Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INOVASI PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING:

Prof. Dr. H. Dwi Nugroho Hidayanto

DISUSUN OLEH:

Alivia Wulandari 2005096047

Angga Saputra 2005096050

Decqy Afifah Putri 2005096043

Monica Asti Farika 2005096045

Silviana Devi Yusuf 2005096044

Ulkia Ilmi 2005096058

KELAS: BK B 2020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

TAHUN AJARAN

2O2O
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan”
tepat waktu. Makalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan disusun guna
memenuhi tugas dari bapak Prof. Dr. H. Dwi Nugroho Hidayanto pada mata kuliah Inovasi
Pendidikan di kampus Universitas Mulawarman. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini
dapat menambahwawasan bagi pembaca tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi
Pendidikan.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Prof. Dr. H. Dwi
Nugroho Hidayanto selaku dosen mata kuliah Inovasi Pendidikan. Semoga tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari Makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah selanjutnya. Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan Kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 07 Februari 2020

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Pendidikan
B. Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inovasi adalah pembaruan atau perubahan yang ditandai dengan adanya hal baru.
Untuk mencari hal baru tersebut, mungkin disebabkan oleh beberapa hal lain dalam upaya
memecahkan masalah yang sedang dihadapi seseorang atau kelompok. Dengan demikian,
ide atau temuan baru maupun perubahan baru yang tidak membawa dampak untuk
memecahkan masalah tidak bisa diklasifikasi sebagai inovasi baru. Inovasi sebagai suatu
ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang didasari dan diterima sebagai suatu hal yang
baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi merupakan
pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru atau berupa praktik tertentu maupun berupa
produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan
tertentu yang dimaksud agar memecahkan masalah yang timbul dan bisa memperbaiki suatu
keadaan tertentu yang terjadi di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan-rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Inovasi Pendidikan?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi inovasi pendidikan?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan inovasi pendidikan
2. Mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi inovasi pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan


Inovasi pendidikan merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru
ataupun berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah pikir
dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu,yang diyakini dan dimaksudkan
untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu ataupun
proses tertentu yang terjadi dimasyarakat. Sedangkan difusi inovasi pendidikan diartikan
sebagai penyebar luas dari gagasan inovasi pendidikan tersebut melalui suatu proses
komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang
waktu tertentu diantara anggota sistem sosial masyarakat. Dengan demikian difusi inovasi
pendidikan adalah proses untuk mengkomunikasikan suatu inovasi dalam bidang pendidikan
kepada anggota suatu sistem sosial melalui saluran komunikasi tertentu dan berlangsung
sepanjang waktu.

B. Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan


Dalam prosesnya,difusi inovasi pendidikan tak serta merta gampang dilaksanakan.
Persoalannya seolah ada pemisah antara hal-hal yang diketahui sebagai produk
inovasi,dengan kemungkinan diadopsi atau tidaknya suatu inovasi dilapagan. Oleh sebab
itu,dalam proses difusi inovasi dibutuhkan waktu yang cukup lama,bulanan atau bahkan
mungkin tahunan,untuk menjadikan produk inovasi dapat diadopsi oleh seseorang atau
kelompok masyarakat.
Dalam kaitan proses difusi inovasi itu, Rogers (1983) mengemukakan ada empat ciri
penting yang mempengaruhi difusi inovasi,termasuk inovasi pendidikan, yaitu:
a. Esensi Inovasi Itu Sendiri
Seperti telah dibahas sebelumnya,inovasi termasuk inovasi pendidikan adalah
suatu ide,gagasan,praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal
yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Namun demikian,proses
adopsi inovasi ini tak datang dengan serentak dan tiba-tiba. Dalam kaitannya dengan
esensi inovasi,paling tidak ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu: teknologi,informasi
dan pertimbangan ketidakpastian,dan reinovasi.
Dalam kadar tertentu,makna “inovasi” sering identik dengan “teknologi” yang
digunakan. Teknologi adalah suatu desain aksi kegiatan yang ditempuh guna
mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang ingin dicapai.
Bentuk teknologi itu sendiri berupa perangkat keras dan perangkat lunak. Dengan
demikian adanya teknlogi termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam difusi
inovasi,antara lain untuk menjawab persoalan dala hal mengurangi ketidakpastian masa
depan. Sebagai ilustrasi misalnya ketika sekolah menggulirkan program desentralisasi
sekolah melalui program desentralisasi sekolah melalui program Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), ada suatu desain instrumen melalui mekanisme komite sekolah dan
peran Kepala Sekolah dengan semangat manajemen yang bercirikan keterbukaan
(transparancy) dan pertangungjawaban (accountability) dalam mengelola sekolah
kearah mutu pendidikan yang lebih baik.

b. Saluran Komunikasi
Pada bagian sebelumnya dikemukakan bahwa komunikasi suatu proses dimana
partisipan berbagai informasi untuk mencapai pengertian satu sama lain. Lasswell
(1948) menyebut komponen dasar komunikasi adalah suatu yang berkaitan dengan
“siapa mengatakan atau mengemukakan apa,dengan saluran komunkasi apa,kepada
siapa,dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai). Sedangkan Shannon dan Weaver
menyebut komunikasi adalah semua prosedur tentang pikiran seseorang yang dapat
mempengaruhi pihak lain.
Komunikasi linier atau sering juga disebut sebagai komunikasi satu arah atau
“one way communication”. Salah satu ciri komunikasi ini adalah adanya penyandian
yang dilakukan pengirim pesan dan interpretasi oleh penerima,serta antisipasi
kemungkinan adanya gangguan (noises) dalam proses komunkasi yang berlangsung.
Oleh karena itu difusi adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan
gagasan,ide,karya dsb sebagai suatu produk inovasi, maka aspek komunikasi menjadi
sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan,ide,ataupun produk tersebut.
Persoalannya adalah saluran apa yang paling lazim digunakan dalam difusi inovasi yang
dilakukan.

Pada tahun 1979, Lawrence Kincaid mengembangkan model komunikasi


konvergen, yaitu bercirikan adanya beberapa komponen utama yaitu :

1. Informasi (information)

2. Ketidakmenentuan (uncertainty)

3. Konvergen (convergence)

4. Saling pengertian (mutual understanding)

5. Saling menyetujui (mutual agreement)

6. Kegiatan bersama (collective action)

7. Hubungan jalinan (network relationship)

Komunkasi adalah suatu proses konvergen dimana terjadi pembagian informasi


bersama untuk mencapai suatu kesepakatan bersama. Melalui proses komunikasi
tersebut, akan sangat mempengaruhi proses difusi inovasi yang dilakukan.
Dalam telaah lain, saluran komunikasi dapat diklarifikasi pada dua hal yaitu
sebagai berikut :
1. Komunikasi homofil, adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua individu
atau kelompok yang dikategorikan memiliki kesamaan satu sama lain. Lazarsfeld
dalam Rogers (1983) menyebut komunikasi homofil sebagai suatu proses
komunikasi yang berlangsung antara dua pasangan atau kelompok individu, dimana
keduanya memiliki ciri yang sama satu sama lain. Ciri itu antara lain seperti
kepercayaan,pendidikan,status sosial,dan sejenisnya. Secara umum komunikasi
homofil ini akan efektif karena kedua individu atau kelompok memiliki kesamaan
karakteristik ataupun latar belakang sosial budaya yang memudahkan komunikasi
bisa dilakukan secara akrab dari hati ke hati. Hasil komunikasi ini dapat
diperolehnya saling pengertian yang mendalam antara keduanya. Dengan kata lain,
suatu komunikasi akan efektif manakala terjadi antara dua kelompok atau individu
yang dikategorikan memiliki kesamaan satu sama lain, astau lazim disebut sebagai
komunikasi homofil.
Dalam kaitannya dengan difusi inovasi yang dimaknakan sebagai
penyebarluasan dari gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi ynag
dlakukan dengan menggunuakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu
diantara anggota sistem sosial masyarakat. Maka difusi inovasi yang dilakukan pada
masyarakat homogen atau bersifat homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi
yang positif. Arinya difusi inovasi melalui komunikasi homofil jauh lebih efektif
ketimbang dilakukan dengan komunikasi yang lain pada masyarakat yang heterogen
atau beragam,latar belakang budaya ataupun ciri lainnya.

2. Komunikasi heterofil, adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih,dimana pengirim pesan dan penerima pesan memiliki latar belakang yang
berbeda baik dilihat dari sosial budaya,pendidikan,agama,atau karakteristik sosial
lainnya.
Dalam difusi inovasi yang pada dasarnya sebagai penyebarluasan dari
gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi ynag dilakukan dengan
menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu diantara anggota
sistem sosial masyarakat. Oleh karena itu proses komunikasi yang dilakukan bersifat
haterofil,maka proses difusi inovasi tak senantiasa berjalan mulus karena perbedaan
latar belakang diatas. Dengan demikian difusi sebagai suatu proses untuk
mengkomunikasikan suatu inovsi kepada anggota suatu sistem sosial melalui
saluran komunikasi tertentu, trak senantiasa berjalan sesuai dengan harapan. Banyak
gangguan atau distrorsi dalam komunikasi sebagai akibat ditemukan berbagai
kendala sebagai akibat dari adanya keragaman atau perbedaan antara pengirim pesan
dan penerima pesan dalam proses difusi yag berlangsung. Disini tampak bahwa
dalam prosesnya,difusi inovasi tak serta merta gampang dilaksanakan. Persoalannya
seolah ada pemisah antara dua pihak yang bekomunikasi termasuk hal-hal yang
diketahui sebagai produk inovasi dengan kemungkinan implementasinya
dimasyarakat. Oleh sebab itu,dibutuhykan waktu yang cukup lama,bulanan atau
bahkan tahunan untuk menjadi difusi inovasi dapat diadopsi oleh seseorang atau
kelompok masyarakat.

c. Faktor Waktu dan Proses Pengembalian Keputusan


Waktu merupakan hal ynang penting dalam proses difusi inovasi. Proses
keputusan inovasi pada hakikatny adalah suatu proses yang dilalui individu atau
kelompok mulai dari pertama kali adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan
keputusan sikap terhadap inovasi,penetapan keputusan untuk menerima atau menolak
implementasi inovasi dan konfirmasi atas keputusan inovasi yang dipilihnya.

Berikut adalah tahapan dari model proses keputusan inovasi yaitu:


1. Tahap pengetahuan (knowledge): Tahap ni berlangsung apabila individu/kelompok
membuka diri terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana
fungsi dan peran inovasi tersebut memberi kontribusi perbaikan di masa mendatang.
2. Tahap bujukan (persuation): Tahap ini berlangsung manakala individu/kelompok
mulai membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap
inovasi.
3. Tahap pengembalian keputusan (decision making): Yaitu tahap dimana
seseorang/kelompok melakukan aktifitas yang mengarah kepada keputusan untuk
menerima atau menolak inovasi tersebut.
4. Tahap implementasi (implementation):Tahap ini berlangsung ketika
seseorang/kelompok menerapkan atau menggunakan inovasi itu dalam kegiatan
organisasinya.
5. Tahap konfirmasi (confirmation): Yaitu tahap dimana seseorang/kelompok mencari
penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukannya.

d. Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit ynag saling berhubungan satu sama lain
dalam tatanan masyarakat dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa hal yang
dikelompokkan sebagai bagian atau unit dalam sistem sosial kemasyarakatan antara lain
meliputi :Individu anggota masyarakat,tokoh masyarakat,pemimpin
formal,kiai,kelompok tertentu daam masyarakat. Kesemuaya secara nyata baik langsung
ataupun tidak langsung mempengaruhi dalam proses difusi invasi yang dilakukan.
 Struktur sosial
Seperti telah dijelaskan sistem sosial berbagai komponen yang saling
berhubungan satu sama lain sangat mempengaruhi proses difusi inovasi. Hal lain
yang belum teridentifiksi dalam sistem sosial adalah struktur sosial. Struktur sosial
pada dasarnya merupakan penyusunan yang terpola dari berbagai unit dalam suatu
sistem. Adanya struktur sosial menghasilkan beberapa keuntungan dalam
perkembangan menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan, yaiyu:
1. Adanya struktur sosial baik formal ataupun informal akan memberikan dorongan
stabilitas dan ketaatan akan hukum khususnya dalam konteks sistem sosial yang
ada.
2. Adanya struktur sosial akan mampu memprediksi kecendrungan prilaku
masyarakat termasuk dalam kaitannya dengan proses difusi inovasi yang tengah
berlangsung dalam tatanan masyarakat tertentu.

 Norma sosial dan difusi


Norma merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi. Lebih jauh
dalam kaitannya dengan sistem sosial,norma yang dianut oleh masyarakat dapat
dipandang sebagai pengait dan pengukuh pola prilaku masyarakat yang
bersangkutan sesuai dengan kaidah sistem sosial ynag berlaku. Dalam kadar
tertentu norma yang dianut juga dapat dipandang sebagai standar dari suatu tatanan
prilaku masyarakat yang dianut. Norma itu sendiri bisa bercirian budaya
lokal,bernafas keagamaan,ataupun ciri khusus suatu masyarakat tertentu yang
memberi warna tersendiri terhadap sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.
Namun demikiian,di sisi lain norma suatu sistem juga bisa berperan sebagai
penghalang suatu perubahan.
Berikut ini antara lain kegiatan inovasi pendidikan yang melibatkan sistem
sosial tertentu:
1. Batasan pelaksanaan inovasi, yaitu suatu sistem sosial dalam garapan
pendidikan yang secara nyata membatasi (melalui in dan out) dari pelaksanaan
suatu perubahan pendidikan yang dilakukan.
2. Ukuran dan kewilayahan, yaitu suatu sistem sosial yang secara jelas
mempersyaratkan kelompok orang ataupun geografis untuk melaksanakan suatu
inovasi yag akan dilakukan.
3. Kelengkapan fasilitas, yaitu sistem sosial yang mengaitkan berbagai fasilitas dan
teknologi termasuk sumberdaya manusia yang akan terlibat untuk melaksanakan
suatu proyek inovasi pendidikan yang dilakukan.
4. Penggunaan durasi waktu, yaitu suatu sistem sosial yang mempersyaratkan
faktor waktu sebagai ciri dominan suatu inovasi pendidikan.
5. Tujuan yang ingin dicapai, yaitu suatu sistem sosial yang mempersyaratkan
faktor tujuan sebagai ciri dominan, walaupun sepatutnya semua inovasi
pendidikan yang dilakukan harus memiliki tujuan yang jelas
6. Prosedur yang digunakan, yaitu suatu sistem sosial yang mengaitkan berbagai
prosedur dan teknologi untuk melaksanakan suatu proyek inovasi pendidikan
yang dilakukan.
7. Definisi peran, yaitu suatu sistem sosial yang mengaitkan berbagai peran sosial
seperti peran guru,peran kepala sekolah sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.
8. Kondisi normatif, yaitu sistem sosial mengaitkan mempersyaratkan perlunya
norma dan ciri normatif lainnya untuk melaksanakan sesuai proyek inovasi.
9. Sistem struktur sosial, yaitu sistem sosial yang mengaitkan berbagai struktur dan
hubungan antar manusia dalam organisasi atau sistem sosial lainnya untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi.
10. Metode sosialisasi, yaitu suatu sistem sosial atau prosedur tertentu untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi pendidikan merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun
berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah
teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu,yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu ataupun proses
tertentu yang terjadi dimasyarakat.
Menurut Rogers (1983) ada empat ciri penting yang mempengaruhi difusi
inovasi,termasuk inovasi pendidikan, yaitu: (i) Esensi Inovasi itu sendiri, (ii) Saluran
Komunikasi, (iii) Waktu dan Proses Penerimaan, (iv) Sistem Sosial.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/HP/Downloads/Inovasi_Pendidikan_Pembelajaran.pdf

Anda mungkin juga menyukai