Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan Bayi Baru Lahir
b. Suhu
Suhu bayi turun dengan cepat segera setelah lahir. Oleh karena itu bayi harus dirawat
ditempat tidur bayi yang hangat dengan suhu yang dapat diatur. Selama beberapa hari
kehidupan suhu bayi tidak stabil, berespon terhadap rangsangan ringan dengan fluktuasi yang
cukup besar diatas suhu atau dibawah suhu normal.
c. Vitamin K
Dianjurkan pemberian rutin vitamin K intramuskulus.
d. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi rutin Hepatitis B untuk semua neonates sebelum pulang dari rumah sakit
dianjurkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (2000). Jika ibu positif untuk
antigen permukaan hepatitis B, neonates juga harus mendapat imunisasi pasif dengan
immunoglobulin hepatitis B.
e. Perawatann Kulit
Bayi harus segera dikeringkan untuk mengurangi kehilangan panas melalui evaporasi.
Kelebihan verniks, darah dan mekonium juga dibersihkan dengan lembut. Verniks yang
tersisa cepat diserap oleh kulit dan lenyap seluruhnya da;am 24 jam. Neonates jangan
dimandikan sampai suhu mereka stabil.
i. Pemberian Makan
Dalam 12 jam pertama dianjurkan bayi sudah menyusu dengan teratur. Sebagian besar bayi
aterm tumbuh peast jika diberi makan dengan interval 2 – 4 jam., bayi premature atau bayi
yang mengalami hambatan pertumbuhan harus diberi makan lebih sering.
j. Rawat Gabung
Rawat gabung dilakukan untuk meningkatkan hubungan antara bayi dan bayinya secara dini.
Setelah 24 jam pertama biasanya ibu sudah melakukan ambulasi secara penuh sehingga bu
dapat mulai melakukan perawatan terhadap dirinya sendiri dan bayinya secara penuh.
Sifat muntah :
Penatalaksanaan:
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal, terutama pada bayi muda
di bawah umur 6 bulan. Penanganannya adalah sebagai berikut :
1) Memperbaiki teknik menyusui
2) Memperbaiki posisi botol saat pemberian susu dengan botol
3) Setelah menyusui usahakan anak bersendawa
4) Saat menyusu bibir bayi menempel rapat pada areola payudara ibu
c. Ruam Popok
Ruam popok (diaper rush) muncul akibat kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan
yang tidak baik / lembab
Penyebab :
1) Kebersihan kulit yang tidak terjaga
2) Jarang mengganti popok setelah anak / bayi berkemih
3) Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas
4) Akibat mencret
5) Reaksi kontak terhadap karet, deterjen atau plastic
Pencegahan ruam popok ialah dengan mempertahankan daerah popok bayi selalu kering.
Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan pemberian gentian violet 0.5%, pastikan popok
diganti setiap kali basah atau kotor. Ibu harus segera kembali memeriksakan bayinya jika
keadaan bertambah buruk, menjaga kebersihan kulit yang terkena seborea, dan memberi
krim dermatitis. Jika telah terjadi ruam dapat dikurangi dengan cara :
k. Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dengan frekuensi > 4 kali. Bayi yang
menyusu ASI tidak akan mengalami diare karena pada ASI mengandung IgA, laktoferin,
lisozim, growth factor dan laktobasilus. Bayi normal defekasi 4-5 kali sehari. Diare yang
terjadi lebih dari 10 -15 kali sehari dibagi dalam 2 jenis :
1) Disentri : Feses berlendir, berdarah, panas, tenemus dan muntah, pembesaran kelenjar
getah bening, disebabkan oleh Shigella disentriae.
2) Amuba : bakteri penginfeksinya adalah Entamoeba histolitica, gajalanya sama dengan
disentri namun menginfeksi daerah sigmoid.
Penyebab diare umumnya adalah infeksi eneral dan paraenteral, malabsorbsi karbohidrat,
lemak dan protein, atau karena factor psikolois, misalnya rasa takut dan cemas. Asuhan yang
diberikan :
(Panduan belajar asuhan neonates, abyi dan balita, rochmah K.M.2012. Jakarta EGC, halaman 76
-86)