Anda di halaman 1dari 2

Dari nilai yang diobservasi pada proses penyembuhan luka, dianggap bahwa kelompok yang

diaplikasikan dengan ekstrak daun kelor memperlihatkan penyembuhan yang lebih cepat dan
lebih baik dibanding kelompok kontrol. Tanaman kelor sudah diaplikasikan pada ranah medis
dalam beberapa dekade untuk menyembuhkan berbagai kondisi akut dan kronis. Isi dari
phytochemicals seperti asam flavonoid dan asam phenolic berhubungan dengan aktivitas
antiinflamasi, antioksidan, dan antibakteri.
Pada studi yang dilakukan oleh Singh et al. tahun 2012, aktivitas mikrobial dari
moringa oleifera diperiksa menggunakan model utam dari metode Kirby-Bauer disc
diffusion, kurang lebih 50% ekstrak ethanolic dari daun kelor berhasil memperlihatkan
aktivitas antibakteri. Bahkan dalam konsentrasi tinggi, ekstrak hanya memperlihatkan
aktivitas inhibitor yang ringan dan tidak ada aktivitas terhadapa Pseudomonas. Peixoto et al.
tahun 2011 melaporkan ekstrak ethanolic dan aqueous dari daun kelor mengindikasikan
potensi yang baik pada perawatan beberapa infeksi bakteri. Ekstrak aqueous dan ethanolic
dari daun kelor memiliki potensi sifat antibakteri, dengan efek inhibitor lebih tinggi pada
spesies gram positif ( Staphylococcus aureus dan Enterococcus faecalis) dibanding spesies
gram negatif (Escherichia coli, Salmonella, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio
parahaemolyticus, dan Aeromonas caviae). Ekstrak ethanolic dari daun kelor juga
mendemonstrasikan zona inhibitor tertinggi pada pertumbuhan S.Aureus dan Streptococcus
mutans pada perbandingan antara pasta gigi eksperimental yang berisikan ektrak dari bagian-
bagian yang berbeda dari daun kelor dan obat kumur.
Biasanya, senyawa alami dengan polyphenols memiliki sifat antioksidan yang kuat
dan dapat menurunkan kerusakan oksidatif pada jaringan dengan mengambil radikal bebas.
Ekstrak ethanolic pada daun kelor mengandung asam chlorogenic, rutin, quercetin glucoside,
dan kaempferol rhamnoglucoside. Demikian pula, genus Moringa memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi, terutama dikarenakan konten tinggi dari bioactive polyphenoli.
Ekstrak daun kelor juga mengandung tannins, saponins, flavonoids, terpenoids, dan
glycosides, yang juga memiliki sifat pengobatan. Senyawa-senyawa tersebut telah
memperlihatkan antioksidan yang efektif, antimikroba, dan agen antikarsinogenik. Senyawa
phenolic diketahui berperan sebagai antioksidan primer, karena sifatnya untuk menonaktifkan
radikal lemak bebas atau mencegah dekomposisi dari hidroperoksida menjadi radikal bebas
dengan sifat redoxnya. Sifat-sifat ini adalah kunci utama untuk menetralisir radikal bebas,
pendinginan oksigen tunggal atau triplet, atau mendekomposisi peroksida. Daun kelor segar
adalah sumber vitamin A yang baik. Vitamin A diketahui sebagai fungsi penting pada
penglihatan, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan janin, imun yang kompeten, dan
diferensiasi sel. Daun kelor juga mengandung 200 mg/ 100 g vitamin C, dengan konsentrasi
yang lebih tinggi dibanding vitamin C pada jeruk. Daun kelor jufa dapat melindungi tubuh
dari efek merusak radikal bebas, polutan, dan racun dari sifat antioksidannya.
Ekstrak daun kelor menginhibisi produksi sitokin makrofag (tumor necrosis factor
alpha, interleukin-6 (IL-6), dan IL-8), yang dapat diinduksi oleh rokok dan lipopolisakarida
(LPS). Waterman et al melaporkan bahwa konsentrasi daun kelor dan isothiocyanates
menurunkan tanda gen dan produksi tanda inflamasi pada makrofag RAW. Ekstrak daun
kelor menstimulasi respon imun selular dan humoral pada tikus cyclophosphamide-induced
immunodeficient, dengan meningkatkan sel darah putih, persentase neutrofil, serum
immunoglobulin. Sebagai tambahan, quercetin dapat terlibat pada reduksi proses inflamasi
dengan menginihibisi aksi dari faktor neutral kappa-beta (NF-k_) dan selanjutnya
menurunkan NF-kB-dependent dan inflamasi.
Kelembaban area luka adalah faktor penting untuk pertumbuhan sel fibroblas.
Kelembaban yang baik dapat mempercepat formasi dari faktor pertumbuhan untuk
meningkatkan jumlahnya. Sediaan gel adalah fat-based HPMC yang dapat membuat
kelembaban yang tepat pada area luka. Pada salep dengan konsentrasi ekstrak daun kelor 4%,
komposisi dasarnya sesuai dengan kelembaban yang dibutuhkan , sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan sel. Pada salep dengan konsentrasi ekstrak daun kelor 4%,
konten relaksan dasarnya lebih tinggi, dan pertumbuhan sel dapat berlebih dibanding dengan
HPMC, povidone iodine, dan salep ekstrak daun kelor 2%.
Hasil dari studi ini memperlihatkan bahwa ekstrak ethanolic dari ekstrak daun kelor
membantu untuk mempercepat penyembuhan luka pada palatum tikus. Diharapkan gel
ekstrak ethanolic dari daun kelor dapat digunakan sebagai pengobatan herbal yang dapat
digunakan dengan aman untuk penyembuhan luka. Gel ini dapat digunakan untuk
mempercepat penyembuhan lesi palatal pada prosedur ini dengan mendapatkan donor dari
graft jaringan ikat dari palatum dari hasil perawatan bedah periodontal.

Kesimpulan
Gel ekstrak daun kelor (Moringa oleifera), mendukung dan mempercepat penyembuhan luka
pada palatum tikus. Pada konsentrasi 4%, gel ekstrak daun kelor lebih memperlihatkan
penutupan luka yang lebih baik dan lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai