SEMESTER 6B
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan dan merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang tinggal di dalam satu atap dan memiliki seorang kepala keluarga serta
memiliki rasa ketergantungan satu sama lain.
1. Keterbukaan (openess), dalam hal ini diharapkan setiap anggota keluarga memiliki
keterbukaan saat berinteraksi . dapat dikatakan tidak ada yang di tutupi. Menunjukan
secara jelas melalui perilaku.
2. Empati (Emphaty) , adalah perasaan dimana individu merasakan perasaan yang sama
dengan orang lain tanpa menunjukannya secara nyata. Dalam hal ini kita membayangkan
apa yang mungkin dirasakan atau dipikirkan oleh orang lain. Contohnya Ketika terdapat
anggota keluarga yang bersedih atas sesuatu, maka perilaku empati muncul
sesederhana dengan kehadiran dan usaha kita untuk menghiburnya.
3. Dukungan, dukungan dari orang-orang yang di sayangi atau orang terdekat dapat
membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas dan meraih
tujuan yang diinginkan.
4. Perasaan positif ((Positiveness), bisa dikatakan ber husnudzon kepada orang lain
terhadap perkataannya tentang diri kita. Biasanya ini terjadi saat orangtua menasehati
anaknya. Anak kadang menganggap nasehat orang tua sebagai omelan dan juga merasa
disalahkan, kenyataannya tidak demikian. Melainkan nasehat tersebut untuk
menjadikan anak lebih baik.
5. Kesamaan (Equality). Kesamaan disini dimaksudkan individu mempunyai kesamaan
dengan orang lain dalam hal berbicara dan mendengarkan.
1. Keluarga dengan anak – anak prasekolah. Pada tahap ini dari lahir hingga usia 6 tahun.
Anak sudah memiliki kemampuan berbahasa yang diperoleh dari keluarga terutama ibu.
2. Keluarga dengan anak – anak usia sekolah. Anak memiliki kebebasan . Mereka
memperoleh pengaruh tidak hanya lewat komunikasi keluarga yang masih merupakan
kekuatan dominan, tapi juga lewat komunikasi dengan pihak – pihak di luar keluarga.
Dua dimensi komunikasi orang tua-anak menjadi penting ; penerimaan – penolakan dan
kontrol otonomi.
3. Keluarga dengan anak – anak remaja. Tahap ini ditandai dengan timbulnya konflik yang
disebabkan oleh bertambahnya kebebasan anak. Masalahnya yaitu otonomi dan kontrol.
Anak remaja lebih memilih berkomunikasi dengan teman sebayanya. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor fisiologis dan psikologis anak remaja.
Fak