Anda di halaman 1dari 140

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY

RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, NET PROFIT


MARGIN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Strata (S.1) Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Disusun Oleh.

ARUM MUTMAINAH
NIM. 161120001818

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL


ASSET TURNOVER, NET PROFIT MARGIN DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018)

Skripsi ini telah disetujui pembimbing dan siap untuk dipertahankan dihadapan
tim penguji skripsi program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Nama : Arum Mutmainah

Nim : 161120001818

Program Studi : Akuntansi

Disetujui Oleh Pembimbing

Pembimbing

Solikhul Hidayat, S.E., M.Si.

Tgl........................................

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL


ASSET TURNOVER, NET PROFIT MARGIN DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018)

Nama : Arum Mutmainah


Nim : 161120001818
Program Studi : Akuntansi

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan penguji


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Pada hari Sabtu tanggal 07 Maret 2020

Penguji I Penguji II

Aida Nahar, S.E., M.Si Fitri Ella Fauziah, S.E.,M.Si


NIDN. 0621117701 NIDN. 0024058201

Mengesahkan
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara

H. Much. Imron, S.E, M.M


NIY. 1 650802 97 011

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Program S-1 Program Studi
Akuntansi merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan
sebagai pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) dari
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara maupun dari perguruan tinggi lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah,
dan etika penulisan ilmiah.

Dengan ini menyatakan sebagai berikut:

1. Skripsi berjudul: “PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO


EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, NET PROFIT
MARGIN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018”
2. Saya juga mengakui bahwa hasil karya akhir ini, dapat diselesaikan
berkat bimbingan dan dukungan penuh dari pembimbing saya yaitu:
Bapak Sholikhul Hidayat, S.E.,M.Si.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima PENCABUTAN GELAR AKADEMIK yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Jepara, 20 Februari 2020

Arum Mutmainah
NIM. 161120001818

iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan. Dengan bermodal yakin

merupakan obat mujarab penumbuh semangat hidup”

PERSEMBAHAN:

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahan dalam segala hal.

2. Kedua orang tuaku, bapak Kemin dan Ibu Kasiyam yang senantiasa selalu

memberikan dukungan, doa, kasih sayang dan motivasi untuk saya.

3. Kedua kakakku, Yeni Nurul dan Sigid Supriwanto yang selalu memberikan

dukungannya kepada saya serta keponakan saya, Saga dan Galuh yang selalu

menghiburku.

4. Sahabat sahabat yang senantiasa memberiku dukungan

5. Almamaterku Universitas islam Nahdlatul Ulama Jepara

v
ABSTRAK

Judul :PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,


TOTAL ASSET TURNOVER, NET PROFIT MARGIN DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub sektor Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018)
Penulis : ARUM MUTMAINAH
NIM : 161120001818
Prodi : AKUNTANSI
Pembimbing : Sholikhul Hidayat, S.E., M.Si.
Penguji I : Aida Nahar,S.E., M.Si.
Penguji II : Fitri Ella Fauziah,S.E., M.Si.
Tanggal Ujian : 07 Maret 2020

Pertumbuhan Laba tidak bisa terlepas dari kinerja perusahaan yang tercermin
dalam rasio-rasio keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
dari Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit
Margin dan Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data
sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan tahun 2014-2018.
Populasi yang digunakan adalah perusahaan sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI dengan jumlah 25 perusahaan. Metode pemilihan sampel
adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak
13perusahaan. Metode analisis yang digunakan penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda dan pengolahan data menggunakan program IBM SPSS
versi 20.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara persial variabel Total Asset
Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba sedangkan variabel
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan
tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. Secara simultan menunjukkan
bahwa Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit
Margin dan Ukuran Perusahaan bersama-sama berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Laba.

Kata kunci : Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net
Profit Margin, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Laba

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karuniannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL

ASSET TURNOVER, NET PROFIT MARGIN DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada

Perusahaan Sub sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Periode 2014-2018)”.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tentu tidak terlepas dari

bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Karunia dan Kesehatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Dr. Sa’dullah Assaidi, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam

Nahdlatul Ulama Jepara.

3. Bapak Much. Imron, S.E, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.

4. Bapak H. Muhammad Ridlo, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

5. Bapak Solikhul Hidayat, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi arahan

serta memberi motivasi terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

vii
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Strudi Akuntansi yang telah memberikan

bekal ilmu kepada penulis selama menuntut ilmu di UNISNU Jepara.

7. Kedua orang tua saya, Bapak Kemin dan Ibu Kasiyam yang senantiasa

mendukung, memotivasi dan mendoakan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kedua kakakku Mbak Yeni dan Mas Sigid yang selalu memotivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini, serta kedua keponakanku Saga dan Galuh yang

senantiasa menghiburku di kala sedang capek.

9. Sahabat-sahabat saya Awang MR, Hidayatun Nikmah, Leni Widiyarsih,

Diyah Ayu, Alya Savika, Novika Putri, Eka Hesti, Rita Adelia,

Khumaidatur, Latifatun Nikmah, yang selalu senantiasa mendengar keluh

kesahkku, membantu, mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Serta semua teman teman seangkatan 2016 prodi akuntansi.

Semoga seluruh kebaikan serta bimbingan yang telah diberikan kepada

penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT. Selebihnya penulis mohon maaf

atas kesalahan dan ketidak sempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata,

penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jepara, 20 Februari 2020

Penulis

Arum Mutmainah
NIM. 161120001818

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................v

ABSTRAK..............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Ruang Lingkup..........................................................................................7

1.3 Rumusan Masalah......................................................................................7

1.4 Tujuan penelitian.......................................................................................9

1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................11

ix
2.1 Landasan Teori........................................................................................11

2.1.1 Pertumbuhan Laba............................................................................11

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan..............................................................13

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan..................................................................14

2.1.4 Current Ratio....................................................................................16

2.1.5 Debt to Equity Ratio.........................................................................17

2.1.6 Total Asset Turnover.........................................................................18

2.1.7 Net Profit Margin.............................................................................19

2.1.8 Ukuran Perusahaan...........................................................................20

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu.......................................................................21

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis...................................................................23

2.4 Perumusan Hipotesis................................................................................24

2.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba......................24

2.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba...........25

2.4.3 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba..........26

2.4.4 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba...............27

2.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba.............28

2.4.6 Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset

Turnover, Net .............Profit Margin dan Ukuran Perusahaan Secara

Simultan Terhadap Pertumbuhan Laba...........................................29

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................32

3.1 Jenis Penelitian........................................................................................32

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel...........................32

x
3.2.1 Variabel Penelitian............................................................................32

3.2.2 Definisi Operasional Variabel..........................................................32

3.3 Data dan Sumber Data.............................................................................35

3.4 Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel................................35

3.5 Metode Pengumpulan Data......................................................................37

3.6 Metode Pengolahan Data.........................................................................38

3.7 Metode Analisis Data...............................................................................39

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif..............................................................39

3.7.2 Uji Asumsi Klasik.............................................................................39

3.7.3 Analisis Regresi Liniear Berganda...................................................42

3.7.4 Uji Hipotesis.....................................................................................43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................45

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.........................................................45

4.2 Deskripsi Variabel...................................................................................47

4.3 Analisis Data............................................................................................51

4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif..............................................................51

4.3.2 Uji Asumsi Klasik.............................................................................53

4.3.3 Analisis Regresi Berganda................................................................58

4.3.4 Uji Hepotesis....................................................................................61

4.4 Pembahasan.............................................................................................65

4.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba......................65

4.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba...........67

4.4.3 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba..........68

xi
4.4.4 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba...............69

4.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba.............71

4.4.6 Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover

Net ..............Profit Margin dan Ukuran Perusahaan Secara Simultan

Terhadap PertumbuhanLaba.............................................................72

BAB V PENUTUP.................................................................................................73

5.1 Kesimpulan..............................................................................................73

5.2 Saran........................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................76

Lampiran-lampiran.................................................................................................78

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu...................................................................21

Tabel 3. 1 Kriteria Perolehan Sampel...................................................................36

Tabel 3. 2 Perusahaan Yang menjadi Sampel.......................................................37

Tabel 3. 3 Dasar Pengambilan Keputusan Durbin-Watson...............................42Y

Tabel 4. 1 Kriteria Perolehan Sampel...................................................................46

Tabel 4. 2 Perusahaan Yang menjadi Sampel.......................................................46

Tabel 4. 3 Hasil Statistik Deskriptif......................................................................51

Tabel 4. 4 Uji Nomalitas.......................................................................................55

Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolinearitas..................................................................57

Tabel 4. 6 Hasil Uji Autokorelasi.........................................................................58

Tabel 4. 7 Hasil Uji Regresi Berganda.................................................................59

Tabel 4. 8 Hasil Uji t (Uji Parsial).......................................................................61

Tabel 4. 9 Hasil Uji F (Uji Simultan)....................................................................64

Tabel 4. 10 Hasil Koefisien Desterminasi............................................................65

xiii
DAFTAR GAMBAR

YGambar 1. 1 Pertumbuhan Sektor makanan dan minuman

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Teoritis............................................................23

YGambar 4. 1 Rata-rata Pertumbuhan Laba...............................................................

Gambar 4. 2 Rata-Rata Current Ratio....................................................................48

Gambar 4. 3 Rata-Rata Det to Equity Ratio...........................................................48

Gambar 4. 4 Rata-rata Total Asset Turnover.........................................................49

Gambar 4. 5 Rata-Rata Net Profit Margin.............................................................50

Gambar 4. 6 Rata-Rata Ukuran Perusahaan...........................................................50

Gambar 4. 7 Grafik Histogram..............................................................................54

Gambar 4. 8 Grafik Normal P-Plot........................................................................54

Gambar 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas............................................................56

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Populasi...................................................................................78

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Current Ratio.......................................................79

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio............................................81

Lampiran 4 Hasil Perhitungan Total Asset Turnover...........................................83

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Net Profit Margin.................................................85

Lampiran 6 Hasil Ukuran Perusahaan..................................................................87

Lampiran 7 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Laba...............................................89

Lampiran 8 Hasil Output SPSS 20........................................................................91

Lampiran 9 Tabel Uji t..........................................................................................96

Lampiran 10 Tabel Uji F.......................................................................................97

Lampiran 11 Tabel Durbin-Watson......................................................................98

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia usaha saat ini dituntut untuk lebih efektif dalam menjalankan

usahanya. Seiring dengan laju perekonomian dunia yang mengalami

perkembangan dan mewujudkan sistem ekonomi pasar bebas, perusahaan-

perusahaan ingin mengembangkan bisnis mereka menjadi kompratitif. Dalam

persaingan tersebut, akan terjadi seleksi yang tinggi. Dimana setiap perusahaan

dituntut untuk memenangkan persaingan tersebut dengan mengelola kinerja suatu

perusahaan sebaik dan seefektif mungkin [ CITATION Sit19 \l 1057 ] . Menurut

Juliana dan sulardi (2003) dalam Mahaputra (2012) kinerja suatu perusahaan

dapat dikatakan baik dan efektif adalah mencapai kesuksesan dan berhasil

memenangkan persaiangan apabila menghasilkan laba.

Laba atau keuntungan adalah salah satu tujuan dari perusahan sebagai

kunci kesejahteraan dan kemakmuran perusahaan tersebut[ CITATION Zer17 \l

1057 ]. Laba merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi

dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal[ CITATION Nyo12 \l 1057 ]. Laba juga bisa dikatakan dari laporan keuangan

yang digunakan untuk menilai ukuran baik tidaknya kondisi keuangan

perusahaan. Maka dari itu diperlukan untuk memprediksi hal-halyang akan terjadi

dimasa depan termasuk laba yang diperoleh perusahaan dengan mengolah

1
2

informasi-informasi yang terdapat didalam laporan keuangan[ CITATION Zar19 \l

1057 ].

Laporan keuangan merupakan media yang sangat penting bagi para

analisis dan pihak-pihak berkepentingan untuk melakukan penilain prestasi dan

kondisi keuangan perusahaan serta hasil usaha suatu perusahaan pada periode

tertentu[ CITATION Zar19 \l 1057 ]. Para investor tentu saja akan mengambil

langkah penting dengan membaca informasi mengenai tingginya kemampuan

suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan adalah dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui perkembangan

atau kondisi keuangan perusahaan pada suatau periode tertentu [ CITATION kas10 \t

\l 1057 ]. Salah satu teknik yang digunakan untuk analisis laporan keuangan yaitu

dengan analisis rasio keuangan untuk mengevaluasi keuangan perusahaan dari

tahun ke tahun.

Menurut Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017) Analisis rasio keuangan

adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang

terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Kasmir

(2014) Analisis rasio keuangan adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara

membandingkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan cara

membagi satu angka dengan angka yang lain. Jika rasio keuangan dapat menjadi

prediktor pertumbuhan laba di masa yang akan datang, ini merupakan informasi

yang berguna bagi pemakai laporan keuangan maupun kepentingan perusahaan.


3

Tidak dipungkiri bahwa Pertumbuhan Laba tidak terlepas dari kinerja

perusahaan. Adapun berita dari Kemenperin (2019) menyatakan bahwa

perusahaan makanan dan minuman bahwa tahun 2018 mengalami penurun laba.

Walaupun mengalami penurunan laba, “Pertumbuhan sektor makanan dan

minuman membantu pemerataan ekonomi karena mayoritas pelakunya di sektor

UKM. Hal tersebut menunjukkan industri mempunyai peran yang besar dalam

pertumbuhan ekonomi Indonesia” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto.

Penurunan laba perusahaan makanan dan minuman tersebut dapat dilihat pada

diagram berikut:

Pertumbuhan Sektor Makanan dan Minuman

9.23%
8.46%
8.06%
2016 2017 2018

pertumbuhan

Sumber : kementerian perindustrian (data diolah)


Gambar 1. 1
Pertumbuhan Sektor Makanan dan Minuman

Tahun 2018 sektor industri makanan dan minumnan tumbuh 8,06 % hal

tersebut mengalami penurunan. Meskipun mengalami penurunan, tidak di

pungkiri bahwa pada tahun 2017 sektor makanan dan minuman dan minuman

mampu tumbuh 9,23% di bandingkan dengan tahun 2016 sebesar 8,5%.


4

Walaupun mengalami penurunan di tahun 2018 masih dianggap stabil. Karena

sektor makanan dan minuman mampu melampaui pertumbuhan ekonomi

nasional yaitu 5,17% dan capaian kinerjanya masih tercatat konsisten dan positif

[ CITATION Kem19 \l 1057 ].

Fenomena diatas Pertumbuhan Laba harus diperhatikan. Pertumbuhan

Laba mencerminkan kinerja suatu perusahaan secara efektif dan efesien. Menurut

Puspaningsrum, Suseno, & Sriwidodo (2018) pertumbuhan Laba adalah

menggambarkan prospek hasil usaha dan keadaan keuangan perusahaan di masa

mendatang. Pertumbuhan Laba merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan meningkatkan laba dibandingkan dengan tahun sebelumnya [ CITATION

Pan18 \l 1057 ]. Pertumbuhan Laba penting bagi pemakai laporan keuangan seperti

manajemen perusahaan, digunakan sebagai alat untuk menghadapi berbagai

kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sebagai informasi

yang digunakan untuk investor melihat seberapa jauh kinerja perusahaan

sehingga dapat memperkirakan seberapa keuntungan yang akan diperoleh investor

selaku pihak yang menanamkan saham di perusahaan. Bagi kreditur Pertumbuhan

Laba informasi yang digunakan sebelum mengambil keputusan untuk memberi

atau menolak permintaan kredit suatu perusahaan [ CITATION Zer17 \l 1057 ].

Pertumbuhan Laba yang positif menunjukkan bahwa perusahaan dapat

memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba dan dapat

menunjukkan kondisi keuangan yang baik, yang otomatis meningkatkan nilai

perusahaan[ CITATION Reg18 \l 1057 ]. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi


5

Pertumbuhan Laba, diantaranya yaitu Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total

Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan.

Current Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar dibagi hutang lancar.

Menurut Panjaitan (2018) Current Ratio menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan

aktiva lancar. Penelitian Mahaputra (2012), Anggraeni (2017), Puspaningsrum,

Suseno, & Sriwidodo (2018) bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

Pertumbuhan Laba. Namun berbeda dengan Qurani & Hendratno (2019),

Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017) dan Khotimah, Mardani, & Wahono

(2019) menyatakan tidak berpengaruh signifikan Current Ratio tidak berpengaruh

signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

seluruh utang dengan seluruh ekuitas. Debt to Equity Ratio berguna untuk

mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh peminjam (kreditur) dengan

pemiliki perusahaan berfungsi untuk setiap modal yang dijadikan jaminan utang

[ CITATION Kas13 \t \l 1057 ] . Semakin tinggi Debt to Equity Ratio menunjukkan

semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat

memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan. Penelitian Panjaitan (2018)

Mahaputra (2012), Yohanes (2014), Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017) dan

Anggraeni (2017) bersama-sama berpengaruh signifikan Debt to Equity Ratio

terhadap Pertumbuhan Laba. Tetapi beda pendapat dengan penelitian Qurani &
6

Hendratno (2019), dan Khotimah, Mardani, & Wahono (2019) menyatakan tidak

berpengaruh signifikan Ukuran Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba.

Total Asset Turnover adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan asset yang dimiliki perusahaan.

Semakin tinggi Total Asset Turnover menunjukkan perusahaan dapat

memanfaatkan asset untuk kegiatan penjualan. Hal ini didukung juga dengan

penelitian Puspaningsrum, Suseno, & Sriwidodo (2018), Puspasari, Suseno, &

Sriwidodo (2017), Mahaputra (2012), Hamidu (2013) bahwa terdapat pengaruh

signifikan Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba. Berbeda pendapat

dengan penelitian Anggraeni (2017) menyatakan tidak berpengaruh signifikan

Total Assset Turrnover terhadap Pertumbuhan Laba.

Net Profit Margin adalah angka yang menunjukan seberapa besar

presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar

rasio ini menunjukan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan

dari kegiatan penjualan. Penelitian Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017),

Puspaningsrum, Suseno, & Sriwidodo (2018), Qurani & Hendratno (2019) dan

bahwa terdapat pengaruh signifikan Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan

Laba. Namun berbeda pendapat dengan Panjaitan (2018) menyatakan tidak

berpengaruh signifikan Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba.

Ukuran perusahaan merupakan suatu indikator untuk mengetahui keadaan

suatu perusahaan. Baik tidaknya kinerja dapat dilihat dari ukuran perusahaan,
7

apabila ukuran perusahaan itu besar dianggap dapat terus untuk meningkatakan

kinerja perusahaannya dengan berusaha menumbuhkan labanya. Penelitian

Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017) mengatakan terdapat pengaruh signifikan

Ukuran Perusahaan tarhadap Pertumbuhan Laba. Tetapi berbeda pendapat dengan

penelitian Anggraeni (2017) dan Yohanes (2014) menyatakan tidak berpengaruh

signifikan Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba.

Terdapat inconsistency hasil penelitian-penelitian terdahulu membuat

peneliti melakukan penelitian terhadap rasio keuangan yang berpengaruh terhadap

Pertumbuhan Laba. Oleh karena itu, peneliti meneliti kembali mengenai pengaruh

Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba. Sempel yang digunakan diambil

tahun 2014-2018 pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian ini berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity

Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan

terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor

Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018)”


8

1.2 Ruang Lingkup

Agar penelitian ini tidak melebar dari pokok pembahasan dan sesuai

dengan tujuan penelitian. Maka peneliti ini dibatasi dengan ruang lingkup sebagai

berikut :

1. Penelitian ini berfokus pada Pertumbuhan Laba yang di pengaruhi dengan

Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit

Margin dan Ukuran Perusahaan.

2. Obyek penelitian adalah Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman

Yang Terdaftar di BEI.

3. Tahun penelitian yang digunakan adalah Periode 2014-2018.

1.3 Rumusan Masalah

Seringkali terjadi kenaikan maupun penurunan terhadap laba perusahaan,

dan masih terdapat insconsistency dari beberapa peneliti yang menunjukan

pengaruh antara variabel Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset

Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan

Laba. Sehingga permasalahan yang dapat diidentifikasikan dan dirumuskan dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

periode 2014-2018?
9

2. Apakah terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Pertumbuhan

Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI periode 2014-2018?

3. Apakah terdapat pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan

Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI periode 2014-2018?

4. Apakah terdapat pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba

pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

periode 2014-2018?

5. Apakah terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan

Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI periode 2014-2018?

6. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total

Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan secara simultan

terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan

minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2018?

1.4 Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

periode 2014-2018.
10

2. Untuk menganalisis pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Pertumbuhan

Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI periode 2014-2018.

3. Untuk menganalisis pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan

Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI periode 2014-2018.

4. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan

Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI periode 2014-2018.

5. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan

Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI periode 2014-2018.

6. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total

Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan secara simultan

terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan sub sektor makanan dan

minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka

penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis
11

Diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan,

informasi, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan

sebagai acuan penelitian selanjutnya.

b. Bagi perusahaan/ objek yang diteliti

Untuk lebih meningkatkan laba perusahaannya dengan memperhatikan

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover,Net Profit

Margin dan Ukuran Perusahaan agar perusahaan mampu mencapai

tujuan yang diharapkan.

2. Manfaat Teoritis

a. Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi

yang dapat menunjang untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitian pada masa yang

akan datang.

b. Sebagai bahan untuk ilmu pengetahuan dan wawasan berfikir

mengenai pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset

Turnover,Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan terhadap

Pertumbuhan Laba.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pertumbuhan Laba

1. Pengertian Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau laba.

Menurut Kasmir (2013) laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama

perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Sedangkan menurut Mahaputra

(2012) laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi

dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas. Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal

akan berpengaruh terhadap prestasi kinerja suatu perusahaan.

Pihak manajemen selalu merencanakan besar perolehan laba setiap periode

yang ditentukan melalui target yang harus dicapai. Penentuan target besarnya laba

ini juga penting untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Adanya

target yang harus dicapai, pihak manajemen termotivasi bekerja secara optimal.

2. Pengertian Pertumbuhan Laba

Salah satu ukuran kinerja perusahaan adalah rasio pertumbuhan. Menurut

Panjaitan (2018) rasio pertumbuhan adalah rasio yang mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya dalam

industri atau pasar produk tempatnya beroprasi. Menurut Mahaputra (2012)

11
12

Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh

perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan menurut Puspaningsrum, Suseno, & Sriwidodo (2018)

pertumbuhan Laba adalah variabel yang menggambarkan prospek hasil usaha dan

keadaan keuangan perusahaan di masa mendatang. Jadi bisa dikatakan

Pertumbuhan Laba adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

meningkatkan laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan dengan

laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran

perusahaan dengan tingkat laba yang di peroleh. Pertumbuhan Laba yang positif

menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada

untuk menghasilkan laba dan dapat menunjukkan kondisi keuangan yang baik,

yang otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.

Pertumbuhan Laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode

sekarang dengan laba periode sebelumnya lau di bagi dengan laba pada periode

sebelumnya. Menurut Angkoso (2018) dalam Panjaitan (2018) , Pertumbuhan

Laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Besarnya perusahaan. Sebagai ukuran perusahaan akan berdampak kepada

kemampuan untuk menghasilkan laba. Semakin besar perusahaan maka

kemampuan akan menghasilkan laba juga meningkat.

2. Umur perusahaan. Dimana Perusahaan dengan umur yang singkat akan

mengalami kesulitan dalam memperoleh laba yang besar, karena perusahaan

belum cukup dikenal oleh masyarakat.


13

3. Tingkat penjualan. Sumber laba yang utama merupakan penjualan, oleh

karena itu semakin tinggi tingkat penjualan yang diperoleh perusahaan maka

akan meningkatkan laba.

4. Perubahan laba masa lalu. Ketika laba dimasa lalu terlalu tinggi maka

perusahaan semakin sulit untuk meningkatkan laba dimasa yang akan datang.

5. Tingkat leverage. Dimana utang yang tinggi akan mengurangi laba karena

perusahaan berkewajiban dalam membayar hutang serta beban atas pinjaman

tersebut.

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu teknik dalam

menganalisis laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja

keuangan suatu perusahaan[ CITATION Reg18 \l 1057 ]. Menurut Kasmir (2013)

laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan suatu kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan

menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam satu periode

akuntansi. Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan

keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan suatu perusahaan

pada tanggal tertentu.

2. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menjelaskan mengenai

hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu.


14

3. Laporan perubahan modal adalah suatu laporan yang menggambarkan

jumlah dan jenis modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

4. Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan

kas keluar dari suatu perusahaan.

5. Laporan catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang memberikan

informasi. apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan.

Menurut [ CITATION Han12 \l 1057 ] Analisis terhadap Laporan keuangan

suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingakat Profitabilitas

(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Pekerjaan yang paling mudah dalam analisis keuangan tentu saja menghitung

rasio keuangan suatu perusahaan.

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2013) Rasio keuangan merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara

membagi satu angka dengan angka yang lainnya. Perbandingan dapat dilakukan

antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar

komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang di

perbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa

periode.

Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi suatu laporan

keuangan. Menurut Mahaputra (2012) kegunaan analisis rasio keuangan untuk

membantu menganalisis, mengendalikan, serta meningkatkan operasi perusahaan.


15

Analisis keuangan yang mencakup rasio keuangan akan sangat membantu dalam

menilai prestasi perusahaan. Menurut Kasmir (2013) jenis-jenis rasio keuangan

terdiri dari sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek. Jenis rasio likuiditas antara lain:

a. Current Ratio (Rasio Lancar) digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat) rasio yang menunjukan perusahaan memenuhi atau

membayar utang lancar dengan aktiva lancar.

c. Cash Ratio (Rasio Kas) rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

utang kas yang tersedia untuk membayar utang.

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) yaitu rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis-jenis

rasio solvabilitas antara lain:

a. Debt to Asset Ratio adalah untuk mengukur antara total utang dengan total

aktiva.

b. Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas.

c. Long Term Debt To Equity Ratio adalah rasio utang jangka panjang dengan

modal sendiri.

3. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

efesiensinya pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan,


16

piutang, dan lainnya) atau rasio ini untuk menilai kemampuan perusahaan

melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio Aktivitas antara lain:

a. Perputaran Piutang yaitu rasio untuk mengukur beberapa lama penagihan

piutang selama satu periode.

b. Perputaran Persediaan yaitu untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanamkan dalam persediaan berputar dalam satu periode.

c. Perputaran Modal Kerja yaitu untuk mengukut atau menilai keefektifan

modal kerja perusahaan selama periode tertent.

d. Total Asset Turnover yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

4. Rasio Profitabilitas yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan atau laba dalam periode tertentu. Jenis-jenis rasio

profitabilitas antara lain:

a. Net Profit Margin adalah ukuran keuntugan dengan membandingkan laba

dengan penjualan.

b. Return On Invesment adalah rasio yang menunjukkan hasil atas total aset

yang digunakan oleh perusahaan.

c. Return on Equity yaitu untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri.

2.1.4 Current Ratio

1. Pengertian Current Ratio

Current Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas. Current Ratio yaitu

perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Menurut Kasmir (2013)
17

Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan untuk mengukur kemampuan sebuah

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang. yang segera

jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa

banyak aktiva lancar yang di perkirakan menjadi uang tunai tersedia untuk

menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Menurut Panjaitan (2018) Rasio lancar juga dapat dikatakan sebagai

bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

current ratio juga menunjukkan sejauh mana aktiva lancar memenuhi kewajiban

lancar. Semakin besar aktiva lancar semakin mudah perusahaan itu membayar

hutang. Sedangkan, jika kewajiban lancar tumbuh lebih cepat dari aktiva lancar,

maka keadaan ini dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.

2. Pengukuran Current Ratio

Current Ratio (Rasio Lancar) digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Rasio ini dapat dihitung

dengan rumus [ CITATION Kas13 \t \l 1057 ]:

Aktiva Lancar
Current Ratio di ukur dengan rumus :
Utang Lancar

2.1.5 Debt to Equity Ratio

1. Pengertian Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan salah satu dari rasio solvabilitas/leverage.

Menurut Kasmir (2013) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai utang dengan dengan ekuitas. Debt to Equity Ratio Rasio ini dicari
18

dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan

seluruh ekuitas. Debt to Equity Ratio berguna untuk mengetahui jumlah dana.

yang disediakan oleh peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan

kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap modal sendiri yang

digunakan untu jaminan utang.

Menurut Panjaitan (2018) Debt to Equity Ratio berfungsi untuk

mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang digunakan untuk jaminan utang.

Debt to Equity Ratio yang tinggi mempunyai dampak yang tidak baik terhadap

kinerja perusahaan karena tingkat utang semakin tinggi berarti beban bunga akan

semakin besar yang berarti akan mengurangi tingkat keuntungan.

2. Pengukuran Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus [ CITATION Kas13 \t \l

1057 ]:

Total Utang
Debt to Equity Ratio di ukur dengan rumus :
Total Ekuitas

2.1.6 Total Asset Turnover

1. Pengertian Total Asset Turnover

Total Asset Turnover adalah salah satu rasio aktivitas. Menurut Kasmir

(2013) Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
19

penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Menurut Anggraeni (2017) Total

Asset Turnover adalah rasio yang digunakan untuk seberapa efesiennya seluruh

aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan dengan

membandingkan antara penjualan dengan total aktiva.

Menurut Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017) semakin besar Total

Asset Turnover maka semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya untuk

mrnghasilkan laba bersihnya. Penjualan merupakan pendapatan atas produk atau

jasa yang terjual. Suatu perusahaan dengan penjualan yang positif merupakan

perusahaan dengan prospek yang baik karena akan memperoleh laba yang positif.

2. Pengukuran Total Asset Turnover

Total Asset Turnover yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rasio ini dapat dihitung

dengan rumus [ CITATION Kas13 \t \l 1057 ]:

Penjualan
Total Asset Turnover di ukur dengan rumus :
Total Aktiva

2.1.7 Net Profit Margin

1. Pengertian Net Profit Margin


20

Net Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas. Menurut

Kasmir (2013) Net Profit Margin atau margin laba bersih merupakan ukuran

keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak

dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur rupiah laba

yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Menurut horne (2009) dalam

Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017) Net Profit Margin adalah rasio yang

menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersihnya

terhadap total penjualan bersihnya.

Menurut Qurani & Hendratno (2019) Net Profit Margin yang semakin

tinggi menunjukan bahwa semakin tinggi pula laba bersih yang diperoleh

perusahaan dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang besar, bertambah

luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya tanpa lalui

utang-utang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh akan menjadi meningkat.

2. Pengukuran Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah ukuran keuntugan dengan membandingkan laba

dengan penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus [ CITATION Kas13 \t \l

1057 ]:

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Margin di ukur dengan rumus :
Penjualan

2.1.8 Ukuran Perusahaan

1. Pengertian Ukuran Perusahaan


21

Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan laba. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan. Menurut Anggraeni (2017) Ukuran Perusahaan dapat menentukan

baik tidaknya kinerja sebuah perusahaan menghasilkan laba. Ukuran Perusahaan

merupakan jumlah total hutang dan ekuitas perusahaan yang akan berjumlah sama

dengan total asset.

Menurut Sudarmadji (2007) dalam Yohanes (2014) mengungkapkan

bahwa besarnya ukuran perusahaan dinyatakan dalam total asset, penjualan dan

kapitalisasi pasar. Semakin besar total asset, penjualan dan kapitalisasi pasar

maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Perusahaan yang memiliki total

asset yang besar menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tingkat

kedewasaan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan telah menjadi positif

dan dianggap telah memiliki prospek yang baik untuk jangka waktu yang relatif

lama, selain itu perusahaan dengan total assets yang besar mencerminkan bahwa

perusahaan relatif stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba dibandingkan

perusahaan yang memiliki total asset yang kecil.

2. Pengukuran Ukuran Perusahaan

Menurut Anggraeni (2017) Ukuran Perusahaan ini dapat dihitung dengan

menggunkan rumus :

Ukuran Perusahaan di ukur dengan rumus : LN Total Asset


22

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian menunjelaskan tentang Pertumbuhan Laba, tetapi

beberapa penelitian membuktikan bahwa yang mempengaruhi Pertumbuhan Laba

itu berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan oleh data yang digunakan dalam

penelitian, dan perbedaan dala periode pengamatan. Berikut penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan Pertumbuhan Laba, diantaranya sebagai berikut :

Tabel 2. 1
Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul, Nama (Tahun) Variabel Hasil Penelitian


1 Pengaruh Current Y = Pertumbuhan CR Berpengaruh
Ratio, Debt To Equity Laba (PL) Signifikan Terhadap PL
Ratio, Total Asset DER Berpengaruh
Turnover Dan Ukuran X1= Current Ratio Signifikan Terhadap PL
Perusahaan Terhadap X2 = Debt To TAT Tidak Berpengaruh
Pertumbuhan Laba Equity Ratio Signifikan Terhadap PL
Pada Perusahaan Food X3 = Total Asset UP Tidak Berpengaruh
And Beverage Yang Turnover Signifikan Terhadap PL
Terdaftar Di Bei, X3 = Ukuran
Anggraeni (2017) Perusahaan
2 Pengaruh Current Y = Pertumbuhan CR berpengaruh tidak
Ratio, Debt To Equity Laba (PL) signifikan terhadap PL
Ratio Dan Net Profit DER berpengaruh tidak
Margin Terhadap X1 = Current Ratio signifikan terhadap PL
Pertumbuhan Laba X2 = Debt To NPM berpengaruh
(Pada Perusahaan Equity Ratio signifikan terhadap PL
Kimia Dan Farmasi X3 = Net Profit
Yang Terdaftar Di BEI Margin
Periode 2016-2018).
Khotimah, Mardani, &
Wahono (2019)
3 Pengaruh Rasio-Rasio Y = Pertumbuhan CR berpengaruh
Keuangan Terhadap Laba (PL) signifikan terhadap PL
Pertumbuhan Laba X1 = Current Ratio DER berpengaruh
Pada Perusahaan X2 = Debt To signifikan terhadap PL
Manufaktur Yang Equity Ratio PM berpengaruh
Terdaftar Di BEI. X3 = Profit Margin signifikan terhadap PL
23

Mahaputra (2012) X4 = Total Assets TAT berpengaruh


Turnover terhadap PL
4 Pengaruh Current Y = Pertumbuhan CR tidak berpengaruh
Ratio, Debt To Equity Laba (PL) signifikan terhadap PL
Ratio, Total Asset DER berpengaruh negatif
Turnover, Net Profit X1 = Current Ratio signifikan terhadap PL
Margin dan Ukuran X2 = Debt To TAT berpengaruh negatif
Perusahaan Terhadap Equity Ratio signifikan terhadap PL
Pertumbuhan Laba. X3 = Total Asset NPM berpengaruh positif
Puspasari, Suseno, & Turnover Signifikan terhadap PL
Sriwidodo (2017) X4 = Net Profit UP berpengaruh positif
Margin signifikan terhadap PL
X5 = Ukuran
Perusahaan
5 Analisis Pengaruh Y = Pertumbuhan CR berpengaruh
Rasio Keuangan Laba (PL) signifikan terhadap PL
Terhadap Pertumbuhan NPM berpengaruh
Laba Perusahaan (Studi X1 = Current Ratio signifikan terhadap PL
Empiris Pada X2 = Net Profit TAT berpengaruh
Perusahaan Food & Margin signifikan terhadap PL
Beverages Yang X3 = Total Assets DAR berpengaruh
Terdaftar Di Bei Tahun Turnover signifikan terhadap PL
2009–2013). X4 = Debt To
Puspaningsrum, Assets Ratio
Suseno, & Sriwidodo
(2018)
6 Analisis Pengaruh Debt Y = Pertumbuhan DER berpengaruh tidak
to Equity Ratio, Current Laba (PL) signifikan terhadap PL
Ratio, Dan Net Profit CR berpengaruh tidak
Margin Terhadap X1 = Debt to signifikan terhadap PL
Pertumbuhan Laba Equity Ratio NPM berpengaruh
Perusahaan. X2 = Current Ratio signifikan terhdap PL
Qurani & Hendratno X3 = Net Profit
(2019) Margin
7 Pengaruh Current Y = Pertumbuhan CR berpengaruh positif
Ratio, Debt To Equity Laba (PL) signifikan terhadap PL
Ratio, Net Profit DER berpengaruh positif
Margin Dan Return On X1 = Current Ratio signifikan terhadap PL
Asset Terhadap X2 = Debt To NPM tidak signifikan
Pertumbuhan Laba Equity Ratio terhadap PL
Pada Perusahaan X3 = Net Profit ROA berpengaruh
Consumer Goods Yang Margin signifikan terhadap PL
Terdaftar Di Bursa Efek X4 = Return On
Indonesia Periode Asset
2013-2016,
Panjaitan (2018)
24

8 Pengaruh Ukuran Y = Pertumbuhan Ukuran Perusahaan


Perusahaan, Laba (PL) berpengaruh Tidak
Solvabilitas, Dan X1 = Ukuran signifikan terhadap PL
Profitabilitas Terhadap Perusahaan DER berpengaruh Tidak
Pertumbuhan Laba X2 = Solvabilitas signifikan terhadap PL
(Studi Empiris Pada (DER) ROA berpengaruh
Perusahaan Manufaktur X3 = Profitabilitas signifikan terhadap PL
Di Bei Tahun 2008- (ROA)
2011),
Yohanes (2014)
9 Pengaruh Kinerja Y= Pertumbuhan NPM berpengaruh positif
Keuangan Terhadap Laba signifikan terhadap PL
Pertumbuhan Laba X1= Net Profit TAT berpengaruh positif
Pada Perbankan di Bei, Margin signifikan terhadap PL
Hamidu (2013) X2= Total Asset
Turnover

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada bagian ini dijelaskan tentang kerangka pemikiran dalam penelitian

ini. Kerangka pemikiran ini akan memperlihatkan tentang bagaimana hubungan

antara variabel bebas (X) yang meliputi pengaruh Current Ratio, Debt To Equity

Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan, variabel

(Y) yaitu Pertumbuhan Laba. Secara sistematis kerangka pemikiran teoritis dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Current Ratio
X1
H1 (+)

Debt To Equity Ratio


H2 (-)
X2

H3 (+) Pertumbuhan laba


Total Asset Turnover
X3 Y
H4 (+)

Net Profit margin


H5 (+)
X4
25

Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Ukuran Perusahaan
X5 H6
2.4 Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

Sampai terbukti melalui melalui pengumpulan data [ CITATION Sug10 \t \l 1057 ].

2.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Kasmir (2013) Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan untuk

mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang. yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Current Ratio sendiri menunjukkan tingkat keamanan kreditur jangka pendek,

atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Menurut

Panjaitan (2018) Rasio lancar juga dapat dikatakan sebagai bentuk untuk

mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba yaitu semakin tinggi

nilai Current Ratio menunjukkan keefektifan perusahaan dalam melunasi

kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar aktiva lancar semakin mudah

perusahaan itu membayar kewajiban sehingga perusahaan dapat terhindar dari

ketidakmampuan membayar kewajiban dan juga perusahaan terhindar dari beban-

beban denda (Anggraeni, 2017). Hal tersebut dapat meningkatkan laba yang

diperoleh. Bisa dikatakan bahwa Aset Lancar tahun sekarang lebih tinggi

dibandingkan dengan Aset Lancar tahun sebelumnya artinya perusahaan dapat


26

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan begitu Pertumbuhan Laba akan

meningkat. Jadi semakin tinggi current ratio menunjukkan Pertumbuhan Laba

yang tinggi.

Hal ini didukung dengan penelitian sebelumnya Panjaitan (2018) yang

menyatakan Current Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan

Laba.

H1 : Diduga Current Ratio berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba

2.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Kasmir (2013) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan

cara membandingkan total hutang perusahaan dengan total ekuitas. Rasio ini juga

berguna untuk mengetahui jumlah dana. yang disediakan oleh peminjam

(kreditur) dengan pemilik perusahaan.

Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba adalah

semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio menunjukkan tingginya tingkat

penggunaan hutang sebagai sumber pendanan oleh perusahaan. Hal ini akan

menimbulkan resiko yang cukup besar ketika perusahaan tidak mampu membayar

kewajibannya saat jatuh tempo. Kewajiban yang tidak dapat terpenuhi itu akan

berdampak pada biaya bunga yang tinggi. Dengan begitu tingginya biaya bunga

yang harus dibayar oleh perusahaan akan berdampak pada penurunan laba
27

perusahaan[ CITATION Mit17 \l 1057 ] . Dapat dikatakan total utang tahun sekarang

lebih tinggi di bandingkan dengan tahun sebelumnya yang lebih rendah, artinya

perusahaan mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap pihak luar dengan

begitu Pertumbuhan Laba perusahaan akan menurun. Jadi semakin tinggi Debt to

Equity Ratio menunjukkan Pertumbuhan Laba rendah.

Hal ini didukung dengan penelitian Puspasari, Suseno, & Sriwidodo

(2017) yang menyatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan

terhadap Pertumbuhan Laba.

H2 : Diduga Debt To Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap

Pertumbuhan Laba

2.4.3 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Kasmir (2013) Total Asset Turnover merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan

dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Menurut Anggraeni (2017) Total Asset Turnover adalah rasio yang digunakan

untuk seberapa efesiennya seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang

kegiatan penjualan dengan membandingkan antara penjualan dengan total aktiva.

Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba yaitu semakin

tinggi nila Total Asset Turnover menunjukkan perusahaan efesien dalam

menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan bersihnya.


28

Semakin cepat tingkat perputaran aktiva perusahaan maka laba bersih yang

dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan dapat memanfaatkan

aktivanya untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan.

Dengan demikian pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba yang

diperoleh besar[ CITATION Mit17 \l 1057 ]. Bisa dikatakan tingkat penjualan tahun

sekarang tinggi dan di tahun sebelumnya rendah, artinya perusahaan memperoleh

penjualan dari pemanfaatan aktiva tinggi dan Pertumbuhan Laba akan meningkat.

Jadi semakin tinggi Total Assset Turrnover menunjukkan Pertumbuhan Laba

yang tinggi.

Hal ini didukung oleh penelitian Mahaputra (2012) dan Hamidu (2013)

bahwa Total Assset Turrnover berpengaruh positif signifikan terhadap

Pertumbuhan Laba.

H3 : Diduga Total Asset Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap

Pertumbuhan Laba

2.4.4 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Kasmir (2013) Net Profit Margin atau margin laba bersih

merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga

dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Menurut horne (2009) dalam

Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017) Net Profit Margin adalah rasio yang

menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersihnya


29

terhadap total penjualan bersihnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur rupiah

laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan.

Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba yaitu semakin

tinggi nilai Net Profit Margin menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih

yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Semakin besar rasio ini

semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba

bersih dari penjualan cukup tinggi. Dengan bertambahnya laba bersih akan

bertambah luas perusahaan menambah jumlah modal usahanya tanpa melalui

hutang-hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan akan

semakin meningkat[ CITATION Zar19 \l 1057 ]. Dengan bertambahnya laba bersih

tahun sekarang di bandingkan dengan tahun sebelumnya, artinya perusahaan dapat

meningkatkan pendapatan dari penjualan tinggi yang dapat menaikan

Pertumbuhan Laba. Jadi semakin tinggi Net Profit Margin menunjukkan

Pertumbuhan Laba yang tinggi.

Hal tersebut didukung oleh penelitian Puspasari, Suseno, & Sriwidodo

(2017) bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap

Pertumbuhan Laba.

H4 : Diduga Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan

Laba
30

2.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba

Ukuran perusahaan merupakan jumlah total hutang dan ekuitas perusahaan

yang akan berjumlah sama dengan total asset. Total asset suatu perusahaan yang

digunakan untuk memperlancar kegiatan operasional suatu perusahaan yaitu dari

ukuran perusahaan yang dapat memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan

dimasa yang akan datang[ CITATION Zer17 \l 1057 ].

Perusahaan yang memiliki total asset besar menunjukan bahwa

perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan. Dimana dalam tahap ini

arus kas perusahaan telah menjadi positif dan dianggap memiliki prospek yang

baik dalam jangka waktu yang cukup lama, selain itu juga mencerminkan bahwa

fasilitas asset yang dimiliki perusahaan relatif stabil dalam mendukung kegiatan

operasional dan dianggap lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan

total asset kecil perusahaan[ CITATION Mit17 \l 1057 ] . Semakin besar jumlah asset

yang dimiliki maka perusahaan akan digolongkan pada ukuran perusahaan yang

besar dan memperoleh laba tinggi. Bisa dikatakan Total Asset tahun sekarang

lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, artinya fasilitas asset yang

dimiliki perusahaan mendukung aktivitas oprasional perusahaan dengan begitu

ukuran perusahaan besar dan Pertumbuhan Laba yang dihasilkan akan meningkat.

Jadi semakin besar Ukuran Perusahaan menunjukkan Pertumbuhan Laba yang

tinggi.
31

Hal ini didukung Penelitian Puspasari, Suseno, & Sriwidodo (2017) bahwa

ukuran perusahan pberpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

H5 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

Pertumbuhan Laba.

2.4.6 Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover,

Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan Secara Simultan Terhadap

Pertumbuhan Laba

Semakin tinggi nilai Current Ratio menunjukkan keefektifan perusahaan

dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar aktiva lancar

semakin mudah perusahaan itu membayar kewajiban sehingga perusahaan dapat

terhindar dari ketidakmampuan membayar kewajiban yang dapat menaikkan

beban denda, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan laba yang diperoleh

dengan begitu pertumbuhan laba akan semakin tinggi. Jadi semakin tinggi current

ratio menunjukkan Pertumbuhan Laba yang tinggi.

Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio menunjukkan tingginya tingkat

penggunaan hutang sebagai sumber pendanan oleh perusahaan. Hal ini akan

menimbulkan resiko yang cukup besar ketika perusahaan tidak mampu membayar

kewajibannya saat jatuh tempo. Kewajiban yang tidak dapat terpenuhi itu akan

berdampak pada biaya bunga yang tinggi. Dengan begitu tingginya biaya bunga

yang harus dibayar oleh perusahaan akan berdampak pada penurunan laba
32

perusahaan. Jadi semakin tinggi Debt to Equity Ratio menunjukkan Pertumbuhan

Laba rendah.

Semakin tinggi nila Total Asset Turnover menunjukkan perusahaan

efesien dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan

bersihnya. Semakin cepat tingkat perputaran aktiva perusahaan maka laba bersih

yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan dapat memanfatkan

aktiva untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan.

Dengan demikian pendapatan yang diperoleh meingkat sehingga laba yang

diperoleh besar. Jadi semakin tinggi Total Asset Turnover menunjukkan

Pertumbuhan Laba yang tinggi.

Semakin tinggi nilai Net Profit Margin menunjukkan bahwa semakin

besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Semakin

besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba bersih dari penjualan cukup tinggi. Dengan bertambahnya laba

bersih akan bertambah luas perusahaan menambah jumlah modal usahanya tanpa

melalui hutang-hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh suatu

perusahaan akan semakin meningkat. Jadi semakin tinggi Net Profit Margin

menunjukkan Pertumbuhan Laba yang tinggi.

Perusahaan yang memiliki total asset besar menunjukan bahwa

perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan. Dimana dalam tahap ini

arus kas perusahaan telah menjadi positif dan dianggap memiliki prospek yang
33

baik dalam jangka waktu yang cukup lama, selain itu juga mencerminkan bahwa

fasilitas asset yang dimiliki perusahaan relatif stabil dalam mendukung kegiatan

operasional dan dianggap lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan

total asset kecil perusahaan. Jadi Semakin besar jumlah asset yang dimiliki maka

perusahaan akan digolongkan pada ukuran perusahaan yang besar dan laba yang

dihasilkan semakin besar serta semakin meningkat pula Pertumbuhan Laba.

H6 : Diduga Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover dan

Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Pertumbuhan

Laba
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kuantitatif.

Menurut Misbahuddin & Hasan (2014) metode kuantitatif adalah anlisis yang

menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif, yaitu alat analisis yang

menggunakan model-model, seperti model matematika (misalnya fungsi

multivariat), model statistik, dan eknometrik. Hasil analisis disajikan dalam

bentuk angkka-angka yang nantinya akan diolah dan diuji.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya [ CITATION Sug10 \t \l 1057 ] . Penelitian

ini melibatkan enam variabel yang terdiri dari satu variabel terkait (dependen) dan

lima variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Pertumbuhan Laba. Sedangkan variabel independennya adalah Current Ratio,

Debt To Equity Ratio, Totalasset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran

Perusahaan.

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel Terikat (Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau

oleh variabel bebas (independen) [ CITATION Mit17 \l 1057 ] . Variabel

32
33

terikat (dependen) dalam peneltian ini adalah Pertumbuhan Laba.

Menurut Panjaitan (2018) pertumbuhan laba merupakan peningkatan

dan penurunan laba di bandingkan tahun sebelumnya. Menurut

Harahap dalam Qurani & Hendratno (2019) Pertumbuhan Laba adalah

rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

laba bersih di banding tahun sebelumnya, perhitungan pertumbuhan

laba sebagai berikut:

Laba Bersih Tahun t -Laba Bersih Tahun t-1


Pertumbuhan Laba =
Laba Bersih Tahun t-1

Keterangan :

Laba bersih tahunt = Laba bersih tahun berjalan

Laba bersih tahunt-1 = Laba bersih tahun sebelumnya

2. Variabel Bebas (Independen)

Variabel Bebas (Independen) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel terikat (dependen) [ CITATION Mit17 \l 1057 ]. Variabel dalam

penelitian ini adalah:

a. Current Ratio

Current Ratio namalain dari rasio lancar merupakan rasio yang

sering digunakan dalam pengukuran kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan utang jangka pendek yang memiliki jatuh tempo

dalam satu tahun. Di ukur dengan membandingkan antara Aktiva

lancar dengan Utang Lancar Rasio ini dapat dihitung menggunakan

rumus [ CITATION Kas13 \t \l 1057 ]:


34

Aktiva Lancar
Current Ratio :
Utang Lancar

b. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan

membandingkan antara total utang dengan total ekuitas. Rasio ini

dapat dihitung dengan rumus [ CITATION Kas13 \t \l 1057 ]:

Total Utang
Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas

c. Total Asset Turnover

Total Asset Turnover adalah kemampuan perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.

Di ukur dengan membandingkan antara penjualan dengan Total

Aktiva. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus [ CITATION Kas13

\t \l 1057 ]:

Penjualan
Total Asset Turnover =
Total Aktiva

d. Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba bersih setelah pajak dibandingkan

dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih

prusahaan atas penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan

rumus[ CITATION Kas13 \t \l 1057 ]:

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Margin =
Penjualan
35
36

e. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan yang dapat

dilihat dari total asset. Penelitian ini menggunakan total asset.

Menurut Anggraeni (2017) ukuran perusahaan di hitung dengan

rumus:

Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara

misalnya mencari melalui dokumen. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian kali ini adalah laporan keuangan tahunan dari perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari website resmi yaitu

www.idx.co.id.

3.4 Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel

Populasi (population) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan atas penelitian

tersebut [ CITATION Sug10 \t \l 1057 ] . Dalam penelitian ini, objek penelitiannya

yakni perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI), populasi yang digunakan 25 perusahaan.

Sampel merupakan sebagian elemen-elemen dari populasi. Dalam

penelitian ini, menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive


37

sampling merupakan teknik penentuan sampel bedasarkan pertimbangan tertentu [

CITATION Sug10 \t \l 1057 ] . Sehingga jumlah sampel yang digunakan hanya

sebanyak 13 Perusahaan. Sampel yang dipilih adalah perusahaan sub sektor

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesi (BEI) pada periode 2014-2018.

2. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang menyajikan laporan

keuangan tahunan secara berturut-turut periode 2014-2018.

3. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang mengalami

keuntungan (laba) pada periode 2014-2018.

Berikut ini merupakan penggolongan sampel berdasarkan kriteria yang

telah di tentukan:

Tabel 3. 1
Kriteria Perolehan Sampel

Jumlah
No Kriteria Sampel
Perusahaan
1. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014- 25
2018.
2. (-)Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan
(6)
periode 2014-2018.
3. (-)Perusahaan tersebut tidak mengalami laba tiap tahun
(6)
selama periode pengamatan
Total sampel yang digunakan 13
Data diolah = jumlah sampel x 5 periode (13x5) 65
Sumber : idx.co.id
38

Dari penggolongan sampel diatas di dapatkan 13 perusahaan sub sektor

makanan dan minuman yang memenuhi kriteria yang digunakan dalam penelitian.

Adapun nama-nama 13 perusahaan sub sektor makanan dan minuman beserta

kode yang tertera dalam BEI adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2
Perusahaan Yang menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode


1 Akasha wira international Tbk ADES
2 Budi starch & sweetener Tbk BUDI
3 Wilmar cahaya indonesia Tbk CEKA
4 Delta djakarta Tbk DLTA
5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICB
6 Indofood Sukses Makmur INDF
7 Multi bintang indonesia MLBI
8 Mayora Indah MYOR
9 Nippon Indosari Corpindo ROTI
10 Sekar bumi SKBM
11 Sekar laut SKLT
12 Siantar Top STTP
13 Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company ULTJ
Sumber : Data yang telah diolah

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dari penelitian ini

yaitu dengan cara menggunakan studi pustaka dan dokumentasi. Digunakan untuk

mendapatkan data mengenai Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset

Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan yang didapat dari laporan

keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit dalam perusahaan sub sektor

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun

penjelasannya sebagai berikut [ CITATION Zar19 \l 1057 ]:

1. Studi Pustaka
39

Penelitian ini dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap

permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap

literatur dan bahan pustaka lainnya seperti : artikel, jurnal, buku, dan

website.

2. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data sekunder berupa nama-nama perusahaan yang menjadi

sampel, dan laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor makanan

dan minuman periode 2014-2018 yang di peroleh dari website resmi Bursa

Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id

3.6 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan

atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu,

pengolahan data yang dilakukan meliputi [ CITATION Mis14 \l 1057 ]:

1. Editing

Editing adalah pengkoreksian atau pengecekan data yang telah di

kumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang

terkumpul tidak logis

2. Coding

Coding adalah pemberian kode-kode npada setiap data yang masuk dalam

kategori yang sama

3. Tabulasi
40

Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisikan data yang telah

diberi kode sesuai dengan analasis yang dibutuhkan.

Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda. Dengan menggunakan media pengolahan data Statistical Product

And Service Solution (SPSS).

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai statistik variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif merupakan

gambaran dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minumum, sum, range, kurtosisis, dan skewness (kemencengan distribusi)

[ CITATION Ima13 \l 1057 ].

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Sarjono & Julianita (2011) model regeresi linier dapat disebut

sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi

klasik sangat dibutuhkan sebelum melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik

terdiri dari sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Menurut Sarjono & Julianita (2011) uji normalitas untuk melihat

normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas membandingkan

antara data yang dimiliki dan data berdistribusi normal yang memiliki

mean dan standar deviasi. Uji nomalitas salah satu syarat pengujian
41

paramatric-test, karena data harus memiliki distribusi normal (atau

berdistribusi normal).

Menurut Ghozali (2011) untuk menentukan normal tidaknya suatu

data, dapat dilihat dari nilai Sig. Dibagian Kolmogrorov-smirnov bila data

>50. Jika data <50 maka peneliti menggunakan Sig. Dibagian Shapiro-

Wilk salam tabel Test of Normality. Kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Angka signifikasi uji Kolmogrorov-smirnov Sig >0,05 menunjukkan

data berdistribusi normal.

b. Angka signifikasi uji Kolmogrorov-smirnov Sig <0,05 menunjukkan

data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Heterokedatisitas

Menurut Ghozali (2011) uji heterokedatisis menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Model regresi homokedatisitas itu baik, karena

tidak terjadi heterokedatisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heterokedatisitas yaitu dengan melihat scatterplot (grafik plot). Dasar

analisis ada atau tidaknya heterokedatisitas sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur(bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindisikan telah terjadi heterokedatisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedatisitas.


42

3. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali ( 2011) uji multikolonieritas menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk

mendeteksi apakah ada tidaknya gejala multikolonieritas dapat dilakukan

dengan melihat pada nilai tolerance value atau variance inflation factor

(VIF). Multikolonieritas dilihat dari nilai tolerans dan varians inflaion

faktor (VIF) yaitu:

a. Nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF <10 maka tidak ada

multikolonieritas antar variabel indipenden dalam model regresi.

b. Nilai tolerance <0,10 dan nilai VIF >10 maka ada multikolonieritas

antar variabel indipenden dalam metode regresi.

4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011) Uji autokolerasi menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Jika

terjadi korelasi dinamakan ada problem autokorelasi. Uji autokorelasi

yang paling sering digunakan oleh peneliti adalah uji Durbin-Watson.

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut:


43

Tabel 3. 3
Dasar Pengambilan Keputusan Durbin-Watson

Hipotesisno Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision Dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative No Decision 4-dl < d < 4-du
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak Ditolak Du < d < 4-du
atau negative

3.7.3 Analisis Regresi Liniear Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

liniear berganda. Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh Current

Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba. Model persamaannya adalah sebagai

berikut:

Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Dimana:

Y = Variabel terikat

a = Konstanta

b1b2b3b4b5 = Koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas

X1 = Current Ratio

X2 = Debt to Equity Ratio

X3 = Total Asset Turnover

X4 = Net profit Margin

X5 = Ukuran Perusahaan

e = Error
44

3.7.4 Uji Hipotesis

Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan menggunakan metode

analisis regresi berganda yang menghubungkan satu variabel dependen dengan

beberapa variabel indipenden dalam satu model prediktif tunggal. Adapun untuk

menguji signifikan tidaknya hipotesis tersebut digunakan uji t, uji F, dan koefisien

desterminasi.

1. Uji signifikan parsial (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen atau variabel bebas

secara individual atau parsial dalam menerangkan variasi variabel

dependen atau variabel terikat. Uji signifikan parsial (uji t) dapat dilihat

dati tingkat signifikan yaitu 0,05. Kriteria uji signifikan parsial (uji t)

adalah sebagai berikut:

a. Apabila tingkat signifikan kurang dari 0,05 maka hipotesis diterima.

b. Apabila tingkat signifikan lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2011) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dijadikan

penelitian memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat

signifikan sebesar 0,05. Dimana kriteria penerimaan atau penolakan

didasarkan pada nilai tingkat signifikan, pegujiannya adalah:


45

a. Apabila tingkat signifikan kurang dari 0,05 maka hipotesis diterima.

b. Apabila tingkat signifikan lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Jika nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel indipenden memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen [ CITATION

Ima13 \l 1057 ].
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini ditekankan pada pengujian pengaruh Current Rasio,

Dept To Equity Rasio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran

Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba. Objek yang digunakan dalam penelitian

ini adalah perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2018 atau selama 4 tahun. Penelitian

ini menggunakan laporan keuangan, karena laporan keuangan perusahaan

menyajikan berbagai macam informasi yang lengkap dan menditail terkait dengan

perusahaan. Selain itu, perusahaan mengambil data dari Bursa Efek Indonesia.

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian kali

ini menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria

tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya. Kriteria yang digunakan dalam

pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

4. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesi (BEI) pada periode 2014-2018.

5. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang menyajikan laporan

keuangan tahunan secara berturut-turut periode 2014-2018.

45
46

6. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang mengalami

keuntungan (laba) pada periode 2014-2018.

Berikut ini merupakan penggolongan sampel berdasarkan kriteria yang

telah di tentukan:

Tabel 4. 1
Kriteria Perolehan Sampel

Jumlah
No Kriteria Sampel
Perusahaan
1. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018. 25

2. (-)Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan


(6)
periode 2014-2018.
3. (-)Perusahaan tersebut tidak mengalami laba tiap tahun
(6)
selama periode pengamatan
Total sampel yang digunakan 13
Data diolah = jumlah sampel x 5 periode (13x5) 65

Sumber : idx.co.id

Dari penggolongan sampel diatas di dapatkan 13 perusahaan sub sektor

makanan dan minuman yang memenuhi kriteria yang digunakan dalam penelitian.

Adapun nama-nama 13 perusahaan sub sektor makanan dan minuman beserta

kode yang tertera dalam BEI adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 2
Perusahaan Yang menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode


1 Akasha wira international Tbk ADES
2 Budi starch & sweetener Tbk BUDI
3 Wilmar cahaya indonesia Tbk CEKA
4 Delta djakarta Tbk DLTA
5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICB
6 Indofood Sukses Makmur INDF
47

7 Multi bintang indonesia MLBI


8 Mayora Indah MYOR
9 Nippon Indosari Corpindo ROTI
10 Sekar bumi SKBM
11 Sekar laut SKLT
12 Siantar Top STTP
13 Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company ULTJ
Sumber : Data yang telah diolah

4.2 Deskripsi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua variabel.

Variabel-variabel terdebut terdiri dari satu variabel dependen yaitu Pertumuhan

Laba dan lima variabel independen yang terdiri dari Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Pertumbuhan Laba. Pertumbuhan Laba sendiri merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba bersih di

bandingkan dengan tahun sebelumnya. Rata rata Pertumbuhan Laba tahun 2014

sebesar 0,17 , di tahun 2015 menurun sebesar 0,12, lalu tahun 2016 naik sebesar

0,50, kemudian di tahun 2017 meningkat sebesar 0,60 dan di tahun 2018

mengalami penurunan sebesar 0,10. Bisa dilihat di Gamar 4.1 berikut:


48

Rata-rata Pertumuhan Laba


0.70
0.60 0.60
0.50 0.50 rata-rata perusahaan
makanan dan
0.40 minuman 2014-25
0.30
0.20 0.17
0.10 0.12 0.10
-
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 1 Rata-rata Pertumbuhan Laba

2. Variabel Independen

Current Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Rata-rata Current Ratio tahun 2014 sebesar 1,15, di

tahun 2015 naik sebesar 2,16, lalu tahun 2016 naik sebesar 2,40, kemudian di

tahun 2017 naik sebesar 0,48 dan di tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar

2,58. Bisa dilihat di Gamar 4.2 berikut:

Rata-rata Current Ratio


3
2.5 2.48 2.58 rata-rata Current
2.40 Ratio perusahaan
2.16
2 makanan dan
1.5 1.55 minuman 2014-
2018
1
0.5
0
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 2 Rata-Rata Current Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rata-rata Debt to Equity Ratio tahun 2014 sebesar 1,18, di tahun
49

2015 turun sebesar 1,10, lalu tahun 2016 turun sebesar 0,96, kemudian di tahun

2017 turun sebesar 0,78 dan di tahun 2018 sama sebesar 0,78. Bisa dilihat di

Gamar 4.3 berikut:

Rata-rata Debt to Equity Ratio


1.40
1.20 1.18
1.10 rata-rata Det to Equity
1.00 0.960.78 0.78 Ratio perusahaan
0.80 makanan dan
minuman 2014-2017
0.60
0.40
0.20
-
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 3 Rata-Rata Det to Equity Ratio

Total Asset Turnover merupakan kemampuan perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Total Asset

Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Rata-rata Debt to Equity Ratio tahun 2014 sebesar 1,41, di tahun 2015 turun

sebesar 1,26, lalu tahun 2016 naik sebesar 1,27, kemudian di tahun 2017 turun

sebesar 0,19 dan di tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 1,17. Bisa dilihat di

Gamar 4.4 berikut:


50

Rata-rata Total Asset Turnover


1.60
1.40 1.41
1.20 1.26 1.27 1.19 rata-rata Total Asset
1.17
1.00 Turnover perusahaan
makanan dan
0.80 minuman 2014-2018
0.60
0.40
0.20
-
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 4 Rata-rata Total Asset Turnover

Net Profit Margin merupakan untuk mengukur rupiah laba yang dihasilkan

oleh setiap satu rupiah penjualan. Rata-rata Current Ratio tahun 2014 sebesar

0,10, di tahun 2015 turun sebesar 0,09, lalu tahun 2016 naik sebesar 0,11,

kemudian di tahun 2017 masih sama sebesar 0,11 dan di tahun 2018 mengalami

peningkatan sebesar 0,29. Bisa dilihat di Gamar 4.5 berikut:

Rata-rata Net Profit Margin


0.35
0.30 0.29
0.25 rata-rata Net Profit
Margin Perusahaan
0.20 makanan dan
minuman 2014-2018
0.15 0.11 0.11
0.10 0.09
0.10
0.05
-
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 5 Rata-Rata Net Profit Margin


51

Ukuran Perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang dapat

dilihat dari total asset. Rata-rata Current Ratio tahun 2014 sebesar 28,56, di tahun

2015 naik sebesar 28,69, lalu tahun 2016 naik sebesar 28,81, kemudian di tahun

2017 naik sebesar 28,95 dan di tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 29,03.

Bisa dilihat di Gamar 4.6 berikut:

Rata-rata Ukuran Perusahaan


29.1 29.03
29 28.95
28.9 rata-rata Ukuran
perusahaan,
28.8 28.81 perusahaan makanan
28.7 28.69 dan minuman 2014-
2018
28.6
28.56
28.5
28.4
28.3
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 6 Rata-Rata Ukuran Perusahaan


4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskripsi dilakukan untuk memberikan gambaran masing-masing

variabel digunakan pada penelitian yang dilihat dari rata-rata (mean), nilai

maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Hasil statistik deskriptif adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. 3
Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
52

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 65 ,47 8,64 2,2182 1,72039

DER 65 ,16 3,03 ,9598 ,53924

TAT 65 ,55 3,10 1,2568 ,58468

NPM 65 ,01 ,49 ,1060 ,10532

UP 65 26,53 32,20 28,8082 1,46095

PL 65 -,72 2,93 ,1729 ,53702

Valid N 65
(listwise)

Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan penelitian yang disajikan dalam Tabel 4.3 dapat diketahui

gambaran dari variabel dependen dan masing-masing variabel independen sebagai

berikut:

1. Variabel Dependen (Terikat)

a. Pertumbuhan Laba

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil statistik deskriptif, variabel

Pertumbuhan Laba memiliki nilai minimum sebesar -0,72 dan nilai

maksimum sebesar 2,93. Nilai rata-rata Pertumbuhan Laba sebesar 0,1729


53

dan standar deviasi sebesar 0,53702. Hal ini berarti bahwa nilai mean lebih

kecil dari standar deviasi, sehingga menunjukkan hasil yang kurang baik.

2. Variabel Dependen (Terikat)

a. Current Ratio (CR)

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil statistik deskriptif, variabel Carrent

Ratio memiliki nilai minimum sebesar 0,47 dan nilai maksimum sebesar

8,64. Nilai rata-rata sebesar 2,2182 dan standar deviasi 1,72039. Hal ini

berarti bahwa standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, sehingga

menunjukkan hasil yang baik.

b. Debt To Equity Ratio (DER)

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil statistik deskriptif, variabel Debt To

Equity Ratio memiliki nilai minimum sebesar 0,16 dan nilai maksimum

sebesar 3,03. Nilai rata-rata sebesar 0,9598 dan standar deviasi 0,53924.

Hal ini berarti bahwa standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata,

sehingga menunjukkan hasil yang baik.

c. Total Asset Turnover (TAT)

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil statistik deskriptif, variabel Total Asset

Turnover. memiliki nilai minimum sebesar 0,55 dan nilai maksimum

sebesar 3,10. Nilai rata-rata sebesar 1,2568 dan standar deviasi 0,58468.

Hal ini berarti bahwa standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata,

sehingga menunjukkan hasil yang baik.


54

d. Net Profit Margin (NPM)

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil statistik deskriptif, variabel Net Profit

Margin memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar

0,49. Nilai rata-rata sebesar 0,1060 dan standar deviasi 0,10532. Hal ini

berarti bahwa standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, sehingga

menunjukkan hasil baik.

e. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil statistik deskriptif, variabel Ukuran

Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 26,53 dan nilai maksimum

sebesar 32,20. Nilai rata-rata sebesar 28,8082 dan standar deviasi 1,46095.

Hal ini berarti bahwa standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata,

sehingga menunjukkan hasil yang baik.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, untuk

melakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda terlebih dahulu

harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk

mendapatkan bukti bahwa data yang diperoleh dan variabel penelitian layak

untuk diproses lebih lanjut. Dalam penelitian ini, pengujian asumsi klasik

dilakukan beberapa uji yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Menurut Sarjono & Julianita (2011) uji normalitas untuk melihat normal

atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas membandingkan antara data

yang dimiliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar
55

deviasi. Uji nomalitas salah satu syarat pengujian paramatric-test, karena data

harus memiliki distribusi normal (atau berdistribusi normal). Pengujian ini ini

menggunakan uji Normal Probability Plot dan uji One Sample Kolmogrov-

Smirnov. Berikut grafik normal probability plot hasil uji normalitas:

Gambar 4. 7 Grafik Histogram


Sumber : Output SPSS 20

Dari Gambar 4.7, terlihat bahwa sebaran data (histogram) mengikuti pola

kurva normalm sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data tersebut

berdistribusi normal.
56

Gambar 4. 8 Grafik Normal P-Plot

Sumber : Output SPSS 20

Pada Gambar 4.8 pada grafik Normal Probability Plot memperlihatkan

bahwa titik-titik variabel berada di sekitar garis Y=X atau menyebar disekitar

garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, ini

menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal. Untuk lebih meyakinkan

normalitas dari residual estimasi maka selanjutnya digunakan pengujian One

Sample Kolmogrov-Smirnov. Berikut adalah hasilnya :

Tabel 4. 4
Uji Nomalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual

N 65
57

Mean 0E-7

Normal Parametersa,b
Std.
,48655109
Deviation

Absolute ,145

Most Extreme
Positive ,145
Differences

Negative -,135

Kolmogorov-Smirnov Z 1,167

Asymp. Sig. (2-tailed) ,131

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas terlihat hasil uji normalitas data statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Menayatakan bahwa nilai Kolmogorov-

Smirnov sebesar 1,167 dengan signifikansi sebesar 0,131. Dengan hasil tersebut

maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, karena nilai signifikan

dari uji normalitas lebih besar dari α (α = 0,05) yaitu sebesar 0,131 > 0,05.

2. Uji Heterokedatisitas

Menurut Ghozali (2011) uji heterokedatisis menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke


58

pengamatan yang lain. Model regresi homokedatisitas itu baik, karena tidak

terjadi heterokedatisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedatisitas yaitu

dengan melihat scatterplot (grafik plot). Berikut grafik hasil uji

heterokedasitisitas:

Gambar 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan Gambar 4. 9 grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik

tersebut menyebar acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0

pada sumbu Y, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas

pada model regresi yang digunakan.

3. Uji Multikolinearitas
59

Menurut Ghozali ( 2011) uji multikolinearitas menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi

apakah ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat

pada nilai tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Nilai untuk

menunjukkan ada atau tidaknya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance >

0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi dan sebaliknya.

Berikut tabel hasil uji multikolinearitas:

Tabel 4. 5
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

CR ,347 2,883

DER ,481 2,081

TAT ,804 1,244

NPM ,604 1,655

UP ,853 1,172
60

a. Dependent Variable: PL

Sumber: Output SPSS 20

Berdasarkan Tabel 4. 5 hasil uji diketahui bahwa nilai Tolerance variabel

independen Current Ratio yaitu 0,347, Debt to Equity Ratio yaitu 0,481, Total

Asset Turnover 0,804, Net Profit Margin yaitu 0,604 dan Ukuran Perusahaan

yaitu 0,853. Sehingga dari seluruh variabel independen memiliki nilai Tolerance

> 0,10 yang berar tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil

pehitunagan VIF variabel independen Current Ratio yaitu 2,883, Debt to Equity

Ratio yaitu 2,081, Total Asset Turnover 1,224, Net Profit Margin yaitu 1,655

dan Ukuran Perusahaan yaitu 1.172. Sehingga dari seluruh variabel independen

memiliki nilai VIF < 10 yang berar tidak ada korelasi antar variabel independen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terjadi aatau bebas

multikolinieritas.
61

4. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada

periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi yang paling sering digunakan oleh

peneliti adalah uji Durbin-Watson [ CITATION Ima13 \l 1057 ]. Berikut tabel hasil

uji autokorelasi:

Tabel 4. 6
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-


Square the Estimate Watson

1 ,423a ,179 ,110 ,50675 1,912

a. Predictors: (Constant), UP, NPM, DER, TAT, CR

b. Dependent Variable: PL
Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai

Durbin-Watson sebesar 1,912. Bahwa jumlah data (n) = 65 jumlah variabel (k) =

5 maka diperoleh nilai dl= 1,4378 dan nilai du= 1,7673 < 1,912 < 4 - 1,7673

(2,2327) maka model regresi tidak terjadi autokorelasi.


62

4.3.3 Analisis Regresi Berganda

Langkah selanjutnya setelah melakukan uji asumsi klasik adalah analisis

regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Pertumbuhan laba pada subsektor makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Berikut hasil

analisis regresi berganda:

Tabel 4. 7
Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model   Coefficients Coefficients T Sig.

Std.
    B Error Beta    

1 (Constant) -,315 1,483 -,212 ,833

  CR -,047 ,063 -,150 -,747 ,458

  DER -,113 ,169 -,114 -,668 ,507

  TAT ,390 ,121 ,425 3,230 ,002

  NPM 1,161 ,774 ,228 1,501 ,139


63

  UP ,003 ,047 ,008 ,064 ,949

a. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan tabel 4.7 uji regresi linier berganda, maka diperoleh

persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Y = -0,315 - 0,047 X1 - 0.113 X2 + 0,390 X3 + 1,161 X4 + 0.003 X5 + e

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda diatas dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Konstanta α

Nilai konstanta bernilai negatif, dimana nilai konstanta sebesar -0,315.

maka dapat menjelaskan variabel independen (Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran

Perusahaan) tidak ada tau bernilai nol, maka nilai pertumbuhan laba adalah

-0,315.
64

2. Koefisien regresi b1 X1

Koefisien variabel Current Ratio sebesar -0.047 yang berarti setiap

kenaikan Current Ratio sebesar 1% akan menyebabkan penurunan

Pertumbuhan Laba sebesar 0.047 dengan asumsi variabel bebas lainnya

tetap.

3. Koefisien regresi b2X2

Koefisien Debt To Equity Ratio sebesar -1,33 berarti setiap kenaikan Debt

To Equity Ratio sebesar 1% akan menyebabkan penurunan Pertumbuhan

Laba sebesar -1,33 dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.

4. Koefisien regresi b3X3

Koefisien Total Asset Turnover sebesar 0.390 berarti setiap kenaikan Total

Asset Turnover sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan Pertumbuhan

Laba sebesar 0,390 dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.

5. Koefisien regresi b4X4

Koefisien Net Profit Margin sebesar 1,161 berarti setiap kenaikan Net

Profit Margin sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan Pertumbuhan Laba

sebesar 1,161 dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.

6. Koefisien regresi b5X5

Koefisien Ukuran Perusahaan sebesar 0.003 berarti setiap kenaikan

Ukuran Perusahaan sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan Pertumbuhan

Laba sebesar 0,003 dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.


65

4.3.4 Uji Hepotesis

1. Uji t (Uji Persial)

Uji t (Uji Persial) digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

secara linier antara masing-masing variabel independen dengan variabel

dependen.Uji t dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan ttabel

dan nilai signifikan < 0,05. Penentuan dalam nilai ttabel untuk nilai signifikan 5%

dengan nilai degree of freedom (df) sebesar 59 dari data sebesar 65 berarti df =

n-k-1 = 65-5-1 = 59, di peroleh ttabel 2.00100. Berikut tabel hasil uji t (uji

parsial):

Tabel 4. 8
Hasil Uji t (Uji Parsial)

Coefficientsa

Mode Unstandardized Standardized


l   Coefficients Coefficients T Sig.

Std.
    B Error Beta    

1 (Constant
-,315 1,483 -,212 ,833
)

  CR -,047 ,063 -,150 -,747 ,458

  DER -,113 ,169 -,114 -,668 ,507

  TAT ,390 ,121 ,425 3,230 ,002


66

  NPM 1,161 ,774 ,228 1,501 ,139

  UP ,003 ,047 ,008 ,064 ,949

a. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan hasil olahan data statistik pada Tabel 4. 8, maka dapat dilihat

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

adalah sebagai berikut:

a. Current Ratio (X1)

Berdasarkan hasil uji t hasil analisis dari variabel Current Ratio yang

dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel. Nilai thitung adalah -0,747 pada

tingkat signifikan 0.458 Berdasarkan dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa thitung

-0,747 < ttabel 2.00100 dan nilai signifikan 0,458 > 0,05. Maka Ha ditolak dan Ho

diterima. Sehingga Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan

Laba.

b. Debt to Equity Ratio (X2)

Berdasarkan hasil uji t hasil analisis dari variabel Debt to Equity Ratio

yang dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel. Nilai thitung adalah -0,668

pada tingkat signifikan 0,507. Berdasarkan dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa

thitung -0,668< ttabel 2,00100 dan nilai signifikan 0,507 > 0,05. Maka Ha ditolak
67

dan Ho diterima. Sehingga Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap

Pertumbuhan Laba.

c. Total Asset Turnover (X3)

Berdasarkan hasil uji t hasil analisis dari variabel Total Asset Turnover

yang dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel. Nilai thitung adalah 3,230

pada tingkat signifikan 0.002. Berdasarkan dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa

thitung 3,230 > ttabel 2.00100 dan nilai signifikan 0,002 < 0,05. Maka Ha diterima

dan Ho ditolak. Sehingga Total Asset Turnover berpengaruh positif signifikan

terhadap Pertumbuhan Laba.

d. Net Profit Margin (X4)

Berdasarkan hasil uji t hasil analisis dari variabel Net Profit Margin yang

dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel. Nilai thitung adalah 1,501 pada

tingkat signifikan 0.139 Berdasarkan dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa thitung

1,501 < ttabel 2.00100 dan nilai signifikan 0,139 > 0,05. Maka Ha ditolak dan Ho

diterima. Sehingga Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan

Laba.

e. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan hasil uji t hasil analisis dari variabel Ukuran Perusahaan yang

dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel. Nilai thitung adalah 0,064 pada

tingkat signifikan 0,949. Berdasarkan dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa t hitung

0,064 < ttabel 2.00100 dan nilai signifikan 0,949 > 0,05. Maka Ha ditolak dan Ho
68

diterima. Sehingga Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan

Laba.

2. Uji F ( Uji Simultan)

Uji F (Uji simultan) dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

signifikan pengaruh variabel independen Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran perusahaan secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap varaibel dependen. Berikut tabel

hasil uji F (Uji Silmutan):


69

Tabel 4. 9
Hasil Uji F (Uji Simultan)

ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square

Regression 3,306 5 ,661 2,575 ,036b

1 Residual 15,151 59 ,257

Total 18,315 64

a. Dependent Variable: PL

b. Predictors: (Constant), UP, NPM, DEsR, TAT, CR

Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan hasil olahan data statistik pada Tabel 4. 9, maka dapat dilihat

F menunjukkan niali Fhitung sebesar 2,575 dengan signifikan 0,036. Nilai

signifikan lebih kecil dari 0,05. Nilai dari Ftabel sebesar 2,575 Nilai Fhitung < Ftabel (

2,575 > 2,37 ) maka Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover,

Net Profit Margin dan Ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh

terhadap Pertumbuhan Laba. Dapat disimpulkan bahwa model regresi yang

didapat adalah layak, karena 0,036 < 0,05.

3. Koefisien Determinasi (R2)


70

Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Jika nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel indipenden memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen[ CITATION Ima13 \l 1057 ]. Berikut tabel hasil uji koefisien determinasi

(R2):

Tabel 4. 10
Hasil Koefisien Desterminasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-


Square the Estimate Watson

,423a ,179 ,110 ,50675 1,912


1

a. Predictors: (Constant), UP, NPM, DER, TAT, CR

b. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS 20


71

Berdasarkan Tabel 4.10 hasil uji menunjukkan koefisien determinasi

Adjusted R Square menjelaskan seberapa variabel Y yang disebabkan oleh X,

maka dari hasil perhitungan diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,110

artinya bahwa 11% variasi Pertumbuhsan Laba dapat di jelaskan oleh variasi dari

ke lima variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net

Profit Margin dan Ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya 89% dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak diteliti.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji hipotesis secara parsial (uji

t) variabel Current Ratio menunjukkan nilai signifikan 0,458 > 0,05 dan nilai t hitung

-0,747 < ttabel 2,00100 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya variabel Current

Ratio tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Dengan

demikian hipotesis pertama (H1) ditolak. Berdasarkan hasil tesebut, menunjukkan

semakin tinggi Current Ratio belum tentu mengakibatkan terjadinya Pertumuhan

Laba yang tinggi, hal ini dikarenakan tinggi rendahnya tingkat Current Ratio

suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba,

menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya tidak dapat memberikan jaminan ketersediaan modal kerja untuk

mendukung aktivitas operasional perusahaan, sehingga perolehan laba yang ingin

dicapai tidak seperti yang diharapkan. Disebabkan aktiva lancar yang dihasilkan
72

terlalu tinggi¸ karena perusahaan berusaha untuk sebisa mungkin menggunakan

aktiva bukan hanya untuk memenuhi utang tetapi juga untuk kepentingan yang

lain[ CITATION Mit17 \l 1057 ].

Misalnya saja PT Delta Jakarta nilai Current Ratio tinggi sebesar 4,47

namun Pertumbuhan Labanya menunjukkan hasil yang rendah sebesar 0,06

(dibawah rata-rata 0,1729). Selanjutnya PT Indofood CBP Sukses Makmur nilai

Current Ratio rendah sebesar 1,95 namun Pertumbuhan Labanya menunjukkan

hasil yang tinggi sebesar 0,31 (diatas rata-rata 0,1729). Walaupun Current Ratio

nya tinggi tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba dan Current Ratio yang rendah

juga tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Jadi nilai Current Ratio tinggi

maupun rendah tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh

terhadap Pertumbuhan Laba, hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu

Khotimah, Mardani, & Wahono (2019) dan. Qurani & Hendratno (2019)

menyatakan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

4.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji hipotesis secara parsial (uji

t) variabel Debt to Equity Ratio menunjukkan nilai signifikan 0,507 > 0,05 dan

nilai thitung -0,668 < ttabel 2.00100 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Variabel Debt

to Equity Ratio tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan

Laba. Dengan demikian hipotesis pertama (H2) ditolak. Berdasarkan hasil tesebut,
73

menunjukkan semakin tinggi Debt to Equity Ratio belum tentu mengakibatkan

Pertumuhan Laba turun, hal ini dikarenakan tinggi rendahnya tingkat Debt to

Equity Ratio suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

Menunjukkan bahwa proporsi modal yang dimiliki lebih kecil dari pada

kewajiban perusahaan atau adanya ketergantungan yang tinggi terhadap pihak

luar. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan hutang perusahaan yang

digunakan untuk modal kerja atau aktivitas operasional perusahaan tidak mampu

menghasilkan keuntungan yang optimal, sehingga Debt to Equity Ratio tidak

berpengaruuh untuk dapat meningkatkan kinerja atau laba perusahaan [ CITATION

Zar19 \l 1057 ].

Msalnya PT Multi Bintang nilai Debt to Equity Ratio tinggi sebesar 1,2

namun Pertumbuhan Labanya menunjukkan hasil yang tinggi sebesar 0,39 (diatas

rata-rata 0,1729). Selanjutnya PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Compay

nilai Debt to Equity Ratio rendah sebesar 0,27 Pertumbuhan Labanya

menunjukkan hasil sebesar 0,08 (dibawah rata-rata 0,1729). Walaupun Debt to

Equity Ratio tinggi tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba dan Debt to Equity

Ratio yang rendah juga tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Jadi nilai Debt

to Equity Ratio tinggi maupun rendah tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh

terhadap Pertumbuhan Laba, hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu


74

Khotimah, Mardani, & Wahono (2019) yang menyatakan bahwa Debt to Equity

Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

4.4.3 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji hipotesis secara parsial (uji

t) variabel Total Asset Turnover menunjukkan nilai signifikan 0,002 < 0,05 dan

nilai thitung 3,230 > ttabel 2.00100 maka Ha diterima danm Ho ditolak. Artinya

variabel Total Asset Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap

Pertumbuhan Laba. Dengan demikian hipotesis pertama (H3) diterima.

Total Asset Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan

Laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nila Total Asset Turnover

menunjukkan perusahaan efesien dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk

menghasilkan penjualan bersihnya. Semakin cepat tingkat perputaran aktiva

perusahaan maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena

perusahaan dapat memanfaatkan aktivanya untuk meningkatkan penjualan yang

berpengaruh terhadap pendapatan maka laa yang dihasilkan akan

meningkat[ CITATION Mit17 \l 1057 ]. Bisa dikatakan tingkat penjualan tahun

sekarang tinggi dan di tahun sebelumnya rendah, artinya perusahaan memperoleh

penjualan dari pemanfaatan aktiva tinggi dan Pertumbuhan Laba akan meningkat.

Jadi semakin tinggi Total Assset Turrnover menunjukkan Pertumbuhan Laba

yang tinggi.
75

Misalnya PT Wilmar Cahya Indonesia memiliki nilai Total Asset

Turnover sebesar 2,35 (diatas rata-rata 1,2568) dan memmpunyai Pertumuhan

Laba sebesar 1,84(diatas rata-rata 0,1729). PT Sekar Laut nilai Total Asset

Turnover sebesar 2,06 (diatas rata-rata 1,2568) dan memmpunyai Pertumuhan

Laba sebesar 0,75 (diatas rata-rata 0,1729). Artinya semakin tinggi nilai Total

Asset Turnover maka perusahaan mampu meningkatkan penjualan dengan

menggunakan seluruh aktivanya sehingga Pertumuhan Laba akan semakin

meningkat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh

signifikan terhadap Pertumbuhan Laba, hasil penelitian ini mendukung penelitian

terdahulu Mahaputra (2012) dan Hamidu (2013) yang menyatakan bahwa Total

Asset Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

4.4.4 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji hipotesis secara parsial (uji

t) variabel Net Profit Margin menunjukkan nilai signifikan 0,139 > 0,05 dan nilai

thitung 1,501 < ttabel 2.00100 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya variabel Net

Profit Margin tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

Dengan demikian hipotesis pertama (H4) ditolak. Berdasarkan hasil tesebut,

menunjukkan semakin tinggi Net Profit Margin belum tentu mengakibatkan

terjadinya Pertumuhan Laba yang tinggi, hal ini dikarenakan tinggi rendahnya

tingkat Net Profit Margin suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap

Pertumbuhan Laba.
76

Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

Menurut Qurani & Hendratno (2019) Net Profit Margin yang semakin tinggi

menunjukan bahwa semakin tinggi pula laba bersih yang diperoleh perusahaan

dari kegiatan penjualan. Namun berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Net

Profit Margin tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini bisa

disebabkan karena tingginya harga pokok produksi dan beban administrasi serta

tingginya beban pajak perusahaan yang harus ditanggung perusahaan, sehingga

meskipun tingkat penjualan perusahaan meningkat, namun tidak dapat

memberikan sumbangan laba yang lebih besar pula[ CITATION ric16 \l 1057 ].

Msalnya PT Multi Bintang Indonesia nilai Net Profit Margin tinggi

sebesar 0,27 namun Pertumbuhan Labanya menunjukkan hasil yang rendah

sebesar -0,09 (diawah rata-rata 0,1729). Sedangkan PT Budi Starch & Sweetener

nilai Net Profit Margin rendah sebesar 0,02 Pertumbuhan Labanya menunjukkan

hasil sebesar 0,83 (diatas rata-rata 0,1729). Walaupun Net Profit Margin tinggi

tidak mempengaruhi Pertumuhan Laba dan Net Profit Margin yang rendah juga

tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Jadi nilai Net Profit Margin tinggi

maupun rendah tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin tidak berpengaruh

terhadap Pertumbuhan Laba, hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu

Panjaitan (2018) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin tidak berpengaruh

terhadap Pertumbuhan Laba.


77

4.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji hipotesis secara parsial (uji

t) variabel Ukuran Perusahaan menunjukkan nilai signifikan 0,949 > 0,05 dan

nilai thitung 0,064 < ttabel 2.00100 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya variabel

Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan

Laba. Dengan demikian hipotesis pertama (H5) ditolak.

Ukuran Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki total

asset besar telah mencapai tahap kedewasaan dan dianggap memiliki prospek

yang baik dalam jangka waktu yang cukup lama, selain itu juga mencerminkan

bahwa fasilitas asset yang dimiliki perusahaan relatif stabil dalam mendukung

kegiatan operasional dan dianggap lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan

dengan perusahaan yang memiliki total asset kecil[ CITATION Mit17 \l 1057 ].

Namun dari hasil penelitian dapatkan hasil, bahwa baik perusahaan besar

maupun perusahaan kecil tidak dapat mempengaruhi Pertumbuhan Laba.

Misalnya Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur mempunyai Ukuran

Perusahaan besar 30,91 dengan Pertumbuhan Laba sebesar 0,14 (dibawah rata-

rata 0,1729). Sedangkan Perusahaan Sekar Laut mempunyai Ukuran Perusahaan

kecil sebesar 26,53 dengan Pertumbuhan Laba 0,75 (diatas rata-rata 0,1729). Baik

ukuran perusahaan kecil maupun besar tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba.

Dari hasil tersebut, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan

Laba.
78

Penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh

terhadap Pertumbuhan Laba, hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu

Anggraeni (2017) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

4.4.6 Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover

Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan Secara Simultan Terhadap

Pertumbuhan Laba

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran perusahaan

bersama-sama berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan

subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2015-2018.

Hasil uji hipotesis secara simultan (Uji F) menunjukkan nilai F hitung < Ftabel yaitu

2,575 > 2,37 dan nilai signifikan 0,036 < 0,05. Jadi kesimpulannya Current

Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

Ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba

pada perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode

2015-2018. Dengan demikian hipotesis keenam (H6) diterima.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu Khotimah, Mardani,

& Wahono (2019) yang menyatakan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total

Asset Turnover, Net Profit Margin dan Ukuran perusahaan secara silmutan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. Artinya

menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan subsektor makanan dan

minuman dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tidak dapat

memberikan jaminan ketersediaan modal kerja untuk mendukung aktivitas

operasional perusahaan, sehingga perolehan laba yang ingin di capai tidak

seperti yang diharapkan.

2. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.

Artinya proporsi modal yang dimiliki perusahaan lebih kecil dari pada

kewajiban yang dimiliki perusahaan atau adanya ketergantungan terhadap

pihak luar.

3. Total Asset Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan

Laba. perusahaan dapat memanfaatkan aktivanya untuk meningkatkan

penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan maka laa yang

dihasilkan akan meningkat dan dapaat meningkatkan Pertumbuhan Laba

perusahaan.

4. Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. Artinya

disebabkan karena tingginya harga pokok produksi dan beban administrasi

73
74

serta tingginya beban pajak perusahaan yang harus ditanggung perusahaan,

sehingga meskipun tingkat penjualan perusahaan meningkat, namun tidak

dapat memberikan sumbangan laba yang lebih besar pula.

5. Ukuran Perusahan tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. Artinya

besar atau kecilnya suatu ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh

terhadap Pertumbuhan Laba.

6. Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit

Margin dan Ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan subsektor makanan dan minuman

yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.

5.2 Saran

Dari pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, jika ingin memiliki Pertumbuhan Laba yang meningkat

untuk menunjang kinerja perusahaan, disarankan perusahaan dapat

memanfaatkan aktiva yang dimiliki dengan meningkatkan perputaran total

aset yang dimiliki perusahaan.

2. Bagi investor atau calon investor sebaiknya untuk melakukan analisis

terhadap rasio keuangan, terutama yang berkaitan dengan Pertumbuhan

Laba. Laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya

pengembalian atas investasi yang telah atau mau kita lakukan


75

3. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunkan variabel

penelitian lain yang lebih luas cakupannya agar hasilnya lebih akurat dan

dapat di pahami bahwa masih banyak faktor lain yang dapat dipergunakan

sebagai indikator yang mampu mempengaruhi Pertumbuhan laba suatu

perusahaan.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel misalnya

perusahaan manufaktur. Serta menambah periode terbaru dalam

pengamatan yang akan di gunakan dalam penelitian agar diperoleh hasil

yang lebih terbaru dan akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Agustin, R. (2016). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan


Laba Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Miroskil .
Anggraeni, Z. G. (2017). Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total
Asset Turnover Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pertumbuhan
Laba Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bei.
Edusaham.Com. (2018). Diambil Kembali Dari Https://Www.Edusaham.Com/
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis multivariate Dengan Programm IBM
SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamidu, N. P. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba
Pada Perbankan Di Bei. Jurnal EMBA .
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:
Unit Penerbit dan Percetakan.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Katadata. (2019, 06 01). Diambil Kembali Dari Katadata.Co.Id:
Https://Katadata.Co.Id/Analisisdata/2019/06/01/Lesunya-
Konsumsi-Masyarakat-Yang-Memukul-Kinerja-Perusahaan-
Konsumer
Kemenperin. (2019, 02 Senin). Diambil Kembali Dari Kemenperin.Go.Id:
Https://Kemenperin.Go.Id/Artikel/20298/Industri-Makanan-Dan-
Minuman-Jadi-Sektor-Kampiun-
Khotimah, S., Mardani, R. M., & Wahono, B. (2019). Pengaruh Current Ratio,
Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap
Pertumbuhan Laba(Pada Perusahaan Kimia Dan Farmasi Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2016-2018. Jurnal Riser Manajemen .
Mahaputra, N. K. (2012). Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di BEI. Jurnal Akuntansi & Bisnis .

76
77

Misbahuddin, & Hasan, I. (2014). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.


Jakarta: Bumi Aksara.
Panjaitan, R. J. (2018). Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Net
Profit Margin Dan Return On Asset Terhadap Pertumbuhan Laba
Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
Puspaningsrum, R. C., Suseno, Y. D., & Sriwidodo, U. (2018). Analisis
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Food & Beverages
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013). Jurnal Manajemen
Sumber Daya Manusia .
Puspasari, M. F., Suseno, Y. D., & Sriwidodo, U. (2017). Pengaruh Current
Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit
Margin Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia .
Qurani, Z. R., & Hendratno. (2019). Analisis Pengaruh Debt To Equity Ratio,
Current Ratio, Dan Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba
Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Audit Dan Sistem Informasi
Akuntansi .
Sarjono & Julianita. (2011). SPSS VS LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi
Untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Www.Idx.Co.Id. (T.Thn.). Diambil Kembali Dari
Https://Www.Idx.Co.Id/Perusahaan-Tercatat/Laporan-Keuangan-
Dan-Tahunan/

Yohanes, W. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Dan


Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bei Tahun 2008-2011)
Lampiran-Lampiran

Lampiran 1 Daftar Populasi

No Nama Perusahaan Kode


1 Akasha wira international Tbk ADES
2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
3 Tri Bayan Tirta Tbk ALTO
4 Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK
5 Budi starch & sweetener Tbk BUDI
6 Campina Ice Cream Industry Tbk CAMP
7 Wilmar cahaya indonesia Tbk CEKA
8 Sariguna Primatirta Tbk CLEO
9 Delta djakarta Tbk DLTA
10 Garudafood Putra Putri Jaya Tbk GOOD
11 Buyung Poetra Sembada Tbk HOKI
12 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
13 Inti Agri Resources IIKP
14 Indofood Sukses Makmur INDF
15 Magna Investama Mandiri Tbk MGNA
16 Multi Bintang Indonesia MLBI
17 Mayora Indah MYOR
18 Pratama Abadi Nusa Industry Tbk PANI
19 Prima Cakrawala Abadi Tbk PCAR
20 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
21 Nippon Indosari Corpindo ROTI
22 Sekar Bumi SKBM
23 Sekar Laut SKLT
24 Siantar Top STTP
25 Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company ULTJ
Sumber : (Edusaham.com, 2018)

78
79

Lampiran 2

Hasil Perhitungan Current Ratio

Aktiva Lancar
Current Ratio=
Hutang Lancar

Kode Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Hasil

2014 Rp 240.896.000.000 Rp 156.900.000.000 1,54

2015 Rp 276.323.000.000 Rp 199.364.000.000 1,39

ADES 2016 Rp 319.614.000.000 Rp 195.466.000.000 1,64

2017 Rp 294.244.000.000 Rp 244.888.000.000 1,20

2018 Rp 364.138.000.000 Rp 262.397.000.000 1,39

2014 Rp 988.526.000.000 Rp 945.117.000.000 1,05

2015 Rp 1.492.365.000.000 Rp 1.491.109.000.000 1,00

BUDI 2016 Rp 1.092.360.000.000 Rp 1.090.816.000.000 1,00

2017 Rp 1.027.489.000.000 Rp 1.019.986.000.000 1,01

2018 Rp 1.472.140.000.000 Rp 1.467.508.000.000 1,00

CEKA 2014 Rp 1.053.321.371.198 Rp 718.681.070.349 1,47

2015 Rp 1.253.019.074.345 Rp 816.471.301.252 1,53

2016 Rp 1.103.865.252.070 Rp 504.208.767.076 2,19


80

2017 Rp 988.479.967.549 Rp 444.383.077.820 2,22

2018 Rp 809.166.450.672 Rp 158.255.592.250 5,11

2014 Rp 854.176.144.000 Rp 190.952.635.000 4,47

2015 Rp 902.006.833.000 Rp 140.419.495.000 6,42

DLTA 2016 Rp 1.048.133.697.000 Rp 137.842.096.000 7,60

2017 Rp 1.206.576.189.000 Rp 139.684.908.000 8,64

2018 Rp 1.384.227.944.000 Rp 192.299.843.000 7,20

2014 Rp 13.621.918.000.000 Rp 6.208.146.000.000 2,19

2015 Rp 13.961.500.000.000 Rp 6.002.344.000.000 2,33

ICBP 2016 Rp 15.571.362.000.000 Rp 6.469.785.000.000 2,41

2017 Rp 16.579.331.000.000 Rp 6.827.588.000.000 2,43

2018 Rp 14.121.568.000.000 Rp 7.235.398.000.000 1,95

2014 Rp 41.014.127.000.000 Rp 22.658.835.000.000 1,81

2015 Rp 42.816.745.000.000 Rp 25.107.538.000.000 1,71

INDF 2016 Rp 28.985.443.000.000 Rp 19.219.441.000.000 1,51

2017 Rp 32.515.399.000.000 Rp 21.637.763.000.000 1,50

2018 Rp 33.272.618.000.000 Rp 31.204.102.000.000 1,07

MLBI 2014 Rp 816.494.000.000 Rp 1.588.801.000.000 0,51


81

2015 Rp 709.955.000.000 Rp 1.215.227.000.000 0,58

2016 Rp 901.258.000.000 Rp 1.326.261.000.000 0,68

2017 Rp 1.076.845.000.000 Rp 1.304.114.000.000 0,83

2018 Rp 1.228.961.000.000 Rp 1.578.919.000.000 0,78

2014 Rp 6.508.768.623.440 Rp 3.114.337.601.362 2,09

2015 Rp 7.454.347.092.087 Rp 3.151.495.162.694 2,37

MYOR 2016 Rp 8.739.782.750.141 Rp 3.884.051.319.005 2,25

2017 Rp 10.674.199.571.313 Rp 4.473.628.322.956 2,39

2018 Rp 12.647.858.727.872 Rp 4.764.510.387.113 2,65

2014 Rp 420.316.388.535 Rp 307.608.669.233 1,37

2015 Rp 812.990.646.097 Rp 395.920.006.814 2,05

ROTI 2016 Rp 949.414.338.057 Rp 320.501.824.382 2,96

2017 Rp 2.319.937.439.019 Rp 1.027.176.531.240 2,26

2018 Rp 1.876.409.299.238 Rp 525.422.150.049 3,57

SKBM 2014 Rp 379.496.707.512 Rp 256.924.179.534 1,48

2015 Rp 341.723.784.839 Rp 298.417.379.502 1,15

2016 Rp 519.269.756.899 Rp 468.979.800.633 1,11

2017 Rp 836.639.597.232 Rp 511.596.750.506 1,64


82

2018 Rp 851.410.216.636 Rp 615.506.825.729 1,38

2014 Rp 167.419.411.740 Rp 141.425.302.223 1,18

2015 Rp 189.758.915.421 Rp 159.132.842.277 1,19

SKLT 2016 Rp 222.686.872.602 Rp 169.302.583.936 1,32

2017 Rp 267.129.479.669 Rp 211.493.160.519 1,26

2018 Rp 356.735.670.030 Rp 291.349.105.535 1,22

2014 Rp 799.430.399.430 538.631.479.995 0,47

2015 Rp 875.469.433.776 Rp 554.491.047.968 1,58

STTP 2016 Rp 921.133.961.428 Rp 556.752.312.634 1,65

2017 Rp 947.986.050.367 Rp 358.963.437.494 2,64

2018 Rp 1.250.806.822.918 Rp 676.673.564.908 1,85

2014 Rp 1.642.101.746.819 Rp 490.967.089.226 0,56

2015 Rp 2.103.565.054.627 Rp 561.628.179.393 3,75

ULTJ 2016 Rp 2.874.821.874.013 Rp 593.525.591.694 4,84

2017 Rp 3.439.990.000.000 Rp 820.625.000.000 4,19

2018 Rp 2.793.521.000.000 Rp 635.161.000.000 4,40


83

Lampiran 3

Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio

Total Utang
Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas

Kode Tahun Total Liabilitas Total Ekuitas Hasil

2014 Rp 209.066.000.000 Rp 295.799.000.000 0,71

2015 Rp 324.855.000.000 Rp 328.369.000.000 0,99

ADES 2016 Rp 383.091.000.000 Rp 384.388.000.000 1,00

2017 Rp 417.225.000.000 Rp 423.011.000.000 0,99

2018 Rp 399.361.000.000 Rp 481.914.000.000 0,83

2014 Rp 1.568.051.000.000 Rp 908.931.000.000 1,73

2015 Rp 2.160.702.000.000 Rp 1.105.251.000.000 1,95

BUDI 2016 Rp 1.766.825.000.000 Rp 1.164.982.000.000 1,52

2017 Rp 1.744.756.000.000 Rp 1.194.700.000.000 1,46

2018 Rp 2.166.496.000.000 Rp 1.226.484.000.000 1,77

CEKA 2014 Rp 746.598.865.219 Rp 537.551.172.122 1,39

2015 Rp 845.932.695.663 Rp 639.893.514.352 1,32


84

2016 Rp 538.044.038.690 Rp 887.920.113.728 0,61

2017 Rp 489.592.257.434 Rp 903.044.187.067 0,54

2018 Rp 192.308.466.864 Rp 976.647.575.842 0,20

2014 Rp 227.473.881.000 Rp 764.473.253.000 0,30

2015 Rp 188.700.435.000 Rp 849.621.481.000 0,22

DLTA 2016 Rp 185.422.642.000 Rp 1.012.374.008.000 0,18

2017 Rp 196.197.372.000 Rp 1.144.645.393.000 0,17

2018 Rp 239.353.356.000 Rp 1.284.163.814.000 0,19

2014 Rp 10.445.187.000.000 Rp 14.584.301.000.000 0,72

2015 Rp 10.173.713.000.000 Rp 16.386.911.000.000 0,62

ICBP 2016 Rp 10.401.125.000.000 Rp 18.500.823.000.000 0,56

2017 Rp 11.295.184.000.000 Rp 20.324.330.000.000 0,56

2018 Rp 11.660.003.000.000 Rp 22.707.150.000.000 0,51

2014 Rp 45.803.053.000.000 Rp 40.274.198.000.000 1,14

2015 Rp 48.709.933.000.000 Rp 43.121.593.000.000 1,13

INDF 2016 Rp 38.233.092.000.000 Rp 43.941.423.000.000 0,87

2017 Rp 41.182.764.000.000 Rp 46.756.724.000.000 0,88

2018 Rp 46.620.996.000.000 Rp 49.916.800.000.000 0,93


85

2014 Rp 1.677.254.000.000 Rp 553.797.000.000 3,03

2015 Rp 1.334.373.000.000 Rp 766.480.000.000 1,74

MLBI 2016 Rp 1.454.398.000.000 Rp 820.640.000.000 1,77

2017 Rp 1.445.173.000.000 Rp 1.064.905.000.000 1,36

2018 Rp 1.721.965.000.000 Rp 1.167.536.000.000 1,47

2014 Rp 6.190.553.036.545 Rp 4.100.554.992.789 1,51

2015 Rp 6.148.225.759.034 Rp 5.194.459.927.187 1,18

MYOR 2016 Rp 6.657.165.872.077 Rp 6.265.255.987.065 1,06

2017 Rp 7.561.503.434.179 Rp 7.354.346.366.072 1,03

2018 Rp 9.049.161.944.940 Rp 8.542.544.481.694 1,06

2014 Rp 1.182.771.921.472 Rp 960.122.354.744 1,23

2015 Rp 1.517.788.685.162 Rp 1.188.534.951.872 1,28

ROTI 2016 Rp 1.476.889.086.692 Rp 1.442.751.772.026 1,02

2017 Rp 1.739.467.993.982 Rp 2.820.105.715.429 0,62

2018 Rp 1.476.909.260.772 Rp 2.916.901.120.111 0,51

SKBM 2014 Rp 331.624.254.750 Rp 317.909.776.363 1,04

2015 Rp 420.396.809.051 Rp 344.087.439.659 1,22

2016 Rp 633.267.725.358 Rp 368.389.286.646 1,72


86

2017 Rp 599.790.014.646 Rp 1.023.237.460.399 0,59

2018 Rp 730.789.419.438 Rp 1.040.576.552.571 0,70

2014 Rp 178.206.785.017 Rp 153.368.106.620 1,16

2015 Rp 225.066.080.248 Rp 152.044.668.111 1,48

SKLT 2016 Rp 272.088.644.079 Rp 296.151.295.872 0,92

2017 Rp 328.714.435.982 Rp 307.569.774.228 1,07

2018 Rp 408.057.718.435 Rp 339.236.007.000 1,20

2014 Rp 884.693.224.635 Rp 815.510.869.260 1,08

2015 Rp 910.758.598.913 Rp 1.008.809.438.257 0,90

STTP 2016 Rp 1.167.899.357.271 Rp 1.168.512.137.670 1,00

2017 Rp 957.660.374.836 Rp 1.384.772.068.360 0,69

2018 Rp 984.801.863.078 Rp 1.646.387.946.952 0,60

2014 Rp 651.985.807.625 Rp 2.265.097.759.730 0,29

2015 Rp 742.490.216.326 Rp 2.797.505.693.922 0,27

ULTJ 2016 Rp 749.966.146.582 Rp 3.489.233.494.783 0,21

2017 Rp 978.185.000.000 Rp 4.208.755.000.000 0,23

2018 Rp 780.915.000.000 Rp 4.774.956.000.000 0,16


87

Lampiran 4

Hasil Perhitungan Total Asset Turnover

Penjualan
Total Asset Turnover =
Total Aktiva

Kode Tahun penjualan bersih Total aktiva Hasil

2014 Rp 578.784.000.000 Rp 504.865.000.000 1,15

2015 Rp 669.725.000.000 Rp 653.224.000.000 1,03

ADES 2016 Rp 887.663.000.000 Rp 767.479.000.000 1,16

2017 Rp 814.490.000.000 Rp 840.236.000.000 0,97

2018 Rp 804.302.000.000 Rp 881.275.000.000 0,91

2014 Rp 2.284.211.000.000 Rp 2.476.982.000.000 0,92

2015 Rp 2.378.805.000.000 Rp 3.265.953.000.000 0,73

BUDI 2016 Rp 2.467.553.000.000 Rp 2.931.807.000.000 0,84

2017 Rp 2.510.578.000.000 Rp 2.939.456.000.000 0,85

2018 Rp 2.647.193.000.000 Rp 3.392.980.000.000 0,78

CEKA 2014 Rp 3.701.868.790.192 Rp 1.284.150.037.341 2,88

2015 Rp 3.485.733.830.354 Rp 1.485.826.210.015 2,35

2016 Rp 4.115.541.761.173 Rp 1.425.964.152.418 2,89


88

2017 Rp 4.257.738.486.908 Rp 1.392.636.444.501 3,06

2018 Rp 3.629.327.583.572 Rp 1.168.956.042.706 3,10

2014 Rp 879.253.383.000 Rp 991.947.134.000 0,89

2015 Rp 699.506.819.000 Rp 1.038.321.916.000 0,67

DLTA 2016 Rp 774.968.268.000 Rp 1.197.796.650.000 0,65

2017 Rp 777.308.328.000 Rp 1.340.842.765.000 0,58

2018 Rp 893.006.350.000 Rp 1.523.517.170.000 0,59

2014 Rp 30.022.463.000.000 Rp 25.029.488.000.000 1,20

2015 Rp 31.741.094.000.000 Rp 26.560.624.000.000 1,20

ICBP 2016 Rp 34.466.069.000.000 Rp 28.901.948.000.000 1,19

2017 Rp 35.606.593.000.000 Rp 31.619.514.000.000 1,13

2018 Rp 38.413.407.000.000 Rp 34.367.153.000.000 1,12

2014 Rp 63.594.452.000.000 Rp 86.077.251.000.000 0,74

2015 Rp 64.061.947.000.000 Rp 91.831.526.000.000 0,70

INDF 2016 Rp 66.750.317.000.000 Rp 82.174.515.000.000 0,81

2017 Rp 70.186.618.000.000 Rp 87.939.488.000.000 0,80

2018 Rp 73.394.728.000.000 Rp 96.537.796.000.000 0,76

MLBI 2014 Rp 2.988.501.000.000 Rp 2.231.051.000.000 1,34


89

2015 Rp 2.696.318.000.000 Rp 2.100.853.000.000 1,28

2016 Rp 3.263.311.000.000 Rp 2.275.038.000.000 1,43

2017 Rp 3.389.736.000.000 Rp 2.510.078.000.000 1,35

2018 Rp 3.649.615.000.000 Rp 2.889.501.000.000 1,26

2014 Rp 14.169.088.278.238 Rp 10.291.108.029.334 1,38

2015 Rp 14.818.730.635.847 Rp 11.342.715.686.221 1,31

MYOR 2016 Rp 18.349.959.898.358 Rp 12.922.421.859.142 1,42

2017 Rp 20.816.673.946.473 Rp 14.915.849.800.251 1,40

2018 Rp 24.060.802.395.725 Rp 17.591.706.426.634 1,37

2014 Rp 1.880.262.901.697 Rp 2.142.894.276.216 0,88

2015 Rp 2.174.501.712.899 Rp 2.706.323.637.034 0,80

ROTI 2016 Rp 2.521.920.968.213 Rp 2.919.640.858.718 0,86

2017 Rp 2.491.100.179.560 Rp 4.559.573.709.411 0,55

2018 Rp 2.766.545.866.684 Rp 4.393.810.380.883 0,63

SKBM 2014 Rp 1.480.764.903.724 Rp 649.534.031.113 2,28

2015 Rp 1.362.245.580.664 Rp 764.484.248.710 1,78

2016 Rp 1.501.115.928.446 Rp 1.001.657.012.004 1,50

2017 Rp 1.841.487.199.828 Rp 1.623.027.475.045 1,13


90

2018 Rp 1.953.910.957.160 Rp 1.771.365.972.009 1,10

2014 Rp 681.419.524.161 Rp 331.574.891.637 2,06

2015 Rp 745.107.731.208 Rp 377.110.748.359 1,98

SKLT 2016 Rp 833.850.372.883 Rp 568.239.939.951 1,47

2017 Rp 914.188.759.779 Rp 636.284.210.210 1,44

2018 Rp 1.045.029.834.378 Rp 747.293.725.435 1,40

2014 Rp 2.170.464.194.350 Rp 1.700.204.093.895 1,28

2015 Rp 2.544.277.844.656 Rp 1.919.568.037.170 1,33

STTP 2016 Rp 2.629.107.367.897 Rp 2.336.411.494.941 1,13

2017 Rp 2.825.409.180.889 Rp 2.342.432.443.196 1,21

2018 Rp 2.826.957.323.397 Rp 2.631.189.810.030 1,07

2014 Rp 3.916.789.366.423 Rp 2.917.083.567.355 1,34

2015 Rp 4.393.932.684.171 Rp 3.539.995.910.248 1,24

ULTJ 2016 Rp 4.685.987.917.355 Rp 4.239.199.641.365 1,11

2017 Rp 4.879.559.000.000 Rp 5.186.940.000.000 0,94

2018 Rp 5.472.882.000.000 Rp 5.555.871.000.000 0,99


91

Lampiran 5

Hasil Perhitungan Net Profit Margin

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Margin =
Penjualan

Kode Tahun EAT Penjualan Hasil

2014 Rp 31.021.000.000 Rp 578.784.000.000 0,05

2015 Rp 32.839.000.000 Rp 669.725.000.000 0,05

ADES 2016 Rp 55.951.000.000 Rp 887.663.000.000 0,06

2017 Rp 38.242.000.000 Rp 814.490.000.000 0,05

2018 Rp 52.958.000.000 Rp 804.302.000.000 0,07

2014 Rp 28.524.000.000 Rp 578.784.000.000 0,05

2015 Rp 21.072.000.000 Rp 2.378.805.000.000 0,01

BUDI 2016 Rp 38.624.000.000 Rp 2.467.553.000.000 0,02

2017 Rp 45.691.000.000 Rp 2.510.578.000.000 0,02

2018 Rp 50.647.000.000 Rp 2.647.193.000.000 0,02

CEKA 2014 Rp 34.001.414.954 Rp 3.701.868.790.192 0,01

2015 Rp 96.549.446.980 Rp 3.485.733.830.354 0,03


92

2016 Rp 379.697.013.626 Rp 4.115.541.761.173 0,09

2017 Rp 107.420.886.839 Rp 4.257.738.486.908 0,03

2018 Rp 92.649.656.775 Rp 3.629.327.583.572 0,03

2014 Rp 288.073.432.000 Rp 879.253.383.000 0,33

2015 Rp 192.045.199.000 Rp 699.506.819.000 0,27

DLTA 2016 Rp 254.509.268.000 Rp 774.968.268.000 0,33

2017 Rp 279.772.635.000 Rp 777.308.328.000 0,36

2018 Rp 435.040.000.000 Rp 893.006.350.000 0,49

2014 Rp 2.574.172.000.000 Rp 30.022.463.000.000 0,09

2015 Rp 2.923.148.000.000 Rp 31.741.094.000.000 0,09

ICBP 2016 Rp 3.631.301.000.000 Rp 34.466.069.000.000 0,11

2017 Rp 3.543.173.000.000 Rp 35.606.593.000.000 0,10

2018 Rp 4.658.781.000.000 Rp 38.413.407.000.000 0,12

INDF 2014 Rp 5.229.489.000.000 Rp 63.594.452.000.000 0,08

2015 Rp 3.709.501.000.000 Rp 64.061.947.000.000 0,06

2016 Rp 5.266.906.000.000 Rp 66.750.317.000.000 0,08

2017 Rp 5.145.063.000.000 Rp 70.186.618.000.000 0,07


93

2018 Rp 4.961.851.000.000 Rp 73.394.728.000.000 0,07

2014 Rp 794.883.000.000 Rp 2.988.501.000.000 0,27

2015 Rp 496.909.000.000 Rp 2.696.318.000.000 0,18

MLBI 2016 Rp 982.129.000.000 Rp 3.263.311.000.000 0,30

2017 Rp 1.322.067.000.000 Rp 3.389.736.000.000 0,39

2018 Rp 1.224.807.000.000 Rp 3.649.615.000.000 0,34

2014 Rp 1.209.618.689.484 Rp 14.169.088.278.238 0,09

2015 Rp 1.250.233.128.560 Rp 14.818.730.635.847 0,08

MYOR 2016 Rp 1.388.676.127.665 Rp 18.349.959.898.358 0,08

2017 Rp 1.630.953.830.893 Rp 20.816.673.946.473 0,08

2018 Rp 1.760.434.280.304 Rp 24.060.802.395.725 0,07

2014 Rp 218.648.345.876 Rp 1.880.262.901.697 0,12

2015 Rp 270.538.700.440 Rp 2.174.501.712.899 0,12

ROTI 2016 Rp 279.777.368.831 Rp 2.521.920.968.213 0,11

2017 Rp 135.364.021.139 Rp 2.491.100.179.560 0,05

2018 Rp 127.171.436.363 Rp 2.766.545.866.684 0,05

SKBM 2014 Rp 59.115.994.107 Rp 1.480.764.903.724 0,04


94

2015 Rp 40.150.568.621 Rp 1.362.245.580.664 0,03

2016 Rp 22.545.456.050 Rp 1.501.115.928.446 0,02

2017 Rp 25.880.464.791 Rp 1.841.487.199.828 0,01

2018 Rp 15.954.632.472 Rp 1.953.910.957.160 0,01

2014 Rp 16.480.714.984 Rp 681.419.524.161 0,02

2015 Rp 20.066.791.849 Rp 745.107.731.208 0,03

SKLT 2016 Rp 20.646.121.074 Rp 833.850.372.883 0,02

2017 Rp 22.970.715.348 Rp 914.188.759.779 0,03

2018 Rp 31.954.131.252 Rp 1.045.029.834.378 0,03

2014 Rp 483.061.430.451 Rp 3.916.789.366.423 0,12

2015 Rp 523.100.215.029 Rp 4.393.932.684.171 0,12

ULTJ 2016 Rp 709.825.635.742 Rp 4.685.987.917.355 0,15

2017 Rp 711.681.000.000 Rp 4.879.559.000.000 0,15

2018 Rp 701.607.000.000 Rp 5.472.882.000.000 0,13


95

Lampiran 6

Hasil Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset

Kode Tahun Total aktiva Hasil

2014 Rp 504.865.000.000 26,95

2015 Rp 653.224.000.000 27,21

ADES 2016 Rp 767.479.000.000 27,37

2017 Rp 840.236.000.000 27,46

2018 Rp 881.275.000.000 27,50

2014 Rp 2.476.982.000.000 28,54

2015 Rp 3.265.953.000.000 28,81

BUDI 2016 Rp 2.931.807.000.000 28,71

2017 Rp 2.939.456.000.000 28,71

2018 Rp 3.392.980.000.000 28,85

CEKA 2014 Rp 1.284.150.037.341 27,88

2015 Rp 1.485.826.210.015 28,03


96

2016 Rp 1.425.964.152.418 27,99

2017 Rp 1.392.636.444.501 27,96

2018 Rp 1.168.956.042.706 27,79

2014 Rp 991.947.134.000 27,62

2015 Rp 1.038.321.916.000 27,67

DLTA 2016 Rp 1.197.796.650.000 27,81

2017 Rp 1.340.842.765.000 27,92

2018 Rp 1.523.517.170.000 28,05

2014 Rp 25.029.488.000.000 30,85

2015 Rp 26.560.624.000.000 30,91

ICBP 2016 Rp 28.901.948.000.000 30,99

2017 Rp 31.619.514.000.000 31,08

2018 Rp 34.367.153.000.000 31,17

INDF 2014 Rp 86.077.251.000.000 32,09

2015 Rp 91.831.526.000.000 32,15

2016 Rp 82.174.515.000.000 32,04

2017 Rp 87.939.488.000.000 32,11


97

2018 Rp 96.537.796.000.000 32,20

2014 Rp 2.231.051.000.000 28,43

2015 Rp 2.100.853.000.000 28,37

MLBI 2016 Rp 2.275.038.000.000 28,45

2017 Rp 2.510.078.000.000 28,55

2018 Rp 2.889.501.000.000 28,69

2014 Rp 10.291.108.029.334 29,96

2015 Rp 11.342.715.686.221 30,06

MYOR 2016 Rp 12.922.421.859.142 30,19

2017 Rp 14.915.849.800.251 30,33

2018 Rp 17.591.706.426.634 30,50

2014 Rp 2.142.894.276.216 28,39

2015 Rp 2.706.323.637.034 28,63

ROTI 2016 Rp 2.919.640.858.718 28,70

2017 Rp 4.559.573.709.411 29,15

2018 Rp 4.393.810.380.883 29,11

SKBM 2014 Rp 649.534.031.113 27,20


98

2015 Rp 764.484.248.710 27,36

2016 Rp 1.001.657.012.004 27,63

2017 Rp 1.623.027.475.045 28,12

2018 Rp 1.771.365.972.009 28,20

2014 Rp 331.574.891.637 26,53

2015 Rp 377.110.748.359 26,66

SKLT 2016 Rp 568.239.939.951 27,07

2017 Rp 636.284.210.210 27,18

2018 Rp 747.293.725.435 27,34

2014 Rp 1.700.204.093.895 28,16

2015 Rp 1.919.568.037.170 28,28

STTP 2016 Rp 2.336.411.494.941 28,48

2017 Rp 2.342.432.443.196 28,48

2018 Rp 2.631.189.810.030 28,60

ULTJ 2014 Rp 2.917.083.567.355 28,70

2015 Rp 3.539.995.910.248 28,90

2016 Rp 4.239.199.641.365 29,08


99

2017 Rp 5.186.940.000.000 29,28

2018 Rp 5.555.871.000.000 29,35


100

Lampiran 7

Hasil Perhitungan Pertumbuhan Laba

Laba Bersih Tahun t -Laba Bersih Tahun t-1


Pertumbuhan Laba =
Laba Bersih Tahun t-1

Kode Tahun Laba Bersih Thn t Laba Bersih Thn t-1 Laba Bersih Thn t-1 Hasil

2014 Rp 31.021.000.000 Rp 55.656.000.000 Rp 55.656.000.000 -0,44

2015 Rp 32.839.000.000 Rp 31.072.000.000 Rp 31.072.000.000 0,06

ADES 2016 Rp 55.951.000.000 Rp 32.839.000.000 Rp 32.839.000.000 0,70

2017 Rp 38.242.000.000 Rp 55.951.000.000 Rp 55.951.000.000 -0,32

2018 Rp 52.958.000.000 Rp 38.242.000.000 Rp 38.242.000.000 0,38

2014 Rp 28.524.000.000 Rp 52.886.000.000 Rp 52.886.000.000 -0,46

2015 Rp 21.072.000.000 Rp 28.524.000.000 Rp 28.524.000.000 -0,26

BUDI 2016 Rp 38.624.000.000 Rp 21.072.000.000 Rp 21.072.000.000 0,83

2017 Rp 45.691.000.000 Rp 38.624.000.000 Rp 38.624.000.000 0,18

2018 Rp 50.647.000.000 Rp 45.691.000.000 Rp 45.691.000.000 0,11

CEKA 2014 Rp 34.001.414.955 Rp 20.068.958.558 Rp 20.068.958.558 0,69

2015 Rp 96.549.446.980 Rp 34.001.414.954 Rp 34.001.414.954 1,84

2016 Rp 379.697.013.626 Rp 96.549.446.980 Rp 96.549.446.980 2,93


101

2017 Rp 107.420.886.839 Rp 379.697.013.626 Rp 379.697.013.626 -0,72

2018 Rp 92.649.656.775 Rp 107.420.886.839 Rp 107.420.886.839 -0,14

2014 Rp 288.073.432.000 Rp 270.498.062.000 Rp 270.498.062.000 0,06

2015 Rp 192.045.199.000 Rp 288.499.375.000 Rp 288.499.375.000 -0,33

DLTA 2016 Rp 254.509.268.000 Rp 192.045.199.000 Rp 192.045.199.000 0,33

2017 Rp 279.772.635.000 Rp 254.509.268.000 Rp 254.509.268.000 0,10

2018 Rp 435.040.000.000 Rp 279.772.635.000 Rp 279.772.635.000 0,55

2014 Rp 2.574.172.000.000 Rp 2.435.040.000.000 Rp 2.435.040.000.000 0,06

2015 Rp 2.923.148.000.000 Rp 2.574.172.000.000 Rp 2.574.172.000.000 0,14

ICBP 2016 Rp 3.631.301.000.000 Rp 2.923.148.000.000 Rp 2.923.148.000.000 0,24

2017 Rp 3.543.173.000.000 Rp 3.631.301.000.000 Rp 3.631.301.000.000 -0,02

2018 Rp 4.658.781.000.000 Rp 3.543.173.000.000 Rp 3.543.173.000.000 0,31

2014 Rp 5.229.489.000.000 Rp 5.416.635.000.000 Rp 5.416.635.000.000 -0,03

2015 Rp 3.709.501.000.000 Rp 5.229.489.000.000 Rp 5.229.489.000.000 -0,29

INDF 2016 Rp 5.266.906.000.000 Rp 3.709.501.000.000 Rp 3.709.501.000.000 0,42

2017 Rp 5.145.063.000.000 Rp 5.266.906.000.000 Rp 5.266.906.000.000 -0,02

2018 Rp 4.961.851.000.000 Rp 5.145.063.000.000 Rp 5.145.063.000.000 -0,04

MLBI 2014 Rp 794.883.000.000 Rp 871.229.000.000 Rp 871.229.000.000 -0,09


102

2015 Rp 496.909.000.000 Rp 794.883.000.000 Rp 794.883.000.000 -0,37

2016 Rp 982.129.000.000 Rp 496.909.000.000 Rp 496.909.000.000 0,98

2017 Rp 1.322.067.000.000 Rp 982.129.000.000 Rp 982.129.000.000 0,35

2018 Rp 1.224.807.000.000 Rp 1.322.067.000.000 Rp 1.322.067.000.000 -0,07

2014 Rp 1.209.824.768.594 Rp 1.113.558.238.779 Rp 1.113.558.238.779 0,09

2015 Rp 1.250.233.128.560 Rp 1.209.618.689.484 Rp 1.209.618.689.484 0,03

MYOR 2016 Rp 1.388.676.127.665 Rp 1.250.233.128.560 Rp 1.250.233.128.560 0,11

2017 Rp 1.630.953.830.893 Rp 1.388.676.127.665 Rp 1.388.676.127.665 0,17

2018 Rp 1.760.434.280.304 Rp 1.630.953.830.893 Rp 1.630.953.830.893 0,08

2014 Rp 218.577.521.074 Rp 198.015.270.921 Rp 198.015.270.921 0,10

2015 Rp 270.538.700.440 Rp 218.648.345.876 Rp 218.648.345.876 0,24

ROTI 2016 Rp 279.777.368.831 Rp 270.538.700.440 Rp 270.538.700.440 0,03

2017 Rp 135.364.021.139 Rp 279.777.368.831 Rp 279.777.368.831 -0,52

2018 Rp 127.171.436.363 Rp 135.364.021.139 Rp 135.364.021.139 -0,06

SKBM 2014 Rp 59.115.994.107 Rp 30.266.986.267 Rp 30.266.986.267 0,95

2015 Rp 40.150.568.621 Rp 59.115.994.107 Rp 59.115.994.107 -0,32

2016 Rp 22.545.456.050 Rp 40.150.568.620 Rp 40.150.568.620 -0,44

2017 Rp 25.880.464.791 Rp 22.545.456.050 Rp 22.545.456.050 0,15


103

2018 Rp 15.954.632.472 Rp 25.880.464.791 Rp 25.880.464.791 -0,38

2014 Rp 16.480.714.984 Rp 9.440.014.188 Rp 9.440.014.188 0,75

2015 Rp 20.066.791.849 Rp 16.480.714.984 Rp 16.855.973.113 0,21

SKLT 2016 Rp 20.646.121.074 Rp 20.066.791.849 Rp 20.066.791.849 0,03

2017 Rp 22.970.715.348 Rp 20.646.121.074 Rp 20.646.121.074 0,11

2018 Rp 31.954.131.252 Rp 22.970.715.348 Rp 22.970.715.348 0,39

2014 Rp 123.635.526.965 Rp 114.674.074.530 Rp 114.674.074.530 0,08

2015 Rp 185.705.201.171 Rp 123.635.526.965 Rp 123.635.526.965 0,50

STTP 2016 Rp 174.176.717.866 Rp 185.705.201.171 Rp 185.705.201.171 -0,06

2017 Rp 216.024.079.834 Rp 174.176.717.866 Rp 174.176.717.866 0,24

2018 Rp 255.088.886.019 Rp 216.024.079.834 Rp 216.024.079.834 0,18

2014 Rp 483.360.914.211 Rp 325.127.420.664 Rp 325.127.420.664 0,49

2015 Rp 523.100.215.029 Rp 483.061.430.451 Rp 483.061.430.451 0,08

ULTJ 2016 Rp 709.825.635.742 Rp 523.100.215.029 Rp 523.100.215.029 0,36

2017 Rp 711.681.000.000 Rp 709.825.635.742 Rp 709.825.635.742 0,00

2018 Rp 701.607.000.000 Rp 711.681.000.000 Rp 711.681.000.000 -0,01


104

Lampiran 8

Hasil Output SPSS 20

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 65 ,47 8,64 2,2182 1,72039

DER 65 ,16 3,03 ,9598 ,53924

TAT 65 ,55 3,10 1,2568 ,58468

NPM 65 ,01 ,49 ,1060 ,10532

UP 65 26,53 32,20 28,8082 1,46095

PL 65 -,72 2,93 ,1729 ,53702

Valid N
65
(listwise)

Sumber : Output SPSS 20

Hasil Uji Normalitas


105

Sumber : SPSS 20
106

Hasil Uji Normalitas

Sumber : Output SPSS 20

Uji Nomalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual

N 65
107

Mean 0E-7

Normal Parametersa,b
Std.
,48655109
Deviation

Absolute ,145

Most Extreme
Positive ,145
Differences

Negative -,135

Kolmogorov-Smirnov Z 1,167

Asymp. Sig. (2-tailed) ,131

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS 20


108

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Output SPSS 20

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

CR ,347 2,883
109

DER ,481 2,081

TAT ,804 1,244

NPM ,604 1,655

UP ,853 1,172

a. Dependent Variable: PL

Sumber: Output SPSS 20

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-


Square the Estimate Watson

1 ,423a ,179 ,110 ,50675 1,912

a. Predictors: (Constant), UP, NPM, DER, TAT, CR

b. Dependent Variable: PL
110

Sumber : Output SPSS 20

Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model   Coefficients Coefficients t Sig.

Std.
    B Error Beta    

1 (Constant) -,315 1,483 -,212 ,833

  CR -,047 ,063 -,150 -,747 ,458

  DER -,113 ,169 -,114 -,668 ,507

  TAT ,390 ,121 ,425 3,230 ,002

  NPM 1,161 ,774 ,228 1,501 ,139

  UP ,003 ,047 ,008 ,064 ,949

a. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS 20

Hasil Uji t (Uji Parsial)


111

Coefficientsa

Mode Unstandardized Standardized


l   Coefficients Coefficients t Sig.

Std.
    B Error Beta    

1 (Constant
-,315 1,483 -,212 ,833
)

  CR -,047 ,063 -,150 -,747 ,458

  DER -,113 ,169 -,114 -,668 ,507

  TAT ,390 ,121 ,425 3,230 ,002

  NPM 1,161 ,774 ,228 1,501 ,139

  UP ,003 ,047 ,008 ,064 ,949

a. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS 20

Hasil Uji F (Uji Silmutan)

ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square
112

Regression 3,306 5 ,661 2,575 ,036b

1 Residual 15,151 59 ,257

Total 18,315 64

a. Dependent Variable: PL

b. Predictors: (Constant), UP, NPM, DEsR, TAT, CR

Sumber : Output SPSS 20

Hasil Koefisien Desterminasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-


Square the Estimate Watson

1 ,423a ,179 ,110 ,50675 1,912

a. Predictors: (Constant), UP, NPM, DER, TAT, CR

b. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS 20


113

Lampiran 9

Tabel Uji t

Titik Presentasi Distribusi t (df=41-80)


114

Lampiran 10

Tabel Uji F
115

Lampiran 11

Tabel Durbin-Watson

Anda mungkin juga menyukai