Anda di halaman 1dari 3

NAMA: MARTA ULI MANALU

NIM: 170502097

1.

1) Digital Impact

Saat ini, proses digitalisasi di tengah masyarakat terjadi lebih cepat. Hubungan sosial
antarmasyarakat juga berubah. Begitu pula cara membeli dan mengkonsumsi barang.
Dari sisi digital impact, penetrasi pengguna internet di Indonesia sangatlah besar.
Data yang dirilis Hootsuite pada Januari 2020, tercatat pengguna internet di Indonesia
mencapai 175,4 juta jiwa atau setara dengan 64% dari total penduduk Indonesia dan
dari 175,4 juta jiwa tersebut 93,5% di antaranya aktif di media sosial. Hal ini selaras
dengan hasil survei yang dilakukan oleh Alvara Research Center pada 2019,
mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet 4-6 jam dalam satu hari.

2) Social Impact

Sementara dari sisi social impact, kehidupan sosial masyarakat dunia termasuk
Indonesia berubah drastis di kala pandemi. Mobilitas penduduk antarnegara berkurang
sangat signifikan. Banyak destinasi wisata menutup pintu bagi wisatawan yang akan
berkunjung. Kebutuhan akan wisata di masa pandemi ini sebenarnya tidaklah luntur.
Kejenuhan selama pembatasan sosial adalah penyebabnya. Survei yang dilakukan
Alvara Research Center menyebutkan, aktivitas yang paling diinginkan publik saat
new normal adalah berwisata. Dunia kerja juga berubah, meski sekarang beberapa
kantor sudah mulai dibuka, namun mayoritas kantor-kantor masih menerapkan
kebijakan karyawannya untuk bekerja di rumah. Demikian juga dengan kebijakan
sekolah yang masih dilakukan secara daring, meski ada banyak keluhan dari orang tua
dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, tapi publik suka tidak suka
harus mulai beradaptasi dengan pola pembelajaran ini. Di sisi lain, pandemi Covid-19
di Indonesia membangkitkan solidaritas masyarakat Indonesia. Tingkat donasi
meningkat tajam karena karakter gotong royong masyarakat Indonesia menjadi salah
satu kekuatan utama kita dalam mengurangi dampak ekonomi yang ditimbulkan
Covid-19. Publik berbondong-bondong menyalurkan bantuannya, baik dalam bentuk
tunai maupun barang kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
3) Consumption Impact

Ketiga adalah consumption impact. Pola konsumsi masyarakat juga berubah cukup
signifikan. Penurunan daya beli berpengaruh cukup besar terhadap perubahan
konsumsi masyarakat. Situasi ekonomi yang serba tidak pasti menyebabkan publik
lebih memprioritaskan membeli kebutuhan pokok dan produk-produk terkait
kesehatan.

Contohnya pada Shopee. Bisnis perdagangan secara elektronik (e-commerce) meningkat


tajam di masa pandemi Covid-19. Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja dalam diskusi
daring Peran E-Commerce Jaga Roda Ekonomi di Tengah Pandemi, kemarin, mengatakan
perilaku masyarakat dalam berbelanja kini telah bergeser dari berbelanja di toko secara fisik
ke toko daring. Bahkan, masyarakat kini mulai tak ragu lagi berbelanja kebutuhan pokok di
toko daring yang tersedia di marketplace. Perubahan lainnya, banyak orang yang berbelanja
untuk memenuhi kebutuhan hobi yang biasanya dilakukan di luar rumah kini dilakukan di
rumah. Misalnya, olahraga dari rumah hingga berbelanja tanaman atau dekorasi rumah.
Shopee mencatat ada 260 juta transaksi sepanjang kuartal II 2020 dengan rata-rata lebih dari
2,8 juta transaksi per hari. Pihaknya mengembangkan metode pembayaran dengan transfer
via bank hingga dibayar langsung menggunakan sistem Cash On Delivery (COD) untuk
mengakomodasi masih banyaknya masyarakat yang belum bankable. Ia melihat perubahan
yang terjadi akan berlangsung dalam jangka panjang karena pandemi mempercepat adopsi e-
commerce dan aplikasi digital dalam kehidupan masyarakat.

2. Perubahan perilaku konsumen saat ini tentu saja terjadi karena adanya dorongan dari
perubahan kondisi yang memaksa mereka untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut. Namun,
ada kemungkinan perilaku konsumen saat ini bertahan hingga jangka waktu yang cukup
lama. Hal ini disebabkan karena konsumen pun membutuhkan waktu untuk melakukan
penyesuaian kembali pada kebiasaan dan perilaku lama mereka. Konsumen tentu saat ini
sudah terbiasa untuk berbelanja atau melakukan aktivitas dengan kontak fisik yang minim
dan melakukan protokol kesehatan kapan dan dimana saja karena masih belum merasa aman
sejak hadirnya pandemi ini.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Accenture mengenai pergeseran kebiasaan


masyarakat saat pandemi, terdapat beberapa kebiasaan yang akan bertahan pada jangka waktu
lama, yaitu:
1) Konsumen menjadi lebih aware dengan kesehatan

Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi ini mendorong konsumen untuk lebih peduli dengan
kesehatannya untuk meminimalisir penularan virus Corona. Orang-orang akan terbiasa untuk
mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer pada saat keluar rumah. Selain itu,
masyarakat akan terbiasa untuk melakukan social distancing untuk mencegah persebaran
virus apabila pandemi muncul kembali.

2) Lebih mendukung bisnis lokal

Meningkatnya berbagai bisnis rumahan nyatanya sesuai dengan jumlah demand konsumen.


Ditambah dengan munculnya gerakan mendukung bisnis lokal yang dilangsungkan pada
media sosial sebagai dukungan bagi pelaku bisnis yang membuka bisnis di tengah pandemi
sehingga konsumen lebih banyak memilih untuk  membeli produk hasil produksi rumahan
sebagai bentuk support pada bisnis lokal.

Anda mungkin juga menyukai