TUGAS
Oleh :
Muhammad Yusuf Azhari
NIM 180910101013
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN GERAKAN ZAPATISTA DI MEKSIKO DENGAN
MASYARAKAT SIPIL GLOBAL
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai sebuah gerakan pastinya ada berbagai macam
perbedaan. Perbedaan itu bisa dilihat dari jenis, apa yang mereka perjuangkan,
ideologi, dan sebagainya. Tak terkecuali gerakan yang berasal dari bawah atau
gerakan akar rumput. Gerakan sosial ini sangat diminati oleh masyarakat karena
cara begeraknya secara progresif. Berbeda dengan gerakan atau organisasi yang
disibukan dengan teori-teori semata. Gerakan sosial akar rumput ini menawarkan
aksi langsung yang identik dengan semangat, idealisme dan perjuangannya.
Gerakan Zapatista yang asal-usulnya dapat dilacak di daerah Amerika Latin,
tepatnya daerah Chiapas, Meksiko. Gerakan ini bertumpu pada Suku Indian dan
masyarakat daerah Chiapas. Apa yang diperjuangan oleh gerkan ini adalah
menghilangkan segala bentuk penindasan oleh berbagai elemen, terutama dari
pemerintah Meksiko dan dari luar. Gerakan ini muncul sekitar akhir abad ke-20.
Dilihat dari nilai-nilai yang ada pada organisasi ini sesuai dengan semangat
ideologi yang memperjuangkan keadilan, kebebasan serta demokrasi.
Awalnya basis gerakan hanya sebatas lokal, yakni di wilayah Meksiko
Selatan. Tetapi ide, gagasan, keberhasilan serta perjuangan bergema ke seluruh
dunia dan menginspirasi banyak orang. Sampai sekarang Zapatista masih menjadi
salah satu yang dikagumi karna keberhasilannya. Organisasi ini banyak
diperbincangkan oleh dunia internasional. Banyak hal yang dapat dipelajari dari
gerakan ini terkhusus juga untuk masyarakat Indonesia yang sedang berjuang
melawan segala bentuk penindasan.
2. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Ruang lingkup pembahasan diperlukan dalam penelitian agar
memperjelas batasan materi yang akan dibahas dan lspesifikasi batas waktu
dalam pembahasan materi.
1. Batasan Materi
Materi yang dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana sebuah
organisasi pergerakan sosial lokal di Meksiko dapat menjalin
hubungan yang luas hingga merambah ranah internasional.
2. Batasan Waktu
Jangka waktu yang dibahas dalam tulisan ini adalah mulai tahun
1994 dimana Zapatista mulai aktif melakukan menunjukkan
keberadaannya hingga oada tahun 2009.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah
yang akan dibahas adalah
“Bagaimana Hubungan Zapatista dengan Masyarakat Sipil Internasional?”
3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dituliskannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tujuan gerakan Zapatista.
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Zapatista dengan masyarakat sipil
internasional.
3. Sebagai bahan pembanding antar gerakan masyarakat lokal.
4. LANDASAN TEORI
5. ARGUMEN UTAMA
Zapatista, dalam perjalanan perjuanganyya harus melewati jalan yang terjal.
Tindakan represif dari pemerintah Meksiko menjadi ancaman nyata yang ada di
depan mereka. Namun, dalam masa yang susah tersebut, terdapat cahaya terang
dimana masyarakat sipil internasional sadar mengenai perjuangan Zapatista dan
mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Meksiko. Masyarakat sipil internasional
yang terdiri dari berbagai elemen berbondong-bondong untuk membantu
perjuangan Zapatista yang mengantarkan mereka menuju keberhasilan dan
perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang nyata.
6. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam penulisannya.
Menurut John Chreswell, petode penelitian kualitatif adalah metode yang
mencoba mengeksplorasi atau memahami makna dari individu atau kelompok
yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam tulisan ini merupakan data-data sekunder.
Data-data dikumpulkan dari studi pustaka dan studi literatur. Data
sekunder yang diperoleh didapatkan dari berbagai literatur ilmiah. Data-
data tersebut diperoleh dari:
1. Buku Elektronik
2. Jurnal dan berbagai publikasi ilmiah
3. Berita internet
2. Teknik Analisis Data
Teknik ini digunakan oleh penulis untuk membedah dan menganalisis
data yang telah terkumpul. Penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif yang berupaya menggambarkan, menjelaskan, dan
menginterpretasikan objek penelitian yang sedang dibahas.
7. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika tulisan ini terdiri atas lima bab yang tersusun sebagai berikut:
BAB. 1 Pendahuluan
Bab satu terdiri dari latar belakang, ruang lingkup pembahasan, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kerangka konseptual, argument utama, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB. 2 GERAKAN ZAPATISTA
Bab dua menjelaskan mengenai gambaran umum mengenai gerakan
Zapatista.
BAB. 3 HUBUNGAN ZAPATISTA DENGAN MASYARAKAT SIPIL
INTERNASIONAL
Bab tiga menjelaskan bagaimana ASEAN yang merupakan organisasi
regional negara-negara Asia Tenggara dapaat mengambil peran yang seharusnya
dpat dilakukannya.
BAB. 4 KESIMPULAN
Bab empat berisi kesimpulan dan jawaban atas penelitian.
BAB 2
GERAKAN ZAPATISTA
Untuk melihat lebih dalam perbedaan karakteristik dan dampak
Gerakan Zapatista dengan gerakan masyarakat lokal lain, serta
memahami kekuatan, keberhasilan, dan pencapaian Gerakan Zapatista,
dalam bab ini penulis akan membahas seluk beluk dan narasi sejarah
keberadaan Zapatista. Bab ini akan dimulai dengan latar belakang
terbentuknya gerakan, kemunculan gerakan yang ditandai 12 hari
pemberontakan bersenjata.. Penulis tidak akan membandingkan Gerakan
Zapatista dengan gerakan masyarakat lokal lain karena akan membawa
pembahasan keluar dari pertanyaan permasalahan. Yashar menyatakan
bahwa gerakan masyarakat lokal kontemporer di Amerika Latin memiliki
beberapa karakter yakni tujuan utama gerakan adalah diakuinya hak-hak
masyarakat etnik serta pendefinisian ulang konsep kewarganegaraan,
jarangnya penggunaan isu serta wacana internasional dalam pendirian dan
pembentukan gerakan, memiliki solidaritas gerakan tingkat nasional atau
regional walaupun tidak banyak berpengaruh terhadap kekuatan gerakan,
serta ideologi gerakan yang cenderung, atau setidaknya, dianggap
Kiri/Marxist.2 Sedangkan Zapatista sendiri memiliki karakteristik yang
melampaui apa yang digambarkan Yashar.
Gerakan Zapatista merupakan gerakan masyarakat lokal yang
menarik perhatian banyak pengamat ilmu sosial karena gerakannya lebih
berhasil dibandingkan dengan gerakan masyarakat lokal lain di Amerika
Latin. Gerakan Zapatista tidak hanya membawa perubahan terhadap
masyarakat lokal yang mereka perjuangkan, tapi juga terhadap masyarakat
sipil, demokratisasi, serta peta politik Meksiko.3
2
Deborah J. Yashar, “Resistance and Identity Politics in an Age of Globalization”, dalam Annals of the American
Academy of Political and Social Sciences, Vol. 610, NAFTA and Beyond:
3
Chris Gilbreth dan Gerardo Otero, “Democratization in Mexico: The Zapatista Uprising and Civil Society”, dalam
Latin American Perspectives, Vol 28 No. 4, Mexico in the 1990s: Economic Crisis, Social Polarization, and Class
Struggle, Part 2, (Juli 2001), hal 7-29
internasional dalam First Declaration of the Lacandon Jungle bahwa
gerakan mereka memiliki semangat anti-imperialisme, serta tunduk
terhadap Konvensi Genewa.4 Hal ini jarang dilakukan oleh gerakan
masyarakat lokal lain di Amerika Latin. Selain itu, Gerakan Zapatista
mampu menggalang solidaritas tidak hanya skala regional namun global,
ditandai dengan penyelenggaraan pertemuan-pertemuan yang dihadiri
oleh 3000 hingga 4000 aktivis akar-rumput yang datang dari lebih 40
negara di penjuru dunia.5 Dukungan global terhadap Gerakan Zapatista
ini juga membantu dalam memaksa Pemerintah Meksiko untuk
bernegosiasi dan menghentikan aksi represif terhadap gerakan. 6 Dari segi
ideologi, Gerakan Zapatista menganut demokrasi yang dapat dilihat dari
deklarasi dan struktur organisasi mereka.7
Lalu apakah yang membuat gerakan ini bisa muncul dan mencapai
apa yang tidak pernah dicapai gerakan serupa di Amerika Latin? Jawaban
dari pertanyaan tersebut akan dibahas melalui beberapa sub-bab berikut.
4
EZLN, First Declaration of Lacandon Jungle,
5
Harry M. Cleaver, “The Zapatista Effect: The Internet and the Rise of an Alternative Political Fabric.”, dalam
Journal of International Affairs 51.2 (Maret 1998): hal 621-640.
6
Harry M. Cleaver, Ibid
7
terbesar di Meksiko.8
8
Stephen J. Wager dan Donald E. Schulz, “Civil-Military Relations in Mexico: The Zapatista Revolt and Its
Implication”, dalam Journal of Interamerican Studies and World Affairs, Vol. 37, No. 1 (Spring, 1995).
9
Stephen J. Wager dan Donald E. Schulz, loc. cit
Keadaan sosial dan ekonomi yang seperti itu mendorong gerakan
sosial dengan terbentuknya berbagai organisasi masyarakat di Chiapas.
Organisasi ini pada umumnya memperjuangkan hak-hak petani dan
masyarakat lokal. Gerakan sosial tersebut diawali pada akhir dekade 60-
an oleh para pastor Katolik yang meyakini ajaran teologis pembebasan
yang sering berpihak pada orang miskin. Mereka memulai gerakan
dengan melaksanakan tugas pastoral yang diiringi dengan pesan-pesan
politik. Gerakan ini terkenal terutama di daerah Keuskupan San Cristobal
de las Casas. Selama dekade 70-an, gerakan senada semakin banyak
seperti the Proletarian Line, Pueblo Unido (People United), the Partido
Socialista de los Trabajadores (PST), dan the Central Independiente de
Obreros Agricolas y Campesinos/Partido Comunista Mexicano
(CIOAC/PCM).
10
Stephen J. Wager dan Donald E. Schulz, loc. cit
dan kaya raya.11
12
Stephen J. Wager dan Donald E. Schulz, loc. cit
Zapatista untuk melancarkan pemberontakannya.
13
Abigail Andrew, “Constructing Mutuality: The Zapatistas' Transformation of Transnational Activist Power
Dynamics”, dalam Latin American Politics and Society › Vol. 52 Nbr. 1.
14
Ibid.
15
Chris Gilbreth dan Gerardo Otero, “Democratization in Mexico: The Zapatista Uprising and Civil Society”, dalam
Latin American Perspectives, Vol 28 No. 4, Mexico in the 1990s: Economic Crisis, Social Polarization, and Class
Struggle, Part 2, (Juli 2001), hal 7-29
masyakarakat petani yang menginginkan reformasi agraria. Sub gerakan
yang ketiga merupakan kelompok dan organisasi masyarakat lokal yang
bersimpati dan mengirimkan perwakilan mereka Chiapas. Sub gerakan
ini juga menjadi cikal bakal aliansi masyarakat lokal tingkat nasional di
Meksiko. Sub gerakan yang terakhir terdiri dari berbagai organisasi dan
aktivis anti perdagangan bebas, pendukung reformasi struktural, dan
penolak liberalisasi model Reagan dan Thatcher. Pada awalnya sub
gerakan ini didominasi oleh organisasi Marxis, namun akhirnya digeser
oleh aktivis anti-authoritarians. Hal ini juga yang menyebabkan
Zapatista menjadi berpengaruh dalam gerakan anti-authoritarians
internasional, dan pada akhirnya menginspirasi gerakan global melawan
hegemoni neo-liberal.16 Zapatista memang tidak hanya terkenal di tengah
gerakan anti-authoritarians internasional, tetapi memang terkenal dalam
dunia internasional. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya
adalah pemilihan tanggal pemberontakan bersenjata pada hari pertama
NAFTA berlaku di Amerika Utara (1 Januari 1994) yang menjadi alasan
penting bagi gerakan anti- neoliberalisme internasional untuk mendukung
gerakan Zapatista.17
18
Abigail Andrew, loc. cit
19
Ibid.
BAB 4
KESIMPULAN
Gerakan Zapatista pada awalnya merupakan gerakan lokal yang berada di wilayah
Chiapas, yang bertujuan memperjuangkan petani dan masyarakat adat. Pada
perkembangannya Zapatista bertransformasi menjadi gerakan besar. Mereka sudah
memiliki struktur organisasi yang jelas dalam pembagian kerja. Mereka pada awalnya
masih menjujung tinggi system hierarki, tetapi karena ideologi sosialis mulai masuk ke
dalam tubuh Zapatista, mengakibatkan mereka melebarkan sayap demokrasi yang egaliter.
Dimana semua rakyat ikut serta dalam menyelesaikan masalah, membuat undang-undang,
dan menyusun strategi perlawanan.
Zapatista pada era ini menjadi contoh gerakan sosial di Amerika Latin yang
tergolong maju. Pada saat ini sudah banyak dukungan dari dalam negeri Meksiko sendiri
ataupun dari dunia luar. Dunia Intrernasional, khususnya gerakan sosial akar rumput patut
mepelajari EZLN ini. Karena Zapatista sudah banyak dikaji, ditulis dan dikagumi oleh
banyak orang. Masyarakat Indoensia seharunya ikut meneladani gerakan ini sebagai
gerakan sosial yang berlandaskan kepada egaliter dan swakelola. Semoga pada suatu saat
gerakan sosial bawah tanah di Indonesia dapat melebarkan sayapnya untuk bersama-sama
melawan segala bentuk penindasan.
DAFTAR PUSTAKA
Yashar, Deborah J. 2007. “Resistance and Identity Politics in an Age of
Globalization”, dalam Annals of the American
Academy of Political and Social Sciences, Vol. 610, NAFTA and Beyond:
Alternative Perspectives in the Study of Global Trade and Development.
Tsutsui, Kiyoteru. 2004. “Global Civil Society and Ethnic Social Movements in the
Contemporary World” dalam Sociological Forum, Vol. 19, No. 1.
Cleaver, Harry M. 1998. “The Zapatista Effect: The Internet and the Rise of an
Alternative Political Fabric.”, dalam Journal of International Affairs 51.2.
Wager, Stephen J. dan Donald E. Schulz. 1995. “Civil-Military Relations in Mexico:
The Zapatista Revolt and Its Implication”, dalam Journal of Interamerican
Studies and World Affairs, Vol. 37, No. 1.
Andrew, Abigail. 2010. “Constructing Mutuality: The Zapatistas' Transformation of
Transnational Activist Power Dynamics”, dalam Latin American Politics and
Society › Vol. 52 Nbr.
Krovel, Roy. Anarchism, the Zapatistas and the Global Solidarity Movement, dalam
Global Discourse: A Developmental Journal of Research in Politics and
International Relations.
Gilbreth, Chris dan Gerardo Otero. 2001. “Democratization in Mexico: The Zapatista
Uprising and Civil Society”, dalam Latin American Perspectives, Vol 28 No. 4,
Mexico in the 1990s: Economic Crisis, Social Polarization, and Class Struggle,
Part 2.