JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2020 A. TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI 1. Pengertian Tahapan Pelaksana Pelaksaan konstruksi dilakukan bertujuan untuk memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pengerjaan sebuah proyek konstruksi. Kegiatan dalam pelaksanaan konstruksi ini meliputi rangkaian kegiatan yang dimulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi sebuah proyek. Orang yang melakukan peran dalam melakukan pelaksanaan konstruksi disebut dengan Kontraktor Konstruksi. Tahap Pelaksana adalah kegiatan pendirian, perbaikan, penambahan, perubahan, atau pemugaran konstruksi bangunan dan/atau instalasi dan/atau perlengkapan BG sesuai rencana teknis yang disusun. Tahap pelaksanaan juga merupakan pembangunan bertujuan membangun bangunan dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, mutu yang telah disyaratkan. Adapun tujuan secara general pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktuyang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan dalam tahap ini adalah : merencana, mengkoordinasi dan mengendalikan operasi lapangan. a) Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Kegiatan perencanaan dan pengendalian yang dimaksud berupa perencanaan jaminan mutu proyek, perencanaan waktu proyek, perencanaan penggunaan alat berat, perencanaan biaya proyek, organisasi lapangan, perencanaan tenaga kerja, sedangkang pengendalian disini berupa kegiatan untuk memantau atau mengendalikan dari apa yang telah direncanakan. b) Kegiatan Kordinasi Kegiatan kordinasi disini yang dimaksud merupakan kegiatan mengkoordinasi seluruh kegiatan pembangunan dan mengkordinasi dengan para subkontraktor. 2. Tahapan-tahapan dalam Tahapan Pelaksana a) Tahapan Perencanaan Mutu (Manual book) Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan diawal pelaksanaan proyek. kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini berupan membuat jaminan mutu yang sesuai dengan RKS dan DED, perhitungan Konsultan perencana dan keinginan owner. Perencanan mutu ini akan dibuat menjadi manual book yang berisikan tentang spesifikasi bahan, alat, metode pelaksanaan, bahkan kriteria hasil pekerjaan. Spesifikasi teknis adalah persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh pelaksana lapangan baik dari sisi dimensi strukturnya, kualitas maupun kuantitasnya. Persyaratan khusus ini erat hubungannya dengan persyaratan mutu material, mutu alat dan alat berat, mutu SDM serta dimensi struktur. b) Tahapan Perencanaan Waktu Pada tahapan ini kontraktor akan membuat sebuah perencanaan waktu pekerjaan, yaitu dengan pembuatan time schedule yang paling umum digunakan. Perencanaan waktu ini digunakan untuk pengendalian waktu pekejaan selama proses konstruksi berlangsung. Jadwal pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan untuk mengetahui bahwa pekerjaan dapat dimulai dan dapat diselesaikan dengan waktu yang telah direncanakan. Lakukan identifikasi item pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, hitung nilai dan bobot masing-masing item, tentukan durasi pelaksanaannya, urutkan berdasarkan metode pelaksanaan dan hitung total waktu pelaksanaan sejak proyek dimulai hingga akhir. c) Tahapan perencanaan Biaya pada tahapan ini kontraktor akan menganalisis kembali dengan perencanaan biaya setiap item pekerjaan dan menambahkan unsur kemungkinan resiko yang bisa terjadi dilapangan. d) Tahapan Pengkompositan Gambar Ada beberapa jenis gambar kerja yaitu gambar situasi, gambar denah, gambar perspektif dan gambar detail. Gambar-gambar ini berfungsi sebagai acuan untuk pelaksana lapangan dalam memberikan arahan kepada tukang dan pekerja dalam mengerjakan tiap item dalam kontrak anda.Tahapan ini berupa pendetailan gambar- gambar dan pembuatan gambar kerja secara lengkap, atau pembuatan gambar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Gambar gambar yang dimaksud seperti detai penulangan dan gambar detail MEP. e) Tahapan Perencanaan Layout dan mobilitas Proyek Tahapan perencanaan ini merupakan kegiatan dimana kontraktor merencanakan penempatan barak pekerja, Kantor site manager, tempat Logistik, tempat fabrikasi, tempat pembungan sisa material, penempatan posisi Tc. Artinya Lahan pada lokasi proyek harus direncanakan dengan sebaik-baiknya untuk keperluan menampung dan mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi yaitu paling tidak : Kantor proyek atau direksi keet, Gudang (terbuka/tertutup), Barak kerja material fabrikasi, on site acces, fasilitas lain. Bila lahan proyek sangat terbatas, maka perlu pemanfaatan lahan lain yang berdekatan atau bila terpaksa gunakan lahan bangunan permanen secara sementara dengan penjadwalan yang rinci agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan. Aksibilitas keluar masuk alat berat dan Truck pada proyek Jalan masuk harus diperhatikan untuk menjamin kelancaran pengangkutan material lokal, material fabrikasi, peralatan, dll. Sebaiknya jalan masuk memiliki lebar yang cukup untuk alat angkut. Karena alat angkut yang nantinya akan bermanuver di dalam site anda harus terjamin kelancarannya. Selain itu dengan memperhatikan akses internal site ini anda dapat memperkirakan perletakan material dan alat-alat lainnya secara cermat. Ingatlah bahwa kesalahan meletakkan material dan alat menyebabkan anda akan membuang waktu untuk melakukan relokasi saat manuver alat angkut anda terganggu karena salah meletakkan material & alat tadi. f) Tahapan Pelaksanaan Pekejerjaan Lapangan Pada tahapan ini merupakan tahapan mewujudkan rencana yang telah disusun oleh tim teknis dan kontraktor untuk melakukan semua pekerjaan yang pada akhirnya akan mewujudkan sebuang bangunan. Pada tahapan ini terbagi menjadi beberapa pekerjaan, berikut ini adalah penjelasan setiap pekerjaan pada proses konstruksi. 1) Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan lapangan yang dilakukan pada awal dilaksanakan suatu proyek konstruksi. Pekerjaan persiapan berupa pembersihan lokasi proyek dari benda-benda atau rumput dan pohon yang menghalangi proses pekerjaan konstruksi. Pemasalangan pagar pembatas proyek dan rambu-rambu tanda adanya proyek, pembuatan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama prosek pelaksanaan konstruksi berlangsung, seperti pembuatan kontor untuk proyek manajer dan site manajer, pembuatan barak pekerja, pembuatan gudang, tempat fabrikasi dan lain lainnya. 2) Pekerjaan Struktur bawah Stuktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang berada di bawah permukaan tanah. Jadi apapun itu jika letaknya di bawah permukaan tanah maka dinamakan struktur bawah. Apakah itu besmen, pondasi, sloof, kolom, dan sebagainya. Pekerjaan struktur bawah merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan yang berada dibawa muka tanah dan membutuhkan pekerjaan galian atau Struktur bawah (lower structure) yang dimaksud adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah. Pada pekerjaan struktur bawah Struktur bawah merupakan bagian dari struktur bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah. Bagian ini harus dibangun dengan sangat kokoh, karena menopang beban dari atas. Berikut meupakan pekerjaan yang ada pada struktur bawah secara umum: Pekerjaan Galian : Pekerjaan galian tanah dan galian-galian lainya harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar, dan sesuai dengan peil-peil yang tercamtum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi lama, dan akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang dilaksanakan harus dibongkar dan dibersihkan dan dibuang. Bekas pipa yang tidak terpakai harus disumbat. Apabila lokasi yang akan dijadikan bangunan pipa air, pipa gas, pipa pembuangan, kabel listrik, kabel telepon dan sebagainya maka secepatnya diberitahukan kepada konsultan managenen konstruksi atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya. Pekerjaan Pondasi : Pengertian umum pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang terhubung langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bwah permukaan tanah yang berfungsi memikul beban bangunan yang ada diatas nya. Pondasi harus di perhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beban bangunan itu sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar seperti tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu, tidak boleh adanya penurunan level melebihi batas yang di izinkan. Pelaksanaan pekerja/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila penggalian tersebut melebihi kedalaman yang telah di tentukan maka kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah di tentukan yang sesuai dengan spesifikasi pondasi. Pekerjaan galian pondasi harus menjaga agar lubang galian tersebut bebas dai longsoran tanah di kiri dan kanan nya, sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan. Pekerjaan Struktur Basement : Konstruksi basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung. Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain maupun pelaksanaan konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal. Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek lingkungannya. Mutu pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur dari basement tersebut. Pengendalian terhadap mutu terpadu sangat diperlukan untuk mencapai produk konstruksi mutu tinggi dan dapat diandalkan. Beberapa hal yang berkaitan dengan galian Basement yang perlu diperhatikan adalah beban dan metode galian. 3) Pekerjaan Struktur Atas Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka tanah. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan dinding geser, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting. Berikut merupakan pekerjaan pada strutur atas. Pekerjaan kolom : Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang yang akan di pikul kolom tersebut. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah Pekerjaan Marking, pekerjaan penulangan, pekerjaan pembersihan, pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran dan pembongkaran bekisting. Pekerjaan Balok: Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban. Urutan pekerjaan dalam pekerjaan balok yaitu: pekerjaan bekisting, pekerjaan penulangan, pekerjaan pembersihan, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan pembokaran bekisting. Pekerjaan plat lantai : pekerjaan plat lantai merupakan pekerjaan bagian dari pekerjaan struktur dan merupakan pekerjaan beton bertulang yang biasanya dilakukan bersamaan dengan pekerjaan balok. Tahapa pekerjaan pada pekerjaan plat lantai sama dengan pekerjaan balok. Pekerjaan Shearwall : shearwall merupakan struktur dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya geser, jadi pekerjaan shearwall juga termasuk kedalam pekerjaan struktur. Tahapan-tahapan pekerjaan shearwall di mulai dengan pekerjaan pembesian, pekerjaan pembersihan, pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran dan terakhir pekerjaan pembongkaran bekisting. Karena shearwall merupakan struktur vertikal jadi tahapan pekerjaannya sama dengan tahapan pada pekerjaan kolom. Pekerjaan tangga : pekerjaan tangga juga termasuk dalam pekerjaan struktur meskipun bukan masuk kedalam komponen struktur utama bangunan. Pekerjaan struktur tangga sama halnya dengan struktur horizontal lainnya yang dimulai dengan pekerjaan bekisting, kemudian pekerjaa pembesian dimana pemasangan besi dilakukan dengan metode chemset, srlanjutnya dilakukan pekerjaan bekisting anak tangga, setelah itu pekerjaan pengecoran dan yang terakhir pelepasan bekisting. Pekerjaan atap : Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan. Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. pekerjaan atap meliputi pekerjaan penutup atap dan rangka atap seperti kuda kuda, gording dan lainnya. 4) Pekerjaan MEP Pekerjaan MEP merupakan pekerjaan pemasangan rangkaian mekenikal, elekrikal dan plumbing. Plumbing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan gedung seperti pipa untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan. Pada pekerjaan pemipaan ini biasanya menggunakan material pipa PVC, pipa PPR, atau pipa galvanis. Untuk air bersih dan air panas/dingin biasanya menggunakan pipa PPR. Pekerjaan elektrikal adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, pekerjaan elektrikal mencakup panel pompa, stopkontak, saklar dll. Sedangkan pekerjaan mekanikal adalah pekerjaan yang berhubungah dengan alat yang berkaitan dengan lastrik. 5) Pekerjaan Arsitektural Pekerjaan arsitektur, yang seringkali disebut sebagai pekerjaan finishing, merupakan bagian dari pekerjaan yang berlangsung pada proses produksi di proyek konstruksi. g) Tahapan Serah Terima Bangunan Dalam proyek pemerintah, proses serah terima pekerjaan mencakup serah terima hasil pekerjaan pertama (PHO), kemudian masa pemeliharaan (warranty period), dan yang terakhir serah terima pekerjaan akhir (FHO) yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
B. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
1. Konsultan Pengawas Konsultan pengawas adalah orang/organisasi yang melakukan proses pengawasan pada setiap kegiatan proyek. Terutama ketika proses pelaksaan berlangsung, konsultan pengawas bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pelaksanaan proyek yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana sesuai dengan rencana 2. Manajer proyek Project Manager secara umum adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakan proses manajemen yang mengarah pada strategi pengelolaan proyek dimana tujuan utamanya yaitu untuk mencapai tujuan proyek. Sedangkan, apabila berbicara definisi Project Manager pada pekerjaan konstruksi, adalah seorang yang bertanggung jawab atas kesuksesan dalam sebuah kegiatan proyek konstruksi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada kompetensi tertentu. Seorang Project Manager yang baik hendaknya mempunyai kemampuan memimpin yang ditentukan berdasarkan karakternya dan kompetensi yang memadai. Pada proyek yang sangat kompleks dan penuh risiko, seorang project manager bahkan harus memiliki kesempurnaan kompetensi. 3. Engineer (Teknik) Engineer merupakan pembantu tugas manager proyek yang memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan material. Engineer bertugas memberikan bantuan dan pertimbangan teknis kepada project manager terhadap masalah teknis yang dihadapi di lapangan, serta mengawasi pekerjaan pada bidang masing-masing di lapangan. 4. Drafter Drafter adalah pihak yang bertanggung jawab dalam membuat dan menyiapkan gambar- gambar kerja sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti. Tugas seorang drafter adalah membuat softdrawing, menyesuaikan gambar perencanaan dengan kondisi lapangan, menjelaskan kepada pelaksana lapangan, membuat gambar akhir pekerjaan, 5. Pelaksana Pelaksana adalah pihak yang bertugas melaksanakan sebuah proyek bangunan yang mempunyai keahlian di bidang ketekniksipilan agar proyek tersebut berjalan dengan baik sehingga bangunan yang dihasilkan berkualitas 6. Mandor Mandor adalah orang yang memimpin buruh-buruh lepas. Dengan menggunakan sistem mandor, perusahaan konstruksi hanya berhubungan dengan mandor saja sebagai pihak ketiga, tidak perlu berhubungan/bertanggung jawab terhadap buruh. Mandor ini bersifat perorangan dan tidak berbadan hukum. 7. Tukang Tenaga tukang harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek dibagi menjadi lima bagian yaitu: tukang besi (rebarman), tukang batu (mason), tukang kayu (carpenter), tukang las dan tukang listrik (ME). 8. Operator Alat Berat Operator alat berat adalah pekerjaan yang membutuhkan skill khusus untuk menjalankan berbagai macam tools seperti Bulldozer, Hydraulic Excavator, Wheel Loader, Dump Truck, Forklift hingga kapal tongkang dan lain-lain. Operator alat berat juga berwenang menjaga kesehatan alat unit tersebut. Perawatan dan perbaikan peralatan alat berat yang mana penyiapan tenaga pemeliharaan dikuasai oleh perusahaan agen tunggal yang pengembangan standar keterampilannya disesuaikan dengan versi perusahaan masing- masing Atas dasar tersebut dirasakan perlu adanya suatu acuan pengoperasian dan Maintenance & Repair Alat Berat yang terstandar sehingga ada suatu jaminan baik untuk operator, mekanik maupun perusahaan terhadap pengoperasian dan perawatan unit- unit alat berat, sehingga kesalahan pengoperasian yang tidak diharapkan dapat terhindar dan umur kerja unit mesin dapat optimal penggunaannya sesuai spesifikasi pabrik. C. KASUS PELANGGARAN ETIKA PROESI 1. Pelanggaran Etika Profesi Pada Tahapan Pelaksana Identifikasi Masalah Pada 18 Desember malam permukaan Jalan Raya Gubeng di Surabaya, Jawa Timur ambles. Lubang sebesar ukuran kolam renang olimpiade terbentuk setelah alat berat (crane) yang digunakan untuk membuat areal parkir bawah tanah sebuah rumah sakit Siloam jatuh. Dari hasil penelitian dan pengamatan terhadap peristiwa amblesnya Jalan Raya Gubeng di Surabaya yang dilakukan oleh pihak Badan Nasional Penanggulan Bencana, melalui Sutopo Porwo Nugroho mengungkapkan bahwa peristiwa itu terjadi karena adanya kesalahan konstruksi pembangunan basement rumah sakit Siloam. Dalam pembangunan basement tersebut dinding penahan jalan (retaining wall) tidak mampu menahan beban, sehingga tanah disekitanya mengalami dorongan secara horisontal dan mengakibatkan tanah ambles. Apalagi saat musim hujan yang menyebabkan tanah dengan mudah dan cepat ambles. Peristiwa amblesnya Jalan Raya Gubeng adalah dampak dari kegagalan konstruksi dari proyek pembangunan basement RS. Siloam yang dikerjakan oleh PT. NKE (Nusa Konstruksi Engineering).
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan,
ketenagakerjaan dan tata pengelolaan lingkungan serta keharusan untuk memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan dalam menjamin tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan pembanguna basement pada rumah sakit Siloam ini tidak memenuhi ketiknikan berupa kontraktor mengabaikan aspek geologi atau struktur tanah disekitarnya, kemudian adanya kesalahan dalam pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan perencanaan dimana dilakukan penggalian mencapai kedalam 19 meter yang mengakibatkan retainingwall yang didesain tidak kuat menahan beban. Identifikasi Etika dan Peraturan yang Dilanggar 1) Pada kasus ini hal yang dilanggar berupa konstruksi tidak mengikuti ketentuan keteknikan yang mengakibatkan kegagalan konstruksi. 2) Dengan profesinya tidak menjalakan tugasnya dengan benar dan membuat kerugian yang berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitarnya. 3) Melanggar undang-undang jasa konstruksi bab 4 pasal 59 ayat (1) dimana : Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan. Sanksi yang Mungkin Diterima 1) Menurut Pasal 63 Penyedia Jasa wajib mengganti atau memperbaiki Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) yang disebabkan kesalahan Penyedia Jasa. 2) Menurut Pasal 67 (1) Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa wajib memberikan ganti kerugian dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3). (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah. 3) Pasal 98 Penyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban untuk mengganti atau memperbaiki Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 dikenai sanksi administrative berupa: a. peringatan tertulis; b. denda administratif; c. penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi; d. pencantuman dalam daftar hitam; e. pembekuan izin; dan/atau f. pencabutan izin. 4) Kontraktor juga dapa terjerat pasal 66 ayat 1 jika ada yang merasa di rugikan sebagaimna isi dari pasal ini “Pengguna Jasa dan/atau pihak lain yang dirugikan akibat Kegagalan Bangunan dapat melaporkan terjadinya suatu Kegagalan Bangunan kepada Menteri”. 2. Pelanggaran Etika Profesi Berkaitan dengan Pengawasan Pelaksana Identifikasi Masalah Kedua konsultan pengawas pada proyek jalan di Cirebon turut menandatangani berita acara yang menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan telah mencapai 100% padahal kenyataan dilapangan belum mencapai 100 persen. Saat dilakukan Serah Terima Pertama atau Provisional Hand Over(PHO) antara Kontraktor Pelaksana dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kedua konsultan pengawas tersebut mengetahui bahwa secara administrasi menyatakan progres pekerjaan sudah mencapai 100 persen hal itu bertentangan dengan kondisi riil fisik yang telah mereka nilai melalu laporan hasil pengawasan dimana kedua konsultan pengawas tersebut yang membuat surat menyurat maupun laporan progres dari perkembangan fisik pekerjaan. Sehingga, mereka mengetahui persis hasil pekerjaan. Artinya kedua konsultan pengawas tersebut tidak menjalankan tugasnya sebagai pengawas lapangan yang telah di percayai oleh owner (pemerintah) dengan tidak melakukan pengawasan secara benar dan penuh tanggung jawab. Hal ini menyebabkan kerugian negara sebagai pemilik proyek. Identifikasi Etika dan Peraturan yang Dilanggar Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, mereka berperan besar untuk menilai secara objektif, professional, dan sesuai progres pekerjaan. 1) Melanggar pasal 7 peraturan presiden nomor 16 tahun 2016 tentang etika pengadaan barang dan jasa. Hal yang dilanggar pada pasal 1a, 1f, 1g dan 1h yang berisikan sebagai beriku : melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pengadaan Barang/Jasa; menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan negara: menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi; tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa 2) melanggar pasal 75 ayat (1) Undang-undang jasa konstrusi no. 02 tahun 2017 yang berbunyi : Tenaga kerja konstruksi yang memberikan layanan Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab secara profesional terhadap hasil pekerjaannya. Pada kenyataannya kedua konsultan pengawas tersebut tidak bisa bertanggung jawab atas pekerjaanya. Sanksi yang Mungkin Diterima 1) Terjerat Undang –undang tindak pidana koropsi pasal 2 ayat 1. Ancaman hukuman untuk pasal 2 ayat 1 ini minimal 5 tahun penjara dan maksimal dua puluh tahun sampai seumur hidup. Kalau pasal 3 minimal satu tahun maksimal 20 tahun sampai seumur hidup. Selain pidana penjara, kedua terdakwa juga didakwa dengan sanksi denda minimal sebesar Rp50 juta dan Rp200 juta,” ujar Akbar. 2) 18 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 3) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP. Serta dakwaan subsider pasal 3 juncto pasal 18 ayat (1) juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.