Latar belakang :
Perawat merupakan salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
(Aditama, 2003). Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari pelayanan kesehatan secara
menyeluruh, bahkan sebagai salah satu menjadi faktor penentu mutu pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat.(Depertemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1994). Oleh sebab itu untuk
mencapai pelayanan yang sangat berkualitas ,di butuh kan kinerja perawat yang memiliki prinsip tinggi dan bertanggung jawab penuh dengan
apa yang perawat kerjakan. Kinerja perawat dapat di lihat atau dinilai melalui suatu sistem yang diamakan dengan penilaian kerja perawat.
Penilaian kinerja perawat merupakan kegiatan mengontrol sumber daya manusia dan produktifitasna (Swanburg,2000). Isu keselamatan pasien
merupakan isu pertama dalam pelayanan kesehatan. Perawat harus menyadari perannya sehingga harus dapat berpartisipasi aktif dalam
mewujudkan patient safety. Kerja keras perawat tidak dapat mencapai level optimal jika tidak didukung dengan sarana prasarana, manajemen
rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya (Adib, 2009).
Secara keseluruhan program patient safety sudah di terapkan, namun masalah dilapangan merujuk pada konsep patient safety, karena walaupun
sudah pernah mengikuti sosialisasi, tetapi masih ada resiko pasien cedera, resiko jatuh, resiko salah pengobatan, pendelegasian yang tidak akurat
saat operan pasien yang mengakibatkan keselamatan pasien menjadi kurang maksimal.
Metode:
Metode yang digunakan dalam kajian ini ialah dengan melakukan analisis data sekunder,yauitu kajian pustaka terhadap beberapa jurnal dan
buku..
Hasil :
Menurut jurnal Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 yang berjudul Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap
Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi, menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan ada
peningkatan yang bermakna pelaksanaan timbang terima dan penerapan keselamatan pasien sebelum dan sesudah perawat pelaksana diberikan
pelatihan timbang terima dengan pendekatan komunikasi efektif yang diintegrasikan dengan penerapan keselamatan pasien.
Dan menurut jurnal Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.2, Juli 2016) yang berjudul
HANDOVER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY) DI RUMAH SAKIT, menyatakan Hasil
analisis menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pelaksanaan handover dengan patient safety di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Paru Sidawangi Provinsi Jawa Barat. Handover yang berkontribusi terhadap peningkatan patient safety.
Pembahasan :
Patient safety merupakan prioritas,isu penting dan global dalam pelayanan kesehatan (Perry 2009). Patient safety juga merupakan komponen
penting dan vital dalam asuhan keperawatan yang berkualitas (Ballard 2003) (Mustikawati2011). Hal ini menjadi penting karena Patient safety
merupakan suatu langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan (Cahyono, 2008). Inti dari patient safety
yaitu penghindaran,pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang tidak di harapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses pelayan kesehatan (
Ballard, 2003). Sehingga yang utama dari patient safety adalah suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak di harapkan (KDT) yang
sering terjadi pasien selama di rawat di rumah sakit yang sangat merugikan baik pasien maupun pihak rumah sakit. Dikarenakan pasien safety
sangat penting maka ada beberapa
upaya untuk dapat meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. Pelaksanaan Handover , pelaksanaan penelitian ini di lakukan di rumah
sakit Paru Sidawangi Provinsi Jawa Barat. Maka adanya hubungan antara pelaksanaan handover dengan patient safety. Dalam pelaksanaa
handover,baik atau buruknya pelksanaan dapat mempengaruhi patient safety. Baik buruknya pelaksanaan handover di tunjang dengan adanya
Standar Operasional Prosedur (SOP), (Elisabet 2008).
Menurut Alvarado et al. (2006) adanya standar komunikasi efektif yang terintergritas dengan keselamatan pasien dalam handover dan di
sosialiasasikan secara menyeluruh pada perawat pelaksana meningkatkan efektifitas dan koordinasi dalam mengkomunikasikan informasi
penting sehingga meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam mendukung patient safety.
Penting nya pasien safety di rumash sakit terjadi peningkatan yang bermakna terjadi pada penerapan
keselamatan pasien setelah diberikanpelatihan timbang terima dengan pendekatan komunikasi efektif yang
diintegrasikan dengan penerapan keselamatan pasien. Penerapan keselamatan pasien yang diintegrasikan dengan pelaksanaan timbang terima
pasien dilakukan untuk memastikan bahwa aspek-aspek keselamatan dapat dilakukan sejalan dengan proses pemberian asuhan keperawatan pada
pasien.
Pelatihan timbang terimadilakukan sebagai upaya untuk mengintegrasikan keselamatan pasien sehingga perawat dapat mengidentifikasi dan
mengemukakan issue penting terkait keselamatan pasien, termasuk informasi yang fokus pada keselamatan pasien (safetyconcern) dalam bentuk
pemeriksaan keselamatan (safety scan).
Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada “Hospital Patient Safety
Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health
Organizations, Illinois, USA, tahun 2002), yaitu:
1. Hak pasien
Standarnya adalah
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana &
hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
Penutup :
Penelitian tentang pelaksanaan timbang terima dan pelaksanaan handover dari kedua penelitian tersebut adanya peningkatan dan pengaruh
terhadap pelaksanaan pasien safety atau keselamatan pasien. Dan semua penelitian menunjukkan hasil yang baik tentang pengaruh keselamatan
pasien. Perawat diharapkan dapat mempertahankan kerjasama antar perawat di ruangan serta dapat meningkatkan kesadaran, kejujuran dan
keterbukaan dalam melindungi patient safety.
Daftar pustaka :
Atisah. (2012). Hubungan antara pelayanan keperawatan profesional dengan penerapan patient safety di instalasi intensif Rumah Sakit Gunung
Jati Cirebon. Skripsi. Stikes Mahardika Cirebon
Cahyono, J.B. (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktik kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
Penilaian Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan. Jurnal Riset Keperawatan Indonesia. Vol. 2.No2.111-
117.
Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta.SalembaMedika.
KKP-RS. (2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit.Jakarta: Depkes RI.
Triwibowo,Cecep.dkk. (2016). HANDOVER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY) DI RUMAH
SAKIT. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.2. 76-80.
Kumajas, F. W. (2014). Hubungan Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Datoe
Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Kedokteran Sam Ratulangi. 5(2), 210-220
Dewi, M. (2012). Pengaruh Pelatihahan timbang terima pasien terhadap penerapan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di RSUD
Raden. Jurnal Health & Sport, 5 (3).
Dewi,Mursidah. (2012). Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di
RSUD Raden Mattaher Jambi. Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3.646-655.
Simamora, R. H., &Nurmaini, C. T. S. (2019). Knowledge of Nurses about Prevention of Patient Fall Risk in Inpatient Room of Private Hospital
in Medan. Indian Journal of Public Health Research & Development, 10(10), 759-763.