Anda di halaman 1dari 1

Nama.

: Muhammad Yazil
Nim. : B10019226
Kelas. : E
Mata Kuliah : Hukum Pemerintah Daerah

Tugas : Menganalisis Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah


berdasarkan UU PEMDA.

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 22


Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah merupakan pelaksanaan dari salah satu
tuntutan reformasi pada tahun 1998.
Kebijakan ini merubah penyelenggaraan pemerintahan dari yang sebelumnya bersifat
terpusat menjadi terdesentralisasi meliputi antara lain penyerahan kewenangan pemerintah
pusat ke pemerintah daerah (kecuali politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
agama, fiskal moneter, dan kewenangan bidang lain) dan perubahan perimbangan keuangan
antara pusat dan daerah. Melalui kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah maka
pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan penyediaan pelayanan
publik diharapkan akan menjadi lebih sederhana dan cepat karena dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah terdekat sesuai kewenangan yang ada. Kebijakan ini dibutuhkan untuk
menghadapi perkembangan keadaan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sejak dilaksanakannya kedua undang-undang tersebut, yang berlaku efektif mulai 1
Januari 2001, masih ditemukan berbagai permasalahan, antara lain:
1) Belum jelasnya pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah
2) Belum optimalnya proses desentralisasi dan otonomi daerah yang disebabkan oleh
perbedaan persepsi para pelaku pembangunan terhadap kebijakan desentralisasi dan
otonomi daerah.
3) Masih rendahnya kerjasama antar pemerintah daerah
4) Belum efektif dan efisiennya peyelenggaraan kelembagaan pemerintah daerah
5) Masih terbatasnya dan masih rendahnya kapasitas aparatur pemerintah daerah
6) Masih terbatasnya kapasitas keuangan daerah
7) Pembentukan daerah otonom baru (pemekaran wilayah) yang masih belum sesuai
dengan tujuannya, yaitu kesejahteraan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai