Kelompok 2:
IKE VITTA ITAWARI : 2040500212751077
JIHADI AKBAR : 2040500212751055
KHAIRUL FAHMI : 2040500716712029
KHAIRUNNISA : 2040500212750630
LEINI : 2040500111070059
MEYRISA SIHOTANG : 22020100343
MIFTA AL CHAIRANI : 2040501534711056
MIFTA AL KHAIRIYAH : 02020100343
MURNI HERLISTA TARIROHAN: 02020100149
NINGSI AGUSTINA : 2040500212750555
NOVA LIZA : 2040500111080603
NUR KHAIRIYAH WARUWU : 22020200167
PRANATALINA IRMA SAGALA:. 2040500212750374
Puji syukur Kehadirat Ilahhi Robbi, Karena Atas Dengan Ijinnya Akhirnya kami bisa
Menyelesaikan Makalah Yang berjudul Cairan dan Elektrolit Program Makalah ini kami
buat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia . Tak Lupa Kami
ucapkan terimakasih Yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian Makalah ini, sehingga Alhamdulilah makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Untuk itu kami
meminta sekiranya Kritik dan saran untuk para pembaca sekalian diharapkan dapat
membangun sehingga bisa menyempurnakan makalah kami ini. Akhir kata kami ucapkan
Terima kasih, dan semoga Makalah ini dapat memberikan informasi dan dapat berguna untuk
meningkatkan Ilmu Pengetahuan bagi Kita Semua.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................... 1
C. Sistem Tubuh yang Berperan Pada Kebutuhan Cairan dan Elektrolit ................................ 3
D. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Tubuh dan Keseimbangan Asam dan Basa ............. 5
E. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Cairan dan Elektrolit ............................................. 11
F. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit............................................................... 14
G. Penatalaksanaan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit ................................ 18
A. Kesimpulan.................................................................................................................................. 23
B. Saran............................................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.
Terapi cairan dan elektrolit adalah hal yang sangat sering terjadi dalam masa perioperatif
maupun intraoperatif. Sejumlah besar cairan intravena sering dibutuhkan untuk mengkoreksi
kekurangan cairan dan elektrolit serta mengkompensasi hilangnya darah selama operasi.
Oleh karena itu, ahli anestesi harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang fisiologi
normal cairan dan elektrolit serta gangguannya. Gangguan yang besar terhadap
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat secara cepat menimbulkan perubahan terhadap
fungsi kardiovaskular, neurologis, dan neuromuscular.
Dengan alasan tersebut, maka dibuatlah refrat ini yang diharapkan dapat memberi
informasi mengenai fisiologi dan terapi cairan dan elektrolit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Cairan Dan Elektrolit?
2. Apa saja komponen-komponen cairan dan elektrolit?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan cairan dan elektrolit.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen cairan dan elektrolit.
3. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan cairan dan elektrolit.
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran
yang lebih jelas tentang cairan dan elektrolit, termasuk dalam pemenuhan kebutuhannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Cairan Ekstraseluler
Cairan Ekstraseluler adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun
dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam
CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume
total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Dua komponen
terbesar dari cairan ekstraseluler adalah cairan interstitial, yang merupakan tiga perempat
cairan ekstraseluler, dan plasma, yang hamper seperempat cairan ekstraseluler, atau sekitar 3
liter.2
Fungsi dasar dari cairan ekstraseluler adalah menyediakan nutrisi bagi sel dan
memindahkan hasil metabolismenya. Keseimbangan antara volume ekstrasel yang normal
terutama komponen sirkulasi (volume intravaskuler) adalah hal yang sangat penting. Oleh
sebab itu, secara kuantitatif sodium merupakan kation ekstraseluler terpenting dan merupakan
faktor utama dalam menentukan tekanan osmotik dan volume. Perubahan volume cairan
ekstraseluler berhubungan dengan perubahan jumlah total sodium dalam tubuh. Hal ini
tergantung dari sodium intake, ekskresi sodium renal, hilangnya sodium ekstrarenal.
a. Kation:
Sodium (Na+):
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang ekstraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrogen pada ion
sodium di tubulus ginjal: ion hidrogen diekresikan Sumber: snack, kue, rempah-
rempah, daging panggang.
Potasium (K+):
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontraksi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves
- Sumber: pisang, alpokat, jeruk, tomat, dan kismis
Calcium (Ca++):
- Membentuk garam bersama dengan fo sfat, carbonat, flouride di dalam tulang
dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan
protrombin dan trombin
- Sumber: susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll.
b. Anion:
Chloride (Cl-):
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber: garam dapur
Bicarbonat (HCO3-):
- Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana
garam untuk menurunkan pH.
Fosfat (H2PO4- dan HPO42-):
- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu: DNA dan RNA.
Dewasa
Air : 30-35 ml/kgBB, kenaikan suhu 1°C bertambah 10-15%
Na⁺ : 1,5 mEq/kg (100mEq/hari atau sekitar 5,9 g)
K⁺ : 1 mEq/kg (60 mEq/hari atau sekitar 4,5 g)
Bayi dan Anak
Air : BB 0-10kg : 4ml/kg/jam (100ml/kg/hari)
BB 10-20 kg : 40ml + 2ml/kg/jam setiap kg diatas 10kg
(1000ml + 50ml/kg diatas 10kg per hari)
BB > 20 kg : 60ml + 1ml/kg/jam setiap kg diatas 20kg
(1500ml + 20ml/kg diatas 20kg per hari)
Na⁺ : 2 mEq/kg
K⁺ : 2 mEq/kg
Tubuh mendapatkan cairan dari air minum sekitar 800-1700 ml, dari makanan sekitar
500-1000 ml dan dari hasil sisa metabolisme (oksidasi) sekitar 200-300 ml. Cairan tersebut
dikeluarkan dari tubuh sebagai urine secara normal lebih dari 0,5-1 ml/kg/jam, sebagai feces
sekitar 1-3 ml/kg/hari dan sebagai Insensible Water Loss (IWS) 15 ml/kg/hari pada orang
dewasa. Pada anak IWS sebesar : (30 dikurang usia dalam th) ml/kg/hari.
DIFUSI
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh
darah juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-pori tersebut. Kecepatan difusi
suatu zat melewati sebuah membran tergantung pada:
(1) Permeabilitas zat terhadap membran
(2) Perbedaan konsentrasi antar dua sisi
(3) Perbedaan tekanan antara masing-masing sisi karena tekanan akan memberikan energi
kinetik yang lebih besar
(4) Potensial listrik yang menyeberangi membran akan memberi muatan pada zat tersebut.
CAIRAN KRISTALOID
Cairan kristaloid merupakan cairan untuk resusitasi awal pada pasien dengan syok
hemoragik dan septic syok seperti pasien luka bakar, pasien dengan trauma kepala untuk
menjaga tekanan perfusi otak, dan pasien dengan plasmaphersis dan reseksi hepar. Jika 3-4 L
cairan kristaloid telah diberikan, dan respon hemodinamik tidak adekuat, cairan koloid dapat
diberikan.
Ada beberapa macam cairan kristaloid yang tersedia. Pemilihan cairan tergantung
dari derajat dan macam kehilangan cairan. Untuk kehilangan cairan hanya air,
penggantiannya dengan cairan hipotonik dan disebut juga maintenance type solution. Jika
hehilangan cairannya air dan elektrolit, penggantiannya dengan cairan isotonic dan disebut
juga replacement type solution. Dalam cairan, glukosa berfungsi menjaga tonisitas dari cairan
atau menghindari ketosis dan hipoglikemia dengan cepat. Anak- anak cenderung akan
menjadi hypoglycemia(< 50 mg/dL) 4-8 jam puasa. Wanita mungkin lebih cepat
hypoglycemia jika puasa (> 24 h) disbanding pria.
Kebanyakan jenis kehilangan cairan intraoperative adalah isotonik, maka yang biasa
digunakan adalah replacement type solution, tersering adalah Ringer Laktat. Walaupun
sedikit hypotonic, kira-kira 100 mL air per 1 liter mengandung Na serum 130 mEq/L, Ringer
Laktat mempunyai komposisi yang mirip dengan cairan extraselular dan paling sering
dipakai sebagai larutan fisiologis. Laktat yang ada didalam larutan ini dikonversi oleh hati
sebagai bikarbonat. Jika larutan salin diberikan dalam jumlah besar, dapat menyebabkan
dilutional acidosis hyperchloremic oleh karena Na dan Cl yang tinggi (154 mEq/L):
konsentrasi bikarbonat plasma menurun dan konsentrasi Clorida meningkat.
Larutan saline baik untuk alkalosis metabolic hipokloremik dan mengencerkan
Packed Red Cell untuk transfusi. Larutan D5W digunakan untuk megganti deficit air dan
sebagai cairan pemeliharaan pada pasien dengan restriksi Natrium. Cairan hipertonis 3%
digunakan pada terapi hiponatremia simptomatik yang berat. Cairan 3 – 7,5% disarankan
dipakai untuk resusitasi pada pasien dengan syok hipovolemik. Cairan ini diberikan lambat
karena dapat menyebabkan hemolisis.
CAIRAN KOLOID
Aktifitas osmotic dari molekul dengan berat jenis besar dari cairan koloid untuk
menjaga cairan ini ada di intravascular. Walaupun waktu paruh dari cairan kristaloid dalam
intravascular 20-30 menit, kebanyakan cairan koloid mempunyai waktu paruh dalam
intravascular 3-6 jam. Biasanya indikasi pemakaian cairan koloid adalah :
1. Resusitasi cairan pada pasien dengan deficit cairan intravascular yang
berat ( misal : syok hemoragik ) sampai ada transfusi darah.
2. Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat atau keadaan dimana
Kehilangan protein dalam jumlah besar seperti luka bakar. Pada pasien luka bakar, koloid
diberikan jika luka bakar >30% dari luas permukaan tubuh atau jika > 3-4 L larutan
kristaloid telah diberikan lebih dari 18-24 jam setelah trauma.
Beberapa klinisi menggunakan cairan koloid yang dikombinasi dengan kristaloid bila
dibutuhkan cairan pengganti lebih dari 3-4 L untuk transfuse. Harus dicatat bahwa cairan ini
adalah normal saline ( Cl 145 – 154 mEq/L ) dan dapat juga menyebabkan asidosis metabolic
hiperkloremik.
Banyak cairan koloid kini telah tersedia. Semuanya berasal dari protein plasma atau polimer
glukosa sintetik.
Koloid yang berasal dari darah termasuk albumin (5% dan 25 % ) dan fraksi plasma
protein (5%). Keduanya dipanaskan 60 derajat selama 10 jam untuk meminimalkan resiko
dari hepatitis dan penyakit virus lain. Fraksi plasma protein berisi alpha dan beta globulin
yang ditambahkan pada albumin dan menghasilkan reaksi hipotensi. Ini adalah reaksi alergi
yang alami da melibatkan aktivasi dari kalikrein.
Koloid sintetik termasuk Dextrose starches dan gelatin. Gelatin berhubungan dengan
histamine mediated-allergic reaction dan tidak tersedia di United States. Dextran terdiri dari
Dextran 70 (Macrodex) dan Dextran 40 (artinya berat molekul dextran 40 adalah sekitar
40000 dalton dan berat molekul dextran 70 sekitar 70000 dalton) 3, yang dapat meningkatkan
aliran darah mikrosirkulasi dengan menurunkan viskositas darah. Pada Dextran juga ada efek
antiplatelet. Pemberian melebihi 20 ml/kg/hari dapat menyebabkan masa perdarahan
memanjang (Dextran 40) dan gagal ginjal. Dextran dapat juga bersifat antigenic dan
anafilaktoid ringan dan berat dan ada reaksi anafilaksis.3 Dextan 1 (Promit) sama dengan
Dextran 40 atau dextran 70 untuk mencegah reaksi anafilaxis berat.;bekerja seperti hapten
dan mengikat setiap antibody dextran di sirkulasi.
Hetastarch (hydroxyetil starch) tersedia dalam cairan 6 % dengan berat molekul berkisar
450.000. Molekul-molekul yang kecil akan dieliminasi oleh ginjal dan molekul besar
dihancurkan pertama kali oleh amylase. Hetastarch sangat efektif sebagai plasma expander
dan lebih murah disbanding albumin.. Lebihjauh, Hetastarch bersifat nonantigenik dan reaksi
anafilaxisnya jarang. Studi masa koagulasi dan masa perdarahan umumnya tidak signifikan
dengan infus 0.5 – 1 L. Pasien transplantasi ginjal yang mendapat hetastarch masih
controversial. Kontroversi ini dihubungkan juga dengan penggunaan hetastarch pada pasien
yang menjalani bypass kardiopulmoner. Pentastarch, cairan starch dengan berat molekul
rendah, sedikit efek tambahannya dan dapat menggantikan hetastarch.
Kebutuhan Cairan
· Kebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya adalah 30-35 ml/kgBB/24jam
· Kebutuhan ini meningkat sebanyak 10-15 % tiap kenaikan suhu 1° C
· Kebutuhan elektrolit Na 1-2 meq/kgBB (100meq/hari atau 5,9 gram)
· Kebutuhan elektrolit K 1 meq/kgBB (60meq/hari atau 4,5 gram)
A. Kesimpulan
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri,
tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis sadari sepenuhnya masih terdapat banyak
kekeliruan dan kesalahan yang terdapat didalamnya. Olehnya itu, kritik dan saran dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://nendapurnama.blogspot.co.id/2013/05/materi-cairan-dan-elektrolit.html
http://nurseviliansyah.blogspot.co.id/2015/01/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html
http://www.kompasiana.com/amaliahtuti/konsep-dasar-pemenuhan-kebutuhan-cairan-dan-
elektrolit_54f94f0ca3331135028b4e81