Anda di halaman 1dari 2

Peran Perawat di Bidang Politik

Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan suatu cita-
cita bagi sebagian orang. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga merawat klien
tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Seorang perawat juga mengemban fungsi
dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada
klien. Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah
pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus,
rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran
tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini
saya akan menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam membangun citra
perawat ideal di mata masyarakat. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan
peran
Kontroversi Strategi Pendidikan Keperawatan di Era Globalisasi Institusi pendidikan
keperawatan sangat bertanggung jawab dan berperan penting dalam rangka melahirkan
generasi perawat yang berkualitas dan berdedikasi. Sejalan dengan berkembangnya institusi
pendidikan keperawatan di Indonesia semakin bertambah jumlahnya. Motivasi dari pendirian
institusi pendidikan keperawatan pun sangat bervariasi dari alasan "Bisnis" sampai dengan
"Sosial". Dengan kemudian menjadi pertanyaan dan keganjilan adalah banyaknya pemilik dan
pengelola institusi pendidikan keperawatan ini yang sama sekali tidak memiliki pemahaman yang
cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu atau profesi. Ini menjadi penyebab
rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia dan tidak siap
untuk bersaing.
Salah satu tolok ukur kualitas dari perawat di percaturan Internasional adalah kemampuan
untuk dapat lulus dalam Ujian Kompetensi Keperawatan seperti ujian NCLFX-RN dan CGFNS
sebagai syarat mutlak bagi seorang perawat untuk dapat bekerja di USA. Dalam hal ini kualitas
dan kemampuan perawat Indonesia masih sangat memprihatinkan. Di Kuwait pernah terjadi
fakta yang memalukan sekaligus menjatuhkan kredibilitas bangsa terutama sistem pendidikan
keperawatan yang ada di Indonesia memiliki permasalahan yang berkaitan dengan High
Education bagi perawat Indonesia yang bekerja di Kuwait. Hal tersebut lebih disebabkan karena
sistem pendidikan keperawatan kita yang sangat bervariasi. Efek yang paling buruk dari hal
tersebut adalah tidak diakuinya perawat yang memiliki ijazah S1Keperawatan (S.Kep) dan
mereka hanya disamakan dengan D3 Keperawatan. Institusi pendidikan keperawatan harus
dilakukan perubahan secara total antara lain : Standardisasi jenjang, kualitas/mutu, dari institusi
pendidikan keperawatan merubah bahasa pengantar dalam pendidikan keperawatan dengan
menggunakan bahasa Inggris menutup institusi pendidikan keperawatan yang tidak berkualitas
Institusi pendidikan keperawatan harus dipimpin oleh seseorang yang memiliki latar belakang
pendidikan keperawatan Standardisasi kurikulum dan evaluasi bertahan terhadap staf pengajar
di institusi pendidikan keperawatan.
Selain memiliki kemampuan intelektual, dan interpersonal, perawat juga harus
mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung risiko, bertanggung jawab,
dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan
mengatur dirinya sendiri. Tapi yang terjadi di lapangan sangat memilukan, banyak sekali rekan-
rekan perawat yang melakukan “Praktik Pelayanan Medis / Kedokteran dan Pengobatan” yang
sangat tidak relevan dengan ilmu keperawatan itu sendiri. Hal tersebut telah membuat profesi
perawat dipandang rendah oleh profesi lain. Banyak hal yang menyebabkan hal ini berlangsung
berlarut-larut antara lain : Kurangnya kesadaran diri dan pengetahuan dari individu perawat itu
sendiri tidak jelasnya aturan yang ada seperti belum ditetapkannya RUU Keperawatan serta
tidak tegasnya komitmen penegakan hukum di Indonesia minimnya penghargaan finansial dari
pihak-pihak terkait terhadap perawat Kurang optimalnya perannya organisasi profesi
keperawatan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perawat dan keperawatan yang lebih
disebabkan karena kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat berkaitan tentang profesi
perawat dan keperawatan terutama di daerah yang masih menganggap bahwa “perawat” juga
tidak berbeda dengan “dokter”. Sementara itu, dunia pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
juga masih sangat jauh darinyaman, rekan-rekan perawat bekerja selama 24 jam 1 hari dalam 2-
3 shift, sedangkanpendapatan mereka masih sangat jauh dari memadai.

Anda mungkin juga menyukai