783 1540 1 SM
783 1540 1 SM
Ringgo Alfarisi*)
ABSTRAK
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross
sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 61 pasien osteoartritis yang diambil dengan
tehnik Purpossive Sampling. Data diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi
badan untuk indeks massa tubuh dan wawancara kuesioner NRS untuk intensitas nyeri.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dengan
program SPSS.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji statistik Mann Whitney diperolen nilai p =
0,001 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan intensitas nyeri
antara kelompok responden dengan Indeks Massa Tubuh lebih dari rata-rata dan
kelompok responden dengan Indeks Massa Tubuh di bawah sama dengan rata-rata.
10 Jurnal Ilmu
Jurnal Ilmu Kedokteran DanKedokteran
Kesehatan, Dan Kesehatan,
Volume 5, NomorVolume 5, Nomor
1, Januari 2018 1, Januari 2018 10
Osteoartritis merupakan penyakit osteoartritis lutut prevalensinya cukup
persendian yang kasusnya paling umum tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7%
dijumpai secara global. Diketahui bahwa pada wanita. Prevalensi ini semakin
OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh meningkat dengan bertambahnya usia.
dunia dan mencapai 24 juta jiwa di Karena prevalensi yang cukup tinggi dan
kawasan Asia Tenggara. sifatnya yang kronik-progresif,
Prevalensi osteoartritis di Eropa dan osteoartritis mempunyai dampak sosio-
Amerika lebih besar dari pada prevalensi ekonomik yang besar, baik di negara
di negara lainnya. The National Arthritis maju maupun di negara berkembang. 2
Data Workgroup (NADW) Dibawah usia 55 tahun, distribusi sendi
memperkirakan penderita osteoartritis di OA pada laki-laki dan perempuan sama ;
Amerika pada tahun 2005 sebanyak 27 pada orang yang berusia lebih tua, OA
juta yang terjadi pada usia 18 tahun panggul lebih sering pada laki-laki,
keatas.3 Estimasi insiden osteoartritis di sedangkan OA sendi antarfalang dan
Australia lebih besar pada wanita pangkal jempol lebih sering pada
dibandingkan pada laki-laki dari semua perempuan. Demikian juga, bukti
kelompok usia yaitu 2,95 tiap 1000 radiografi OA lutut, terutama OA lutut
populasi dibanding 1,71 tiap 1000 simtomatik, tampaknya lebih sering
populasi. Di Asia, China dan India pada perempuan dari pada laki-laki.7
menduduki peringkat 2 teratas sebagai Salah satu faktor resiko OA adalah
negara dengan epidemiologi osteoartritis berat badan. Oleh karena itu untuk
tertinggi yaitu berturut-turut 5.650 dan memantau status berat badan orang
8.145 jiwa yang menderita osteoartritis dewasa digunakan indeks massa tubuh
lutut.4 (IMT). Indeks massa tubuh merupakan
Prevalensi OA juga terus parameter yang paling banyak
meningkat secara dramatis mengikuti digunakan dalam menentukan kriteria
pertambahan usia penderita. Pekerja proporsi tubuh. Dengan indeks massa
yang banyak membebani sendi lutut tubuh diketahui apakah berat badan
akan mempunyai risiko terserang seseorang dinyatakan kurus, normal dan
osteoartritis lebih besar dibandingkan gemuk. Kelebihan berat badan dianggap
yang tidak banyak membebani lutut sebagai salah satu faktor yang
selain itu olahraga yang mengalami meningkatkan intensitas nyeri yang
trauma pada sendi seperti sepak bola, dirasakan pasien OA.8
basket dan voli juga dapat menyebabkan Penderita OA dengan obesitas lebih
osteoarthritis. Di Indonesia sering mengeluhkan nyeri pada sendi
Osteoarthritis merupakan penyakit lutut dibandingkan dengan penderita
reumatik yang paling banyak ditemui yang tidak obesitas. Hal ini
dibandingkan kasus penyakit reumatik menunjukkan bahwa berat badan
lainnya. Berdasarkan data Badan berlebih mempengaruhi derajat nyeri
Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang pada penderita OA lutut. Obesitas
mengalami gangguan OA di Indonesia merupakan salah satu faktor risiko OA
tercatat 8,1% dari total penduduk. Di dan mempengaruhi densitas tulang
Jawa Tengah, kejadian penyakit OA secara radiologis. Nyeri umumnya timbul
sebesar 5,1% dari semua penduduk. secara perlahan-lahan, mula-mula sendi
Provinsi Lampung memiliki angka akan terasa kaku, kemudian timbul rasa
prevalensi penyakit sendi berdasarkan nyeri dan berkurang pada waktu
diagnosis dokter atau tenaga kesehatan istirahat.9 Pasien OA biasanya mengeluh
pada umur ≥15 tahun yaitu 11,5%.5 nyeri pada waktu melakukan aktivitas
atau jika ada pembebanan pada sendi
Hasil penelitian Kellgren dan yang terkena. Pada derajat yang lebih
Lawrence menyebutkan bahwa berat nyeri dapat dirasakan terus
prevalensi terjadinya OA lutut adalah menerus sehingga sangat mengganggu
29,8% pada laki-laki dan 40,7% pada mobilitas pasien.2 Seseorang dengan
perempuan.6 Di Indonesia, prevalensi nyeri OA akan terjadi disfungsi sendi dan
osteoartritis mencapai 5% pada usia otot sehingga akan mengalami
<40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, keterbatasan gerak, penurunan
dan 65% pada usia >61 tahun. Untuk kekuatan dan keseimbangan otot.
Hasil Penelitian
12 Jurnal Ilmu
Jurnal Ilmu Kedokteran Kedokteran
Dan Kesehatan,Dan Kesehatan,
Volume Volume
5, Nomor 5, Nomor
1, Januari 20181, Januari 2018 12
Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik orang (29,5%) serta paling sedikit
responden penelitian berdasarkan bekerja sebagai buruh/ustad sebesar 7
pekerjaan didapatkan kebanyakan orang (11,5%).
responden tidak bekerja sebanyak 18
Analisis Univariat
Jumlah 61 100
Table 4.4 Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien osteoartritis di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Agustus – September tahun 2017
Laki-laki 24 39,3
Perempuan 37 60,7
Jumlah 61 100
B berjeni
erdasarkan tabel 4.4 tentang distribusi s kelamin perempuan sebanyak 37
frekuensi jenis kelamin pasien orang (60,7%) dan sebagian kecil
osteoartritis di RSUD Dr. H. Abdul berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24
Moeloek dari 61 sampel penelitian orang (39,3%).
sebagian besar pasien osteoartritis
Table 4.5 Gambaran IMT pasien osteoartritis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung periode agustus – september tahun 2017
Jumlah 61 100
Analisis Bivariat
P value N
Kolmogorov-smirnov test
Dari tabel 4.9 diatas didapatkan normal (P value < 0,05) , sehingga uji
bahwa data Intensitas Nyeri pada statistik bivariat yang dipakai adalah
kelompok A dan B berdistribusi tidak uji Mann Whitney.
Tabel 4.10 Perbedaan Intensitas Nyeri berdarakan Indeks Massa Tubuh pada
Pasien Osteoartritis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung periode
Agustus – September 2017
N P value
Mann-Whitney Test
Pembahasan
Analisis Univariat
Analisis distribusi frekuensi usia
Dari hasil analisis 61 responden tahun, hal ini disebabkan karena pada
penelitian ini menunjukan bahwa pasien orangtua volume air dari tulang muda
OA paling banyak rata-rata termasuk meningkat dan susunan protein tulang
pada kategori usia oldery 60-74 tahun mengalami degenerasi, kartilago mulai
sebanyak 33 orang (54,1%) serta paling melakukan degenerasi dengan
sedikit kelompok middle age usia 45 – mengelupas atau membentuk tulang
59 tahun sebanyak 28 orang (45,9%). muda yang kecil. Adanya kehilangan
Penelitian ini terbukti sesuai dengan total dari bantal kartilago antara tulang-
faktor resiko yang menyatakan bahwa tulang dan sendi-sendi dan penggunaan
prevalensi OA semakin meningkat berulang dari sendi-sendi yang terpakai
dengan bertambahnya usia. dari tahun ke tahun dapat membuat
Penelitian sejalan dengan teori bantalan tulang mengalami iritasi dan
yang di jelaskan oleh Setiati dkk2 pada meradang, menyebabkan nyeri dan
tahun 2014 bahwa prevalensi OA cukup pembengkakan sendi. Kehilangan
meningkat pada usia > 40 tahun dan bantalan tulang ini menyebabkan
semakin meningkat pada usia > 60
16 Jurnal Ilmu
Jurnal Ilmu Kedokteran DanKedokteran
Kesehatan,Dan Kesehatan,
Volume Volume
5, Nomor 5, Nomor
1, Januari 2018 1, Januari 2018 16
timbul osteofit yang selanjutnya akan
Analisis bivariat mengiritasi membrana synovial dimana
terdapat banyak reseptor-reseptor nyeri
Perbedaan Intensitas Nyeri dan akan menimbulkan hydrops. Adanya
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh penjepitan ujung-ujung saraf polimodal
pada Pasien Osteoartritis yang terdapat di sekitar sendi yang
Hasil analisis bivariat dari disebabkan oleh osteofit, pembengkakan
hubungan indeks massa tubuh dengan dan penebalan jaringan lunak di sekitar
intensitas nyeri pasien osteoartritis sendi maka akan menimbulkan nyeri.15
dilakukan dengan menggunakan uji Hasil penelitian sesuia juga
Mann-Whitney. Hasil penelitian ini dengan penelitian Eyler pada tahun 2003
diperoleh perbedaan yang signifikan yang menjelaskan bahwa populasi
intensitas nyeri berdasarkan IMT pada dengan berat badan lebih dan obesitas
Pasien Osteoartritis di RSUD Dr. H. mempunyai faktor risiko Osteoartritis
Abdul Moeloek Bandar Lampung periode lebih besar dibanding dengan populasi
Agustus – September 2017. dengan berat badan normal. Obesitas
. merupakan faktor risiko kuat bagi OA
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau pada jenis kelamin apapun,17 serta hasil
Body Mass Index (BMI) merupakan alat serupa pada penelitian bambang pada
atau cara yang sederhana untuk tahun 2003 yang menjelaskan bahwa
memantau status gizi orang dewasa, wanita obesitas memiliki faktor risiko 4-
khususnya yang berkaitan dengan 5 kali untuk terserang Osteoartritis
kekurangan dan kelebihan berat badan.8 dibanding wanita yang kurus.18
Obesitas sering didefinisikan sebagai Studi lain dari peneliti kesehatan
kondisi abnormal karena kelebihan masyarakat University College London
lemak yang serius dalam jaringan menyimpulkan bahwa obesitas
adiposa sehingga mengganggu meningkatkan risiko terjadinya OA lutut
kesehatan. Perbedaan pada individu hingga empat kali banyaknya pada pria
yang mengalami obesitas tidak hanya dan tujuh kali pada wanita.
pada jumlah lemak yang berlebih, tapi Kemungkinan terjadinya OA pada salah
juga pada distribusi regional lemak di satu lutut pasien obese malah mencapai
dalam tubuh. Distribusi lemak dalam 5 kali lipat dibandingkan dengan pasien
tubuh disebabkan oleh berat badan yang yang Non Obese. Fakta tersebut
mengakibatkan resiko yang berkaitan menyimpulkan bahwa obesitas
dengan obesitas dan berbagai penyakit merupakan suatu faktor risiko terjadinya
yang terkait.14 OA, terutama pada sendi lutut.19 Sebuah
Penelitian ini sejalan dengan teori penelitian di Kroasia menyebutkan
Thumboo8 yang menyatakan bahwa bahwa obesitas meningkatkan derajat
kelebihan berat badan dianggap sebagai kerusakan osteoartritis lutut yang dilihat
salah satu faktor meningkatnya dari gambaran radiologisnya. Hal ini
intensitas nyeri yang dirasakan pasien dikarenakan terjadinya peningkatan
OA karena berat badan berlebih bisa durasi beban sendi yang semakin
menimbulkan kerja bantalan sendi berat.20
meningkat, ketika berjalan beban berat Hasil berbeda dengan penelitian
badan dipindahkan ke sendi lutut 3-6 yang dilakukan Listiani pada tahun 2010
kali lipat berat badan.16 Maka bila di Semarang yang menghubungkan
proporsi berat badan lebih dari tinggi peningkatan IMT dengan derajat
badan (obesitas), kerja sendi pun akan osteoartritis lutut berdasarkan kriteria
semakin berat. Akibat pembebanan dan Kellgren dan Lawrence yang
beban kerja yang berlebihan pada sendi menunjukkan hasil tidak ada hubungan
lutut akan menyebabkan perubahan antara peningkatan IMT dengan
pada rawan sendi. Rawan sendi peningkatan derajat osteoartritis
mengalami perusakan, sehingga struktur berdasarkan pemeriksaan radiologis.21
sendi menjadi tidak beraturan dan