Anda di halaman 1dari 7

Professional Standard 

In Indonesian : SAK,
SPAP, And SAP

Dibuat Oleh Kelompo 10 :


1. Fitriyanto Yessica (1710110691)
2. Elvira Rahmanda (1710110692)
3. Erina Widiasti (1710110693)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)


SURABAYA
2021
A. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ( SAK )

Dari segi fungsinya akuntansi merupakan:

 Suatu aktivitas penyediaan jasaAkuntansi memberikan informasi keuangan kepada pihak yang


berkepentingan (Stakeholders),untuk membantu dalam membuat keputusan ekonomik yang
menyangkut perusahan tersebut.
 Suatu sistem informasi Akuntansi melakukan pengumpulan dan pengolahan data keuangan
perusahaan yang kemudian dikomunikasikan kepada stakeholders agar dapat dipakai
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perusahaan.
 Suatu kegiatan deskriptif-analisisAkuntansi mengidentifikasikan berbagai transaksi ekonomik
dalam suatu perusahaan melalui tahap:

(A) Pengukuran

(B) Pencatatan

(C) Penggolongan Dan

(D) Peringkasan

sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan , dan mampu memberikan
secara layak tentangkeadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan yang diintregasikan dan
disajikan dalam laporan keuangan

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Menciptakan metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan


keuangandari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah.
kumpulankonsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan
dianggap berterima umum disebut: Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)

Badan yang membuat standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat:

 Financial Accounting Standard Board (FASB) berdiri tahun 1973 menggantikan Am-


erican Principles Board (APB) sebuah lembaga swasta yang bertanggung
jawab untuk pembentukan standar akuntansi di Amerika Serikat. Produk FASB adalahPublika
si Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statements of Financial AccountingStandards).

Organisasi lain yang penting dalam pelaporan keuangan:

 SEC (Securities and Exchange Commision) dibentuk tahun 1934 dengan tugas


utamamengatur penawaran dan perdagangan efek oleh perusahaan kepada masyarakat
 AICPA (American Institute of Certified Public Accounting) merupakan organisasi profesional
dari para akuntan publik yang tersertifikasi

Organisasi Profesi Akuntansi di Indonesia:


 IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), didirikan 23 Desember 1957. Bertujuan untuk:

A. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan

B. Membimbing perkembangan akuntansi dan mempertinggi mutu pendidikan akuntansiIAI terdiri


dari tiga seksi:

1.IAI seksi Akuntan Publik, yaitu anggota IAI yang berprofesi sebagai akuntan publik

2.IAI seksi Akuntan Manajemen, yaitu anggota IAI yang bekerja dalam perusahaan,termasuk
BUMN, Bank pemerintah dll

3.IAI seksi Akuntan Pendidik, Yaitu anggota IAI yang berprofesi sebagai pendidik

Komite IAI:

1.Komite Norma Pemeriksaan Akuntan

2.Komite Kode Etik

3.Komite Perpajakan

Tujuan laporan keuangan: (Tingkatan Pertama)

 1.Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja setiap perubahan posisi


keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomik

2.Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian laporankeuangan tidak
menyediakan semua informasi keuangan yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakaninformasi
non keuangan

3.Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung jawabanmanajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya

.4.Memberikan pengungkapan mengenai informasi lain yang berkaitan dengan laporankeuangan,


misalnya informasi mengenai kebijakan kauntansi yang diatur perusahaan,seperti penentuan
metode depresiasi dan penilaian persediaan

B. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)

Standar Profesional Akuntan Publik  (disingkat SPAP) adalah kodifikasi


berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan 
publikdi Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan PublikInstitut
Akuntan Publik Indonesia(DSPAP IAPI).Didalam SPAP terdapat beberapa tipe standar profesional
yang terbagi menjadi enam tipestandar profesional yang dikodifikasikan dalam:

 –  standar auditing,
 – standar atestasi,

 – standar jasa akuntansi dan review,

 – standar jasa konsultasi,

 –  standar pengendalian mutu, dan

 –  aturan etika kompartemen akuntan publik

Disini yang akan disoroti lebih jauh tentang standar auditing itu sendiri. Hal ini
karena berkaitan dengan keterkaitan antara akuntansi dengan proses audit laporan
keuangan.Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan historis.
Didalamnyaterdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan standar auditing (PSA).
PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan
publikdalam melaksanakan perikatan audit. Audit atas laporan keuangan historis merupakan
jasatradisional yang disediakan oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat. Seperti yang
telahdipaparkan sebelumnya bahwa didalam standar auditing ini terdapat 10 standar auditing
yangterbagi menjadi standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.Standar
auditing berbeda dengan prosedur auditing yang mana berkaitan dengan tindakan yangharus
dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan suatu kriteria ukuran mutu kinerja tindakan
tersebut. Berikut akan dipaparkan tentang standar auditing yang telah ditetapkan dandisahkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia.

Standar Umum

 1.Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihanteknis
yang cukup sebagai auditor.Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan
pendapat, auditor harussenatiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang
auditing. Setiapauditor independen yang menjadi penanggungjawab suatu perikatan harus menilai
dengan baikkedua persyaratan tentang pendidikan formal auditor independen dan pengalaman
profesioanldi dalam menentukan luasnya supervisi dan review terhadap hasil kerja para asistennya.

2.Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mentalharus dipertahankan oleh auditor.Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen
dimana tidak mudah dipengaruhi olehkarena dalam melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan
umum. Dengan begitu tidak adaistilahnya memihak kepada kepentingan pihak-pihak tertentu.
Auditor mengakui kewajibanuntuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan
namun juga kepadakreditur dan pihak-pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan
auditor independen.Kepercayaan masyarakat umum dirasa sangat penting mengingat jika
kepercayaan masyarakatmenurun maka ada indikasi pemikiran tentang ketidakindependensi
auditor tersebut . Untuk diakui oleh pihak lain sebagai orang yang indipenden maka ia harus bebas
dari setiapkewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya.
Untukmenekankan independensi auditor dari manajemen maka penunjukan auditor di
banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham atau komite
audit.

3.Dalam melaksanaan aufit dan penyusunan laporannya, auditor wajib


mengggunakankemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.Penggunaan kemahiran
profesioanl dengan cemat dan seksama menyangkut apa yangdikerjakan auditor dan bagaimana
kesempurnaan pekerjaan tersebut. Seorang auditor harusmemiliki tingkat ketrampilan yang
umumnya dimilik oleh auditor pada umumnya dan harusmenggunakan ketrampilan tersebut
dengan kecermatan dan keseksamaan wajar. Hal inimenuntut auditor untuk melaksanakan
skeptisme profesional dimana sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secar kritis bukti audit.

Standar Pekerjaan Lapangan

 1.Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harusdisupervisi


dengan semestinya.Sebelum menerima perikatan auditor harus yakin apakah kondisi dimana
perikatan pada saatmendekati atau setelah tanggal neraca dapat memungkinkan auditor untuk
melaksanakan auditsecara memadai dan memberi pendapat wajar tanpa pengecualian. Jika kondisi
tersebut tidakmemungkinkan auditor untuk melakukan audit secar memadai dan untuk
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian maka ia harus membahas dengan klien tentangke
mungkinan dalam memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak
memberikan pendapat

2.Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan auditdan
menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.Pengendalian interen adalah
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemendan personel lain entitas yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terbagi menjadi keandalan pelaporan keuanagn,eekti
vitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

3.Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.Bukti audit sangat bervarisasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang
ditarik oleh auditorindependen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Relevansi,objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan
kesimpulan,seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti. Audit yang dilakukan oleh
auditorindependen bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk
dipakaisebagai dasar memadai dalam merumuskan pendapatnya. Auditor independen
lebihmengandalkan buktu yang bersifat mengarahkan daripada bukti yang bersifat meyakinkan.

Standar Pelaporan

 1.Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Istilah prisnsip akuntansi yang berlaku umum adalah
padanan kata dari frasa generally acceptedaccounting principle dimana suatu istilah teknis
akuntansi yang mencakup konvensi, aturan,dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik
akuntansi yang berlaku umum diwilayah tertentu pada saat tertentu. Untuk laporan keuangan yang
didistribusikan kepada umum di Indonesia harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum diIndonesia.

2.Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada


ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan peride berjal
andibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.Tujuan
standar konsistensi adalah untuk memeberikan jaminan bahwa jika daya bandinglaporan keuangan
diantara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsipakuntansi maka auditor
akan mengungkapakn perubahan tersebut dalam laporannya.Perubahan dalam prinsip akuntansi
yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuanganmemerlukan penjelasan dalam, laporan
auditor independen dengan cara menambahkan paragraf penjelas yang disajikan setelah paragraf
pendapat.

3.Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecualidinyatakan


lain dalam lapran auditor.Auditor harus memeprtimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu
yang harusdiungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahui pada saat audit.
Bilamajemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya
diungkapkansesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia termasuk catatan
atas laporan keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
atau pendapat tidakl wajar karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi yang cukupdala
m laporannya.

4.Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai Laporan keuangansecara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan maka laporan auditor harusmemuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika adadan tingkat tanggungjawab yang dipikul
oleh auditor.

C. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN ( SAP )

 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam


Pasal32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaanAPBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Standarakuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu
mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan.Penyusunan SAP Berbasis Akrual
dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due process). Proses baku penyusunan
SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban profesionalKSAP. Penyusunan PSAP dilandasi oleh
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, yangmerupakan konsep dasar penyusunan dan
pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan,dan merupakan acuan bagi Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporankeuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan
dalam mencari pemecahan atas sesuatumasalah yang belum diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan.Sesuai dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara tersebut,
Pemerintah telahmenetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
AkuntansiPemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan basis kas
untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual
untukpengakuanaset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara


sebagaimanadiamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentangKeuangan Negara yang menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan
dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran
berbasiskas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal
36 ayat(1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun.
Olehkarena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti.Lingkup pengaturan
Peraturan Pemerintah ini meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP BerbasisKas Menuju Akrual.
SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I dan berlaku sejak tanggalditetapkan dan dapat
segera diterapkan oleh setiap entitas. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II
berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkanSAP Berbasis
Akrual.Penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual ini dilaksanakan sesuai dengan jangka
waktusebagaimana ditetapkan. Selanjutnya, setiap entitas pelaporan, baik pada pemerintah
pusatmaupun pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP Berbasis Akrual. Walaupun
entitas pelaporan untuk sementara masih diperkenankan menerapkan SAP Berbasis Kas MenujuAk
rual, entitas pelaporan diharapkan dapat segera menerapkan SAP Berbasis Akrual Laporan
keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan untukmemberi
manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna
maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Halini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang
dikeluarkan sebandingdengan manfaat yang diperoleh.Selain mengubah basis SAP dari kas menuju
akrual menjadi akrual, Peraturan Pemerintah inimendelegasikan perubahan terhadap PSAP diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.Perubahan terhadap PSAP tersebut dapat dilakukan sesuai
dengan dinamika pengelolaankeuangan negara. Meskipun demikian, penyiapan pernyataan SAP
oleh KSAP tetap harusmelalui proses baku penyusunan SAP dan mendapat pertimbangan dari BPK

Anda mungkin juga menyukai