“Perencanaan Strategik”
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan karunia, rahmat, dan hidayah–Nya yang berupa kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul “Perencanaan Strategik” ini terselesaikan tepat pada
waktunya .
Tugas ini disusun sebagai tugas kelompok yang ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perencanaan Audit SDM . Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini yaitu ibu Kurniawaty Fitri, SE, MM.
Kami berusaha menyusun tugas ini dengan segala kemampuan, namun kami
menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi penulisan
maupun segi penyusunan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati demi untuk menyempurnakan makalah ini
Semoga tugas ini bisa memberikan informasi mengenai Perencanaan Strategik dan
memberikan manfaat khusus bagi mahasiswa/i dan umumnya bagi pembaca. Atas perhatian
dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan strategik.
2. Untuk mengetahui apa saja pendekatan strategic dalam MSDM.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan strategi terdiri atas dua kata, yaitu: Perencanaan dan Strategi. Disini
kami akan menjelaskan tentang definisi dari masing-masing kata tersebut.
Jika kita gabungkan kedua kata diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan strategi
merupakan suatu proses untuk menentukan tujuan organisasi dengan membuat dan
mengembangkan rencana-rencana yang dalam pelaksanaannya sesuai dengan gagasan yang
rasional dan memiliki cara serta eksekusi dalam aktifitas yang memiliki kurun waktu tertentu
dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi atau perushaan.
4
hasil yang diinginkan, serta menyesuaikan arah organisasi saat terjadi perubahan.
Perencanaan strategis yang efektif tidak hanya mengartikulasikan ke mana suatu organisasi
berjalan dan tindakan yang diperlukan untuk membuat kemajuan, tetapi juga bagaimana ia
akan tahu jika ini akan terus menerus berhasil.
Suatu proses perencanaan pasti akan melibatkan berbagai tingkat kegagalan. Beberapa
bagian dari organisasi memerlukan perencanaan selama bertahun-tahun ke depan, namun
untuk divisi lain membutuhkan perencanaan hanya untuk waktu yang singkat. Hal ini juga
dapat didefinisikan sebagai proses penentuan tujuan organisasi dan sumber daya yang akan
digunakan untuk menangani tujuan organisasi, mengatur akuisisi, pemanfaatan, dan disposisi
sumber daya. Untuk mencapai SDM yang unggul dan kompetitif perusahaan atau organisasi
perlu merencanakan strategi-strategi demi mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
Pendekatan MSDM Stratejik Ada lima pendekatan untuk HRM strategis. Ini terdiri
dari strategi berbasis sumber daya/ resource-based strategy (RBV), pencapaian strategis yang
cocok/ achieving strategic fit, manajemen kinerja tinggi/ high-performance management,
manajemen komitmen tinggi/high- commitment management, dan manajemen keterlibatan
tinggi/high-involvement management.
5
pengambilan risiko dan kebijaksanaan individu yang terkait dengan perusahaan. Kamoche
(1996) mengemukakan bahwa dalam pandangan berbasis sumberdaya, perusahaan dipandang
sebagai sebuah paket dari sumber daya yang berwujud dan tidak berwujud, serta kemampuan
yang diperlukan untuk kompetisi produk / pasar. Sejalan dengan human capital theory,
resource-based theory menekankan bahwa investasi pada SDM akan menambah nilai
perusahaan. Tujuan strategisnya adalah untuk menciptakan perusahaan yang lebih cerdas dan
fleksibel disbanding para pesaing mereka (Boxall, 1996). Yaitu dengan cara mempekerjakan
dan mengembangkan staf mereka agar lebih berbakat serta memperluas basis keterampilan
mereka. Oleh karena itu berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia atau intelektual
perusahaan. Ulrich (1998) berpendapat bahwa pengetahuan telah menjadi keunggulan
kompetitif langsung untuk perusahaan. Sehingga tantangan bagi organisasi adalah
memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan memberi kompensasi dan mempertahankan
individu-individu berbakat yang mereka butuhkan. Ketika lingkungan eksternal adalah dalam
keadaan fluktuatif, sumber daya perusahaan sendiri dan kemampuannya akan lebih stabil.
Oleh karena itu, kemampuan SDM dalam bisnis akan bertahan lebih tahan lama
dibandingkan kebutuhan (misalnya pasar). Bakat karyawan yang unik, termasuk kinerja,
produktivitas, fleksibilitas, inovasi, dan kemampuan yang unggul akan memberikan layanan
tingkat tinggi kepada pelanggan. Sehingga keunggulan kompetitif berdasarkan manajemen
SDM yang efektif memberi keuntungan yang sulit ditiru. Salah satu kunci keuntungan
kompetitif adalah kemampuan untuk membedakan menyediakan kebutuhan pelanggan lebih
tepat dibandingkan dengan yang disediakan oleh pesaingnya.
SDM harus sesuai dengan strategi bisnis (vertical Fit), dan harus menjadi bagian
integral dari strategi bisnis, memberikan kontribusi terhadap proses perencanaan bisnis.
Integrasi verstikal di mungkinkan untuk memberikan kesesuaian antara strategi bisnis dan
strategi SDM untuk mendukung pencapaian sebelumnya dan membantu mendefinisikan
strategi bisnis. Integrasi horizontal dengan aspek selain strategi SDM untuk menyatukan
perbedaan yang ada, dengan tuuan untuk mencapai kesesuaian pendekatan dalam mengalola
SDM dalam praktek beragam dengan cara memberikan dukungan satu sama lain.
6
tingkat layanan kepada pelanggan, pertumbuhan, keuntungan dan memberikan peningkatan
nilai-nilai pada shareholder. Praktek High-performance management termasuk didalamnya
adalah prosedur rekrutmen dan seleksi yang ketat, aktivitas manajemen pengembangan dan
pelatihan yang relevan dan luas, sistem pembayaran insentif, dn proses manajerman kinerja.
Karakteristik High-performance management diantaranya adalah kehati-hatian dan keluasan
system rekrutmen, seleksi, dan pelatihan, sistem formal untuk tukar informasi yang bekerja
dalam organisasi, kejelasan desain kerja, proses partisipasi tingkat tinggi, sikap pengendalian,
penilaian kinerja, prosedur pengaduan yang berfungsi dengan baik, skema promosi dan
kompensasi yang memberikan penghargaan bagi pencapaian kinerja yang tinggi.
Salah satu keunggulan karakter SDM adalah berhubungan dengan komitmen (Walton,
1985). Manajemen komitmen tinggat tinggi menurut Wood (1996) adalah bentuk pengelolaan
yang ditujukan untuk memunculkan komitmen sehingga perilaku ini menjadi sebuah
kesadaran dibandingkan dengan sebuah pengendalian oleh sanksi dan tekanan eksternal dari
tiap individu, dan komitmen ini berhubungan dengan organisasi berdasarkan tingkat
kepercayaan yang tinggi. Pendekatan pada komitmen yang tinggi menurut Beer et al (1984)
dan Walton (1985) adalah pengembangan jenjang karir dan dan menitik beratkan pada
ketrampilan dan komitmen sebagai nilai karakter karyawan yang tinggi di semua level
organisasi, fleksibilitas fungsi yang tinggi dengan meninggalkan potensi deskripsi kerja yang
kaku, pengurangan dan menghilangkan perbadaan hirarki dan status, ketergantungan terhadap
struktur tim untuk menyebarkan informasi (tim pengarahan), penataan pekerjaan (tim kerja)
dan pemecahan masalah (improvement groups or quality circles).
Pendekatan ini menganggap karyawan sebagai rekan dalam perusahaan yang kepentingan
dan usulan mereka perlu dihargai. Hal ini terkait dengan komunikasi. Tujuannya dalah untuk
menciptakan suasana komunikasi antara manajer dan anggotanya dalam mengetahui harapan
mereka dan bertukar informasi dalam menjalankan misi, nilai, dan tujuan organisasi.
7
Contoh Kasus
8
Corporation (Bank CIC). Dari awal kemunculannya saja, bank ini sudah menimbulkan
keraguan karena proses perencanaannya yang tidak optimal. Terbukti pada bulan Maret tahun
1999, Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas atau biasa disebut rights issue pertama
pada Maret 1999 kepada Bank Indonesia. Di bawah naungan Robert Tantular, Bank ini
dinyatakan tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank Indonesia. Lalu pada tahun
2002, auditor Bank Indonesia menemukan rasio modal Bank CIC minus 83,06% sehingga
menyebabkan Bank tersebut kekurangan modal sebesar Rp. 2,67 Triliun. Bulan Maret 2003
Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas yang ke-3, namun lagi-lagi gagal.
Alasannya, karena pada tahun yang sama Bank CIC diketahui memiliki masalah yang
terindikasikan dengan surat-surat berharga valuta asing sekitar Rp. 2 Triliun. Atas saran dari
Bank Indonesia, akhirnya pada 22 Oktober 2004 Berdiri Bank Century dari merger Bank
Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC dengan pengesahannya tanggal 6 Desember di tahun
yang sama. Melalui bukti ini, cukup kiranya menjadikan Bank Century sebagai contoh dalam
proses perencanaan yang kurang baik. Terlihat dari masalah minus modal sehingga
menyebabkan Bank ini ditolak right issue_nya, seharusnya kalau memang perecanaannya itu
baik, mestinya dari awal sudah tahu kalau modal yang ada masih belum cukup untuk
membangun sebuah Bank. Ditambah kasus yang tidak kunjung selesai dan masih
menimbulkan tanda tanya besar seputar pengeluaran dana talangan Rp 6,762 trilyun untuk
membantu Bank Century dalam mengganti uang nasabahnya yang tidak bisa dikembalikan.
Terkait masalah ini, penyebab utamanya adalah ketidaksinambungan proses pengelolaan dan
pengendalian risiko likuiditas.
(Sumber: http://azmy_firmansyah-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-70782-Umum-
Pentingnya%20Sebuah%20Perencanaan%20dalam%20Menghadapi%20Tantangan%20Man
ajemen%20di%20Era%20Globalisasi.html )
9
Bentuk pengaruh dari Tripple-T Revolution antara lain:
1. Melalui revolusi telekomunikasi yang inklusif terjadi revolusi informasi, maka
informasi tentang pasar dan teknologi baru akan mudah di terima dengan cepat oleh
semua pelaku ekonomi.
2. Transfer teknologi dan antisipasi jenis komoditi apa saja yang layak dikembangkan
juga bisa mendorong berkembangnya usaha ekonomi.
3. Revolusi tersebut diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan wilayah pedesaan dan
perkotaan dalam pemasaran berbagai produk (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh
masyarakat kedua wilayah tersebut secara lebih efisien.
Namun yang perlu diperhatikan oleh sektor agribisnis, terutama yang berskala kecil
dan menengah dengan aset sumber daya yang sedemikian rupa, adalah jenis teknologi yang
akan digunakan. Pemilihan teknologi memerlukan pertimbangan kemampuan dan
kegunaannya. Jangan sampai teknologi maju yang digunakan justru akan dapat menimbulkan
distorsi ekonomi dan sosial, bahkan merusak lingkungan. Faktor utama yang perlu di
pertimbangkan adalah kemampuan tenaga kerja (sumber daya manusia) yang pada umumnya
di sektor agribisnis berskala kecil relatif masih rendah, di samping itu harga teknologi yang
tidak terjangkau.
Misalnya, tanpa mengabaikan perkembangan iptek yang begitu cepat, dengan
mempertimbangkan sumber daya manusia dan anggaran yang ada, maka teknologi yang
digunakan hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat di operasionalkan dengan mudah, sekalipun oleh pengguna yang masih rendah
taraf keterampilannya.
b. Sarana dan prasarana pendukung teknologi dapat disediakan dengan mudah dengan
harga yang terjangkau.
c. Teknologi tertentu dapat dibuat dan diperbaiki di lokasi sendiri.
d. Mampu menciptakan efek ganda pada beragam sektor usaha baru.
Sementara itu, kompetensi sumber daya manusia perlu di daya gunakan agar merekan
mampu menciptakan bisnis nasional bahkan internasional yang mampu bersaing. Hal itu
perlu diwujudkan secara gradual melalui pelatihan, pemagangan bisnis, dan aktif dalam
lokakarya serta pertemuan-pertemuan bisnis dan iptek.
(Sumber: Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawiira,
Ghalia Indonesia Anggota IKAPI )
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan MSDM Stratejik Ada lima pendekatan untuk HRM strategis. Ini terdiri
dari strategi berbasis sumber daya/ resource-based strategy (RBV), pencapaian strategis yang
cocok/ achieving strategic fit, manajemen kinerja tinggi/ high-performance management,
manajemen komitmen tinggi/high- commitment management, dan manajemen keterlibatan
tinggi/high-involvement management.
3.2 Saran
1. Di harapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam pembelajaran
Manajemen Perusahaan.
2. Di harapkan makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi teman-teman semua karena
masih banyak hal yang perlu kita pelajari dalam proses pentingnya manajemen
strategi dalam suatu perusahaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://andyyjr20.blogspot.com/2017/03/makalah-perencanaan-strategic.html
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-
perencanaan.html#:~:text=Pengertian%20Perencanaan%20Menurut%20Para%20Ahli,-
Agar%20lebih%20memahami&text=Menurut%20Erly%20Suandy%20(2001%3A2,mencapai
%20tujuan%20organisasi%20secara%20menyeluruh.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-strategi/
https://cpssoft.com/blog/manajemen/perencanaan-strategis-arti-konsep-proses/
http://wahidatun.blogspot.com/2013/11/studi-kasus-perencanaan-sumber-daya.html
file:///C:/Users/HP12D5~1/AppData/Local/Temp/modul-msdm-stratejik.pdf
12