Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “R” (20TH) DENGAN GANGGUAN

SISTEM PERNAFASAN: CA PARU

Disusun Oleh:
Pebriana Dwi Puji Astuti
Putri Anisa
Sefria Arjun Nirwana
Silvana Octaviana
Veronica Novi Milasari

Dosen pembimbing:
Ns. Dheni Koerniawan,M.Kep

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS PALEMBANG 2017
SOAL 4

Tn”R” (20th) yang memiliki riwayat merokok sejak kelas 6 SD mengeluh

dalam 3 bulan terakhir mengalami batuk, nyeri punggung bawah (low back pain),

dan penurunan berat badan 11,3 kg. Sebelumnya klien dirawat karena pneumonia

setelah difoto thoraks yang menunjukkan peningkatan opasitas pada paru kanan.

Hasil CT-scan: massa di hiluus superior dekstra dan mediastinal limfadenopati.

Pada pemeriksaan berikutnya ditemukan penyakit metastasis disfus. Biopsy

mediastinal menunjukkan tumor epitcloid berdiiferensiasi rendah, neutrophil

infitrasi, dan diiferensiasi skuamosa, Hb: 12,6 gr/ml, Ht: 39,1%, trombosit dari

312.000/mm3 menjadi 3371.000 mm3, leukosit dari 7.520 mm3 menjadi 8.000

mm3.
ANALISA KASUS

No Aspek Teori Kasus Data yang perlu dikaji


lebih lanjut
1 Faktor Risiko a. Merokok Merokok
b. Polusi udara
2 Etiologi a. Merokok Merokok, sejak kelas a. faktor genitik yang
Rokok adalah faktor utama yang menyebabkan 6 SD dapat menyebabkan
terjadinya Ca paru. Semakin banyak rokok dihisap terjadinya ca paru,
semakin besar resiko terjadinya Ca paru. Asap b. Lingkungan
tembakau mengandung lebih dari 4.000 senyawa lingkungan adalah
kimia yang dapat memicu terjadinya kanker apru. salah satu pemicu
Karsinogenik utama didalam asap tembakau yaitu seseorang dapat
nitrosamines dan polycyclic aromatic mengalami ca paru,
hydrocarbons (Jusuf, 2005) selain rokok yaitu
b. Paparan asbes adanya polusi udara dan
Paparan aspek yaitu suatu serat yang dapat perokok pasif.
menetap didalam jaringan paru seiring dengan c. Makanan
seringnya tetpapar pajanan asbes. Orang yang tidak
merokok cenderung memiliki resiko yang paling
tinggi terkena ca paru dikarenakan menetapnya
asap rokok pada paru apabila terpapar dengan
orang perokok
c. Genetik (faktor keturunan)
Keluarga yang memiliki mayoritas kanker
paru cenderung beresiko menyebabkan terjadinya
kanker paru
d. Kekurangan vitamin A, E dan
Kandungan betakaroten pada vitamin A, E
dan C mampu mencegah terjadinya kanker (Dodi,
2011)

3 Manifestasi a. Gejala awal a. Batuk a. Batuk beserta dahak


Klinis Stridor local dan dyspnea ringan yang b. Nyeri b. Batuk beserta darah
disebbakan oleh abstruksi pada bronkus punggung c. Nyeri dada
b. Gejala umum bawah d. Demam
Menurut Arifin (2008), manifestasi klinis c. Penurunan
yang sering muncul pada pasien yang mengalami berat badan
ca paru yaitu: (11,3 kg)
1) Batuk yang terus memburuk
2) Haemoptisisyaitu adanya sputum yang
bercampur darah karena adanya ulserasi pada
permukaan tumor
3) Bronchitis
4) Nyeri dada
5) Kehilangan berat badan
6) Kesulitan bernafas, seperti sesak nafas atau
mengi
7) Demam

4 Komplikasi Konplikasi yang dapat muncul, yaitu: Pneumonia yaitu a. Bronchitis, dikarenakan
a. Efusi pleura, terjadi karena sel kanker peningkatan opasitas salah satu penyebab
memprodukasi cairan sehingga terdapat pada paru kanan bronchitis yaitu rokok
penumpukan cairan didalam rongga pleura b. Infeksi saluran
b. Sindrom vena kava superior. Muncul akibat pernafasan karena
penekanan atau invasi massa ke vena cava adanya infeksi pada
superior, sehingga menimbulkan gejala ini. rongga dada
c. Obstruksi bronkus. Terjadi karena sel kanker
intrabronkial menyumbat langsung atau sel
kanker di luar bronkus menekan bronkus sehingga
terjadi sumbatan
d. Invasi Dinding Toraks,
e. Batuk darah (Hemoptisis)
f. Kompresi penekanan Esofogus,
g. Kompresi sumsum tulang. Biasanya terjadi karena
efek samping obat maupun radiasi. Gejala yang
paling sering muncul adalah leucopenia dan
trombositopenia
h. Metastasis sel kanker ke bagian tubah yang lain.
Merupakan komplikasi paling umum pada kasus
kanker. Bisa terjadi secara intrapulmonal maupun
i. ekstrapulmonal seperti metastasis ke tulang
maupun ke otak. (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia. 2003:17 )

5 Penatalaksanaan Tujuan pengobatan kanker dapat berupa : a. CT-scan didapat


Medis 1. Kuratif. Memperpanjang masa bebas penyakit dan adanya massa di
meningkatkan angka harapan hidup klien. hillus superior
2. Paliatif. Mengurangi dampak kanker, dekstra dan
meningkatkan kualitas hidup. mediastinal
3. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. limfadenopati,
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis b. Biopsy, adanya
kanker baik pada pasien maupun keluarga. tumor epitcloid
4. Suportif. Menunjang pengobatan kuratif, paliatif berdiferensiasi
dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi rendah,
darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti neutrophil
infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, infiltrasi, dan
Rencana Asuhan Keperawatan, 2000). diferensiasi
Penatalaksanaan klien dengan kanker paru adalah: skuamosa
a. Pembedahan. Tujuan pada pembedahan
kanker paru sama seperti penyakit paru lain,
untuk mengangkat semua jaringan yang sakit
sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru – paru yang tidak
terkena kanker.
b. Toraktomi eksplorasi. Untuk mengkomfirmasi
diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks
khususnya karsinoma, untuk melakukan
biopsi.
c. Pneumonektomi pengangkatan paru
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan
lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.
d. Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada
satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula
emfisematosa, abses paru, infeksi jamur dan
tumor jinak tuberkulosis.
e. Resesi segmental. Merupakan pengankatan
satau atau lebih segmen paru.
f. Resesi baji. Tumor jinak dengan batas tegas,
tumor metas metik, atau penyakit peradangan
yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan
dari permukaan paru –paru berbentuk baji
(potongan es).
g. Dekortikasi. Merupakan pengangkatan bahan
– bahan fibrin dari pleura viscelaris.
h. Radiasi Pada beberapa kasus, radioterapi
dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa
juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada
tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi
efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh
darah/ bronkus.
i. Kemoterapi. Kemoterapi digunakan untuk
mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil
atau dengan metastasi luas serta untuk
melengkapi bedah atau terapi radiasi.
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan NOC: Status pernafasan: NIC: Manajemen jalan nafas
dengan sputum yang berlebihan. kepatenan jalan nafas intervensi:
Data Subjek: Kriteria Hasil: a. Ajarkan pasien batuk efektif
pasien mengatakan batuk sudah 3 bulan a. Frekuensi pernafasan b. Monitoring status pernafasan
Data Objektif: dipertahankan pada level 5 dan oksigen
a. pasien tampak batuk (20x/menit) c. Auskultasi suara nafas dan
b. foto thoraks menunjukkan adanya peningkatan b. Irama pernafasan jalan nafas
opasitas paru kanan dipertahankan pada level 5 d. Bantu pasien untuk
c. CT-scan menunjukkan adanya massa di hillus (Sonor) membuang sekret dengan cara
superior dekstra dan mediastinal limfadenopati. c. Kedalaman inspirasi batuk
d. Adanya penyakit metastasis disfus pada pertahankan pada level 5 e. Lakukan fisioterapi dada
pemeriksaan berikutnya (vesikuler) f. Ajarkan pasien bernafas pelan
e. Biopsy menunjukkan adnya tumor epitcloid d. Batuk dipertahankan pada dan dalam
berdiferesiasi rendah, neutrophil infiltasi, dan level 3 (cukup) dan g. Posisikan pasien semi fowler
diferensiasi skuamosa ditingktkan ke level 5 agar pasien rileks untuk batuk
Pemeriksaan laboratorium: (tidak ada) h. Berikan pasien obat untuk
a. Hb 12,6 gr/mL menghilangkan batuk dan
b. Ht 39,1% meringankn sekret
c. Trombosit dari 312.000/mm3 menjadi
371.000/mm3
d. Leukosit dari 7.520/mm3 menjadi
8.000/mm3
2 Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis NOC: Toleransi terhadap NIC: Manajemen Nyeri
(Karsioma) aktivitas Intervensi:
Data subjektif: a. Lakukan pengkajian nyeri
pasien mengatakan nyeri didaerah punggung bawah b. Libatkan keluarga dalam
Data objektif: Kriteria Hasil: modalitas penurunan nyeri
a. pasien tampak menahan nyeri a. Nyeri yang dilaporkan c. Berikan informasi tentang
b. foto thoraks menunjukkan adanya peningkatan dipertahankan pada level 5 nyeri
opasitas paru kanan (tidak ada) d. Bantu pasien istirahat/ tidur
c. CT-scan menunjukkan adanya massa di hillus b. Panjang epidose nyeri untuk mengurangi nyeri
superior dekstra dan mediastinal limfadenopati. dipertahankan pada level 5 e. Kontrol nyeri pasien
d. Adanya penyakit metastasis disfus pada (tidak ada) f. Kolaborasi pemberian obat
pemeriksaan berikutnya c. Mengerang dan menangis penghilang nyeri
e. Biopsy menunjukkan adnya tumor epitcloid dipertahankan pada level 5
berdiferesiasi rendah, neutrophil infiltasi, dan (tidak ada)
diferensiasi skuamosa d. Ekspresi nyeri wajah
Pemeriksaan laboratorium: dipertahankan pada level 5
a. Hb 12,6 gr/mL (tidak ada)
b. Ht 39,1% e. Tidak bisa beristirahat
c. Trombosit dari 312.000/mm3 menjadi dipertahankan pada level 5
371.000/mm3 (tidak ada)
d. Leukosit dari 7.520/mm3 menjadi 8.000/mm3 f. Agitasi dipertahankan pada
level 5 (tidak ada)
g. Ketegangan otot
dipertahankan pada level 5
(tidak ada)
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NOC: Status Nutrisi NIC: Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan faktor biologis (Karsinoma) Kriteria Hasil: Intervensi:
Data subjektif: a. Asupan nutrisi a. Identifikasi intoleransi
Pasien mengatakan berat badannya berkurang dipertahankan pada level 3 makanan
Data objektif : dan ditingkatkan pada b. Tentukan makanan yang
a. Tampak berat badan menurun yaitu 11,3 kg level 5 pasien inginkan
b. foto thoraks menunjukkan adanya peningkatan b. Asupan cairan c. Tentukan status gizi pasien
opasitas paru kanan dipertahankan pada level 3 d. Bantu pasien dalam
c. CT-scan menunjukkan adanya massa di hillus dan ditingkatkan pada pemenuhan nutrisi
superior dekstra dan mediastinal limfadenopati. level 5 e. Tentukan jumlah kalori dan
d. Adanya penyakit metastasis disfus pada c. Energi dipertahankan pada jenis nutrisi untuk pasien
pemeriksaan berikutnya level 3 dan ditingkatkan f. Kolaborasi pemberian diet
e. Biopsy menunjukkan adnya tumor epitcloid pada level 5 pasien
berdiferesiasi rendah, neutrophil infiltasi, dan d. Rasio berat badan g. Ajarkan pasien perawatan
diferensiasi skuamosa dipertahankan pada level 3 mulut sebelum makan
Pemeriksaan laboratorium: dan ditingkatkan pada h. Kolaborasi pemberian obat
a. Hb 12,6 gr/mL level 5 untuk meningkatkan nafsu
b. Ht 39,1% e. Hidrasi dipertahankan makan
c. Trombosit dari 312.000/mm3 menjadi pada level 5 i. Anjurkan keluarga untuk
371.000/mm3 membawa makanan favorit
d. Leukosit dari 7.520/mm3 menjadi 8.000/mm3 pasien
j. Monitori kalori dan asupan
makanan

Anda mungkin juga menyukai