Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Yusuf Azhari

NIM : 180910101013
Kelas : Teori Politik Luar Negeri A2

LANGKAH INDONESIA MENJAGA PERDAMAIAN REGIONAL DENGAN


MENEGASKAN KEMBALI ZONE OF PEACE, FREEDOM AND NEUTRALITY
ASEAN
Pada 8 Agustus 2020 ASEAN merayakan HUT yang ke 53. Perayaan dilakukan
secara virtual karena keadaan tidak memungkinkan untuk dilakukan kegiatan secara
langsung. Pada kesempatan kali ini, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi
menyampaikan seruan kepada para delegasi ASEAN untuk bersama-sama menjaga
perdamaian ASEAN.
Dalam kesempatan kali ini Menteri Retno Marsudi mengatakan agar negara-
negara anggota ASEAN tidak terjebak dalam rivalitas negara-negara besar di kawasan.
Menteri Retno Marsudi menyarankan para menlu ASEAN membuat komitmen bersama.
Khususnya, komitmen terhadap prinsip The Zone of Peace, Freedom and Neutrality
(ZOPFAN), dan Treaty of Amity Cooperation (TAC). Indonesia mengusulkan kepada
para menteri luar negeri ASEAN agar ASEAN dapat mengeluarkan sebuah pernyataan
bersama agar komitmen terhadap prinsip-prinsip yang termasuk dalam ZOPFAN
dipertegas kembali.
Pada pertemuan virtual saat itu berhasil menelurkan delapan pernyataan Menlu
ASEAN dengan judul 'ASEAN Foreign Ministers Statement on the Importance of
Maintaning Peace and Stability in Southeast Asia' delapan poin tersebut adalah:
1. Menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang damai aman netral dan stabil.
2. ASEAN tetap bersatu kohesif dan memiliki ketahanan di dalam memajukan
prinsip-prinsip dalam ASEAN Charter.
3. Pentingnya menjaga semua prinsip yang tertera di dalam TAC, ZOPFAN, dan
Bali Principles.
4. Meminta semua pihak untuk menahan diri dari aktivitas yang dapat
meningkatkan eskalasi di kawasan.
5. Meminta agar terus dibangun strategic trust di kawasan dengan cara-cara
damai melalui dialog dan kerja sama.
6. Menegaskan kerja sama sentralitas ASEAN dan melanjutkan kerjasama
dengan Mitra ASEAN melalui ASEAN-led mechanism.
7. Menegaskan prinsip yang ada di dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pasifik
(AOIP).
8. Menegaskan dukungan terhadap prinsip-prinsip multilateralisme sesuai
Piagam PBB.
Hal ini penting untuk dilakukan karena pada saat ini ASEAN sedang menghadapi
isu keamanan dan perdamaian yang sedang bergejolak. Konflik internal antara
pemerintah negara-negara ASEAN dengan kelompok pemberontak seperti di Sulu dan
Papua sampai saat ini belum dapat teratasi. Sengketa Laut China Selatan dengan beberapa
ASEAN yang hingga saat ini juga belum dapat terselesaikan. Ditambah lagi, besar
kemungkinan bagi negara-negara besar di dunia untuk ikut campur dalam urusan
perdamaian di Laut China Selatan.
Langkah yang diambil oleh Menteri Retno Marsudi tersebut merupakan langkah
yang kongkrit dan rasional. Jika suasana ASEAN tidak kondusif, maka akan menggangu
segala aktivitas hubungan internasional dan juga kepentingan domestik negara-negara
ASEAN. Seperti diketahui, sering tersiar kabar penculikan yang dilakukan oleh para
pemberontak di Sulu, Filipina terhadap nelayan-nelayan yang sedang melaut di sekitar
daerah tersebut. Selain para nelayan, beberapa kali juga dilaporkan terjadi penculikan dan
penahanan terhadap awak kapal non-nelayan yang kebetulan melewati wilayah tersebut.
Peristiwa penculikan dan penahanan tersebut mengancam kegiatan ekonomi
negara-negara yang terdampak. Jika daerah pelayaran tersebut tidak aman, maka tidak
ada kapal yang mau mendistribusikan barang melaui jalur tersebut. Jika hal ini sampai
terjadi, maka akan menggangu proses perputaran perekonomian khususnya perdagangan
internasional.
Hal ini juga berlaku di Laut China Selatan. Laut China Selatan merupakan salah
satu rute pelayaran paling ramai di dunia. Jika keadaan yang tidak kondusif seperti
sekarang tetap berlangsung, maka akan menimbulkan dilema keamanan bagi para pelaku
ekonomi yang mendistribusikan barangnya melalui Laut China Selatan. Bukan tidak
mungkin, hal ini akan mengganggu aktivitas perekonomian negara secara makro.
Langkah yang telah dilakukan oleh Menteri Retno Marsudi merupakan langkah
yang sangat tepat. Menteri Retno Marsudi telah menimbang dengan tepat kerugian dan
keuntungan dari langkah yang ditempuhnya. Tentunya, langkah tersebut adalah langkah
yang memberikan banyak keuntungan bagi negara-negara ASEAN. Dalam kasus ini,
Menteri Retno Marsudi menerapkan model pengambilan Rational Model yang
dipaparkan oleh Graham T. Allison dimana, Menteri Retno bertindak sebagai aktor
rasional yang menimbang segala kerugian dan keuntungan yang akan diperoleh sebelum
mengambil sebuah keputusan atau kebijakan.
References
Chaterine, R. N. (2020, August 13). HUT Ke-53 ASEAN, Menlu RI Minta Negara Asia Tenggara Tak
Tejebak Rivalitas. Retrieved from Detik News: https://news.detik.com/berita/d-5131988/hut-ke-
53-asean-menlu-ri-minta-negara-asia-tenggara-tak-tejebak-rivalitas

Graham T. Allison, P. Z. (1999). Essence of Decision: Explaining the Cuban Missile Crisis. Longman.

Setiawan, A. (2017). Keamanan Maritim di Laut Cina Selatan:. Jurnal Keamanan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai