Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MASALAH PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS

 Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa
shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita menuju jalan yang lurus.

Penyusunan makalah berjudul” masalah pelayanan kesehatan puskesmas” membahas


fenomena majas yang banyak digunakan di dalam sebuah buku bacaan. Isi makalah ini
sekaligus mengklasifikasikan jenis majas untuk memudahkan pemahaman. Tere Liye
sebagai salah satu penulis novel fiksi digemari anak-anak hingga orang dewasa.

Adapun penulisan makalah bertema majas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Penulis tidak hanya membahas majas dan jenisnya di novel “Hujan”,
tetapi juga pengembangan majas tersebut.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bahasa Indonesia, Bapak Herumon yang
telah membimbing penyelesaian makalah. Kami juga berterima kasih kepada para pihak
yang mendukung penulisan makalah. Penulis berharap agar makalah ini mampu memberikan
sudut pandang baru bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam proses
pembuatan makalah. Penulis berharap terbuka pada kritik dan saran sebagai bagian dari
revisi makalah bahasa Indonesia ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Indramayu , 6 Agustus 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor
kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini
akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota berkaitan dengan
konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari,
kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh
kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan
kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya
berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat.
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang
bermutu namun dengan biaya yang relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat
dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Dalam makalah ini, saya membahas mengenai “Pelayanan Puskesmas” karena Puskesmas
sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat,
khususnya dalam bidang kesehatan dan karena Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat.

B.       Rumusan Masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan Puskesmas dan apa fungsi Puskesmas itu?
2)      Bagaimana penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas?
3)      Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas?
4)      Apa faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas?
5)      Bagaimana solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas?
C.       Tujuan
1)      Mengetahui definisi dan fungsi Puskesmas
2)      Mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas
3)      Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas.
4)      Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup
Puskesmas.
5)      Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas.
D.      Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang definisi dan fungsi Puskesmas, serta
mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Selain itu
pembaca dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di
lingkup Puskesmas, sekaligus dapat mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul
di lingkup Puskesma
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Definisi dan Fungsi Puskesmas


a.     Definisi Puskesmas
“Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di
garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan”.
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat ditengah-
tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit pelayanan kesehatan lainya
(Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Fungsi Puskesmas adalah mengembangkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh seiring dengan misinya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat
menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek
promotive, preventif, curative, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care services)
yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health service).
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka Puskesmas dituntut untuk mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap
didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki
Puskesmas juga meliputi : kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di
wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods
serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas. Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun Puskesmas tetap melaksanakan kegiatan
pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Jadi, yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak
dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
a.       Level pelayanan kesehatan
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu     

                                                                     
b.      Fungsi Puskesmas
1.    Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
2.    Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat
3.    Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:


a.       Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri.
b.      Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c.       Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
d.      Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e.       Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

B.       Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas


Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat 2010. Hal
ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan Minimal
adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
mencakup : jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan
Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1457/MENKES/SK/X/2003  dibedakan atas : UW-SPM yang wajib
diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang
hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi
kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard
Pelayanan Minimal.
Rancangan Kewenangan Wajib dan Standard Pelayanan Minimal
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1.      Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar
a.       Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b.      Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
c.       Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja
d.      Pelayanan kesehatan usia subur
e.       Pelayanan kesehatan usia lanjut
f.       Pelayanan imunisasi
g.      Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
h.      Pelayanan pengobatan / perawatan

2.      Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang


Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi dasar (kebidanan, bedah, penyakit dalam, anak)
a.    Pelayanan laboratorium kesehatan yang mendukung upaya kesehatan perorangan dan kesehatan
masyarakat
b.    Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
c.     Penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular
d.    Pelayanan kesehatan darurat

3.      Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan


Kejadian Luar Biasa (KLB)
a.       Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
b.      Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru
c.       Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria
d.      Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
e.       Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
f.       Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-AIDS
g.      Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
h.      Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
i.        Pencegahan dan pemberantasan penyakit fliariasis

4.      Penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat


a.       Pemantauan pertumbuhan balita
b.      Pemberian suplemen gizi
c.       Pelayanan gizi
d.      Penyuluhan gizi seimbang
e.       Penyelenggaraan kewaspadaan gizi

5.      Penyelenggaraan promosi kesehatan  


a.       Penyuluhan prilaku sehat
b.      Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan

6.      Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar   


a.       Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik, kimia, biologi
b.      Pengendalian vektor
c.       Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum

7.      Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
8.      Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dan pengamanan sediaan farmasi, alat kesehatan serta
makanan dan minuman
a.       Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar
b.      Penyediaan dan pemerataan pelayanan kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
c.       Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan

Program Pokok Puskesmas


Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya,
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian kegiatan
pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.      Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2.      Keluarga Berencana (KB)
3.      Usaha Peningkatan Gizi
4.      Kesehatan Lingkungan
5.      Pemberantasan Penyakit Menular
6.      Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7.      Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8.      Usaha Kesehatan Sekolah
9.      Kesehatan Olah Raga
10.  Perawatan Kesehatan Masyarakat
11.  Usaha Kesehatan Kerja
12.  Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13.  Usaha Kesehatan Jiwa
14.   Kesehatan Mata
15.  Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16.  Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17.  Kesehatan Usia Lanjut
18.  Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok
Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut
di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan
tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik
petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama
Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena
timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti
di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1.    Azas pertanggungjawaban wilayah
a.       Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya.
b.      Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c.       Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling
2.    Azas pemberdayaan masyarakat
a.       Puskesmas harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif
dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b.      Potensi masyarakat perlu dihimpun
3.    Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
a.       Keterpaduan lintas program
         UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro, Remaja, Kesehatan Jiwa
b.      Keterpaduan lintassektoral
         Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian,
pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK
         Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian,
pendidikan, agama

4.    Azas rujukan
a)         Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan
         rujukan kasus
         bahan pemeriksaan
         ilmu pengetahuan
b)        Rujukan upaya kesehatan masyarakat
           rujukan sarana dan logistik
           rujukan tenaga
            rujukan operasional

C.      Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan
pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah
seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat,
namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada
dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi
awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan bahwa
mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun
dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari.
Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan
Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Misalnya: sikap tidak disiplin petugas
medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada, yang dikeluhkan masyarakat. Mereka selalu
diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih
terbatasnya persediaan obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien
terpaksa membeli obat pada apotik. Di samping itu, ketika membawa salah seorang warga yang
jatuh sakit saat mengikuti kegiatan perkampungan pemuda, kemudian warga yang lain
mengantarnya ke Puskesmas Peudada, pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka
(perawat-red) mengaku telah kehabisan stok obat. Hal tersebut, tentu telah merusak citra
Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat
membantu dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan. Selain itu, tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan dengan
penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif. Menurut masyarakat,
petugas puskesmas sangat jarang berkunjung, kalaupun ada, yaitu ketika keluarga mempunyai
masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk atau penderita TB. Berarti
tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif dibanding upaya promotif. Kemudian,
perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP, puskesmas keliling, dan puskesmas pembantu.
Jelas dalam tugas tersebut, perawat melakukan pemeriksaan pasien, mendiagnosa pasien,
melakukan pengobatan pada pasien dengan membuat resep pada pasien. Namun, ketika
melakukan tugas tersebut  tidak ada supervisi dari siapapun, khususnya penanggung jawab dalam
tindakan pengobatan/medis. Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan
formalnya sendiri, karena mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal ini berdampak kepada status
kesehatan masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu
dan anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat. Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif, maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit akan
memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik. Tapi kalaulah Puskesmas ini menjadi
lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas eksekutif bagi perawat haruslah
digiatkan, dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas kesehatan, atau bagian tersendiri yang
memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur program-programnya, sedangkan Dinas kesehatan
hanya sebagai regulator, pemberi dana dan pengadaan petugas, untuk pelayanan kesehatan
masyarakat diberikan kepada Puskesmas, atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada
pihak swasta. Tidak hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada
permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat
singkat hanya sampai jam 14.00 WIB, kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum terbiasa
mengelola kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang
berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas.
D.      Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-masalah.
Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin, 1993: 44-46)
a.    Faktor Internal
      Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam mencapai tujuan
yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana fungsi manajemen itu untuk planning,
organaizing, leading, dan controling. Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak
berjalan sehingga kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘baik/sudah
biasa’. Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan. Serta tidak pernah
terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang disebabkan kurangnya pengetahuan,
peralatan, dan perhatian tersita pada upaya pengobatan. Dapat dikatakan bahwa kepala
Puskesmas lebih sibuk pada masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik. Dapat
dikatakan juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan. Tentu hal ini
menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan.
         Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari
program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada Puskesmas di Indonesia terkesan
tidak diperhatian oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau,
sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat
medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas
terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena tidak sesuai dengan
standart kesehatan.
         Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalanya program Posyandu yang tidak tepat
sasaran. Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari pemerintah daerah. Faktor
kesejahteraan pegawai memang hal penting karena berkaitan dengan satu-satunya pendapatan
resmi mereka adalah gaji. Untuk mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas
di perlukan pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi kebutuhan
hidupnya.
         Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak sebanding
dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya pelayanan Puskesmas pun mahal
padahal sarana yang terdapat di sana tidak sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga
hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas
lebih baik daripada Puskesmas.

Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai berikut:


a.    Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini diturunkan secara bertahap ke Puskesmas
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.
b.    Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang membiayai upaya
kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya ditentukan oleh Pemerintah Daerah.
c.    PT. ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa
kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
d.   PT. JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang peruntukannya sebagai imbal
jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai / karyawan yang berada dibawah naungan
Dinas Tenaga Kerja.
e.    BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai operasinal dari
program-program Puskesmas. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu, birokratisasi
penyaluran keuangan dari pemerintah sampai  ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas
pengelola manajemen Puskesmas.
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di  Puskesmas dengan penduduk
menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesma.Tenaga-tenaga
yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal
dari daerah tersebut, sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika
bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh penduduk, maka akibatnya
penduduk segan untuk datang ke Puskesmas.
b.      Faktor Eksternal
      Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau setingkat dengan
kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki keadaan yang berbeda-beda dalam
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas. Memang ada kecamatan-kecamatan yang
hanya dengan satu Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di dekatnya karena
penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas. Hal ini terkait pada dana yang tidak
cukup untuk menggunakan alat-alat transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil
sehingga penduduknya lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas.

      Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman pembangunan
kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan eksekutif yang tercermin dari
dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan daerah. Ini berarti orang
sakit dijadikan tualng punggung pendapatan daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang
pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengembangkan
demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan
berbagai daerah mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.

      Keadaan Ekonomi Penduduk


Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia mayoritas bermata pencarian petani
dan nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang memadai. Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar retribusi di Puskesmas,
namun kenyataannya orang-orang yang demikian justru enggan datang ke Puskesmas.

      Kondisi Pendidikan Penduduk


Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan yang dihadapi
oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat pertama, karena pada umumnya
pendidikan masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang
atau bahkan belum paham akan arti kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat
tradisional yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang rendah
yang mana sebagian besar penduduk Indonesia lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok
Indonesia, sehingga hal berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya dekat dengan
masyarakat tersebut.  Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit lebih baik sarana dan
prasarananya, padahal Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dalam
lingkungan masyarakat setempat.

      Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani penyembuhan
penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang
dapat digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk. Dengan
kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan kuratif
dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang
melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program Puskesmas yang
sudah ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.

E.       Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas


Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai
kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di daerah. Untuk
itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas
jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga
kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk
kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua
tingkatan pemerintah. Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah, jelas bahwa Puskesmas
memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika dilihat dari sarana, Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas Kesehatan.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih
menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya
dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis
yang demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem
pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus
memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
B.       Saran
1.      Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan pengelolaan
sistem kesehatan yang menyeluruh
2.      Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan
3.      Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4.      Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat
5.      Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah citra
Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin, Reformasi Administrasi dan Pembangunan


Nasional. 1993. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta
www.dinkesjatim.go.id
www.litbang.depkes.go.id
www.litbang.depkes.go.id
definisi-puskesmas.html
model-puskesmas-era-desentralisasi.html
http://one.indoskripsi.com, diunduh tanggal 24 November 2009
http://muharrikyanuar.wordpress.com, diunduh tanggal 24 November 2009
http://groups.yahoo.com, diunduh tanggal 24 November 2009
http://els.bappenas.go.id, diunduh tanggal 24 November 2009
http://alfredsaleh.files.wordpress.com, diunduh tanggal 24 November 2009

Anda mungkin juga menyukai