Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS INDIVIDU PPN 40

KASUS TUMBUH KEMBANG

NADA SHOFI SALSABILA


22011220014
KELOMPOK 5

Departemen Keperawatan Anak


Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2020
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas yang dikumpulkan
adalah hasil karya saya sendiri, bukan contekan, dan belum pernah diserahkan untuk
penugasan mata kuliah lain. Jika saya terlambat mengumpulkan tugas, maka saya
bersedia diberi penalti sesuai dengan lama keterlambatan yang tertera pada rubrik
penilaian di buku panduan, kecuali sudah mendapatkan persetujuan koordinator.

Tanggal : 29 September 2020


Nama Lengkap : NADA SHOFI SALSABILA
Tanda tangan :
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
A. Status Gizi dan Kebutuhan Gizi
Nutrisi merupakan hal yang terpenting pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa bayi dan kanak-kanak, kebutuhan kalori (102 kkal/kgBB) dan protein (1,2
g/kgBB) sangat besar, dibuktikan dengan peningkatan tinggi dan berat badan (Wong, 2008).
Menurut Kemenkes RI (2020), status gizi dapat diukur melalui membandingkan hasil
pengukuran BB dengan PB/TB dengan standar antropometri anak. Pada kasus, usia An. Y
adalah 1 tahun 5 bulan atau kalau dikonversi ke dalam bulan adalah 17 bulan, jadi untuk
menghitung status gizi An.Y menggunakan standar antropometri 0-60 bulan.

BB : 18,5 Kg LD : 56 cm

TB : 114 cm LP : 56 cm

LK : 50 cm IMT : 14,2

LLA : 16,8 cm

a. BB/U : untuk usia 17 bulan, BB menurut Z Score termasuk ke dalam >+3 SD


(Resiko BB lebih)
b. PB/U : untuk usia 17 bulan, PB menurut Z Score termasuk ke dalam >+3 SD
(Tinggi)
c. BB/TB : untuk TB 114 cm, BB menurut Z Score termasuk ke dalam -1 SD (Normal)
d. IMT/U : untuk usia 17 bulan, IMT menurut Z Score termasuk ke dalam -2 SD
(Normal)
e. BBI : [usia (bulan) : 2] + 4

= [17 : 2] + 4

= 8,5 + 4 = 12,5 Kg (berat badan ideal An. Y)

(Kemenkes RI, 2020) (WHO, 2020)

B. Status Gizi Menurut Z Score


a. BB/U
𝐵𝐵−𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
Z Score =
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
18,5−10,0
=
11,4−10,0
8,5
= = 6,07 Resiko BB Lebih
1,4
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
b. PB/U

𝑃𝐵−𝑃𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
Z Score =
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

114−79,7
=
82,5−79,7

34,3
= = 12,25 Tinggi
2,8

c. BB/TB
𝐵𝐵−𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
Z Score =
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

18,5−20,2
=
20,2−18,4

−1,7
= = −𝟎, 𝟗𝟒 Normal
1,8

d. IMT/U
𝐼𝑀𝑇−𝐼𝑀𝑇 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
Z Score =
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑀𝑇 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
14,2−15,8
=
15,8−14,5
−1,6
= = −1,23 Normal
1,3

C. Kebutuhan Cairan Menurut Holliday Segar


Holliday segar adalah metode untuk menentukan kebutuhan air dalam 24 jam dengan
menggunakan tabel menurut usia atau berdasarkan BB (Ikatan Dokter Anak Indonesia,
2016). Rumus penghitungan holliday segar berdasarkan kasus adalah sebagai berikut :

Kebutuhan air dalam 24 jam = 1000 + 50 mL/kgBB

= 1000 + (50 × 18,5)

= 1000 + 925 = 1925 mL/KgBB

D. Kebutuhan Cairan

Cairan pada manusia terdapat dari air, kalium, dan natrium. Berikut adalah hasil
penghitungan kebutuhan cairan pada An. Y :
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
 Kebutuhan air perhari

1000 + 50 mL/kgBB

= 1000 + (50 × 18,5)

= 1000 + 925 = 1925 mL/KgBB

 Kebutuhan kalium perhari (2,5 mEq/KgBB)


2,5 × 18,5 Kg = 46,25 mEq/KgBB
 Kebutuhan natrium perhari (2-4 mEq/KgBB)
2 × 18,5 Kg = 37 mEq/KgBB
4 × 18,5 Kg = 74 mEq/KgBB
37-74 mEq/KgBB
E. Perkembangan Tumbuh Kembang

Pada kasus An. Y berusia 17 bulan, menurut tahap perkembangan adalah sedang berada
pada masa toddler yaitu rentang usia 1-3 tahun. Pada periode ini merupakan periode
perkembangan fisik dan kepribadian yang besar. Perkembangan motorik berlangsung terus
menerus. Anak-anak pada usia ini membutuhkan bahasa dan hubungan sosial yang lebih
luas, mempelajari standar peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri, semakin
menyadari sifat ketergantungan dan kemandirian, dan mulai membentuk konsep diri.
Sebagian besar anak toddler tidur siang 1 x, dan pada akhir tahun kedua atau ketiga
kebanyakan anak meninggalkan kebiasaan ini. Hal ini sejalan dengan kebiasaan An. Y yang
terbiasa tidur siang selama 1,5 jam perhari. Masalah tidur sering terjadi, terutama pergi tidur
dan jatuh tertidur, dan kemungkinan berhubungan dengan ketakutan akan perpisahan.
Namun mengenai keluhan saat tidur tidak dikaji lebih rinci pada An. Y.

Kebutuhan nutrisi selama periode usia 12-18 bulan, kecepatan tumbuh melambat,
mengurangi kebutuhan anak dalam kalori, protein dan cairan. Pada kasus, tidak dijelaskan
lebih rinci terkait apa saja yang biasa dikonsumsi oleh An. Y, hanya dikatakan An. Y makan
3x sehari dan makan buah 1 x/hari. Perlu dikaji lebih lanjut terkait kebutuhan mineral seperti
zat besi, kalsium, dan fosfor masih tetap tinggi terutama jika mempertimbangkan buruknya
kebiasaan makan anak pada kelompok usia ini dan meningkatkan mineralisasi di dalam
tulang. Sebagian besar toddler memanifestasikan penurunan kebutuhan nutrisi ini dengan
mengurangi selera makan atau suatu fenomena yang dikenal dengan anoreksia fisiologis.
Secara perkembangan sebagian besar anak pada usia 12 bulan memakan makanan yang sama
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
dengan yang telah disiapkan untuk anggota keluarga lainnya. Beberapa anak di antaranya
telah menguasai penggunaan sebuah mangkok dalam sedikit tumpahan, meskipun sebagian
besar belum mampu menggunakan sendok sampai usia 18 bulan atau lebih, dan biasanya
lebih menyukai menggunakan jari mereka. Namun pada kasus An. Y belum terkaji hal ini.

Tahap perkembangan pada anak diambil dari beberapa teori seperti teori psikoseksual
oleh Sigmund Freud yang menganggap insting seksual sebagai sesuatu yang signifikan
dalam perkembangan kepribadian. Usia 17 bulan menurut teori Freud termasuk ke dalam
tahap Anal (1-3 tahun). Ketertarikan selama tahun kedua kehidupan berpusat pada bagian
anal saat otot-otot sfingter berkembang dan anak-anak mampu menahan atau mengeluarkan
feses sesuai keinginan. Pada tahap ini suasana di toilet training dapat menimbulkan efek
seumur hidup pada kepribadian anak.

Teori perkembangan selanjutnya adalah teori perkembangan psikososial oleh Erikson


yang menekankan kepada kepribadian yang sehat, bertentangan dengan pendekatan
patologis. An. Y termasuk ke dalam tahap autonomy vs malu dan ragu-ragu (1-3 tahun), yaitu
berpusat pada peningkatan kemampuan anak untuk mengendalikan tubuh mereka, diri
mereka, dan lingkungan mereka. Mereka ingin melakukan hal-hal untuk diri mereka sendiri,
menggunakan keterampilan motorik yang baru mereka peroleh seperti berjalan, memanjat,
dan memanipulasi, serta menggunakan kekuatan mental mereka dalam memilih dan
membuat keputusan. Perasaan negatif seperti ragu dan malu muncul ketika anak-anak
diremehkan, ketika pilihan-pilihan mereka membahayakan, atau ketika mereka dipaksa
untuk bergantung dalam beberapa hal yang sebenarnya mereka mampu melakukannya, hasil
yang diharapkan adalah kontrol diri dan ketekunan.

Teori perkembangan yang terakhir adalah perkembangan kognitif oleh Piaget, menurut
Piaget intelegensi memungkinkan individu melakukan adaptasi terhadap lingkungan
sehingga meningkatkan kemungkinan bertahan hidup, dan melalui perilakunya, individu
membentuk dan mempertahankan keseimbangan dengan lingkungan. Tahap yang sedang
dialami oleh An. Y adalah tahap sensorimotor (lahir – 2 tahun). Anak-anak mengalami
aktivitas refleks dari perilaku berulang sederhana ke perilaku imitatif. Mereka membentuk
rasa “sebab dan akibat” pada saat mereka mengarahkan perilaku terhadap satu objek. Di
akhir periode sensorimotor anak-anak mulai menggunakan bahasa dan cara berpikir
representasional.
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

KASUS TUMBUH KEMBANG

PENGKAJIAN ANAK
1. Identitas Klien
Nama : An. Y

Tanggal Lahir : 25 April 2019

Umur : 17 bulan

Alamat : Puri Cendekia 2 Jalan Kayu Cendana 4 No 6, Cileles

Agama : Kristen

Diagnosa Medis :-

Tgl. Dikaji : 28 September 2020

Tgl. Masuk RS :-

2. Identitas Penanggung Jawab


 Ayah
Nama : Tn. K
Usia : 45 tahun
Alamat : Puri Cendekia 2 Jalan Kayu Cendana 4 No 6, Cileles
Pekerjaan : Wiraswasta
 Ibu
Nama : Ny. Sarulla
Usia : 44 tahun
Alamat : Puri Cendekia 2 Jalan Kayu Cendana 4 No 6, Cileles
Pendidikan : S2
Pekerjaan : PNS

3. Keluhan utama/ alasan masuk RS : -


4. Riwayat kesehatan sekarang : -
5. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal: belum terkaji
b. Natal: belum terkaji
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
c. Post natal: belum terkaji
6. Riwayat masa lalu : belum terkaji
7. Riwayat keluarga : belum terkaji
8. Genogram : belum terkaji
9. Riwayat sosial : An. Y tampak aktif bermain dengan teman-temannya
10. Kebutuhan dasar
Kebutuhan Dasar Hasil Pengkajian
Makan
 Frekuensi 3x sehari
 Jenis Buah 1x/hari
Minum
 Frekuensi ±1500mL
 Jenis Air putih
Eliminasi
BAK
 Frekuensi 4-5x/hari
 Karakteristik Berwarna kuning bening, bau khas urin, tidak ada hematuria
 Keluhan Tidak ada keluhan
BAB
 Frekuensi 1x/hari

 Karakteristik Lembek, berwarna kecoklatan, tidak ada darah, berbau khas feses

 Keluhan Tidak ada keluhan

Tidur
Siang
 Kebiasaan Tidur siang
 Frekuensi ±1,5 jam/hari
Malam
 Kebiasaan Tidur malam

 Frekuensi ±9-10 jam/hari

Aktivitas Bermain
 Kebiasaan Anak Y nampak aktif bermain dengan teman-temannya
Personal Hygiene
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
 Mandi 2x/hari
 Sikat gigi 2x/hari (pagi & malam)
 Keramas 2 hari sekali
11. Pemeriksaan fisik
a. TTV
- Temperatur : 36oC
- HR : 98 x/menit
- RR : 22 x/menit
b. Antropometri
- TB : 114 cm
- BB : 18,5 kg
- LK : 50 cm
- LP : 56 cm
- LD : 56 cm
- LLA : 16,8 cm
- IMT : 14,2
c. Head to Toe
Kepala : Bentuk kepala simetris; distribusi rambut merata, pendek, hitam kecoklatan,
lurus sedikit ikal
Mata : Mata sejajar pinna, konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterik, pupil
bulat, isokor, rangsang cahaya (+), pergerakan bola mata ke segala arah,
fungsi penglihatan normal
Hidung : Bentuk hidung simetris, tampak bersih, tidak ada sekret, tidak ada
pernapasan cuping hidung
Telinga : Sejajar dengan mata, daun telinga bersih, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik
Tampak bersih, mukosa bibir merah muda & lembab, kebersihan gigi cukup,
Mulut : tidak ada lesi, jumlah gigi 20 (atas : 10, bawah :10)

Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba, tidak ada peninggian JVP, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku kuduk
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Dada
 Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
 Auskultasi : Paru-paru : vesikuler, ronchi (-); Jantung : reguler
 Palpasi : Belum terkaji

 Perkusi : Sonor

Abdomen
 Inspeksi : Bentuk abdomen datar,
 Auskultasi : Belum terkaji frekuensi bising usus
 Palpasi : Lembut, tidak ada nyeri tekan

 Perkusi : Tidak ada kembung, tidak ada distensi

Genitalia : Tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada benjolan, area genitalia bersih,
tidak ditemukan disfungsi pada alat genitalia
Ekstremitas : Berwarna putih merata, tidak ada lesi, Atas dan Bawah simetris, CRT <2
detik, tidak ada kelemahan atau spastik, kekuatan otot baik, tidak tampak
kelainan tulang

12. Pemeriksaan perkembangan : belum terkaji


13. Pemeriksaan penunjang : -
14. Informasi tambahan/terapi : -
15. Tabel Analisa data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : - Intake cairan kurang dari Resiko defisien volume
DO : - kebutuhan tubuh cairan

Resiko defisien volume
cairan
16. Diagnosa keperawatan
1. Resiko defisien volume cairan b.d. asupan cairan kurang
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA PERENCANAAN

KEPERAWATAN (DO/DS) TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL

1. Kesiapan peningkatan manajemen Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi faktor-faktor 1. Untuk mengetahui hal-hal
kesehatan b.d. kehidupan sehari-hari
keperawatan 1x24 jam yang dapat meningkatkan dan apa saja yang bisa menjadi
memenuhi tujuan kesehatan dan kemampuan mengatur masalah menurunkan motivasi motivasi dan menjadi
bersiap ditingkatkan d.d. kesehatan dalam kehidupan perilaku hidup bersih dan hambatan untuk melakukan
sehari-hari meningkat, dengan sehat perilaku hidup bersih dan
DS :
kriteria : 2. Sediakan materi dan sehat
- Anak mengekspresikan tidak pendidikan kesehatan 2. Untuk memfasilitasi pasien
1. Melakukan tindakan untuk
adanya hambatan yang berarti 3. Ajarkan strategi yang dapat dan keluarga mendapatkan
mengurangi faktor resiko
dalam melakukan program digunakan untuk informasi dan edukasi
meningkat
kesehatan meningkatkan perilaku hidup 3. Agar pasien dan keluarga
2. Aktivitas hidup sehari-hari
bersih dan sehat dapat meningkatkan
DO : efektif memenuhi tujuan
perilaku hidup bersih dan
kesehatan
- Pilihan hidup sehari-hari tepat sehat
untuk memenuhi tujuan program
kesehatan
- Tidak ditemukan adanya gejala
masalah kesehatan atau penyakit
yang tidak terduga

Page 11
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
2. Resiko cedera b.d. usia toddler d.d.
Setelah dilakukan asuhan 1. Hilangkan bahaya 1. Untuk menjauhkan anak
keperawatan selama 1x24 jam, keselamatan lingkungan dari faktor penyebab
DS :
tingkat cedera menurun dengan (fisik, biologi, kimia) cedera
DO : kriteria : 2. Modifikasi lingkungan untuk 2. Agar lingkungan rumah
meminimalkan bahaya dan menjadi lingkungan yang
- Anak tampak aktif bermain dengan 1. Pemasangan handrail di
resiko aman untuk anak bermain
teman-temannya rumah meningkat
3. Ajarkan individu dan keluarga 3. Untuk mengantisipasi agar
2. Keamanan area bermain
tentang lingkungan yang anak tidak bermain di
anak meningkat
berbahaya bagi anak lingkungan yang
berbahaya

Page 12
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2016). Konsensus Kebutuhan Air pada Anak Sehat.
Konsensus Ikatan Dokter Indonesia, 1–7. Retrieved from
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Konsensus-Air.pdf

Kemenkes RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2020 Tentang Standar Antropometri Anak. Sell Journal, 5(1), 55.

Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT). (2009). Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik Wong / Donna L. Wong ... [et al.] ; alih bahasa, Agus Sutarna, Neti Juniarti,
_ _
H. Y. Kuncara ; editor edisi Bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha ... [et al.] Ed. 6
Jakarta : EGC

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. DPP PPNI

Page 13

Anda mungkin juga menyukai