Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS PASIEN NYERI AKUT B.D.

KOMPRESI JARINGAN SEKUNDER


AKIBAT OBSTRUKSI D.D. PASIEN MENGELUH NYERI SKALA 6 (1-10)

Disusun oleh :

NADA SHOFI SALSABILA (220112200014)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
PLAGIARISM SCAN REPORT
Words 981 Date September
23,2020

Characters 7121 Exclude Url

6% 94% 2 32
Plagiarized Unique
Plagiarism Unique
Sentences Sentences
Content Checked For Plagiarism
F. Analisis Data

Data yang Menyimpang Etiologi


Masalah Keperawatan DS :

- Pasien mengeluh nyeri di abdomen hingga anus- Nyeri seperti disayat-sayat DO :


- Skala nyeri 6/10
- Peningkatan HR Ca. Colon

Invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor


Kompresi saraf local


Nyeri dangkal abdominal


Nyeri akut Nyeri akut b.d. kompresi jaringan sekunder
akibat obstruksi DS :

- Pasien mengeluh mual dan kesulitan untuk makanDO :


- BB pasien turun 10 kg semenjak sakit
- IMT = 14,8 (Kurus) Invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor

Anoreksia


Asupan
nutrisi tidak
adekuat ↓
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d. mual dan anoreksia DS :
- Pasien mengatakan terkadang kesulitan untuk BAB
- Pasien mengatakan nyeri pada abdomen hingga anus
- Pasien mengatakan kesulitan untuk makan- Pasien mengatakan jarang makan sayuran DO :
- Nyeri abdomen hingga anus skala 6/10
- Anoreksia
- Darah merah pada feses
- Perubahan frekuensi bising usus Obstruksi usus


Kompensasi merangsang saraf


Feses menetap


Konstipasi Konstipasi b.d. asupan serat kurang

DS : Pasien merasa bingung dan tidak tahu apa yang


harus dilakukan DO :

- Pasien jarang mengkonsumsi sayuran Konstipasi



Diet tinggi serat


Defisien pengetahuan Defisien pengetahuan b.d. kurang informasi

DS : -

DO : - Kanker kolon


Invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor


Intervensi pembedahan kolostomi


Kolostomi permanen


Luka pasca bedah


Resiko infeksi Resiko infeksi b.d. ganguan integritas kulit

DS : -

DO : - Intervensi pembedahan kolostomi


Kolostomi permanen


Kerusakan integritas kulit Resiko kerusakan integritas kulit b.d.

G. Daftar Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d. kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi d.d. pasien mengeluh nyeri skala 6/10 di
bagian abdomenhingga anus seperti disayat-sayat
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan anoreksia d.d. pasien mengeluh
mual dan kesulitanmakan, BB pasien turun 10 kg semenjak sakit, dan IMT pasien 14,8
3. Konstipasi b.d. asupan serat kurang d.d. pasien mengeluh nyeri abdomen hingga anus, kesulitan BAB,
terdapat darah padafeses, dan pasien jarang makan sayuran
4. Defisien pengetahuan b.d. kurang informasi d.d. pasien mengatakan bingung dan tidak tahu apa yang
harus dilakukan,perilaku pasien tidak sesuai dengan yang seharusnya
5. Resiko infeksi b.d. gangguan integritas kulit
6. Resiko kerusakan integritas kulit b.d. insisi bedah dan pembuatan stoma

H. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama Pasien : Ny. W Diagnosa : Ca. Colon

Tanggal : 21 Sep. 20

No. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut b.d. kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi d.d.

DS :

- Pasien mengeluh nyeri di abdomen hingga anus- Nyeri seperti disayat-sayat DO :


- Skala nyeri 6/10
- Peningkatan HR Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam nyeri pasien berkurang dengan kriteria
:
- Ketidaknyamanan ringan
- Gangguan aktivitas fisik ringan
- Skala nyeri berkurang 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, onset, frekuensi,
kualitas, intensitasdan faktor pencetus) secara berkala
2. Observasi tindakan non verbal mengenai ketidaknyamanan
3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan nyeri
4. Ajarkan teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri (relaksasi dan distraksi)
(Nita Syamsiah, 2015)

5. Kolaborasi pemberian analgesik yang sesuai kebutuhan pasien 1. Untuk memantau tingkat nyeri yang
dirasakan pasiensetiap hari
2. Untuk memberikan tindakan yang sesuai dengan yang dirasakan pasien
3. Untuk meminimalisir peningkatan skala nyeri pada pasien
4. Untuk meringankan nyeri pasien tanpa bantuan obat
5. Untuk menghilangkan nyeri apabila teknik nonfarmakologis tidak berpengaruh 1. Melakukan
pengkajian terkait nyeri yangdirasakan pasien secara lengkap dan setiap saat
2. Mengobservasi tindakan non verbal yang dilakukan pasien
3. Membuat lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien
4. Mengajarkan pasien teknik relaksi dan distraksi
5. Berkolaborasi untuk memberikan analgesik yang sesuai dengan pasien S : pasien mengatakan nyeri
berkurangO : HR dan skala nyeri membaik
A : teratasi perlahan

P : lanjutkan intervensi

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan anoreksia d.d.

DS :

- Pasien mengeluh mual dan kesulitan untuk makanDO :


- BB pasien turun 10 kg semenjak sakit
- IMT = 14,8 (Kurus) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam, kebutuhan nutrisi pasien kembali
seimbang dengankriteria :
- Secara konsisten menunjukkan memakan makanan dan minuman bergizi di antara waktu makan
- Sering menunjukkan berpartisipasi dalam monitoring nutrisi
- Sering menunjukkan memantau berat badan 1. Monitor status gizi pasien setiap hari
2. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan pasien
3. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan mual pada pasien
4. Ajari teknik relaksasi untuk mengatasi mual
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatur pola diet pasien
6. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan nutrisi tertentu
7. Dorong pola makan sedikit tapi sering 1. Untuk memantau status gizi pasien setiap harinya
2. Untuk menentukan makanan apa dan berapa banyak yang harus disediakan pada pasien
3. Untuk mengantisipasi terjadinya mual dan muntah ketika makan
4. Untuk mengurangi rasa mual setiap harinya
5. Untuk mengatur makanan yang diberikan pada pasien adalah makanan yang tinggi serat
6. Agar pasien mengetahui makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi saat ini
7. Agar pasien tetap mendapatkan asupan nutrisi walaupun mual 1. Memonitor status gizi pasien setiap
hari
2. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi untuk pasien
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu mual pasien
4. Mengajari pasien berbagai teknik relaksasi untuk mengurangi mual
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan makanan tinggi serat pada pasien
6. Menganjurkan pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
7. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering untuk mengurangi muntah S : pasien mengatakan mual
sudah jarangdirasakan
O : IMT pasien meningkat

A : teratasi

P : lanjutkan monitoring status gizi pasien dan intervensi diet pasien

Sources Similarity

2ne1 Big Bang | Monitor Nutrisi

2. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan


nutrisi, faktor biologis.ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. setelah
dilakukan asuhan keperawatan … jam klien menunjukan status nutrisi adekuat dengan kh
http://hazlynpotc.blogspot.com/

PLAGIARISM SCAN REPORT


Words 976 Date September
23,2020

Characters 7421 Exclude Url

0% 0
100% Plagiarized 52
Unique
Plagiarism Unique
Sentences Sentences
Content Checked For Plagiarism
3. Konstipasi b.d. asupan serat kurang d.d. DS :

- Pasien mengatakan terkadang kesulitan untuk BAB


- Pasien mengatakan nyeri pada abdomen hingga anus
- Pasien mengatakan kesulitan untuk makan- Pasien mengatakan jarang makan sayuran DO :
- Nyeri abdomen hingga anus skala 6/10
- Anoreksia
- Darah merah pada feses
- Perubahan frekuensi bising usus Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, konstipasi
berkurang dengankriteria :
- Pola eliminasi tidak terganggu
- Kemudahan BAB tidak terganggu
- Tidak ada darah dalam feses
- Tidak ada konstipasi
- Suara bising usus tidak terganggu 1. Monitor bising usus pasien secara berkala
2. Jelaskan dari masalah dan rasionalisasi tindakan yang dilakukan
3. Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk diet tinggi serat dengan tepat 1. Untuk mengetahui
perbaikan konstipasipasien
2. Agar pasien dapat memahami apa yang akan dilakukan perawat
3. Untuk membantu melancarkan BAB pasien 1. Memonitor bising usus pasien setiap harinya
2. Menjelaskan masalah yang dialami pasien dan tujuan dilakukan tindakan
3. Menginstruksikan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi serat S : pasien mengatakan
BAB tidak sulit lagiO : nyeri abdomen berkurang, BAB tidak berdarah, anoreksia hilang
A : teratasi

P : lanjutkan monitoring pasien

4. Defisien pengetahuan b.d. kurang informasi d.d.

DS :

- Pasien merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukanDO :
- Pasien jarang mengkonsumsi sayuran Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam pengetahuan
pasien meningkat,dengan kriteria :
- Secara konsisten menunjukkan menerima diagnosis
- Secara konsisten menunjukkan mendapatkan informasi tentang kanker
- Secara konsisten menunjukkan memelihara gaya hidup sehat
- Pengetahuan sangat banyak tentang diet yang dianjurkan
- Pengetahuan sangat banyak tentang tujuan diet 1. Bina hubungan baik dengan pasien2. Nilai tingkat
pendidikan pasien
2. Nilai tingkat pendidikan pasien
3. Pilih metode dan strategi yang tepat
4. Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai diet yang disarankan dan proses penyakit yang dialami
5. Jelaskan proses penyakit yang dialami sesuai kebutuhan pasien
6. Kaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, termasuk jenis makanan yang disukai
7. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan kepatuhan terhadap diet 1. Agar edukasi yang diberikan
perawat dapattersampaikan pada pasien
2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman pasien
3. Agar materi yang disampaikan dapat lebih mudah dicerna oleh pasien
4. Untuk mengetahui sejauh apa pasien memahami tentang proses penyakitnya dan tentang diet yang
selama inidilakukannya
5. Agar pasien dapat memahami terkait diagnosa, penyebab, dampak, dan cara manajemen penyakitnya
yang tepat
6. Untuk mengetahui kebiasaan pola makan dan jenis makanan yang biasa dikonsumsi pasien
7. Agar pasien dapat memahami dan menerapkan materi yang dijelaskan perawat 1. Membina hubungan
baik dengan pasien2. Menilai tingkat pendidikan pasien
3. Memilih metode dan strategi yang sesuai dengan pasien
4. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien mengenai penyakit dan pola diet yang dilakukan
5. Menjelaskan proses penyakit yang dialami pasien secara jelas
6. Mengkaji kebiasaan pola makan pasien
7. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dilakukan diet yang disarankan S : pasien tidak merasa
bingung lagiO : pasien mulai sering mengkonsumsi sayuran A : teratasi
P : lanjutkan monitoring dan mengingatkan pasien

5. Resiko infeksi b.d. kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam infeksi
tidak ada dengan kriteria :

- Secara konsisten menunjukkan mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi


- Secara konsisten menunjukkan memonitor perilaku diri yang berhubungan risiko infeksi * Intervensi
keperawatan inidilakukan setelah operasi
1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan
2. Lakukan universal precaution
3. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
4. Ajarkan pasien untuk selalu mencuci tangan setelah dan sebelum melakukan kegiatan
5. Ajarkan pasien dan keluarga mengenali tanda dan gejala infeksi * Intervensi keperawatan ini dilakukan
setelah operasi
1. Untuk menghindari terpapar bakteri atau virus yang dapat menyebabkan infeksi
2. Untuk melindungi perawat dan menjaga pasien dari infeksi
3. Agar luka menjadi cepat sembuh dan pasien tidak infeksi
4. Untuk menjaga kebersihan pasien dan keluarga
5. Agar apabila ada infeksi bisa segera dilakukan tindakan * Intervensi keperawatan ini dilakukan setelah
operasi
1. Membersihkan lingkungan sekitar pasien dengan baik
2. Melakukan universal precaution sesuai kebijakan RS
3. Merawat luka pasien dengan teknik aseptik
4. Mengajarkan pasien dan keluarga cara mencuci tangan 6 langkah
5. Mengajarkan pasien apa saja tanda dan gejala infeksi S : pasien mengatakan tidak terdapat tanda dan
gejala infeksi yangdirasakan
O : tidak terlihat ada tanda dan gejala infeksi pada pasien

A : teratasi

P : lanjutkan intervensi

6. Resiko kerusakan integritas kulit b.d.insisi bedah dan pembentukan stoma Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3x24 jam kerusakan integritas berkurang dengan kriteria :

- Secara konsisten menunjukkan mengenali faktor resiko individu


- Secara konsisten menunjukkan memonitor faktor resiko di lingkungan
- Secara konsisten menunjukkan menjalankan strategi kontrol resiko yang sudah ditetapkan
- Suhu kulit tidak terganggu
- Integritas kulit tidak terganggu * Intervensi keperawatan ini dilakukan setelah operasi
1. Monitor karakteristik luka sayatan / penyembuhan stoma (drainase, warna, ukuran, bau)
2. Monitor komplikasi pasca operasi dengan tepat (obstruksi usus, ileus paralitik, kebocoran anastomosis,
atau pemisahanmukokutaneus)
3. Ganti atau kosongkan kantung stoma dengan tepat
4. Irigasi kolostomi dengan tepat
5. Anjurkan pasien terkait bagaimana mekanisme untuk mengurangi aroma/bau * Intervensi keperawatan
ini dilakukansetelah operasi
1. Untuk memantau apakah terjadi tanda-tanda keparahan kerusakan integritas kulit atau perbaikan
integritas kulit setiap hari
2. Untuk memantau apakah ada tanda-tanda komplikasi penyakit lain setelah pembedahan
3. Untuk mengurangi resiko infeksi dan meningkatkan kenyamanan pasien
4. Untuk membersihkan saluran cerna bagian bawah dengan mengosongkan isi kolon
5. Untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan keluarga setiap harinya * Intervensi keperawatan ini
dilakukan setelahoperasi
1. Memonitor karakteristik luka stoma setiap hari saat mengganti kantung drainase
2. Memonitor tanda dan gejala komplikasi yang muncul setelah pembedahan
3. Mengganti dan mengosongkan kantung stoma setiap kantung sudah mulai penuh
4. Mengirigasi kolostomi 5-6 hari setelah operasi
5. Mengajarkan dan menganjurkan pasien cara untuk mengurangi bau S : pasien mengatakan adanya
stoma tidak mengangguaktivitas
O : tidak terlihat tanda dan gejala keparahan kerusakan integritas kulitA :
teratasi
P : lanjutkan

Sources Similarity
Plagiarism Scan Report
Report Generation Date: September 23,2020 Words: 1925
Characters: 13076 Exclude URL :

6% 94%
PlagiarismUnique
6 102
Plagiarized Sentences Unique Sentences

Content Checked for Plagiarism


F. Analisis Data Data yang Menyimpang Etiologi Masalah Keperawatan DS : - Pasien mengeluh nyeri di
abdomen hingga anus - Nyeri seperti disayat-sayat DO : - Skala nyeri 6/10 - Peningkatan HR Ca. Colon ↓
Invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor ↓ Kompresi saraf local ↓ Nyeri dangkal abdominal ↓
Nyeri akut Nyeri akut b.d. kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi DS : - Pasien mengeluh mual dan
kesulitan untuk makan DO : - BB pasien turun 10 kg semenjak sakit - IMT = 14,8 (Kurus) Invasi jaringan
dan efek kompresi oleh tumor ↓ Anoreksia ↓ Asupan nutrisi tidak adekuat ↓ Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
mual dan anoreksia DS : - Pasien mengatakan terkadang kesulitan untuk BAB - Pasien mengatakan nyeri
pada abdomen hingga anus - Pasien mengatakan kesulitan untuk makan - Pasien mengatakan jarang
makan sayuran DO : - Nyeri abdomen hingga anus skala 6/10 - Anoreksia - Darah merah pada feses -
Perubahan frekuensi bising usus Obstruksi usus ↓ Kompensasi merangsang saraf ↓ Feses menetap ↓
Konstipasi Konstipasi b.d. asupan serat kurang DS : Pasien merasa bingung dan tidak tahu apa yang
harus dilakukan DO : - Pasien jarang mengkonsumsi sayuran Konstipasi ↓ Diet tinggi serat ↓ Defisien
pengetahuan Defisien pengetahuan b.d. kurang informasi DS : - DO : - Kanker kolon ↓ Invasi jaringan
dan efek kompresi oleh tumor ↓ Intervensi pembedahan kolostomi ↓ Kolostomi permanen ↓ Luka
pasca bedah ↓ Resiko infeksi Resiko infeksi b.d. ganguan integritas kulit DS : DO : - Intervensi
pembedahan kolostomi ↓ Kolostomi permanen ↓ Kerusakan integritas kulit Resiko kerusakan
integritas kulit b.d. G. Daftar Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.d. kompresi jaringan sekunder
akibat obstruksi d.d. pasien mengeluh nyeri skala 6/10 di bagian abdomen hingga anus seperti disayat-
sayat 2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan anoreksia d.d. pasien
mengeluh mual dan kesulitan makan, BB pasien turun 10 kg semenjak sakit, dan IMT pasien 14,8 3.
Konstipasi b.d. asupan serat kurang d.d. pasien mengeluh nyeri abdomen hingga anus, kesulitan BAB,
terdapat darah pada feses, dan pasien jarang makan sayuran 4. Defisien pengetahuan b.d. kurang
informasi d.d. pasien mengatakan bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, perilaku pasien
tidak sesuai dengan yang seharusnya 5. Resiko infeksi b.d. gangguan integritas kulit 6. Resiko kerusakan
integritas kulit b.d. insisi bedah dan pembuatan stoma H. Rencana Tindakan Keperawatan Nama Pasien
: Ny. W Diagnosa : Ca. Colon Tanggal : 21 Sep. 20 No. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Implementasi
Evaluasi Tujuan Intervensi Rasional 1. Nyeri akut b.d. kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi d.d.
DS : - Pasien mengeluh nyeri di abdomen hingga anus - Nyeri seperti disayat-sayat DO : - Skala nyeri
6/10 - Peningkatan HR Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam nyeri pasien berkurang dengan
kriteria : - Ketidaknyamanan ringan - Gangguan aktivitas fisik ringan - Skala nyeri berkurang 1. Lakukan
pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, onset, frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor
pencetus) secara berkala 2. Observasi tindakan non verbal mengenai ketidaknyamanan 3. Kendalikan
faktor lingkungan yang dapat meningkatkan nyeri 4. Ajarkan teknik non farmakologis untuk meredakan
nyeri (relaksasi dan distraksi) (Nita Syamsiah, 2015) 5. Kolaborasi pemberian analgesik yang sesuai
kebutuhan pasien 1. Untuk memantau tingkat nyeri yang dirasakan pasien setiap hari 2. Untuk
memberikan tindakan yang sesuai dengan yang dirasakan pasien 3. Untuk meminimalisir peningkatan
skala nyeri pada pasien 4. Untuk meringankan nyeri pasien tanpa bantuan obat 5. Untuk menghilangkan
nyeri apabila teknik nonfarmakologis tidak berpengaruh 1. Melakukan pengkajian terkait nyeri yang
dirasakan pasien secara lengkap dan setiap saat 2. Mengobservasi tindakan non verbal yang dilakukan
pasien 3. Membuat lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien 4. Mengajarkan pasien teknik relaksi
dan distraksi 5. Berkolaborasi untuk memberikan analgesik yang sesuai dengan pasien S : pasien
mengatakan nyeri berkurang O : HR dan skala nyeri membaik A : teratasi perlahan P : lanjutkan
intervensi 2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan anoreksia d.d. DS :
- Pasien mengeluh mual dan kesulitan untuk makan DO : - BB pasien turun 10 kg semenjak sakit - IMT =
14,8 (Kurus) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam, kebutuhan nutrisi pasien kembali
seimbang dengan kriteria : - Secara konsisten menunjukkan memakan makanan dan minuman bergizi di
antara waktu makan - Sering menunjukkan berpartisipasi dalam monitoring nutrisi - Sering
menunjukkan memantau berat badan 1. Monitor status gizi pasien setiap hari 2. Tentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang dibutuhkan pasien 3. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan mual
pada pasien 4. Ajari teknik relaksasi untuk mengatasi mual 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
mengatur pola diet pasien 6. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan nutrisi tertentu 7. Dorong pola
makan sedikit tapi sering 1. Untuk memantau status gizi pasien setiap harinya 2. Untuk menentukan
makanan apa dan berapa banyak yang harus disediakan pada pasien 3. Untuk mengantisipasi terjadinya
mual dan muntah ketika makan 4. Untuk mengurangi rasa mual setiap harinya 5. Untuk mengatur
makanan yang diberikan pada pasien adalah makanan yang tinggi serat 6. Agar pasien mengetahui
makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi saat ini 7. Agar pasien tetap mendapatkan
asupan nutrisi walaupun mual 1. Memonitor status gizi pasien setiap hari 2. Menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi untuk pasien 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu mual pasien 4.
Mengajari pasien berbagai teknik relaksasi untuk mengurangi mual 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk memberikan makanan tinggi serat pada pasien 6. Menganjurkan pasien mengkonsumsi makanan
yang tinggi serat 7. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering untuk mengurangi muntah S : pasien
mengatakan mual sudah jarang dirasakan O : IMT pasien meningkat A : teratasi P
: lanjutkan monitoring status gizi pasien dan intervensi diet pasien 3. Konstipasi b.d. asupan serat
kurang d.d. DS : Pasien mengatakan terkadang kesulitan untuk BAB - Pasien mengatakan nyeri pada
abdomen hingga anus - Pasien mengatakan kesulitan untuk makan - Pasien mengatakan jarang makan
sayuran DO : - Nyeri abdomen hingga anus skala 6/10 - Anoreksia - Darah merah pada feses -
Perubahan frekuensi bising usus Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, konstipasi
berkurang dengan kriteria : - Pola eliminasi tidak terganggu - Kemudahan

BAB tidak terganggu - Tidak ada darah dalam feses - Tidak ada konstipasi - Suara bising usus tidak
terganggu 1.
Monitor bising usus pasien secara berkala 2. Jelaskan dari masalah dan rasionalisasi tindakan yang
dilakukan 3.
Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk diet tinggi serat dengan tepat 1. Untuk mengetahui
perbaikan konstipasi pasien 2. Agar pasien dapat memahami apa yang akan dilakukan perawat 3. Untuk
membantu melancarkan BAB pasien 1. Memonitor bising usus pasien setiap harinya 2. Menjelaskan
masalah yang dialami pasien dan tujuan dilakukan tindakan 3. Menginstruksikan pasien untuk
mengkonsumsi makanan yang tinggi serat S : pasien mengatakan BAB tidak sulit lagi O : nyeri abdomen
berkurang, BAB tidak berdarah, anoreksia hilang A : teratasi P : lanjutkan monitoring pasien 4. Defisien
pengetahuan b.d. kurang informasi d.d. DS : - Pasien merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan DO : - Pasien jarang mengkonsumsi sayuran Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24
jam pengetahuan pasien meningkat, dengan kriteria : - Secara konsisten menunjukkan menerima
diagnosis - Secara konsisten menunjukkan mendapatkan informasi tentang kanker - Secara konsisten
menunjukkan memelihara gaya hidup sehat Pengetahuan sangat banyak tentang diet yang dianjurkan -
Pengetahuan sangat banyak tentang tujuan diet 1. Bina hubungan baik dengan pasien 2. Nilai tingkat
pendidikan pasien 3. Pilih metode dan strategi yang tepat 4. Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai
diet yang disarankan dan proses penyakit yang dialami 5. Jelaskan proses penyakit yang dialami sesuai
kebutuhan pasien 6. Kaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, termasuk jenis makanan yang
disukai 7. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan kepatuhan terhadap diet 1. Agar edukasi yang
diberikan perawat dapat tersampaikan pada pasien 2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman pasien 3.
Agar materi yang disampaikan dapat lebih mudah dicerna oleh pasien 4. Untuk mengetahui sejauh apa
pasien memahami tentang proses penyakitnya dan tentang diet yang selama ini dilakukannya 5. Agar
pasien dapat memahami terkait diagnosa, penyebab, dampak, dan cara manajemen penyakitnya yang
tepat 6. Untuk mengetahui kebiasaan pola makan dan jenis makanan yang biasa dikonsumsi pasien 7.
Agar pasien dapat memahami dan menerapkan materi yang dijelaskan perawat 1. Membina hubungan
baik dengan pasien 2. Menilai tingkat pendidikan pasien 3. Memilih metode dan strategi yang sesuai
dengan pasien 4. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien mengenai penyakit dan pola diet yang dilakukan
5. Menjelaskan proses penyakit yang dialami pasien secara jelas 6. Mengkaji kebiasaan pola makan
pasien 7. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dilakukan diet yang disarankan S : pasien tidak
merasa bingung lagi O : pasien mulai sering mengkonsumsi sayuran A : teratasi P : lanjutkan monitoring
dan mengingatkan pasien 5. Resiko infeksi b.d. kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3x24 jam infeksi tidak ada dengan kriteria : - Secara konsisten menunjukkan
mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi - Secara konsisten menunjukkan memonitor perilaku diri yang
berhubungan risiko infeksi * Intervensi keperawatan ini dilakukan setelah operasi 1. Bersihkan
lingkungan dengan baik setelah digunakan 2. Lakukan universal precaution 3. Pastikan teknik perawatan
luka yang tepat 4. Ajarkan pasien untuk selalu mencuci tangan setelah dan sebelum melakukan kegiatan
5. Ajarkan pasien dan keluarga mengenali tanda dan gejala infeksi * Intervensi keperawatan ini
dilakukan setelah operasi 1. Untuk menghindari terpapar bakteri atau virus yang dapat menyebabkan
infeksi 2. Untuk melindungi perawat dan menjaga pasien dari infeksi 3. Agar luka menjadi cepat sembuh
dan pasien tidak infeksi 4. Untuk menjaga kebersihan pasien dan keluarga 5. Agar apabila ada infeksi
bisa segera dilakukan tindakan * Intervensi keperawatan ini dilakukan setelah operasi 1. Membersihkan
lingkungan sekitar pasien dengan baik 2. Melakukan universal precaution sesuai kebijakan RS 3.
Merawat luka pasien dengan teknik aseptik 4. Mengajarkan pasien dan keluarga cara mencuci tangan 6
langkah 5. Mengajarkan pasien apa saja tanda dan gejala infeksi S : pasien mengatakan tidak terdapat
tanda dan gejala infeksi yang dirasakan O : tidak terlihat ada tanda dan gejala infeksi pada pasien A :
teratasi P : lanjutkan intervensi 6. Resiko kerusakan integritas kulit b.d.insisi bedah dan pembentukan
stoma Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam kerusakan integritas berkurang dengan kriteria :
- Secara konsisten menunjukkan mengenali faktor resiko individu - Secara konsisten menunjukkan
memonitor faktor resiko di lingkungan - Secara konsisten menunjukkan menjalankan strategi kontrol
resiko yang sudah ditetapkan - Suhu kulit tidak terganggu - Integritas kulit tidak terganggu * Intervensi
keperawatan ini dilakukan setelah operasi 1. Monitor karakteristik luka sayatan / penyembuhan stoma
(drainase, warna, ukuran, bau) 2. Monitor komplikasi pasca operasi dengan tepat (obstruksi usus, ileus
paralitik, kebocoran anastomosis, atau pemisahan mukokutaneus) 3. Ganti atau kosongkan kantung
stoma dengan tepat 4. Irigasi kolostomi dengan tepat 5. Anjurkan pasien terkait bagaimana mekanisme
untuk mengurangi aroma/bau * Intervensi keperawatan ini dilakukan setelah operasi 1. Untuk
memantau apakah terjadi tanda-tanda keparahan kerusakan integritas kulit atau perbaikan integritas
kulit setiap hari 2. Untuk memantau apakah ada tandatanda komplikasi penyakit lain setelah
pembedahan 3. Untuk mengurangi resiko infeksi dan meningkatkan kenyamanan pasien 4. Untuk
membersihkan saluran cerna bagian bawah dengan mengosongkan isi kolon 5. Untuk meningkatkan
kenyamanan pasien dan keluarga setiap harinya * Intervensi keperawatan ini dilakukan setelah operasi
1. Memonitor karakteristik luka stoma setiap hari saat mengganti kantung drainase 2. Memonitor tanda
dan gejala komplikasi yang muncul setelah pembedahan 3. Mengganti dan mengosongkan kantung
stoma setiap kantung sudah mulai penuh 4. Mengirigasi kolostomi 5-6 hari setelah operasi 5.
Mengajarkan dan menganjurkan pasien cara untuk mengurangi bau S : pasien mengatakan adanya
stoma tidak menganggu aktivitas O : tidak terlihat tanda dan gejala keparahan kerusakan integritas kulit
A : teratasi P : lanjutkan

Sources

TINJAUAN KASUS PNEUMONIA AN.M.AKBAR.docx 13%


Dec 10, 2015 - ... 37,7% Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Ketidakseimba ngan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d faktor biolosgis ...
https://dokumen.tips/documents/tinjauan-kasus-pneumonia-
anmakbardocx.html
askep eliminasi urine - Ners Blog
Defisit perawatan diri: toileting yg berhubungan dengan. Keterbatasan
mobilitas. Kerusakan i 13% ntegritas kulit / resiko kerusakan integritas
kulit b.d. Inkontinensia ... http://ners-blog.blogspot.com/2011/04/askep-eliminasi-
urine.html

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd ...


2an glukose (tipe 1) Nutritional Status : Food and Fluid Intake Intake ...
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
menggunak 7%
https://www.coursehero.com/file/p6p48pou/2-Ketidakseimbangan-nutrisi-kurang-dari-
kebutuhan-tubuhbd-ketidakmampuan/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Nyeri Akut 1 ...


Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, freku 7% ensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor presipitasi. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/608/3/BAB%20II.pdf

Lp Down Syndrome - Scribd 3%


Apr 22, 2018 - 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan pasien 3. Tentukan m akanan yang yang disukai klien dan
aman untuk dikonsumsi
https://www.scribd.com/document/377045882/Lp-Down-Syndrome
A. Identitas Pasien dan Keluarga
1.1. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Usia : 55 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Tempat tanggal lahir :
Alamat :
Status pernikahan :
Tingkat pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Suku :
Diagnosa : Ca. Colon
No. Medrek :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Rencana tindakan : Operasi
1.2. Identitas Keluarga Pasien
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Hubungan dengan pasien :
B. Riwayat Kesehatan
2. 1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada abdomen hingga anus
2. 2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan nyeri sepanjang hari jika banyak bergerak, dengan skala 6 (1-10).
Nyeri dirasakan di bagian abdomen sampai ke anus seperti disayat-sayat. Nyeri disertai
mual dan sudah dirasakan sejak 3 hari SMRS.
2. 3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien sudah merasakan sakit sejak 1 tahun lalu dan mengatakan penyakit berawal dari
sakit lambung namun belum terkaji apakah sakit ini sudah pernah sembuh atau belum,
atau sakit ini hilang timbul atau tidak.
2. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
2. 5. Riwayat Psikososial Spiritual
Perlu dikaji lebih lanjut terkait :
a. Citra tubuh (bagaimana kepercayaan diri pasien terhadap anggota tubuhnya
sebelum sakit dan setelah sakit, terutama ketika nanti setelah dilakukan operasi)
b. Peran diri (apa peran pasien di dalam keluarga atau lingkungan sosialnya,
bagaimana pasien menjalani perannya tersebut)
c. Identitas diri (bagaimana pasien menganggap dirinya sendiri, apakah pasien
menerima sebagai perempuan, apakah pasien mengenali dirinya sebagai
perempuan)
d. Harga diri (apakah pasien pernah merasa malu terhadap tubuhnya sebelum dan
sesudah sakit, apakah penyakit dapat menurunkan harga diri pasien)
e. Ideal diri (apa keinginan pasien saat sebelum sakit dan setelah sakit, apakah
penyakit menghambat pasien dalam menjadi sosok ideal yang diinginkan)
f. Spiritual (apa kepercayaan pasien, bagaimana respon pasien terhadap
kepercayaannya setelah mendapatkan penyakit, apa saja yang dapat membuat
pasien semangat dalam menjalani hidup)
2. 6. Riwayat ADL

Pemeriksaan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Nutrisi
 Frekuensi Belum terkaji kebiasaan Belum terkaji kebiasaan
makan pasien seperti kurang makan pasien setiap harinya
lebih 3x sehari setelah sakit, dianjurkan
pasien diberi makan
3xsehari
 Porsi Belum terkaji berapa banyak Belum terkaji dikarenakan
jumlah yang dikonsumsi pasien baru rawat inap hari
pasien sebelum sakit seperti pertama, seharusnya pasien
1 porsi dewasa atau biasa diberikan makanan 1 porsi
makan sedikit biasa orang dewasa
 Jenis Sering mengkonsumsi sate, Belum terkaji saat di RS,
dan jarang makan sayuran namun seharusnya pasien
mendapatkan jenis makanan
yang banyak mengandung
serat seperti sayur dan buah
 Pantangan Belum terkaji terkait Makanan rendah serat dan
makanan apa yang tidak sedikit cairan
disukai pasien dan alergi
pasien

 Keluhan Belum terkaji apakah Mengeluh mual dan


terdapat keluhan terkait kesulitan makan, BB pasien
makanan yang selama ini turun 10 kg semenjak sakit
dimakan pasien sebelum
sakit
Cairan dan Elektrolit
 Frekuensi Perlu dikaji lebih lanjut Perlu dikaji lebih lanjut
terkait berapa gelas perhari terkait berapa gelas yang
yang pasien minum pasien minum setelah sakit,
sebelum sakit, normalnya apakah lebih banyak atau
minimal 8 gelas perhari lebih sedikit dari sebelum
sakit, normalnya ada lebih
dari 8 gelas perhari karena
pasien sedang konstipasi
 Porsi Perlu dikaji berapa mL yang Perlu juga dikaji berapa liter
biasa pasien minum sebelum yang pasien minum setelah
sakit, normalnya minimal sakit, normalnya lebih dari 2
2000 mL atau 2 liter perhari liter perhari untuk
membantu menghilangkan
konstipasinya
Perlu juga dikaji apakah ada
 Jenis Perlu dikaji terkait jenis jenis minuman lain yang
minuman apa yang sering diminum pasien selama di
dikonsumsi pasien seperti RS selain air putih
air putih, susu, teh, kopi,
atau minuman lainnya Setelah sakit pasien
 Pantangan Perlu juga dikaji apakah ada disarankan untuk minum
pantangan minuman pada lebih dari 8 gelas perhari
pasien seperti alergi dengan jenis apa saja tetapi
minuman atau minuman lebih diutamakan air putih
yang tidak disukai pasien Perlu dikaji apakah setelah
 Keluhan Perlu dikaji lebih lanjut sakit ada keluhan yang
apakah sebelum sakit pasien dirasakan pasien setiap
ada keluhan terkait kesulitan minum atau tidak
untuk minum atau keluhan
lainnya
Eliminasi
BAB
 Frekuensi Belum terkaji terkait berapa Perlu dikaji lebih lanjut
frekuensi BAB pasien apakah frekuensi BAB
perhari atau perminggunya, bertambah setelah dilakukan
normalnya adalah 1x sehari terapi selama di RS
 Keluhan Mengeluh kesulitan BAB Mengeluh kesulitan BAB
dan berdarah saat BAB dan berdarah saat BAB
BAK
 Frekuensi Perlu dikaji lebih lanjut Perlu dikaji lebih lanjut
berapa sering pasien BAK apakah pasien ada
perharinya, normalnya penambahan atau
adalah 400-2000mL dengan pengurangan jumlah urin
minuman yang masuknya 2 yang yang keluar saat di RS
liter perhari
Perlu juga dikaji apakah ada
 Keluhan keluhan saat pasien BAK Perlu juga dikaji apakah ada
sebelum sakit, seperti nyeri keluhan terkait BAK setelah
saat berkemih atau urin sulit sakit dan setelah
keluar mendapatkan beberapa
tindakan perawatan
Istirahat dan Tidur
Siang Perlu dikaji lebih lanjut Perlu dikaji lebih lanjut
 Kebiasaan apakah kualitas tidur siang apakah kualitas tidur siang
 Frekuensi dan malamnya terganggu dan malamnya terganggu
 Keluhan karena nyeri yang dirasakan, karena nyeri yang dirasakan,
Malam apakah pasien dapat tempat yang kurang nyaman

 Kebiasaan beristirahat dengan baik atau beberapa tindakan

 Frekuensi sesuai kebutuhannya? perawatan yang telah dan

 Keluhan Normalnya 6-7 jam perhari akan dilakukan, apakah


tidur malam pasien dapat beristirahat
dengan baik sesuai
kebutuhannya? Normalnya
6-7 jam perhari tiap malam
Personal Hygiene
 Mandi Belum terkaji apakah ada Belum terkaji apakah ada
 Gosok gigi permasalahan personal permasalahan personal
 Keramas hygiene (mandi, gosok gigi, hygiene (mandi, gosok gigi,

 Berpakaian keramas, berpakaian, dan keramas, berpakaian, dan

 Gunting kuku gunting kuku) pada pasien gunting kuku) pada pasien

 Keluhan sebelum sakit, seperti jarang saat dan setelah sakit,


seperti kesulitan saat
mandi atau penampilan melakukan personal hygiene
kotor karena terpasang alat-alat
perawatan
Mobilisasi Belum terkaji mobilisasi Belum terkaji mobilisasi
pasien apakah ada masalah pasien apakah ada masalah
atau tidak sebelum sakit atau tidak setelah dilakukan
terkait nyeri yang dirasakan tindakan perawatan di RS

C. Pemeriksaan Fisik
3. 1. Keadaan Umum
a) Kesadaran : compos mentis
b) Orientasi : belum dikaji bagaimana orientasi waktu, tempat, lingkungannya
3. 2. Tanda-tanda Vital
a) Temperature : perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada tanda
infeksi yang berhubungan dengan tingginya nilai leukosit
pasien. Suhu normal pada manusia adalah 36,1oC-37,2oC
b) Denyut nadi : perlu dikaji lebih lanjut sebagai data objektif dari nyeri
yang dirasakan pasien dengan adanya peningkatan HR,
normalnya adalah 60-100 x/menit
c) Respirasi : perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada tanda
intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan anemia dan
perdarahan saat BAB, normalnya adalah 12-20x/menit
d) Tekanan darah : perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada tanda
intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan anemia dan
perdarahan saat BAB, normalnya tekanan darah adalah
120/80 mmHg
e) Antropometri : TB = 158 cm, BB = 37 kg, IMT = 14,8 (Kurus) namun perlu
dikaji juga lingkar kepala dan LLA untuk melengkapi data
f) Keluhan : tidak ada keluhan
3. 3. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala : Perlu dikaji lebih lanjut apakah terdapat anemis pada konjugtiva
terkait jumlah Hb yang rendah, pengkajian pada mulut juga
penting terkait mual yang dirasakan pasien, agar sebagai acuan
tindakan apakah perlu dilakukan oral hygiene untuk mengurangi
mual pasien
Leher : Belum terkaji lebih lanjut apakah terdapat gangguan menelan
pada pasien hingga terjadi kesulitan makan
Dada : Belum terkaji lebih lanjut terkait suara jantung dan pernapasan
pasien, adanya penggunaan otot bantu pernapasan, kesimetrisan
bentuk dada, dan suara perkusi pada dada pasien
Abdomen : Pasien mengeluh nyeri skala 6/10 pada abdomen hingga anus,
seperti disayat-sayat, perlu dikaji lebih lanjut terkait suara bising
usus pasien (normalnya 5-12x/menit)
Ekstremitas : belum terkaji lebih lanjut apakah ada kelemahan otot ekstremitas
atau bagaimana mobilisasi pasien saat sakit
Genitalia : Pasien mengeluh nyeri yang sama dengan dibagian abdomen pada
anus
D. Pemeriksaan Diagnostik

Komponen Pemeriksaan Hasil Lab Nilai Normal Keterangan

Hemoglobin 7,4 gr/dL 12-16 gr/dL Rendah


Hematokrit 35 % 35-45 % Normal
Leukosit 13.000 3.200-10.000/mm3 Tinggi
Albumin 3,3 % 3,5-5,0 % Rendah
Trombosit 373 x 103/mm3 170-380 x 103/mm3 Normal
(Kementerian Kesehatan RI, 2011)
E. Terapi
Belum ada terapi medis yang dilakukan, namun pasien sudah dijadwalkan untuk melakukan
operasi
F. Analisis Data

Data yang Menyimpang Etiologi Masalah Keperawatan


DS : Ca. Colon Nyeri akut b.d. kompresi
- Pasien mengeluh nyeri ↓ jaringan sekunder akibat
di abdomen hingga anus Invasi jaringan dan efek obstruksi
- Nyeri seperti disayat- kompresi oleh tumor
sayat ↓
DO : Kompresi saraf local
- Skala nyeri 6/10 ↓
- Peningkatan HR Nyeri dangkal abdominal

Nyeri akut
DS : Invasi jaringan dan efek Ketidakseimbangan nutrisi :
- Pasien mengeluh mual kompresi oleh tumor kurang dari kebutuhan tubuh
dan kesulitan untuk ↓ b.d. mual dan anoreksia
makan Anoreksia
DO : ↓
- BB pasien turun 10 kg Asupan nutrisi tidak adekuat
semenjak sakit ↓
- IMT = 14,8 (Kurus) Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
DS : Obstruksi usus Konstipasi b.d. asupan serat
- Pasien mengatakan ↓ kurang
terkadang kesulitan Kompensasi merangsang
untuk BAB saraf
- Pasien mengatakan ↓
nyeri pada abdomen Feses menetap
hingga anus ↓
- Pasien mengatakan Konstipasi
kesulitan untuk makan
- Pasien mengatakan
jarang makan sayuran
DO :
- Nyeri abdomen hingga
anus skala 6/10
- Anoreksia
- Darah merah pada feses
- Perubahan frekuensi
bising usus
DS : Pasien merasa bingung Konstipasi Defisien pengetahuan b.d.
dan tidak tahu apa yang ↓ kurang informasi
harus dilakukan Diet tinggi serat
DO : ↓
- Pasien jarang Defisien pengetahuan
mengkonsumsi sayuran
DS : - Kanker kolon Resiko infeksi b.d. ganguan
DO : - ↓ integritas kulit
Invasi jaringan dan efek
kompresi oleh tumor

Intervensi pembedahan
kolostomi

Kolostomi permanen

Luka pasca bedah

Resiko infeksi
DS : - Intervensi pembedahan Resiko kerusakan integritas
DO : - kolostomi kulit b.d.

Kolostomi permanen

Kerusakan integritas kulit
G. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi d.d. pasien mengeluh nyeri
skala 6/10 di bagian abdomen hingga anus seperti disayat-sayat
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan anoreksia d.d.
pasien mengeluh mual dan kesulitan makan, BB pasien turun 10 kg semenjak sakit, dan
IMT pasien 14,8
3. Konstipasi b.d. asupan serat kurang d.d. pasien mengeluh nyeri abdomen hingga anus,
kesulitan BAB, terdapat darah pada feses, dan pasien jarang makan sayuran
4. Defisien pengetahuan b.d. kurang informasi d.d. pasien mengatakan bingung dan tidak
tahu apa yang harus dilakukan, perilaku pasien tidak sesuai dengan yang seharusnya
5. Resiko infeksi b.d. gangguan integritas kulit
6. Resiko kerusakan integritas kulit b.d. insisi bedah dan pembuatan stoma
H. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama Pasien : Ny. W Diagnosa : Ca. Colon


Tanggal : 21 Sep. 20
Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut b.d. kompresi Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk memantau tingkat 1. Melakukan pengkajian S : pasien
jaringan sekunder akibat keperawatan 1x24 jam nyeri nyeri komprehensif nyeri yang dirasakan terkait nyeri yang mengatakan nyeri
obstruksi d.d. pasien berkurang dengan (lokasi, karakteristik, pasien setiap hari dirasakan pasien secara berkurang
DS : kriteria : onset, frekuensi, kualitas, 2. Untuk memberikan lengkap dan setiap saat
- Pasien mengeluh nyeri di - Ketidaknyamanan ringan intensitas dan faktor tindakan yang sesuai 2. Mengobservasi tindakan O : HR dan skala
abdomen hingga anus - Gangguan aktivitas fisik pencetus) secara berkala dengan yang dirasakan non verbal yang nyeri membaik
- Nyeri seperti disayat- ringan 2. Observasi tindakan non pasien dilakukan pasien
sayat - Skala nyeri berkurang verbal mengenai 3. Untuk meminimalisir 3. Membuat lingkungan A : teratasi perlahan
DO : ketidaknyamanan peningkatan skala nyeri yang aman dan nyaman
- Skala nyeri 6/10 3. Kendalikan faktor pada pasien bagi pasien P : lanjutkan
- Peningkatan HR lingkungan yang dapat 4. Untuk meringankan 4. Mengajarkan pasien intervensi
meningkatkan nyeri nyeri pasien tanpa teknik relaksi dan
4. Ajarkan teknik non bantuan obat distraksi
farmakologis untuk 5. Untuk menghilangkan 5. Berkolaborasi untuk
meredakan nyeri nyeri apabila teknik memberikan analgesik
(relaksasi dan distraksi) nonfarmakologis tidak yang sesuai dengan
(Nita Syamsiah, 2015) berpengaruh pasien
5. Lakukan teknik
hipnoterapi pada pasien
(Sakiyan, 2014)
6. Lakukan teknik
hypnoterapi pada pasien
7. Kolaborasi pemberian
analgesik yang sesuai
kebutuhan pasien
2. Ketidakseimbangan nutrisi : Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor status gizi 1. Untuk memantau status 1. Memonitor status gizi S : pasien
kurang dari kebutuhan keperawatan 3x24 jam, pasien setiap hari gizi pasien setiap harinya pasien setiap hari mengatakan mual
tubuh b.d. mual dan kebutuhan nutrisi pasien 2. Tentukan jumlah kalori 2. Untuk menentukan 2. Menentukan jumlah sudah jarang
anoreksia d.d. kembali seimbang dengan dan jenis nutrisi yang makanan apa dan berapa kalori dan jenis nutrisi dirasakan
DS : kriteria : dibutuhkan pasien banyak yang harus untuk pasien
- Pasien mengeluh mual - Secara konsisten 3. Identifikasi faktor-faktor disediakan pada pasien 3. Mengidentifikasi faktor- O : IMT pasien
dan kesulitan untuk menunjukkan memakan yang dapat menyebabkan 3. Untuk mengantisipasi faktor yang dapat meningkat
makan makanan dan minuman mual pada pasien terjadinya mual dan memicu mual pasien
DO : bergizi di antara waktu 4. Ajari teknik relaksasi muntah ketika makan 4. Mengajari pasien A : teratasi
- BB pasien turun 10 kg makan untuk mengatasi mual 4. Untuk mengurangi rasa berbagai teknik relaksasi P : lanjutkan
semenjak sakit - Sering menunjukkan 5. Kolaborasi dengan ahli mual setiap harinya untuk mengurangi mual monitoring status
- IMT = 14,8 (Kurus) berpartisipasi dalam gizi untuk mengatur pola 5. Untuk mengatur 5. Berkolaborasi dengan gizi pasien dan
monitoring nutrisi diet pasien makanan yang diberikan ahli gizi untuk intervensi diet
- Sering menunjukkan 6. Anjurkan pasien terkait pada pasien adalah memberikan makanan pasien
memantau berat badan dengan kebutuhan nutrisi makanan yang tinggi tinggi serat pada pasien
tertentu serat 6. Menganjurkan pasien
7. Dorong pola makan 6. Agar pasien mengetahui mengkonsumsi makanan
sedikit tapi sering makanan apa saja yang yang tinggi serat
boleh dan tidak boleh 7. Menganjurkan pasien
dikonsumsi saat ini makan sedikit tapi sering
untuk mengurangi
muntah
7. Agar pasien tetap
mendapatkan asupan
nutrisi walaupun mual
3. Konstipasi b.d. asupan serat Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor bising usus 1. Untuk mengetahui 1. Memonitor bising usus S : pasien
kurang d.d. keperawatan selama 3x24 jam, pasien secara berkala perbaikan konstipasi pasien setiap harinya mengatakan BAB
DS : konstipasi berkurang dengan 2. Jelaskan dari masalah pasien 2. Menjelaskan masalah tidak sulit lagi
- Pasien mengatakan kriteria : dan rasionalisasi 2. Agar pasien dapat yang dialami pasien dan
terkadang kesulitan - Pola eliminasi tidak tindakan yang dilakukan memahami apa yang tujuan dilakukan O : nyeri abdomen
untuk BAB terganggu 3. Instruksikan pada pasien akan dilakukan perawat tindakan berkurang, BAB
- Pasien mengatakan - Kemudahan BAB tidak dan keluarga untuk diet 3. Untuk membantu 3. Menginstruksikan pasien tidak berdarah,
nyeri pada abdomen terganggu tinggi serat dengan tepat melancarkan BAB pasien untuk mengkonsumsi anoreksia hilang
hingga anus - Tidak ada darah dalam makanan yang tinggi
- Pasien mengatakan feses serat A : teratasi
kesulitan untuk makan - Tidak ada konstipasi
- Pasien mengatakan - Suara bising usus tidak P : lanjutkan
jarang makan sayuran terganggu monitoring pasien
DO :
- Nyeri abdomen
hingga anus skala 6/10
- Anoreksia
- Darah merah pada
feses
- Perubahan frekuensi
bising usus
4. Defisien pengetahuan b.d. Setelah dilakukan asuhan 1. Bina hubungan baik 1. Agar edukasi yang 1. Membina hubungan baik S : pasien tidak
kurang informasi d.d. keperawatan 2 x 24 jam dengan pasien diberikan perawat dapat dengan pasien merasa bingung lagi
DS :
- Pasien merasa bingung pengetahuan pasien 2. Nilai tingkat pendidikan tersampaikan pada 2. Menilai tingkat O : pasien mulai
dan tidak tahu apa yang meningkat, dengan kriteria : pasien pasien pendidikan pasien sering
harus dilakukan - Secara konsisten 3. Pilih metode dan strategi 2. Untuk mengetahui 3. Memilih metode dan mengkonsumsi
DO : menunjukkan menerima yang tepat tingkat pemahaman strategi yang sesuai sayuran
- Pasien jarang diagnosis 4. Kaji tingkat pengetahuan pasien dengan pasien
mengkonsumsi sayuran - Secara konsisten pasien mengenai diet 3. Agar materi yang 4. Mengkaji tingkat A : teratasi
menunjukkan yang disarankan dan disampaikan dapat lebih pengetahuan pasien
mendapatkan informasi proses penyakit yang mudah dicerna oleh mengenai penyakit dan P : lanjutkan
tentang kanker dialami pasien pola diet yang dilakukan monitoring dan
- Secara konsisten 5. Jelaskan proses penyakit 4. Untuk mengetahui sejauh 5. Menjelaskan proses mengingatkan
menunjukkan yang dialami sesuai apa pasien memahami penyakit yang dialami pasien
memelihara gaya hidup kebutuhan pasien tentang proses pasien secara jelas
sehat 6. Kaji pola makan pasien penyakitnya dan tentang 6. Mengkaji kebiasaan pola
- Pengetahuan sangat saat ini dan sebelumnya, diet yang selama ini makan pasien
banyak tentang diet yang termasuk jenis makanan dilakukannya 7. Menjelaskan kepada
dianjurkan yang disukai 5. Agar pasien dapat pasien tentang tujuan
- Pengetahuan sangat 7. Jelaskan kepada pasien memahami terkait dilakukan diet yang
banyak tentang tujuan mengenai tujuan diagnosa, penyebab, disarankan
diet kepatuhan terhadap diet dampak, dan cara
manajemen penyakitnya
yang tepat
6. Untuk mengetahui
kebiasaan pola makan
dan jenis makanan yang
biasa dikonsumsi pasien
7. Agar pasien dapat
memahami dan
menerapkan materi yang
dijelaskan perawat
5. Resiko infeksi b.d. Setelah dilakukan asuhan * Intervensi keperawatan ini * Intervensi keperawatan ini * Intervensi keperawatan ini S : pasien
kerusakan integritas kulit keperawatan 3x24 jam infeksi dilakukan setelah operasi dilakukan setelah operasi dilakukan setelah operasi mengatakan tidak
tidak ada dengan kriteria : terdapat tanda dan
- Secara konsisten 1. Bersihkan lingkungan 1. Untuk menghindari 1. Membersihkan gejala infeksi yang
menunjukkan dengan baik setelah terpapar bakteri atau lingkungan sekitar pasien dirasakan
mengidentifikasi tanda digunakan virus yang dapat dengan baik
dan gejala infeksi 2. Lakukan universal menyebabkan infeksi 2. Melakukan universal O : tidak terlihat ada
- Secara konsisten precaution 2. Untuk melindungi precaution sesuai tanda dan gejala
menunjukkan memonitor 3. Pastikan teknik perawat dan menjaga kebijakan RS infeksi pada pasien
perilaku diri yang perawatan luka yang pasien dari infeksi 3. Merawat luka pasien
berhubungan risiko tepat 3. Agar luka menjadi cepat dengan teknik aseptik A : teratasi
infeksi 4. Ajarkan pasien untuk sembuh dan pasien tidak 4. Mengajarkan pasien dan
selalu mencuci tangan infeksi keluarga cara mencuci P : lanjutkan
setelah dan sebelum 4. Untuk menjaga tangan 6 langkah intervensi
melakukan kegiatan kebersihan pasien dan 5. Mengajarkan pasien apa
5. Ajarkan pasien dan keluarga saja tanda dan gejala
keluarga mengenali 5. Agar apabila ada infeksi infeksi
tanda dan gejala infeksi bisa segera dilakukan
tindakan
6. Resiko kerusakan integritas Setelah dilakukan asuhan * Intervensi keperawatan ini * Intervensi keperawatan ini * Intervensi keperawatan ini S : pasien
kulit b.d.insisi bedah dan keperawatan 3x24 jam dilakukan setelah operasi dilakukan setelah operasi dilakukan setelah operasi mengatakan adanya
pembentukan stoma kerusakan integritas berkurang stoma tidak
dengan kriteria : 1. Monitor karakteristik 1. Untuk memantau apakah 1. Memonitor karakteristik menganggu
luka sayatan / terjadi tanda-tanda luka stoma setiap hari aktivitas
penyembuhan stoma keparahan kerusakan
- Secara konsisten (drainase, warna, ukuran, integritas kulit atau saat mengganti kantung O : tidak terlihat
menunjukkan mengenali bau) perbaikan integritas kulit drainase tanda dan gejala
faktor resiko individu 2. Monitor komplikasi setiap hari 2. Memonitor tanda dan keparahan
- Secara konsisten pasca operasi dengan 2. Untuk memantau apakah gejala komplikasi yang kerusakan integritas
menunjukkan memonitor tepat (obstruksi usus, ada tanda-tanda muncul setelah kulit
faktor resiko di ileus paralitik, kebocoran komplikasi penyakit lain pembedahan
lingkungan anastomosis, atau setelah pembedahan 3. Mengganti dan A : teratasi
- Secara konsisten pemisahan 3. Untuk mengurangi resiko mengosongkan kantung
menunjukkan mukokutaneus) infeksi dan stoma setiap kantung P : lanjutkan
menjalankan strategi 3. Ganti atau kosongkan meningkatkan sudah mulai penuh
kontrol resiko yang kantung stoma dengan kenyamanan pasien 4. Mengirigasi kolostomi 5-
sudah ditetapkan tepat 4. Untuk membersihkan 6 hari setelah operasi
- Suhu kulit tidak 4. Irigasi kolostomi dengan saluran cerna bagian 5. Mengajarkan dan
terganggu tepat bawah dengan menganjurkan pasien
- Integritas kulit tidak 5. Anjurkan pasien terkait mengosongkan isi kolon cara untuk mengurangi
terganggu bagaimana mekanisme 5. Untuk meningkatkan bau
untuk mengurangi kenyamanan pasien dan
aroma/bau keluarga setiap harinya
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. (2018). NANDA-I diagnosis keperawatan :definisi dan klasifikasi 2018-
2020. Jakarta : EGC.

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Interpretasi Data Klinis. (May 2016), 1–83.
Retrieved from
http://farmalkes.kemkes.go.id/?wpdmact=process&did=MTcyLmhvdGxpbms=

Nurjannah, Intansari. (2018). Terjemahan Nursing Outcome Classification (NOC), edisi ke-6.
Jakarta : Elsevier Inc.

Nurjannah, Intansari. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia,
edisi ke-6. Jakarta : Elsevier Inc.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. DPP PPNI

Sakiyan. (2014). ACTION RESEARCH HYPNOTHERAPI PADA PENANGANAN NYERI DAN


KECEMASAN PASIEN KANKER KOLON Sakiyan,. 1(1), 1–12.

Smeltzer, Suzzane C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
/editor, Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih Bahasa, Agung Waluyo [et al.] ; editor
Bahasa Indonesia, Monica Ester [et al.] – Ed. 8 – Jakarta : EGC

Syamsiah Nita & Muslihat Endang (2015). Abdominal pain. Australian Family Physician, 17(6),
467
SUMBER :
Smeltzer, Suzzane C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth /editor, Suzzane C. Smeltzer,
Brenda G. Bare ; alih Bahasa, Agung Waluyo [et al.] ; editor Bahasa Indonesia, Monica Ester [et al.] – Ed. 8 – Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai