duodenal).
- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-
obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen),
stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
8. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis/ hipertensi portal)
9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung
ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan
saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak
berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah
berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme,
hepatitis, gangguan makan (Mustaqin A., Gangguan Gastrointestinal )

2.2.4 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai


dengan pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi
meningkat.

2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai


dengan pasien merasa lemah, mengeluh haus, frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tugor kulit menurun.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan gangguan kebiasaan makan ditandai
dengan pasien mengeluh nafsu makan menurun, kram/nyeri abdomen,
cepat kenyang setelah makan berat badan menurun minimal 10%
dibawah rentang ideal, bising usus hiperaktif, membran mukosa pucat.

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan


pasien mengeluh lelah, merasa lemah, frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat, tekanan darah berubah >20% dari kondisi
istirahat , sianosis.

5. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai


dengan pasien mengatakan merasa bingung, merasa khawatir, sulit
berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak tegang , sulit tidur.

2.2. 5 Intervensi Keperawatan


Rencana Perawatan Ttd
Hari/ No
Dx Tujuan dan Kriteria
Tgl Intervensi Rasional
Hasil

1
Setelah dilakukan tindakan Pemberian analgesik:
1
1
selama 3x24 jam
- Monitor tanda-tanda - Agar
diharapkan pasien dapat
vital sebelum dan mengetahui
mengontrol tingkat nyeri,
setehal diberikan perkembangan
dengan kriteria hasil:
analgesik, pada setelah
- Pasien dapat pemberian dosis diberikannya
beristirahat pertama kali atau jika obat, dan
ditemukan ada tanda- mengevaluasi
- Pasien sudah tidak
tanda yang tidak apakah adanya
menggerang dan
biasanya alergi atau tidak
meringgis
- Berikan analgesic - Untuk
- Pasien dapat
tambahan jika membantu
meningkatkan nafsu
makan diperlukan untuk mengurangi rasa
meningkatkan efek nyeri pada
- Frekuensi nafas
pengurangan nyeri pasien
normal
- Ajarkan tentang - Agar pasien
- Denyut nadi nornal
penggunaan alagesik , mengetahui obat
strategis untuk apa yang
menurunkan efek digunakan dan
samping, dan harapan efek juga fungsi
terkait dengan dari obat
keterlibatan dalam tersebut
keputusan pengurangan
nyeri
- Agar dalam
- Kolaborasi dengan
pemberian obat
dokter apakah obat,
tidak ada
dosis, rute pemberian,
kesalahan maka
atau perubahan interval
dari itu
dibutuhkan , buat
melakukan
rekomendasi khusus
kolaborasi
berdasarkan prinsip
dengan tim
analgesik
dokter agar
sesuai intruksi

2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan


selama 3x24 jam - Monitor tanda- tanda - Agar
diharapkan keseimbangan vital pasien mengetahui
cairan pasien kembali perkembanga
normal dengan kriteria n kondisi
hasil: pasien setelah
- Tekanan darah diberikan
kembali normal terapi
120/80mmHg
- Denyut nadi - Berikan cairan dengan - Membantu
kembali normal 60- tepat peningkatan
100x/menit cairan pada
- Tugor kulit pasien
meningkat - Dukung pasien dan - Agar pasien
keluarga untuk dan keluarga
membantu dalam mengetahui
pemberian makan yang dan mampu
baik memberikan
makanan yang
baik bagi
kesehatan
- Berikan terapi IV seperti - Agar
yang sudah di tentukan kebutuhan
cairan pasien
dapat
terpenuhi dan
mempercepat
kesembuhan
pasien.

3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi:


selama 3x24 jam - Monitor kalori dan asupan - Agar
diharapkan pasien dapat makanan mengetahui
meningkatkan status nutrisi seperapa kalori
dengan kriteria hasil: yang diperlukan
- Meningkatkan oleh tubuh.
asupan gizi
- Meningkatkan nafsu - Ciptakan lingkungan - Agar dapat
makan yang optimal pada saat membantu
- Mengembalikan mengkonsumsi makanan meningkatkan
energi Kembali (misalnya, bersih, nafsu makan
normal berventilasi, santai, dan nasien dengan
bebas dari bau yang cara
menyengat) menciptakan
lingkungan yang
nyaman.

- Ajarkan pasien duduk - Agar pasien


dengan tegak dikursi , dapat makan
bila memungkinkan engan baik
dengan posisi
duduk yang
nyaman

- Berikan obat-obatan - Untuk


sebelum makan membantu
(misalnya, penghilang meningkatkan
rasa sakit, penghilang nafsu makan
rasa mual) jika diperlukan pasien Kembali
normal

4 Setelah dilakukan asuhan Manajemen energi.


keperawatan selama 3x24 - Identifikasi gangguan - Agar
jam diharapkan toleransi fungsi tubuh yang mengetahui
aktivitas kembali normal, mengakibatkan penyebab
dengan kriteria hasil: kelelahan kelelahan
- Frekuensi nadi pada pasien
normal - Lakukan latihan rentang - Agar pasien
- Tekanan darah gerak pasif dan/ atau terbiasa untuk
normal aktif beraktifitas
- Pasien tidak tanpa
mengeluh lemah menimbulkan
kelelahan
- Anjurkan tirah baring - Agar pasien
dapat
beristirahat
dan
mengurangi
energi yang
digunakan
dalam
beraktifitas
- Kolaborasi dengan ahli - Agar dapat
gizi tentang cara menghasilkan
meningkatkan asupan energi yang
makanan maksimal
untuk
mencukupi
kebutuhannya

5 Setelah dilakukan asuhan Pengurangan kecemasan


keperawatan selama 3x24 - Untuk
- Kaji untuk tanda verbal
jam diharapkan Tingkat
kecemasan pasien dan nonverbal mengetahui
berkurang, dengan kriteria kecemasan tingkat
hasil:
kecemasan yang
- Pasien dapat
beristirahat dialami pasien
- Pasien dapat - Agar
- Berikan aktivitas
berkonsentrasi
- Pasien mengatakan pengganti yang mengurangi
tidak merasa takut bertujuan untuk kecemasan pada
dan gelisah
mengurangi tekanan pasien
- Berikan informasi - Agar pasien
factual terkait diagnosis, memahami
perawatan , prognosis penyakit yang
dialami dan
mengurangi
kecemasan
pasien
- Dorong keluarga untuk - Agar keluarga
mendampingi klien mampu
dengan cara yang tepat memberikan rasa
nyaman pada
pasien

2.2.6 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi atau rancana

keperawatan.

2.2.7 Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan menilai tindakan

keperawatan yang telah ditentukan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan

klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan yang

dilakukan dengan format SOAP.


FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN FORMAT GORDON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.A


DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS
DI RUMAH SAKIT B
TANGGAL 16 - 19 APRIL 2020

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. A
Umur : 19 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Pelajar
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan : pelajar
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Desa Manikaji
Tanggal Masuk : 16 April 2020
Tanggal Pengkajian : 16 April 2020
No. Register : 20xxxx
Diagnosa Medis : Gastritis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. W
Umur : 40 th
Hub. Dengan Pasien : Ayah Pasien
Pekerjaan : Pengusaha
Alamat : Desa Manikaji
2. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
MRS : Pada saat masuk rumah sakit pasien mengatakan mual,
muntah dan nafsu makan menurun.
Saat ini : Pasien mengatakan, perut kembung dan nyeri pada ulu hati.

2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini


Pasien mengatakan sebelum ke rumah sakit pasien sempat berobat
Puskesmas. Di puskesmas pasien diberikan pengobatan dan diberikan saran
untuk penyakit yang sedang dialami. Beberapa minggu rasa sakit yang
dialami kembali mucul. Karena hal tersebut keluarga pasien mengajak
pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Setelah
mendapatkan penanganan lebih lanjut pasien dirawat di ruang penyakit
dalam.

3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya


Pasien mengatakan jika pasien merasa sakit keluarga pasien segera
membawa pasien ke Puskesmas dan meminum obat yang telah diberikan.

2. Status Kesehatan Masa Lalu


1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit yang sama seperti yang
diderita saat ini
2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang
diderita saat ini.
3. Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi seperti obat , debu,
makanan maupun cuaca
4. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, kopi dan minum
alkohol.

3. Riwayat Penyakit Keluarga/ penyakit keturunan


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan tidak ada
anggota keluarganya yang memiliki penyakit yang sama dengan penyakit
yang dideritanya
4. Diagnosa Medis dan therapy
Nama Obat Fungsi Obat Dosis Rute pemberian
Infus RL Sumber elektro 20 tpm Intravena (IV)
Ondansentron Untuk mengurangi 3 x 4mg Intravena (IV)
kadar asam
lambung
Sohobion Untuk 1 x 1amp Intravena (IV)
meningkatkan
daya tahan tubuh
dan nafsu makan
Ceftriaxone Menghambat 2 x 1gm Intravena (IV)
bakteri
Antasida doen Untuk mengurangi 3 x 10ml Oral
(sirup) kadar asam
lambung

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a.Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan saat sakitnya kambuh pasien akan menggunakan
bahan herbal seperti jamu untuk menyembuhkan sakitnya. Namun jika
sakitnya tidak kunjung sembuh pasien akan pergi ke Puskemas terdekat.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
A: antropometri
B: biokimia
C: clinical
D: diet
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3 x sehari dengan porsi satu
piring yang terdiri dari nasi, lauk, sayur dan minum sebanyak 7 gelas air
putih sehari dengan berat badan 46 Kg, tinggi badan 150 Cm.
IMT = BB = 46 = 20,4 (normal)
TB x TB 1,5 x 1,5

 Saat sakit :
A: BB: 43 Kg, TB : 150 Cm, IMT = BB = 43 = 19 (normal)
TB x TB 1,5 x 1,5
B: Hb: 12, 6 g/dl, Hematokrit : 39,1%, Elektrolit : (Na : 136 mmol/L, K=
3,8 mmol/L, Cl= 97 mmol/L)
C: Pasien tampak pucat, lemas, konjungtiva ananemis, mukosa bibir
kering, terdapat kantung mata.
D: Diet pasien yaitu bubur ayam cincang, pasien mengatakan hanya
makan sebanyak 1/4 porsi dan minum sebanyak 2-3 gelas air putih
perhari.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB normal 1-2 kali sehari dengan konsistensi
lembek, warna kecoklatan, tidak adanya darah.
 Saat sakit :
- Pasien mengatakan BAB normal dengan konsistensi lembek
terkadang cair, warna kekuning-kuningan.
2) BAK
 Sebelum sakit :
- Pasien mengatakan BAK normal, bisa 3 sampai 5 kali perhari.
Jumlah urine kurang lebih 2000cc perhari berwarna kuning jernih ,
berbau amis, dan mampu mengontrol BAK
 Saat sakit :
- Pasien mengatakan saat sakit BAK normal, warna kuning pekat, bau
amis
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum √

Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total
2) Latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan dapat beraktivitas seperti biasanya secara
mandiri
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit tidak lagi pergi ke sekolah karena nyeri
yang dirasakan sehingga pasien hanya bisa berbaring ditempat tidur.

e. Pola kognitif dan Persepsi


Pasien mengatakan bahwa dia mengetahui bahwa dia menderita penyakit
ini dan percaya bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh hal medis serta
ketidakmampuan pasien mempertahankan kesehatannya sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari

f. Pola Persepsi-Konsep diri


Identitas diri :Pasien berjenis kelamin perempuan
Harga diri :Pasien mengatakan tidak merasa malu dengan
penyakitnya
Peran diri :Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang
mahasiswa
Ideal diri :Pasien sangat berharap agar penyakitnya agar segera
sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasanya
Citra diri :Pasien mengatakan tidak malu dengan dirinya
sendiri

g. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasanya tidur mulai jam 22.00 dan bangun pada
pukul 06.00 Wita. Dan pasien jarang tidur siang.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidurnya tidak teratur, biasanya ia tidur pukul 22.00
wita dan terbangun kembali setelah 2 jam yaitu pukul 00.00 wita,
tergantung juga dari sakit yang dirasakan. Pasien juga lebih sering tidur
siang.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan menceritakan sakit yang dirasaskan kepada orang
tua dan keluarganya serta pasien memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga dan saudaranya.

i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan masih mengalami menstruasi, belum memiliki
anak dan tidak memiliki masalah pada alat kelaminnya
Saat sakit :
Pasien mengatakan masih mengalami menstruasi, belum memiliki
anak dan tidak memiliki masalah pada alat kelaminnya

j. Pola Toleransi Stress-Koping


Pasien mengatakan bahwa untuk mengatasi sakitnya ia akan
membicarakan dengan keluarganya dan membawanya kedokter, serta
pasien akan bertanya kepada dokter mengenai informasi sakitnya. Saat ini
pasien mengatakan stress memikirkan kondisinya saat ini

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan penyakit yang dialaminya saat ini disebabkan oleh
faktor diri sendiri dan lingkungan. Pasien menilai bahwa hal tersebut
merupakan penyakit medis serta pasien percaya pada kesembuhannya

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/ koma
GCS : Verbal : 5, Psikomotor : 6, Mata: 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 103 x/menit , Suhu = 37,2OC , TD = 110/70
MmHg, RR = 25 x/menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Kepala :
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, warna rambut putih, tidak
ada benjolan
Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan.

Mata
Inspeksi : Mata kiri dan kanan simetris, sklera anikterik,
konjungtiva ananemis, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga kiri dan kanan simetris, tidak ada
lesi, tidak ada odem
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada
lesi, tidak ada odem
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Mulut
Inspeksi : Tidak adanya sianosis, mukosa bibir kering, tidak
ada lesi, tidak ada odem
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Leher :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada odem,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena
jugularis, nadi karotis teraba

b. Dada :
 Paru
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada odem, dada kanan dan kiri
Simetris, warna kulit sawo matang, ada retraksi dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara hipersonor
Auskultasi : Terdengar suara vesikuler
 Jantung
Palpasi : Dada terlihat simetris, tidak ada lesi, tidak ada
odem, warna kulit sawo matang
Inspeksi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Bunyi jantung redup
Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler
c. Payudara dan ketiak :
Inspeksi : Tidak ada odem, tidak ada lesi, warna kulit sawo
matang, ketiak bersih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi,warna kulit sawo matang
Auskultasi : Suara bising usus 22x/ menit
Perkusi :Suara timpani, tonus normal
Palpasi :Ada nyeri tekan pada ulu hati

e. Genetalia :
Tidak terpasang kateter

f. Integumen :
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, tugor kulit
< 1 detik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

g. Ekstremitas :
 Atas
Inspeksi : Tangan kanan dan kiri simetris, warna kulit sawo
matang, persebaran rambut merata, tidak ada lesi,
tidak ada odem, kekuatan otot lemah
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

 Bawah
Inspeksi : Kaki kanan dan kiri simetris, warna kulit sawo
matang, persebaran bulu merata, tidak ada lesi, tidak
ada odem, kekuatan otot lemah
Palpasi : tidak ada nyeri tekan 5 5

5 5
h. Neurologis :
 Status mental dan emosi :
Pasien mampu untuk berkomunikasi dengan baik
 Pengkajian saraf kranial :
Tidak terdapat gangguan pada 12 saraf kranial

 Pemeriksaan refleks :
Tidak terdapat gangguan refleks
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan (yang terbaru)
Tanggal pemeriksaan 16 April 2020
Terima : 16/04/2020 : 08.30
Selesai : 16/04/2020 : 09.30
Jenis Hail Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Hemoglobin 12,6 g/dL 10,8 – 14,2
Leukosit 15,48 Ribu/uL 3,5 – 10
Eritrosit 4,4 Juta/ uL 3,5 – 5,5
Hematokrit 39,1 % 35 – 55
Trombosit 184 Ribu/uL 145 – 450
Natrium (Na) 136 Mmol/L 135 – 145
Kalium (K) 3,8 Mmol/L 3,5 -4,5
Klorida (Cl) 97 Mmol/L 95 - 105

2. Pemeriksaan radiologi
Tanggal pemeriksaan 16 April 2020
Dengan kesimpulan : Gastritis

3. Hasil konsultasi
Tidak terkaji

4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain


Tidak terkaji
5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
Ds : pasien mengatakan tidak Gangguan Kebiasaan Makan Defisit Nutrisi
nafsu makan
Do : pasien tampak lemas dan
BB turun 3kg Asam Lambung Refleks

Asupan Intake makanan tidak adekuat

Ketidakmampuan Mencerna Makanan

Defisit Nutrisi

Ds:Pasien mengatakan bahwa Iritasi Lambung Nausea


ia merasa mual dan muntah,
dan tidak nafsu makan Merangsang Saraf Simpatis (Nervus
Do: Perut pasien tampak Vagus)
kembung dan pasien
mengeluh nyeri pada ulu hati
Produksi Asam Klorida(HCL)
meningkat

Nausea
B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan
Prioritas

NO TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


JAM
TERATASI
DITEMUKAN

1 Kamis, 16 Defisit nutrisi berhubungan dengan gangguan 19 April 2020


April 2020 kebiasaan makan ditandai dengan pasien mengatakan
tidak nafsu makan, pasien tampak lemas dan BB turun
3kg

2. Nausea berhubungan dengan Iritasi lambung ditandai 19 April 2020


Kamis , 16
dengan Pasien mengatakan bahwa ia merasa mual dan
april 2020
muntah dan tidak nafsu makan, Perut pasien tampak
kembung dan pasien mengeluh nyeri pada ulu hati
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Perawatan Ttd
Hari/ No
Dx Tujuan dan Kriteria
Tgl Intervensi Rasional
Hasil

kamis, 1 1
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi:
16 1
selama 3x24 jam - Monitor kalori dan asupan - Agar
April diharapkan pasien dapat makanan mengetahui
2020 meningkatkan status nutrisi seperapa kalori
dengan kriteria hasil: yang diperlukan
- Meningkatkan oleh tubuh.
asupan gizi - Ciptakan lingkungan - Agar dapat
- Meningkatkan nafsu yang optimal pada saat membantu
makan mengkonsumsi makanan meningkatkan
- Mengembalikan (misalnya, bersih, nafsu makan
energi Kembali berventilasi, santai, dan nasien dengan
normal bebas dari bau yang cara
menyengat) menciptakan
lingkungan yang
nyaman.
- Ajarkan pasien duduk - Agar pasien
dengan tegak dikursi , dapat makan
bila memungkinkan dengan baik
dengan posisi
duduk yang
nyaman
- Berikan obat-obatan - Untuk
sebelum makan membantu
(misalnya, penghilang meningkatkan
rasa sakit, penghilang nafsu makan
rasa mual) jika diperlukan pasien Kembali
normal
Kamis 2. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual:
,16 selama 3x24 jam - Monitor efek mual secara - Agar
April diharapkan pasien dapat keseluruhan mengetahui apa
2020 mengontrol mual & saja yang
muntah (Efek yang menyebabkan
menganggu) dengan mual tersebut
kriteria hasil:
- Menghilangkan rasa - Lakukan kebersihan mulut - Supaya dengan
mual dan muntah sesering mungkin untuk bersihnya mulut
- Dapat meningkatkan meningkatkan pasien , efek
asupan makanan kenyamanan, kesuali hal mual yang
- Meningkatkan yang merangsang mual dirasakan pasien
selera/nafsu makan berkurang
- Asupan cairan
meningkat - Berikan informasi - Agar pasien
mengenai mual, seperti mengetahui
penyebab mual dan berapa penyebab mual
lama itu berlangsung yang dirasakan
dan tahu berapa
lama mual itu
akan terjadi

- Pastikan bahwa obat - Supaya dapat


antiemetic yang efektif meringankan
diberikan untuk mencegah rasa mual yang
mual itu terjadi (kecuali dirasakan
mual yang berhubungan
dengan kehamilan)
D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam

1. - Memonitor kalori dan asupan Ds: Pasien mengatakan bahwa


Kamis, 16
April 2020 makanan ia mengetahui makanan apa
saja yang dimakan
Do: pasien tampak masih
10.00 Wita
belum nafsu makan
14.00 Wita
16.00 Wita
21.00 Wita - Menciptakan lingkungan yang
Ds:pasien mengatakan senang
optimal pada saat
dengan tempat yang bersih
mengkonsumsi makanan
Do: pasien tampak masih
(misalnya, bersih, berventilasi,
belum bisa menghabiskan
santai, dan bebas dari bau yang
makanannya dan sedikit mual
menyengat)

Ds: pasien mengatakan bahwa


- Mengajarkan pasien duduk
ia mengerti dan mau
dengan tegak dikursi , bila
melakukan apa yang
memungkinkan
diintruksikan
Do: pasien tampak sudah
sedikit kooperatif

Ds: pasien mengatakan bahwa


- Memberikan obat-obatan ia masih belum ingin / nafsu
sebelum makan (misalnya, makan
penghilang rasa sakit,
Do: pasien terlihat pucat dan
penghilang rasa mual) jika
lemas
diperlukan
Kamis, 16 2. - Memonitor efek mual secara Ds: Pasien mengatakan bahwa
April 2020 keseluruhan ia masih merasa mual

Do: pasien tampak masih


10.00 Wita lemas
14.00 Wita
16.00 Wita
21.00 Wita Ds: pasien mengatakan agak
- Melakukan kebersihan mulut
sedikit mual saat ia
sesering mungkin untuk
membersihkan mulutnya
meningkatkan kenyamanan,
kesuali hal yang merangsang Do: pasien tampak mual saat
mual dibersihkan bagian mulutnya

- Memberikan informasi Ds: pasien mengatakan bahwa


mengenai mual, seperti ia sudah sedikit mengerti
penyebab mual dan berapa tentang apa yang dijelaskan
lama itu berlangsung Do: pasien tampak sudah
sedikit kooperatif

- Mempastikan bahwa obat Ds: pasien mengatakan bahwa


antiemetic yang efektif ia masih merasakan mual-
diberikan untuk mencegah mual
mual itu terjadi (kecuali mual Do: pasien terlihat pucat dan
yang berhubungan dengan lemas
kehamilan)
Implementasi Keperawatan

Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam

1. - Memonitor kalori dan asupan Ds: Pasien mengatakan bahwa


Jumat, 17
April 2020 makanan ia sudah ada sedikit nafsu
untuk makan

12.00 Wita Do: pasien tampak dapat


16.00 Wita menelan makanannya tanpa

20.00 Wita mengeluarkannya lagi

09.00 Wita

- Menciptakan lingkungan yang Ds:pasien mengatakan senang


optimal pada saat dengan tempat yang bersih
mengkonsumsi makanan Do: pasien tampak dapat
(misalnya, bersih, berventilasi, menghabiskan setengah dari
santai, dan bebas dari bau yang makanannya
menyengat)

- Mengajarkan pasien duduk Ds: pasien mengatakan bahwa


dengan tegak dikursi , bila ia mengerti dan mau
memungkinkan melakukan apa yang
diintruksikan

Do: pasien tampak sudah


sedikit kooperatif

Ds: pasien mengatakan bahwa


- Memberikan obat-obatan
ia sudah sedikit ada nafsu
sebelum makan (misalnya,
makan walaupun tidak banyak
penghilang rasa sakit,
penghilang rasa mual) jika Do: pasien terlihat lebih

diperlukan nyaman
Jumat, 17 2. - Memonitor efek mual secara Ds: Pasien mengatakan bahwa
April 2020
keseluruhan ia sudah tidak terlalu mual

Do: pasien tampak tidak


10.00 Wita
lemas
14.00 Wita
16.00 Wita
21.00 Wita Ds: pasien mengatakan bahwa
- Melakukan kebersihan mulut
ia saat dibersihkan mulutnya
sesering mungkin untuk
ia sudah tidak terlalu mual
meningkatkan kenyamanan,
kesuali hal yang merangsang Do: pasien tampak lebih

mual sedikit nyaman

- Memberikan informasi Ds: pasien mengatakan bahwa


mengenai mual, seperti ia sudah sedikit mengerti
penyebab mual dan berapa tentang apa yang dijelaskan
lama itu berlangsung Do: pasien tampak sudah
sedikit kooperatif

Ds: pasien mengatakan bahwa


- Mempastikan bahwa obat
ia sudah tidak terlalu mual
antiemetic yang efektif
diberikan untuk mencegah Do: pasien terlihat agak lebih
mual itu terjadi (kecuali mual nyaman dan tenang
yang berhubungan dengan
kehamilan)
Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam

1. - Memonitor kalori dan asupan Ds: Pasien mengatakan bahwa


Sabtu, 18
April 2020 makanan ia sudah nafsu makan seperti
biasanya
Do: pasien tampak
20.00 Wita
bersemangat untuk makan
09.00 Wita
11.00 Wita
15.00 Wita - Menciptakan lingkungan yang
Ds: pasien mengatakan
optimal pada saat
senang dengan tempat yang
mengkonsumsi makanan
bersih
(misalnya, bersih, berventilasi,
Do: pasien tampak sudah
santai, dan bebas dari bau yang
dapat menghabiskan 1 porsi
menyengat)
makanannya

- Mengajarkan pasien duduk


Ds: pasien mengatakan bahwa
dengan tegak dikursi , bila
ia mengerti dan mau
memungkinkan
melakukan apa yang
diintruksikan
Do: pasien tampak sudah
sedikit kooperatif

- Memberikan obat-obatan Ds: pasien mengatakan bahwa


sebelum makan (misalnya, nafsu makannya sudah

penghilang rasa sakit, Kembali normal


penghilang rasa mual) jika Do: pasien tampak lebih
diperlukan nyaman dan bersemangat
Sabtu , 18 2. - Memonitor efek mual secara Ds: Pasien mengatakan bahwa
April 2020 keseluruhan ia sudah tidak mual lagi

Do: pasien tampak tidak


21.00Wita mual-mual lagi
10.00 Wita
16.00 Wita
18.00 Wita Ds: pasien mengatakan sudah
- Melakukan kebersihan mulut
tidak mual saat membersihkan
sesering mungkin untuk
mulutnya
meningkatkan kenyamanan,
kesuali hal yang merangsang Do: pasien tidak mual saat
mual dibersihkan mulutnya

- Memberikan informasi Ds: pasien mengatakan bahwa


mengenai mual, seperti ia sudah sedikit mengerti
penyebab mual dan berapa tentang apa yang dijelaskan
lama itu berlangsung Do: pasien tampak sudah
sedikit kooperatif

- Mempastikan bahwa obat Ds: pasien mengatakan bahwa


antiemetic yang efektif ia sudah tidak merasa mual
diberikan untuk mencegah Do: pasien tampak tidak
mual itu terjadi (kecuali mual lemas dan merasa nyaman
yang berhubungan dengan
kehamilan)
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam

1. Minggu, 19 1 S: pasien mengatakan sudah nafsu


April 2020 untuk makan

10.00 O: - Meningkatkan asupan gizi


- Meningkatkan nafsu makan
- Mengembalikan energi
Kembali normal
A: masalah teratasi

P: pertahankan kondisi

Minggu, 19 S: pasien mengatakan sudah tidak


2. 2.
April 2020 merasa mual

10.30 O: - Menghilangkan rasa mual


dan muntah
- Dapat meningkatkan
asupan makanan
- Meningkatkan selera/nafsu
makan
- Asupan cairan meningkat
A: masalah teratasi

P: pertahankan kondisi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Diagnosa 1: Defisit Nutrisi


Pada kasus Nn. A mengalami kurang nafsu makan dan berat badan menurun
dikarenan itu kami memilih diagnosa defisit nutrisi untuk membantu
pemenuhan nutrisi pada tubuh px dan untuk mengembalikan nafsu makan serta
menaikan kembali berat badan normal px.

2. Diagnosa 2: Nausea
Pada kasus Nn.A mengalami gejala mual muntah , perut kembung serta nyeri
ulu hati , itu merupakan tanda dari iritasi pada lambung yang terkait dengan
konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa
gastrik. Dimana kami mengambil diagnosa keperawatan ini untuk membantu
mengembangkan atau memulihkan kembali keadaan px dengan
menghilangkan mual muntah serta nyeri ulu hati yg di alami karena efek dari
iritasi lambung tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat kami simpulkan bahwa gastritis adalah peradangan lambung
baik lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain.
Gastritis dapat dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronis.
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang terkait
dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak
mukosa gastrik. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun. inflamasi lambung yang lama dapat
disebabkan oleh ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh bakteri
Helicobacter pylory (H. pylory)
Di dalam makalah ini terdapat etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinis, penatalaksaan pada penyakit gastritis. Pada asuhan keperawatan
gastristis ini lebih diprioritaskan untuk pemenuhan nutrisi pada pasien yang
mengalami gastritis yang disebabkan oleh gangguan kebiasaan makan yang
dialami pasien dan nausea yang dialami pasien.

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini
dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok
bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa
yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua.
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & SriL., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba


MedikaChandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi
Edisi 2. Jakarta :EGC

https://stikesmukla.ac.id/downloads/makalah/ASUHAN%20KEPEAWATAN%20P
ASIEN%20dengan%20GASTRITIS.pdf diakses pada Jumat, 17 April 2020

http://eprints.umpo.ac.id/5029/3/BAB%20II.pdf diakses pada Jumat, 17 April 2020

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016. Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia. Edisi 1. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Gloria M. Bulechek, dkk.2016.Nursing Intervention Classification.Edisi ke


6.Indonesia: Elsevier imc

Sue motorhead, dkk.2016.Nursing Outcomes Clasification. Edisi ke


5.Indonesia: Elsevier imc

Anda mungkin juga menyukai