A. Simbol, Jenis, Fungsi, dan Nilai Estetis 1. Simbol Secara konseptual, kata tema ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut. 1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu. 2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas, abstraksi, gagasan, objek. 3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan atau dengan kesepakatan atau kebiasaan. 4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu- individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu. 2. Jenis Pengelompokan karya seni rupa berdasarkan jenisnya ini tidak bersifat kaku, tetapi lebih cenderung untuk kepentingan mempelajari atau mengapresiasinya. Pengelompokan jenis karya seni rupa ini dapat dilakukan berdasarkan teknik pembuatan dan perwujudannya, bahan dan medium, objek, tema, isi pesan, gaya pengungkapan, dan sebagainya. 3. Fungsi Jenis karya seni rupa pada dasarnya dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya. 4. Nilai Estetis Nilai estetis secara umum dapat dimaknai sebagai nilai keindahan dari sebuah karya seni rupa. Nilai estetis atau nilai keindahan ini dilihat berdasarkan unsur-unsur rupa yang terdapat pada sebuah karya seni dan prinsip-prinsip penataannya. Unsur- unsur sebuah karya seni rupa seperti : warna, bangun, bidang, tekstur, garis, dan sebagainya. Secara umum untuk mengapresiasi karya seni kamu diharapkan memahami dahulu seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka) terhadap segi-segi estetikanya. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. Kritik karya seni kemudian tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi penikmat terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan juga oleh seniman atau perupanya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seninya. B. Tokoh Seni Rupa Karya seni rupa dibuat atau diciptakan oleh seorang seniman atau perupa. Tokoh seni rupa umumnya dijumpai pada penciptaan karya-karya seni rupa murni seperti karya seni lukis dan seni patung atau pada penciptaan karya-karya seni rupa modern di mana sebuah karya selalu disertai dengan inisial pembuat atau penciptanya. Ketokohan seseorang dalam dunia seni rupa tidak terlepas dari peran para kritikus karya seni rupa. Bahkan dapat dikatakan para kritikus inilah yang membuat seseorang seniman atau perupa menjadi tokoh dan mendapat pengakuan dari masyarakat luas melalui ulasan kritiknya. C. Menulis Kritik 1. Mendeskripsi Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segalau sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. 2. Menganalisis Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. 3. Menafsirkan Menafsirkan atau menginterpretasi adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, tema yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. 4. Menilai Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni jika dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut, baik aspek formal maupun aspek konteks. Mengevaluasi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis. b) Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi. c) Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “berbeda” dari yang telah ada sebelumnya. d) Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.