Laporan Kasus - Thalassemia - PPN 40 - Nada Shofi Salsabila
Laporan Kasus - Thalassemia - PPN 40 - Nada Shofi Salsabila
THALASSEMIA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas yang dikumpulkan
adalah hasil karya saya sendiri, bukan contekan, dan belum pernah diserahkan untuk
penugasan mata kuliah lain. Jika saya terlambat mengumpulkan tugas, maka saya
bersedia diberi penalti sesuai dengan lama keterlambatan yang tertera pada rubrik
penilaian di buku panduan, kecuali sudah mendapatkan persetujuan koordinator.
PENGKAJIAN ANAK
1. Identitas Klien
Nama : An. V
Umur : 5 tahun
3. Keluhan utama/ alasan masuk RS : Ibu anak mengatakan anaknya mengeluh lemas dan
membawa anaknya ke rumah sakit karena mulai terlihat lebih pucat dari biasanya dan
tampak lemas
4. Riwayat kesehatan sekarang : Ibu klien mengatakan bahwa An. V sudah mulai terlihat
lebih pucat dan aktivitasnya berkurang karena kondisi tubuhnya sudah mulai lemah. Ibu
anak juga mengatakan keadaan tersebut akan bertambah berat jika sudah mendekati
waktu transfusi darah yang dilakukan setiap sebulan sekali, pucat berkurang ketika An.
V sudah dilakukan transfusi darah.
5. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal: Ibu An. V mengatakan saat mengandung An. V cukup bulan, selama
kehamilan ibu klien mengatakan rutin kontrol ke bidan terdekat rumahnya tersebut.
b. Natal: An. V dilahirkan di bidan dekat rumahnya, persalinan dilakukan secara
spontan dan normal.
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
c. Post natal: Ibu klien memberikan ASI selama 6 bulan kepada anaknya, namun klien
agak kurang dalam menyusu. Pemberian imunisasi sudah lengkap sesuai usia
pemberian. BB saat lahir 3600 gram.
d. Riwayat masa lalu : Pada usia 6 bulan, An. V didiagnosa memiliki penyakit
thalasemia dengan tanda dan gejala seperti pucat dan An. V tidak ada keinginan untuk
menyusu ASI. Akibatnya An. V menjadi lebih sering tertidur dan mengalami
kelelahan. Menurut ibu klien Hb klien saat itu 6 g/dL. Sejak saat itu klien dilakukan
transfusi 1 minggu 1 kali, kadang-kadang 1 minggu 2 kali. 4 bulan yang lalu
dilakukan splenektomi. Setelah dilakukan splenektomi transfusi dilakukan 2 bulan 1
kali, setelah itu 1 bulan 1 kali.
6. Riwayat keluarga : Menurut orangtua klien, tidak ada anggota keluarganya yang
mempunyai penyakit berat atau penyakit yang dapat diturunkan seperti penyakit jantung,
diabetes melitus, dan hipertensi salah satu anggota keluarga yang mempunyai penyakit
adalah adik dari ibu klien yang katanya suka pingsan sesekali karena mengalami kurang
darah (anemia) tapi tidak perlu mendapatkan transfusi. Ayah klien juga mengatakan
bahwa dirinya dan istrinya belum melakukan screening thalasemi karena merasa tidak
ada tanda-tandanya. Ayah klien juga mengatakan mungkin nanti kalau mau punya anak
lagi, meskipun sekarang ibu klien dedang sedang hamil anak kedua.
7. Genogram (jika dibutuhkan) : Belum terkaji
8. Riwayat sosial : Menurut ayah klien, sebelum splenektomi anaknya sangat pendiam,
ditanya sama orang lain pun tidak pernah menjawab. Hanya sama orangtuanya saja
anaknya menjawab dan tidak pernah main dengan teman-temannya di luar. Ayah klien
mengatakan anaknya hanya main PS di rumah sendirian. Tetapi setelah dilakukan
splenektomi anaknya jadi aktif, mau bergaul dengan orang-orang di luar dan jadi
cerewet. Anaknya sekarang TK dan sering bermain dengan temantemannya. Ayah klien
juga mengatakan anaknya tidak pernah diolok-olok oleh teman-temannya, namun dilihat
dari postur tubuhnya klien lebih kecil dari anak-anak seumurannya.
9. Kebutuhan dasar
Jenis Aktivitas Hasil Pengkajian
Makan
Jenis Nasi, mie instan, keju
Porsi Keju ukuran sedang (1/2)
Frekuensi 1 x/hari (nasi), 3-4 x/hari
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Pantangan Belum terkaji
Keluhan Menjelang waktu transfusi nafsu makan anak
menurun
Minum
Jenis Air putih, susu, teh manis
Porsi Susu dan teh manis yang dus
Frekuensi Susu 5dus/hari, teh manis 3 dus/hari
Tidur
Siang
Kebiasaan Tidur siang
Frekuensi 2 jam (13.00 – 15.00)
Keluhan Tidak ada keluhan
Malam
Kebiasaan Tidur malam
Eliminasi
BAK
Frekuensi 4-5 x/hari
Karakteristik Warna kuning seperti teh
Keluhan Tidak ada keluhan
BAB
Frekuensi 1x/hari
Personal Hygiene
Mandi 2x/hari
Gosok gigi 2x/hari
Keramas Setiap mandi
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Gunting kuku Bila kuku sudah panjang dibantu ibunya
Aktivitas bermain Bermain dengan teman sebayanya
1. Intoleransi aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d.
RR dan TD meningkat, Hb menurun, Eritrosit menurun, anak mengeluh lemas dan
mudah lelah saat beraktivitas lebih
2. Defisien pengetahuan b.d. kurang informasi d.d. keluarga pasien mengatakan
bingung tentang sakit yang diderita anaknya, wajah keluarga pasien tampak bingung
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas b.d. Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor dan evaluasi TTV (TD, 1. Untuk mengetahui keparahan
ketidakseimbangan antara suplai dan keperawatan selama 2 x 24 HR, RR) sebelum dan setelah toleransi aktivitas anak
kebutuhan oksigen d.d. jam, respon fisiologis beraktivitas 2. Karena penyebab utama anak
terhadap pergerakan yang 2. Perbaiki defisit status fisiologis kelelahan adalah Hb nya yang
DS :
memerlukan energi dalam sebagai prioritas utama rendah
- Anak mengeluh badan terasa lemas aktivitas sehari-hari tidak 3. Tentukan jenis dan banyaknya 3. Untuk memilih aktivitas mana
- Anak suka merasa lelah jika terganggu, dengan kriteria aktivitas yang dibutuhkan untuk yang tidak diperlukan anak
beraktivitas berlebihan seperti saat hasil : menjaga ketahanan yang hanya akan membuat
berolahraga 4. Instruksikan pasien/orang yang anak menjadi lelah
DO : - Frekuensi TTV ketika
dekat dengan pasien untuk 4. Agar anak dan keluarga dapat
beraktivitas tidak
- RR : 22x/menit mengenali tanda dan gejala membatasi dan mengatur
terganggu
- HR : 105 x/menit kelelahan yang memerlukan aktivitasnya secara mandiri
- Kemudahan dalam
- Penurunan TD pengurangan aktivitas 5. Karena dukungan dari orang
melakukan ADL tidak
- Hb : 7,6 g/dL tua bisa memberi semangat
terganggu Evidence Based
- Eritrosit : 3,29 juta/uL lebih pada anak untuk
5. Instruksikan orang tua untuk melakukan aktivitas dan
memberi dukungan pada anaknya meningkatkan kualitas
melakukan aktivitas sesuai hidupnya
porsinya, seperti hasil penelitian
Page 10
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
yang mengatakan bahwa tingkat
pendidikan orang tua
berpengaruh terhadap kualitas
hidup anak thalasemia (Marnis,
Indriati, & Nauli, 2018)
2. Defisien pengetahuan b.d. kurang Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Agar materi dan cara
informasi d.d. keperawatan selama 2 x 24 keluarga terkait dengan proses menyampaikan materi
jam, keluarga memiliki penyakit thalasemia kepada keluarga pasien
DS :
pengetahuan sangat banyak 2. Jelaskan proses penyakit sesuai sesuai dengan pengetahuan
- Ayah klien mengatakan aneh dan tentang penyakit kronis, kebutuhan (penyebab, tanda yang sudah diterimanya
bingung tentang penyakit yang pengobatan, dan gejala, komplikasi) 2. Agar orang tua pasien
diderita anaknya pencegahan perkembangan 3. Jelaskan alasan dibalik mengerti tentang penyakit
- Orang tua anak mengatakan tidak manajemen/terapi/penanganan yang dialami anaknya
penyakit dan
mengikuti screening thalasemia yang diberikan 3. Agar orang tua pasien tidak
komplikasinya, dengan
sebelum menikah Informasikan pasien dan keluarga merasa bingung dan aneh
kriteria hasil : 4.
DO :
agar terlibat dalam proses lagi ketika anaknya sedang
- Pengetahuan sangat
- Wajah ayah klien tampak bingung penyembuhannya dilakukan transfusi
banyak tentang faktor
4. Untuk memaksimalkan
penyebab penyakit Evidence based
tindakan yang dilakukan
thalasemia 5. Edukasi orang tua pasien terkait oleh petugas kesehatan
- Pengetahuan sangat perilaku apa yang harus diberikan 5. Karena menurut Marnis
banyak tentang tanda terhadap anak dengan thalasemia (2018), terdapat pengaruh
dan gejala (seperti pembatasan aktivitas, antara tingkat pendidikan
perkembangan pemberian nutrisi yang sesuai, orang tua terhadap kualitas
penyakit dll) hidup anak thalasemia
Page 11
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
- Pengetahuan sangat (Marnis, Indriati, & Nauli,
banyak tentang strategi 2018)
menyeimbangkan
aktivitas dan istirahat
- Pengetahuan sangat
banyak tentang
prosedur yang
dilakukan
Daftar Pustaka
Marnis, D., Indriati, G., & Nauli, F. A. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kualitas Hidup Anak Thalasemia. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya, 5(2), 31–42.
Page 12
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
PROGRESS H-11
Page 13
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
PROGRESS H-12
Page 14