Anda di halaman 1dari 2

BAB X

KRITIK KARYA SENI RUPA


A. Simbol, Jenis, Fungsi, dan Nilai Estetis
1. Simbol
Secara konseptual, kata tema ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan
gagasan atau objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti,
kualitas, abstraksi, gagasan, objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan atau dengan
kesepakatan atau kebiasaan.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-
individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai
anggota masyarakat itu.
2. Jenis
Pengelompokan karya seni rupa berdasarkan jenisnya ini tidak bersifat kaku,
tetapi lebih cenderung untuk kepentingan mempelajari atau mengapresiasinya.
Pengelompokan jenis karya seni rupa ini dapat dilakukan berdasarkan teknik
pembuatan dan perwujudannya, bahan dan medium, objek, tema, isi pesan, gaya
pengungkapan, dan sebagainya.
3. Fungsi
Jenis karya seni rupa pada dasarnya dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya.
4. Nilai Estetis
Nilai estetis secara umum dapat dimaknai sebagai nilai keindahan dari sebuah
karya seni rupa. Nilai estetis atau nilai keindahan ini dilihat berdasarkan unsur-unsur
rupa yang terdapat pada sebuah karya seni dan prinsip-prinsip penataannya. Unsur-
unsur sebuah karya seni rupa seperti : warna, bangun, bidang, tekstur, garis, dan
sebagainya.
Secara umum untuk mengapresiasi karya seni kamu diharapkan memahami
dahulu seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka) terhadap segi-segi
estetikanya.
Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan
untuk memahami (apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh
kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan
karya seni tersebut. Kritik karya seni kemudian tidak hanya bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi penikmat terhadap sebuah karya
seni, tetapi dipergunakan juga oleh seniman atau perupanya untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil berkarya seninya.
B. Tokoh Seni Rupa
Karya seni rupa dibuat atau diciptakan oleh seorang seniman atau perupa.
Tokoh seni rupa umumnya dijumpai pada penciptaan karya-karya seni rupa murni
seperti karya seni lukis dan seni patung atau pada penciptaan karya-karya seni rupa
modern di mana sebuah karya selalu disertai dengan inisial pembuat atau
penciptanya.
Ketokohan seseorang dalam dunia seni rupa tidak terlepas dari peran para
kritikus karya seni rupa. Bahkan dapat dikatakan para kritikus inilah yang membuat
seseorang seniman atau perupa menjadi tokoh dan mendapat pengakuan dari
masyarakat luas melalui ulasan kritiknya.
C. Menulis Kritik
1. Mendeskripsi
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan
mendeskripsikan segalau sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha
melakukan analisis atau mengambil kesimpulan.
2. Menganalisis
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah
karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.
3. Menafsirkan
Menafsirkan atau menginterpretasi adalah tahapan penafsiran makna sebuah
karya seni meliputi tema yang digarap, tema yang dihadirkan dan masalah-masalah
yang dikedepankan.
4. Menilai
Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas
suatu karya seni jika dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan
dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut, baik aspek
formal maupun aspek konteks.
Mengevaluasi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang
sejenis.
b) Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi.
c) Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “berbeda” dari yang telah ada
sebelumnya.
d) Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang
tertentu yang melatarbelakanginya.

Anda mungkin juga menyukai