Anda di halaman 1dari 4

7.

Tari Serampang Dua Belas

Tari serampang dua belas berasal dari daerah Serdang Bedagai, Sumatera Utara.


Tari tradisional ini juga cukup terkenal di daerah berbudaya Melayu seperti
Riau, Jambi, dan beberapa daerah lainnya.

Asal-usul Tari Serampang Dua Belas

Sekitar tahun 1940, tari serampang dua belas diciptakan oleh seniman bernama


Sauti. Awalnya tarian ini diperkenalkan ke masyarakat dengan nama Tari Pulau
Sari. Nama ini disesuaikan dengan lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu
Pulau Sari.

Masyarakat dan pemerintah daerah Sumatera Utara memberikan respon yang


baik. Menurut mereka tarian ini menghasilkan gerakan tarian yang indah serta
dapat  menyampaikan pesan-pesan baik yang terkandung di dalamnya.
Kemudian tari ini pun mendapat penghargaan dari pemerintah.

Seiring berjalannya  waktu, pada tahun 1950-1960an, mengalami perubahan.


Namanya berganti menjadi serampang dua belas. Susunan penarinya pun ikut
diubah. Dulunya hanya dibawakan oleh penari laki-laki saja, sekarang
dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Ini otomatis
membuat gerakannya pun ikut serta berubah.

Makna Tarian

Tari serampang dua belas menggambarkan tahap-tahap kehidupan sepasang


kekasih. Ada dua belas ragam tarian dalam menceritakan kehidupan mereka
mulai dari awal perkenalan, jatuh cinta, hingga pada akhirnya menikah. Ini
memberi pesan khusus kepada perempuan dan laki-laki dalam hal mencari
pasangan hidup.
Tari serampang dua belas adalah sebuah tarian pertunjukan yang bisa digunakan
dalam setiap acara, baik acara hiburan, adat, maupun budaya.

Gerakan dan Musik Pengiring

Gerakan dalam tari serampang dua belas ini beragam dan dilakukan dengan


cepat. Seperti gerakan melompat, berputar, berjalan kecil, dan memainkan sapu
tangan. Tarian ini diiringi oleh alunan musik tradisional seperti kecapi, rebana,
dan musik tradisional melayu lainnya. Sedangkan lagu yang digunakan adalah
lagu pulau sari. Tetapi di masa-masa sekarang, beberapa menggunakan musik
rekaman untuk mengiringi tarian ini agar lebih praktis.

Pakaian Penari

Pakaian penari biasanya menggunakan busana khas adat Melayu di pesisir


pantai timur Sumatera. Penari laki-laki memakai kemeja lengan panjang dan
celana panjang. Atribut tambahannya seperti peci dan kain yang dikenakan di
pinggang hingga paha. Sedangkan penari perempuan biasanya hanya
menggunakan lengan panjang dan kain panjang hingga ke bawah. Atribut
tambahannya sebagai pemanis seperti hiasan kepala, hiasan penutup dada, dan
kain yang dikenakan di pinggang.

Penggunaan busana tari tadi dapat dikreasikan oleh masing-masing kelompok


penari. Sehingga lebih bervariasi tapi tidak meninggalkan kesan tradisional
budaya Melayunya.

8. Rateb Meuseukat

Selain Ratoh Duek, tarian khas Aceh yang cukup mirip dengan Tari Saman
adalah Rateb Meuseukat. Ketika merujuk pada Wikipedia, Tari Saman yang
biasa menghadirkan remaja putri di pesisir berubah menjadi Ratoh Duek. Dari
Ratoh Duek kemudian berubah lagi menjadi Tari Rateb Meuseukat.
Rateb Meuseukat tumbuh sebagai tari yang hanya melibatkan kaum perempuan
saja. Jumlah penarinya tak terbatas, namun minimal 10 orang dengan seorang
syekh sebagai pemimpin. Sumber lain ada yang mengatakan pemainnya 13
orang, berjumlah ganjil tidak boleh kurang dari 10 penari.

9. Tari Ratoeh Duek

Ratoh Duek merupakan salah satu tari daerah Aceh yang identik dengan Tari
Saman. Sekilas terlihat sama, namun tetap banyak perbedaan. Sejak UNESCO
memasukan Tari Saman dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan
Manusia, sejak saat itu hanya boleh melibatkan laki-laki berjumlah ganjil.

Sementara itu, Tari Ratoh Duek merupakan tarian dengan penari wanita
berjumlah genap. Perbedaan lain adalah busana. Penari Saman menggunakan
pakaian adat Suku Gayo, adapun penari Ratok Duek hanya menggunakan
pakaian polos berwarna dengan kain songket Aceh. dan masih banyak
perbedaan lainnya.

Ratoh Duek sangat populer di luar Aceh serta sering tampil di dalam dan luar
negeri. Tari ini tersaji dalam posisi duduk berbanjar dengan pola lantai yang
tidak banyak memiliki perubahan, yakni hanya berbentuk horisontal, zig zag.
Para penarinya semuanya wanita berjumlah genap yang berjumlah 8-12 orang.
10. Tari Seudati

Seudati merupakan tarian khas Aceh yang keberadaan awalnya berasal dari
Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Utara. Tari ini dulunya bernama Ratoh yang
berarti penceritaan tentang apa saja yang berhubungan dengan aspek sosial-
kemasyarakatan. Adapun nama Seudati berasal dari shahadatayn (dua kalimat
syahadat).

Seudati merupakan media dakwah yang disampaikan dalam keindahan dan


kekompakkan gerak. Berciri khas heroik, gembira serta menggambarkan
kebersamaan di mana seluruh bagian tubuh para penari bergerak ketika
menarikannya. Tarian agresif yang melibatkan 8 penari yang masing-masing
memiliki jabatan tersendiri.

Seperti halnya Tari Saman, Tari Seudat juga terkenal tidak hanya di dalam negeri,
namun juga di mancanegara. Beberapa sumber mengatakan bahwa sejarah Tari
Seudati berasal dari komunitas tarekat yang dibangkitkan Syekh Tarekat Saman.
Bahkan tarian Seudati dalam bahasa Aceh juga disebut “meusamman”

Anda mungkin juga menyukai