Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RAMAIKA LESTARI

NIM : P07125219031
TINGKAT : II REGULER A
MATA KULIAH : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
DOSEN PEMBIMBING : INTAN LIANA SKM, MPH

TUGAS
NAMA PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN MANUSIA

1. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup
serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri
dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes
mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat
menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

a. Etiologi penyakit asbestosis,

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di


dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan
mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan
dan jumlah serat yang terhirup. Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan
penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga
bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja. Penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
- Plak pleura (klasifikasi)
- Mesotelioma maligna,
- Efusi pleura.

b. Penyembuhan penyakit asbestosis,


Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir atau
dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan
obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui
sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung.
Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak
banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.

c. Perawatan penyakit asbestosis,

Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan
kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini
lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang
pernah terpapar 40 tahun lalu. Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada
para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara
itu guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan
setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian
bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang,
dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

2. Asma
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini
bersifat sementara.

a. Etiologi penyakit asma

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap


rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan.
Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu
binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki
mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan
karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini
akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini
menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas. Sel-sel tertentu
di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal mula
terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin
dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: – kontraksi otot polos – peningkatan
pembentukan lendir – perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan
bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing
(alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang
sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres
dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel lainnya
(eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya
(juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.

b.Penyembuhan penyakit asma,

Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan


segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk
mencegah serangan. Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk
mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang
mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh
reseptor beta-adrenergik. Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-
adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang
cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada
reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya
memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol),
menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja
pada semua reseptor beta-adrenergik. Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa
menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru
memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini
lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.
Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh
darah). Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau
secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan
jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat
pertama kali mengkonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah.
Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan
obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau
palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan,
ketakuatan), muntah, dan kejang. Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat
efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap
corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma
dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.

c. Perawatan penyakit asma,

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan
yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah
raga.

3. Bronkientasis
Bronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran
pernapasan yang besar. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi
melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding
bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya.
Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat. Secara
khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang, tetapi
bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan
menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang
terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh
adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan
dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam
(mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran
pernapasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari: sel penghasil
lendir, sel bersilia dan sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan
tubuh, melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya. Struktur saluran pernapasan
dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan
bervariasinya diameter saluran pernapasan sesuai kebutuhan. Pembuluh darah dan jaringan
limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus.

Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis,
dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus
yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung
yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak,
yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan
kemudian merusak dinding bronkus. Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil
(alveoli) dan menyebabkan bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan
paru-paru. Pada kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru
dapat melukai jantung. Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus
juga dapat menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak dapat
menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.

a. Etiologi penyakit bronkientasis

Batuk menahun bisa disebabkan oleh: Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi
adenovirus, Infeksi bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>-
Influenza, Tuberkulosa, Infeksi jamur, Infeksi mikoplasma, Penyumbatan bronkus, Benda
asing yang terisap, Pembesaran kelenjar getah bening, Tumor paru, Sumbatan oleh lendir,
Cedera penghirupan, Cedera karena asap, gas atau partikel beracun, Menghirup getah
lambung dan partikel makanan, Keadaan genetik, Fibrosis kistik, Diskinesia silia, termasuk
sindroma Kartagener, Kekurangan alfa-1-antitripsin, Kelainan imunologik , Sindroma
kekurangan imunoglobulin, Disfungsi sel darah putih, Kekurangan koplemen, Kelainan
autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa. Keadaan lain :
Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young (azoospermia
obstruktif), Sindroma Marfan.

b. Penyembuhan penyakit b ronkientasis

Tujuan dari penyembuhan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,


membebaskan penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah komplikasi. Drainase postural
yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang
dahak. Seorang terapis pernapasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan
batuk yang efektif.Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator dan
ekspektoran. Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak
memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan
hebat.

c.Perawatan penyakit bronkientasis

- Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan


angka kejadian bronkiektasis.
- Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu.
Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia
pneumokok.
- Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau
memburuknya penyakit.
- Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin
mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.
- Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada
penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan
bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkiektasis.
- Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang
berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau
mengurangi beratnya penyakit.
- Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: –
memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya – menghindari
kelebihan dosis obat dan alkohol – mencari pengobatan medis untuk gejala
neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti
regurgitasi atau batuk setelah makan).
- Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan
menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.
- Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan
bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.
 

Anda mungkin juga menyukai