Anda di halaman 1dari 18

Filsafat Fisika

HAKIKAT FILSAFAT ILMU

DISUSUN OLEH:
UTIA RAHMAH (8206175002)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Fisika.
Terima kasih kepada bapak Dr. Nurdin Siregar, M.Si. yang telah membimbing
dalam penyusunan makalah ini. Pada makalah ini terdapat beberapa bahasan
mengenai sejarah dan perkembangan filsafat ilmu, peran dan fungsi filsafat ilmu
serta kegunaan filsafat ilmu. Namun, pada makalah ini tidak membahasnya secara
mendalam dan terperinci. Sehingga, untuk lebih memahami materi tersebut lebih
dalam lagi pembaca dianjurkan untuk membaca buku-buku lain lagi sebagai
referensi tambahan dari makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami penulis mengucapkan terimakasih karena
telah berkenan membaca makalah ini.

Medan, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................2
1.1. Latar Belakang....................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3. Tujuan.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS.........................................................................4
2.1. Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu..................................................4
2.1.1. Zaman Yunani Kuno................................................................5
2.1.2. Zaman Islam.............................................................................6
2.1.3. Zaman Renaisence....................................................................7
2.1.4. Zaman Kontemporer.................................................................8
2.2. Tujuan dan Fungsi Filsafat Ilmu.........................................................8
2.3. Kegunaan Filsafat Ilmu.......................................................................9
BAB III PENUTUP............................................................................................14
3.1. Kesimpulan.........................................................................................14
3.2. Saran...................................................................................................14
RUJUKAN..........................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Filsafat modern merupakan pembagian dalam sejarah filsafat barat
pada abad ke-17 hingga awal abad ke-20, sekaligus menjadi tanda
berakhirnya era skolastisisme. Zaman filsafat modern dimulai sejak
munculnya rasionalisme lewat pemikiran Descartes, seorang filsuf
terkemuka di zaman modern. Pada masa ini rasionalisme semakin kuat,
sehingga tidak mudah menentukan mulai dari kapan filsafat abad
pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa abad pertengan itu
berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa renaisance, yang
ditandai dengan lahirnya masa modern.

Satu hal yang menjadi perhatian pada masa renaisance yaitu


perkembangannya. Timbulnya ilmu pengetahuan yang modern,
berdasarkan metode eksperimental dan matematis, menjadikan segala
sesuatunya mengutamakan logika dan empirisme terutama bidang ilmu
pengetahuan. Dari sudut pandang sejarah, pada masa ini filsafat barat
menjadi perbincangan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf menampilkan
argumentasinya dengan cara khas, dan tidak jarang mereka melemparkan
kritik yang tegas, kasar, sinis dan pragmatis. Sejarah filsafat pada masa
modern ini meliputi beberapa masa.

Banyak orang pada masa sekarang tidak mengetahui apa itu filsafat,
baik orang yang hidup di lingkungan pendidikan maupun yang jauh dari
pendidikan, seperti dipedesaan maupun diperkotaan, walaupun sebenarnya
mereka sudah melakukan filsafat dalam kehidupannya. Kita sering
merenung, berfikir tentang hal yang harus kita capai apabila kita selesai
kuliah nanti, dalam perenungan itu banyak sekali pertanyaan-pertanyaan
yang muncul dan pilihan-pilihan alternatif jawaban dari setiap pertanyaan
yang muncul tersebut. Apabila kita terus melakukan pencarian dari

iii
jawaban pertanyaan tadi dengan menggunakan berbagai metode sampai
mendapatkan kebenarannya maka akan lahirlah sebuah pengetahuan untuk
kita.

Dari gambaran sederhana tadi dapat kita ketahui bahwa filsafat itu
merupakan tindakan memikirkan, merenungkan segala sesuatu secara
mendalam sampai keakar-akarnya. Semua yang kita kenal pada saat ini
bukanlah terlahir brgitu saja tetapi hal itu terlahir dari pemikiran-
pemikiran filsuf terdahulu dengan melakukan filsafat. Hal ini mendorong
manusia untuk memikirkan kembali pengertian tentang kebenaran. Karena
setiap terjadi perubahan akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang
berlaku, karena antara perubahan peradaban dengan cara berpikir manusia
terdapat hubungan timbal balik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja sejarah dan perkembangan Filsafat Ilmu?
2. Apa saja tujuan dan fungsi Filsafat Ilmu?
3. Apa saja kegunaan Filsafat Ilmu?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan Filsafat Ilmu
2. Mengetahui tujuan dan fungsi Filsafat Ilmu
3. Mengetahui kegunaan Filsafat Ilmu

iv
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Sejarah dan Perkembangan Filsafat Ilmu


Berbicara asal muasal filsafat ilmu tentu tidak akan lepas dari filsafat
yunani kuno dan aliran yan dianutnya, dimana perkembangan filsafat
dimulai dari yunani dan filsafat yang tertua juga berasal dari yunani.
Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan
keadaan alam, dunia dan lingkungan disekitar mereka dan tidak
menggantungkan diri kepada gama untuk mencari jawaban atas pertanyaan
yang muncul. Orang yunani yang pertama diberi gelar filsuf adalah Thales
dari Mileta, tetapi filsuf-filsuf yunani yang terbesar adalah Socrates, Plato
dan Aristoteles.

Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang bukanlah muncul secar


tiba-tiba tetapi melalui beberapa tahapan dan evolusi. Banyak literatur
yang kita dapatkan mengatkan bahwa tonggak awal berkembangnya ilmu
pengetahuan dalam sejarah peradaban manusia berasal dari yunani.
Perkembangan ilmu ini dilatarbelakangi dengan perubahan paradigma dan
pola pikir yang berkembang saat itu. Dengan paradigma ini, ilmu
pengetahuan berkembang sangat pesat karena menjawab persoalan
disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan kepercayaan terhadap
mitologi atau tahayul yang irrasional. Setelah kemajuan filsafat pada
zaman Yunani yang begitu luar biasa, sejarah filsafat mencatat bahwa pada
abad pertengahan (400- 1500 M) filsafat berfungsi sebagai alat untuk
pembenaran atau justifikasi ajaran agama (The philosophy as a hand
maiden of theology). Sejauh filsafat bisa melayani teologi, ia bisa

v
diterima. Namun, filsafat yang dianggap bertentangan dengan ajaran
agama atau gereja, ditolak dan kebebasan berfikir pun dipangkas.

Secara garis besar, periodeisasi sejarah perkembangan filsafat ilmu


pengetahuan menjadi empat periode: pada zaman Yunani kuno, pada
zaman Islam, pada zaman renaisans dan modern, dan pada zaman
kontemporer.

2.1.1. Zaman Yunani Kuno

Yunani kuno sangat identik dengan filsafat. Ketika kata Yunani


disebutkan, maka yang terbesit di pikiran para peminat kajian keilmuan
bisa dipastikan adalah filsafat. Padahal filsafat dalam pengertian yang
sederhana sudah ada jauh sebelum para filsuf klasik Yunani menekuni dan
mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang
sangat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-
generasi setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin
ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang.

Seiring dengan berkembangannya waktu, filsafat dijadikan sebagai


landasan berfikir oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan.
Karena itu, periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin
untuk memasuki peradaban baru umat manusia. Inilah titik awal manusia
menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya
dan alam jagad raya.

Periode setelah Socrates disebut dengan zaman keemasan kelimuan


bangsa Yunani, karena pada zaman ini kajian-kajian kelimuan yang
muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia.
Tokoh yang sangat menonjol adalah Plato (429-347 SM), yang sekaligus
murid Socrates. Plato, yang hidup di awal abad ke-4 SM adalah seorang
filsuf earliest (paling tua) yang tulisan-tulisannya masih menghiasi dunia
akademisi hingga saat ini. Karyanya Timaeus merupakan karya yang

vi
sangat berpengaruh di zaman sebelumnya, dalam karya ini ia membuat
garis besar suatu kosmogoni yang meliputi teori musik yang ditinjau dari
sudut perimbangan dan teori-teori fisika dan fisiologi yang diterima pada
saat itu. Masa keemasan kelimuan bangsa Yunani terjadi pada masa
Aristoteles (384- 322 SM). Ia adalah murid Plato, walaupun ia tidak
sepakat dengan gurunya mengenai soal-soal mendasar. Khususnya, ia
menganggap matematika sebagai suatu abstraksi dari kenyataan ilmiah.
Dan ia berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan besar filsafat
yang dipersatukannya dalam satu sistem: logika, matematika fisika, dan
metafisika. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang
disebut silogisme.

2.1.2. Zaman Islam

Islam sangat menghargai ilmu, ini terlihat sejak kemunculan agama


Islam itu sendiri yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dominasi para
teolog pada masa ini mewarnai aktivitas ilmiah pergerakan ilmu
pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari semboyan yang berlaku bagi ilmu
pada masa itu adalah ancillla theologia atau abdi agama atau dengan kata
lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama.
Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa
wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Inilah yang dianggap
sebagai salah satu penyebab masa ini disebut dengan Abad gelap (dark
age). Usaha-usaha menghidupkan kembali keilmuan hanya sesekali
dilakukan oleh raja-raja besar seperti Alfred dan Charlemagne.

Keilmuan berkembang pada zaman Islam klasik (650-1250 M).


Keilmuan ini dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya
kedudukan akal seperti yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadis. Persepsi
ini bertemu dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan
sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di Dunia
Islam Zaman Klasik, seperti Alexandria (Mesir), Jundisyapur (Irak),

vii
Antakia (Syiria), dan Bactra (Persia). W. Montgomery Watt
menambahkan lebih rinci bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir diduduki
oleh orang Arab pada abad ketujuh, ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani
dikembangkan di berbagai pusat belajar.

Pada zaman itu bangsa Arab juga menjadi pemimpin di bidang Ilmu
Alam. Istilah zenith, nadir, dan azimut membuktikan hal itu. Angka yang
masih dipakai sampai sekarang, yang berasal dari India telah dimasukkan
ke Eropa oleh bangsa Arab. Sumbangan sarjana Islam dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga bidang yaitu: a. Menerjemahkan
peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskan sedemikian rupa,
sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini; b. Memperluas
pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi,
ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan. c. Menegaskan sistem
desimal dan dasar-dasar aljabar.

2.1.3. Zaman Renaissance

Memasuki masa renaisans, Otoritas Aristoteles tersisihkan oleh


metode dan pandangan baru terhadap alam yang biasa disebut Copernicn
Revolution yang dipelopori oleh sekolompok saintis antara lain
Copernicus, Galileo Galilei dan Isaac Newton yang mengadakan
pengamatan ilmiah serta metode-metode eksperimen atas dasar yang kuat.
Pembicaraan tentang filsafat ilmu, ditandai dengan munculnya Roger
Bacon, Bacon menanggapi bahwa ilmu sempurna tidak boleh mencari
untung namun harus bersifat berpikir kritis. Menurutnya ilmu harus
dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia dibumi, dan ilmu-ilmu
berkembang dan nyata dalam kehidupa manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan modern yang berdasar pada metode


ekdperimental dan matematis memasuki abad XVI mengakibatkan
pandangan Aritotelian yang menguasai seluruh abad pertengahan akhirnya
ditinggalkan. Bacon mengarang Novum Organom untuk menggantikan

viii
teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru. Seluruh asas
filsafatnya bersifat praktis yaitu menjadikan manusia menguasai alam
melalui penemuan ilmiah. Menurut Bacon jiwa manusia yang berakal
mempunyai kemampuan ingata, daya khayal, dan akal. Ketiga aspek
tersebut merupakan dasar segala pengetahuan.

Sebagai pelopor perkembangan filsafat ilmu pengetahuan, Roger


Bacon juga menguraika tentang logika. Bacon menyusun logika dalam
empat macam keterampilan yaitu bidang penemuan, bidang perumusan
kesimpulan yang tepat, bidang mempeprtahankan apa yang sudah
dimengerti dan bidang pengajaran. Bacon mengatakan logika yang
digunakan sejak zaman aristoteles lebih merugikan daripada
menguntungkan.

Di abad ini muncul sejumlah tokoh yang pemikirannya erat kaitannya


dengan perkembangan filsafat ilmu, antara lain William Whewel yang
mendukung adanya intuisi, pertama-tama dalam ilmu pasti mengenai
aksioma-aksioma (pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran
tanpa pembuktian) paling dasar. Auguste Comte menyatakan bahwa sejak
zaman teologis dan metafisis sudah ada zama ilmu positif yang defenitif.
Dalam hal ilmu positif Comte membedakan pengetauan menjadi enam
macam ilmu, dari yang paling abstrak yaitu matematika, ilmu falak, fisika,
kimia, ilmu hayat, dan sosiologi. Matematika dipandang sebagai ilmu
deduktif, sedangkan ilmu lima lainnya dalam keadaan mendekati deduktif.
Dalam hal ini Comte berusaha menadakan kesatuan antar ilmu pasti dan
ilmu empiris.

2.1.4 Zaman Kontemporer

Filsafat kontemporer diawali pada awal abad ke-20, ditandai oleh


variasi pemikiran filsafat yang sangat beragam dan kaya. Mulai dari
analisis bahasa, kebudayaan, kritik sosial, metodologi (fenomenologi,
heremeutika, strukturalisme), filsafat hidup (eksistensialisme), filsafat
ilmu, sampai filsafat tentang perempuan (feminisme). Tema-tema yang

ix
banyak dibahas dalam oleh para filusuf dari periode ini antara lain tentang
manusia dan bahasa manusia, ilmu manusia, dan isu-isu aktual yang
berkaitan dengan budaya, sosial, poloitik, ekonomi, teknologi, moral, ilmu
pengetahuan dan hak asasi manusia.

Ciri lainnya adalah filsafat dewasa ini ditandai oleh profesionalisasi


disiplin filsafat. Maksudnya, para filusuf bukan hanya profesional di
bidangnya masing-masing, tetapi juga mereka telah membentuk
komunitas- komunitas dan asosiasi-asosiasi profesional di bidang-bidang
tertentu berdasarkan pada minat dan keahlian mereka masing-masing.
Oleh sebab itu, profesionalisasi disiplin filsafat pun tampak dengan jelas
dari munculnya jurnal-jurnal terkemuka dalam bidang filsafat. Ada cukup
banyak jurnal filsafat, baik yang diterbitkan dalam bentuk cetak maupun
elektronik.

2.2. Tujuan dan Fungsi Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat. Oleh karena itu,
tujuan dan fungsi filsafat ilmu tidak dapat lepas dari tujuan dan fungsi
filsafat itu sendiri. Berdasarkan dari beberapa pendapat tentang berbagai
pengertian filsafat, maka tujuan umum filsafat adalah sebagai berikut :

a. Dengan berfilsafat kita lebih memanusiakan diri, lebih mendidik dan


membangun diri.
b. Dapat mempertahankan sikap objektif dan mendasarkan pendapat atas
pengetahuan yang objektif, tidak berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
simpati atau antipati saja.
c. Mengajar dan melatih untuk berpandangan yang lebih luas.
d. Dengan filsafat diharapkan menjadi manusia yang dapat berpikir secara
kritis.

Filsafat dengan fungsinya sebagai Mater Scientinarum (induk ilmu


pengetahuan) berarti mencakup semua ilmu pengetahuan khusus. Fungsi
filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan dalam memahami

x
berbagai konsep dan teori disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk
membangun teori ilmiah. Manfaat lain dalam mengkaji filsafat, yaitu:

a. Tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual.


b. Krisis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan.
c. Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu.
d. Mempertanggungjawabka metode keilmuan secara logis dan rasional.
e. Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid. f. Berpikir
sintetis- aplikatif.

2.3. Kegunaan Filsafat Ilmu


Berdasarkan pemahaman dasarnya, persepsi ini tidak tepat, meskipun
di dalamnya terkandung manfaat. Secara khusus, filsafat merupakan
perbincangan mencari hakikat sesuatu gejala atau segala hal yang ada.
Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu apapun , tumpuan segala
hal, jika salah tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan. Apabila
kehidupan berpengetahuan itu diibaratkan sebuah pohon maka filsafat
adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan langsung dengan sumber
kehidupan pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan
buah menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan. Berdasarkan hasil
penelitian, ilmu pengetahuan berhubungan dengan apa yang terlihat atau
yang biasa disebut menggejala atau mewujud. Terlebih lagi kaum awam,
ia hanya dapat melihat sesuatu secara langsung atau yang berhubungan
secara langsung, khusunya menjawab kebutuhan nyata dirinya sendiri.

Dalam perbincangan lebih nyata, filsafat mempersoalkan dan


membicarakan kembali akar masalah, baik berdasarkan ilmu pengetahuan
maupun pemahaman lain. Jadi, filsafat menyadarkan manusia terhadap apa
yang sudah biasa diyakini, digauli, digunakan, dan dilakukannya. Hal ini
penting! Sebagai contoh pada Matematika ,”Mengapa 5 x 5 lebih besar
daripada 4 x 4?” Umumnya, orang percaya begitu saja, bahkan
mempercayainya apa yang dikatakan orang lain, seperti guru atau orang
tua dan kakaknya. Jawaban yang sebenarnya adalah adanya kesepakatan
bahwa sebutan angka 5 lebih tinggi nilainya daripada 4. Dengan catatan,

xi
angka berikutnya lebih tinggi dari pada angka sebelumnya. Filsafat
mengatakan,” Ingatlah di balik matematika itu ada suatu kesepakata, jika
kesepakatannya tidak demikian, belum tentu 5 x 5 lebih besar daripada 4 x
4.

Cara berpikir filsafati telah mendokrak pintu serta tembok-tembok


tradisi dan kebiasaan, bahkan telah menguak mitos dan miteserta
meninggalkan cara berpikir mistis. Lalu pada saat yang sama telah pula
berhasil mengembangkan cara berpikir rasional, luas dan mendalam,
teratur dan terang, integral dan koheren, metodis dan sistematis, logis,
kritis, dan analitis.

Karena itu, ilmu pengetahuan pun semakin bertumbuh subur, terus


berkembang, dan menjadi dewasa. Kemudian, berbagai ilmu pengetahuan
yang telah mencapai tingkat kedewasaan penuh satu demi satu mulai
mandiri dan meninggalkan filsafat yang selama itu telah mendewasakan
mereka. Itulah sebabnya, filsafat disebutssebagai mater scientiarum atau
induk segala ilmu pengetahuan. Itu merupakan fakta yang tidak dapat
diingkari, yang dengan jelas menunjukkan bahwa ia benar-benar telah
menampakkan kegunaannya lewat melahirkan, merawat, dan
mendewasakan berbagai ilmu pengetahuan yang begitu berjasa bagi
kehidupan manusia.

Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki
suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja. Filsafat senantiasa
mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun
selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas
yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu
sendiri.

Filsafat menggiring manusia kepengertian yang terang dan


pemahaman yang jelas. Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia
ketindakan dan perbuatan yang konkret berdasarkan pengertian yang
terang dan pemahaman yang jelas. Secara umum kegunaan filsafat :

xii
a) Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya.
b) Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita,
karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-
pertanyaan mendasar.
c) Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa
apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau
menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran. Filsafat
mengembangkan kemampuan kita dalam:
 Menalar secara jelas
 Membedakan argumen yang baik dan yang buruk
 Menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas
 Melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
 Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang
berbeda.
d) Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam
sejarah dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya
pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama,
pemerintahan, pendidikan dan karya seni.
e) Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan
pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.

Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat


yang telah ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga memberikan kita cara-
cara berfikir baru dan yang lebih kreatif dalam mengahadapi masalah yang
mungkin tidak dapat dipecahkan dengan cara lain.Kemampuan berfikir
secara jernih, menalar secara logis, dan mengajukan dan menilai argumen,
menolak asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian akan prinsip-
prinsip pemikiran dan tindakan yang koheren—semuanya ini merupakan
ciri dari hasil latihan dalam ilmu filsafat.

Secara khusus kegunaan filsafat :

xiii
Filsafat merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu,
fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara
keseluruhan, yakni:

a. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.


b. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral
terhadap pandangan filsafat lainnya.
c. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia.
d. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam
kehidupan
e. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam
berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum
dan sebagainya. Menurut Agraha Suhandi (1989)
f. Filsafat bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan
alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
g. Filsafat bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan
berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita
mengalami dan menyadari keberadaan kita.
h. Filsafat memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang
danmemecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat
persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.
i. Filsafat memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat
membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya
melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri).
j. Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri
(terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan
lainnya, sepertisosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
k. Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya
sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh
dengan berbagai mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia

xiv
keluar dari penjara itu.Filsafat ilmu membebaskan manusia dari
belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma.
l. Filsafat membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan
yang ilmiah dengan yang tidak ilmiah.
m. Filsafat memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian
disiplin ilmu yang ditekuni.
n. Filsafat memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin
ilmu.
o. Filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif
dan penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara
logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam
pemenuhan kebutuhannyauntuk mencapai hidup yang sejahtera.
p. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode
keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami
dan dipergunakan secara umum.

Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat adalah untuk


memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori
sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori
ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua
fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya
mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan
theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena
kecil ataupun besar secara sederhana.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

xv
 Secara garis besar, periodeisasi sejarah perkembangan filsafat ilmu
pengetahuan menjadi empat periode: pada zaman Yunani kuno, pada
zaman Islam, pada zaman renaisans dan modern, dan pada zaman
kontemporer.
 Tujuan umum filsafat adalah sebagai berikut : a. Dengan berfilsafat kita
lebih memanusiakan diri, lebih mendidik dan membangun diri. b. Dapat
mempertahankan sikap objektif dan mendasarkan pendapat atas
pengetahuan yang objektif, tidak berdasarkan pertimbangan- pertimbangan
simpati atau antipati saja dan mengajar dan melatih untuk berpandangan
yang lebih luas. c. Dengan filsafat diharapkan menjadi manusia yang dapat
berpikir secara kritis.
 Secara khusus, filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat sesuatu
gejala atau segala hal yang ada. Artinya, filsafat merupakan landasan dari
sesuatu apapun , tumpuan segala hal, jika salah tentulah berbahaya,
sedikitnya akan merugikan.

3.2. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Saran serta kritik
konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

DAFTAR ISI

Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Bandung: Rineka Cipta

xvi
Ismaun. 2001. Filsafat Ilmu. Bandung : Terbitan Khusus

Jalaluddinn dan Abdulllah Idi. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media

Pratama Muhadjir, Noeng. 2001. Filsafat Ilmu: Positivisme, Post Positivisme dan

Post Modernisme. Yogyakarta : Rake Sarasin Salam

Sabri, Muhammad dkk. 2009. Filsafat Ilmu.  Makassar: Alauddin Press

xvii

Anda mungkin juga menyukai