Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH

NTSI6069 ETIKA PROFESI


Dosen Pembimbing : Ir. Dian Ariestadi, M.T. Ars

TUGAS
Permasalahan Etika pada Tahapan Pelaksanaan

Indah Lestari 170523627030

PROGRAM S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2020
A. TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1. Pengertian Tahapan Pelaksana
Pelaksaan konstruksi dilakukan bertujuan untuk memberikan layanan jasa pelaksanaan
dalam pengerjaan sebuah proyek konstruksi. Kegiatan dalam pelaksanaan konstruksi ini
meliputi rangkaian kegiatan yang dimulai dari penyiapan lapangan sampai dengan
penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi sebuah proyek. Orang yang melakukan peran
dalam melakukan pelaksanaan konstruksi disebut dengan Kontraktor Konstruksi.
Tahap Pelaksana adalah kegiatan pendirian, perbaikan, penambahan, perubahan, atau
pemugaran konstruksi bangunan dan/atau instalasi dan/atau perlengkapan BG sesuai
rencana teknis yang disusun. Tahap pelaksanaan juga merupakan pembangunan bertujuan
membangun bangunan dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, mutu yang
telah disyaratkan. Adapun tujuan secara general pada tahap ini adalah mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana dalam batasan biaya, waktuyang sudah disepakati, serta dengan mutu yang
telah disyaratkan. Kegiatan dalam tahap ini adalah : merencana, mengkoordinasi dan
mengendalikan operasi lapangan.
a) Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian
Kegiatan perencanaan dan pengendalian yang dimaksud berupa perencanaan jaminan
mutu proyek, perencanaan waktu proyek, perencanaan penggunaan alat berat,
perencanaan biaya proyek, organisasi lapangan, perencanaan tenaga kerja,
sedangkang pengendalian disini berupa kegiatan untuk memantau atau mengendalikan
dari apa yang telah direncanakan.
b) Kegiatan Kordinasi
Kegiatan kordinasi disini yang dimaksud merupakan kegiatan mengkoordinasi seluruh
kegiatan pembangunan dan mengkordinasi dengan para subkontraktor.
2. Tahapan-tahapan dalam Tahapan Pelaksana
a) Tahapan Perencanaan Mutu (Manual book)
Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan diawal pelaksanaan proyek. kegiatan
yang dilakukan pada tahapan ini berupan membuat jaminan mutu yang sesuai dengan
RKS dan DED, perhitungan Konsultan perencana dan keinginan owner. Perencanan
mutu ini akan dibuat menjadi manual book yang berisikan tentang spesifikasi bahan,
alat, metode pelaksanaan, bahkan kriteria hasil pekerjaan. Spesifikasi teknis adalah
persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh pelaksana lapangan baik dari sisi dimensi
strukturnya, kualitas maupun kuantitasnya. Persyaratan khusus ini erat hubungannya
dengan persyaratan mutu material, mutu alat dan alat berat, mutu SDM serta dimensi
struktur.
b) Tahapan Perencanaan Waktu
Pada tahapan ini kontraktor akan membuat sebuah perencanaan waktu pekerjaan, yaitu
dengan pembuatan time schedule yang paling umum digunakan. Perencanaan waktu
ini digunakan untuk pengendalian waktu pekejaan selama proses konstruksi
berlangsung. Jadwal pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan untuk mengetahui
bahwa pekerjaan dapat dimulai dan dapat diselesaikan dengan waktu yang telah
direncanakan. Lakukan identifikasi item pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, hitung
nilai dan bobot masing-masing item, tentukan durasi pelaksanaannya, urutkan
berdasarkan metode pelaksanaan dan hitung total waktu pelaksanaan sejak proyek
dimulai hingga akhir.
c) Tahapan perencanaan Biaya
pada tahapan ini kontraktor akan menganalisis kembali dengan perencanaan biaya
setiap item pekerjaan dan menambahkan unsur kemungkinan resiko yang bisa terjadi
dilapangan.
d) Tahapan Pengkompositan Gambar
Ada beberapa jenis gambar kerja yaitu gambar situasi, gambar denah, gambar
perspektif dan gambar detail. Gambar-gambar ini berfungsi sebagai acuan untuk
pelaksana lapangan dalam memberikan arahan kepada tukang dan pekerja dalam
mengerjakan tiap item dalam kontrak anda.Tahapan ini berupa pendetailan gambar-
gambar dan pembuatan gambar kerja secara lengkap, atau pembuatan gambar sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Gambar gambar yang dimaksud seperti detai
penulangan dan gambar detail MEP.
e) Tahapan Perencanaan Layout dan mobilitas Proyek
Tahapan perencanaan ini merupakan kegiatan dimana kontraktor merencanakan
penempatan barak pekerja, Kantor site manager, tempat Logistik, tempat fabrikasi,
tempat pembungan sisa material, penempatan posisi Tc. Artinya Lahan pada lokasi
proyek harus direncanakan dengan sebaik-baiknya untuk keperluan menampung dan
mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi yaitu paling tidak : Kantor proyek atau
direksi keet, Gudang (terbuka/tertutup), Barak kerja material fabrikasi, on site acces,
fasilitas lain. Bila lahan proyek sangat terbatas, maka perlu pemanfaatan lahan lain
yang berdekatan atau bila terpaksa gunakan lahan bangunan permanen secara
sementara dengan penjadwalan yang rinci agar tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan. Aksibilitas keluar masuk alat berat dan Truck pada proyek Jalan masuk
harus diperhatikan untuk menjamin kelancaran pengangkutan material lokal, material
fabrikasi, peralatan, dll. Sebaiknya jalan masuk memiliki lebar yang cukup untuk alat
angkut. Karena alat angkut yang nantinya akan bermanuver di dalam site anda harus
terjamin kelancarannya. Selain itu dengan memperhatikan akses internal site ini anda
dapat memperkirakan perletakan material dan alat-alat lainnya secara cermat. Ingatlah
bahwa kesalahan meletakkan material dan alat menyebabkan anda akan membuang
waktu untuk melakukan relokasi saat manuver alat angkut anda terganggu karena salah
meletakkan material & alat tadi.
f) Tahapan Pelaksanaan Pekejerjaan Lapangan
Pada tahapan ini merupakan tahapan mewujudkan rencana yang telah disusun oleh tim
teknis dan kontraktor untuk melakukan semua pekerjaan yang pada akhirnya akan
mewujudkan sebuang bangunan. Pada tahapan ini terbagi menjadi beberapa pekerjaan,
berikut ini adalah penjelasan setiap pekerjaan pada proses konstruksi.
1) Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan lapangan yang dilakukan pada awal
dilaksanakan suatu proyek konstruksi. Pekerjaan persiapan berupa pembersihan
lokasi proyek dari benda-benda atau rumput dan pohon yang menghalangi proses
pekerjaan konstruksi. Pemasalangan pagar pembatas proyek dan rambu-rambu
tanda adanya proyek, pembuatan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama
prosek pelaksanaan konstruksi berlangsung, seperti pembuatan kontor untuk proyek
manajer dan site manajer, pembuatan barak pekerja, pembuatan gudang, tempat
fabrikasi dan lain lainnya.
2) Pekerjaan Struktur bawah
Stuktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang berada
di bawah permukaan tanah. Jadi apapun itu jika letaknya di bawah permukaan tanah
maka dinamakan struktur bawah. Apakah itu besmen, pondasi, sloof, kolom, dan
sebagainya. Pekerjaan struktur bawah merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan
pekerjaan yang berada dibawa muka tanah dan membutuhkan pekerjaan galian atau
Struktur bawah (lower structure) yang dimaksud adalah pondasi dan struktur
bangunan yang berada di bawah permukaan tanah. Pada pekerjaan struktur bawah
Struktur bawah merupakan bagian dari struktur bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah. Bagian ini harus dibangun dengan sangat kokoh, karena
menopang beban dari atas. Berikut meupakan pekerjaan yang ada pada struktur
bawah secara umum:
Pekerjaan Galian : Pekerjaan galian tanah dan galian-galian lainya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar, dan sesuai dengan peil-peil yang
tercamtum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi lama, dan akar pohon yang
terdapat pada bagian pondasi yang dilaksanakan harus dibongkar dan dibersihkan
dan dibuang. Bekas pipa yang tidak terpakai harus disumbat. Apabila lokasi yang
akan dijadikan bangunan pipa air, pipa gas, pipa pembuangan, kabel listrik, kabel
telepon dan sebagainya maka secepatnya diberitahukan kepada konsultan
managenen konstruksi atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk
selanjutnya.
Pekerjaan Pondasi : Pengertian umum pondasi adalah struktur bagian bawah
bangunan yang terhubung langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang
terletak di bwah permukaan tanah yang berfungsi memikul beban bangunan yang
ada diatas nya. Pondasi harus di perhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap beban bangunan itu sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya
luar seperti tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu, tidak boleh
adanya penurunan level melebihi batas yang di izinkan. Pelaksanaan
pekerja/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan sebagai akibat
dari pekerjaan galian tersebut. Apabila penggalian tersebut melebihi kedalaman
yang telah di tentukan maka kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut
dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah di tentukan yang
sesuai dengan spesifikasi pondasi. Pekerjaan galian pondasi harus menjaga agar
lubang galian tersebut bebas dai longsoran tanah di kiri dan kanan nya, sehingga
pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi yang
telah di tentukan.
Pekerjaan Struktur Basement : Konstruksi basement sering merupakan solusi
yang ekonomis guna mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung.
Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain maupun pelaksanaan konstruksi
basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal. Disamping aspek
teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek
lingkungannya. Mutu pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat
mempengaruhi umur dari basement tersebut. Pengendalian terhadap mutu terpadu
sangat diperlukan untuk mencapai produk konstruksi mutu tinggi dan dapat
diandalkan. Beberapa hal yang berkaitan dengan galian Basement yang perlu
diperhatikan adalah beban dan metode galian.
3) Pekerjaan Struktur Atas
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di
atas muka tanah. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan dinding geser,
yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting. Berikut merupakan
pekerjaan pada strutur atas.
Pekerjaan kolom : Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar
yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi
kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang yang akan di pikul
kolom tersebut. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara
keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe
kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah Pekerjaan
Marking, pekerjaan penulangan, pekerjaan pembersihan, pekerjaan bekisting,
pekerjaan pengecoran dan pembongkaran bekisting.
Pekerjaan Balok: Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton
bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan
lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat
horizontal bangunan akan beban-beban. Urutan pekerjaan dalam pekerjaan balok
yaitu: pekerjaan bekisting, pekerjaan penulangan, pekerjaan pembersihan,
pekerjaan pengecoran dan pekerjaan pembokaran bekisting.
Pekerjaan plat lantai : pekerjaan plat lantai merupakan pekerjaan bagian dari
pekerjaan struktur dan merupakan pekerjaan beton bertulang yang biasanya
dilakukan bersamaan dengan pekerjaan balok. Tahapa pekerjaan pada pekerjaan
plat lantai sama dengan pekerjaan balok.
Pekerjaan Shearwall : shearwall merupakan struktur dinding beton bertulang yang
berfungsi untuk menahan gaya geser, jadi pekerjaan shearwall juga termasuk
kedalam pekerjaan struktur. Tahapan-tahapan pekerjaan shearwall di mulai dengan
pekerjaan pembesian, pekerjaan pembersihan, pekerjaan bekisting, pekerjaan
pengecoran dan terakhir pekerjaan pembongkaran bekisting. Karena shearwall
merupakan struktur vertikal jadi tahapan pekerjaannya sama dengan tahapan pada
pekerjaan kolom.
Pekerjaan tangga : pekerjaan tangga juga termasuk dalam pekerjaan struktur
meskipun bukan masuk kedalam komponen struktur utama bangunan. Pekerjaan
struktur tangga sama halnya dengan struktur horizontal lainnya yang dimulai
dengan pekerjaan bekisting, kemudian pekerjaa pembesian dimana pemasangan
besi dilakukan dengan metode chemset, srlanjutnya dilakukan pekerjaan bekisting
anak tangga, setelah itu pekerjaan pengecoran dan yang terakhir pelepasan
bekisting.
Pekerjaan atap : Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai
penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu,
hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan. Konstruksi rangka atap yang
digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu
susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga
berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. pekerjaan atap meliputi
pekerjaan penutup atap dan rangka atap seperti kuda kuda, gording dan lainnya.
4) Pekerjaan MEP
Pekerjaan MEP merupakan pekerjaan pemasangan rangkaian mekenikal, elekrikal
dan plumbing. Plumbing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan
gedung seperti pipa untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan. Pada
pekerjaan pemipaan ini biasanya menggunakan material pipa PVC, pipa PPR, atau
pipa galvanis. Untuk air bersih dan air panas/dingin biasanya menggunakan pipa
PPR. Pekerjaan elektrikal adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi
listrik, pekerjaan elektrikal mencakup panel pompa, stopkontak, saklar dll.
Sedangkan pekerjaan mekanikal adalah pekerjaan yang berhubungah dengan alat
yang berkaitan dengan lastrik.
5) Pekerjaan Arsitektural
Pekerjaan arsitektur, yang seringkali disebut sebagai pekerjaan finishing,
merupakan bagian dari pekerjaan yang berlangsung pada proses produksi di
proyek konstruksi.
g) Tahapan Serah Terima Bangunan
Dalam proyek pemerintah, proses serah terima pekerjaan mencakup serah terima hasil
pekerjaan pertama (PHO), kemudian masa pemeliharaan (warranty period), dan yang
terakhir serah terima pekerjaan akhir (FHO) yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

B. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT


1. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/organisasi yang melakukan proses pengawasan pada
setiap kegiatan proyek. Terutama ketika proses pelaksaan berlangsung, konsultan
pengawas bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pelaksanaan proyek yang
dilakukan oleh kontraktor pelaksana sesuai dengan rencana
2. Manajer proyek
Project Manager secara umum adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakan proses
manajemen yang mengarah pada strategi pengelolaan proyek dimana tujuan utamanya
yaitu untuk mencapai tujuan proyek. Sedangkan, apabila berbicara definisi Project
Manager pada pekerjaan konstruksi, adalah seorang yang bertanggung jawab atas
kesuksesan dalam sebuah kegiatan proyek konstruksi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada kompetensi tertentu. Seorang Project Manager yang baik hendaknya
mempunyai kemampuan memimpin yang ditentukan berdasarkan karakternya dan
kompetensi yang memadai. Pada proyek yang sangat kompleks dan penuh risiko, seorang
project manager bahkan harus memiliki kesempurnaan kompetensi.
3. Engineer (Teknik)
Engineer merupakan pembantu tugas manager proyek yang memiliki tugas dalam
perencanaan teknis dan material. Engineer bertugas memberikan bantuan dan
pertimbangan teknis kepada project manager terhadap masalah teknis yang dihadapi di
lapangan, serta mengawasi pekerjaan pada bidang masing-masing di lapangan.
4. Drafter
Drafter adalah pihak yang bertanggung jawab dalam membuat dan menyiapkan gambar-
gambar kerja sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti. Tugas
seorang drafter adalah membuat softdrawing, menyesuaikan gambar perencanaan dengan
kondisi lapangan, menjelaskan kepada pelaksana lapangan, membuat gambar akhir
pekerjaan,
5. Pelaksana
Pelaksana adalah pihak yang bertugas melaksanakan sebuah proyek bangunan yang
mempunyai keahlian di bidang ketekniksipilan agar proyek tersebut berjalan dengan baik
sehingga bangunan yang dihasilkan berkualitas
6. Mandor
Mandor adalah orang yang memimpin buruh-buruh lepas. Dengan menggunakan
sistem mandor, perusahaan konstruksi hanya berhubungan dengan mandor saja sebagai
pihak ketiga, tidak perlu berhubungan/bertanggung jawab terhadap buruh. Mandor ini
bersifat perorangan dan tidak berbadan hukum.
7. Tukang
Tenaga tukang harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara kerja yang
sederhana. Tukang dalam proyek dibagi menjadi lima bagian yaitu: tukang besi
(rebarman), tukang batu (mason), tukang kayu (carpenter), tukang las dan tukang listrik
(ME).
8. Operator Alat Berat
Operator alat berat adalah pekerjaan yang membutuhkan skill khusus untuk menjalankan
berbagai macam tools seperti Bulldozer, Hydraulic Excavator, Wheel Loader, Dump
Truck, Forklift hingga kapal tongkang dan lain-lain. Operator alat berat juga berwenang
menjaga kesehatan alat unit tersebut. Perawatan dan perbaikan peralatan alat berat yang
mana penyiapan tenaga pemeliharaan dikuasai oleh perusahaan agen tunggal yang
pengembangan standar keterampilannya disesuaikan dengan versi perusahaan masing-
masing Atas dasar tersebut dirasakan perlu adanya suatu acuan pengoperasian
dan Maintenance & Repair Alat Berat yang terstandar sehingga ada suatu jaminan baik
untuk operator, mekanik maupun perusahaan terhadap pengoperasian dan perawatan unit-
unit alat berat, sehingga kesalahan pengoperasian yang tidak diharapkan dapat terhindar
dan umur kerja unit mesin dapat optimal penggunaannya sesuai spesifikasi pabrik.
C. KASUS PELANGGARAN ETIKA PROESI
1. Pelanggaran Etika Profesi Pada Tahapan Pelaksana
Identifikasi Masalah
Pada 18 Desember malam permukaan Jalan Raya Gubeng di Surabaya, Jawa Timur
ambles. Lubang sebesar ukuran kolam renang olimpiade terbentuk setelah alat berat
(crane) yang digunakan untuk membuat areal parkir bawah tanah sebuah rumah sakit
Siloam jatuh. Dari hasil penelitian dan pengamatan terhadap peristiwa amblesnya Jalan
Raya Gubeng di Surabaya yang dilakukan oleh pihak Badan Nasional Penanggulan
Bencana, melalui Sutopo Porwo Nugroho mengungkapkan bahwa peristiwa itu terjadi
karena adanya kesalahan konstruksi pembangunan basement rumah sakit Siloam. Dalam
pembangunan basement tersebut dinding penahan jalan (retaining wall) tidak mampu
menahan beban, sehingga tanah disekitanya mengalami dorongan secara horisontal dan
mengakibatkan tanah ambles. Apalagi saat musim hujan yang menyebabkan tanah dengan
mudah dan cepat ambles. Peristiwa amblesnya Jalan Raya Gubeng adalah dampak dari
kegagalan konstruksi dari proyek pembangunan basement RS. Siloam yang dikerjakan
oleh PT. NKE (Nusa Konstruksi Engineering).

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan,


ketenagakerjaan dan tata pengelolaan lingkungan serta keharusan untuk memenuhi
kewajiban yang dipersyaratkan dalam menjamin tertib penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi. Pekerjaan pembanguna basement pada rumah sakit Siloam ini tidak
memenuhi ketiknikan berupa kontraktor mengabaikan aspek geologi atau struktur tanah
disekitarnya, kemudian adanya kesalahan dalam pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai
dengan perencanaan dimana dilakukan penggalian mencapai kedalam 19 meter yang
mengakibatkan retainingwall yang didesain tidak kuat menahan beban.
Identifikasi Etika dan Peraturan yang Dilanggar
1) Pada kasus ini hal yang dilanggar berupa konstruksi tidak mengikuti ketentuan
keteknikan yang mengakibatkan kegagalan konstruksi.
2) Dengan profesinya tidak menjalakan tugasnya dengan benar dan membuat kerugian
yang berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
3) Melanggar undang-undang jasa konstruksi bab 4 pasal 59 ayat (1) dimana : Dalam
setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib
memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.
Sanksi yang Mungkin Diterima
1) Menurut Pasal 63 Penyedia Jasa wajib mengganti atau memperbaiki Kegagalan
Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) yang disebabkan kesalahan
Penyedia Jasa.
2) Menurut Pasal 67 (1) Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa wajib memberikan ganti
kerugian dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
65 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3). (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ganti
kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
3) Pasal 98 Penyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban untuk mengganti atau
memperbaiki Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 dikenai
sanksi administrative berupa: a. peringatan tertulis; b. denda administratif; c.
penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi; d. pencantuman dalam
daftar hitam; e. pembekuan izin; dan/atau f. pencabutan izin.
4) Kontraktor juga dapa terjerat pasal 66 ayat 1 jika ada yang merasa di rugikan
sebagaimna isi dari pasal ini “Pengguna Jasa dan/atau pihak lain yang dirugikan akibat
Kegagalan Bangunan dapat melaporkan terjadinya suatu Kegagalan Bangunan kepada
Menteri”.
2. Pelanggaran Etika Profesi Berkaitan dengan Pengawasan Pelaksana
Identifikasi Masalah
Kedua konsultan pengawas pada proyek jalan di Cirebon turut menandatangani berita
acara yang menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan telah mencapai 100% padahal
kenyataan dilapangan belum mencapai 100 persen. Saat dilakukan Serah Terima Pertama
atau Provisional Hand Over(PHO) antara Kontraktor Pelaksana dan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Kedua konsultan pengawas tersebut mengetahui bahwa secara
administrasi menyatakan progres pekerjaan sudah mencapai 100 persen hal itu
bertentangan dengan kondisi riil fisik yang telah mereka nilai melalu laporan hasil
pengawasan dimana kedua konsultan pengawas tersebut yang membuat surat menyurat
maupun laporan progres dari perkembangan fisik pekerjaan. Sehingga, mereka
mengetahui persis hasil pekerjaan. Artinya kedua konsultan pengawas tersebut tidak
menjalankan tugasnya sebagai pengawas lapangan yang telah di percayai oleh owner
(pemerintah) dengan tidak melakukan pengawasan secara benar dan penuh tanggung
jawab. Hal ini menyebabkan kerugian negara sebagai pemilik proyek.
Identifikasi Etika dan Peraturan yang Dilanggar
Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, mereka berperan besar untuk menilai secara objektif, professional, dan sesuai
progres pekerjaan.
1) Melanggar pasal 7 peraturan presiden nomor 16 tahun 2016 tentang etika pengadaan
barang dan jasa. Hal yang dilanggar pada pasal 1a, 1f, 1g dan 1h yang berisikan sebagai
beriku :
 melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai
sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
 menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan negara:
 menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi;
 tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau kepada siapapun
yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa
2) melanggar pasal 75 ayat (1) Undang-undang jasa konstrusi no. 02 tahun 2017 yang
berbunyi : Tenaga kerja konstruksi yang memberikan layanan Jasa Konstruksi harus
bertanggung jawab secara profesional terhadap hasil pekerjaannya. Pada
kenyataannya kedua konsultan pengawas tersebut tidak bisa bertanggung jawab atas
pekerjaanya.
Sanksi yang Mungkin Diterima
1) Terjerat Undang –undang tindak pidana koropsi pasal 2 ayat 1. Ancaman hukuman
untuk pasal 2 ayat 1 ini minimal 5 tahun penjara dan maksimal dua puluh tahun
sampai seumur hidup. Kalau pasal 3 minimal satu tahun maksimal 20 tahun sampai
seumur hidup. Selain pidana penjara, kedua terdakwa juga didakwa dengan sanksi
denda minimal sebesar Rp50 juta dan Rp200 juta,” ujar Akbar.
2) 18 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
3) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-
1 KUHP. Serta dakwaan subsider pasal 3 juncto pasal 18 ayat (1) juncto pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP.

Anda mungkin juga menyukai