B. ALASAN FORMULASI
1. Daun Kelor
2. Tepung Jagung
Salah satu komponen penting dalam formula granul bubur sereal instan
adalah pengikat dan pengental. Tepung jagung memiliki peran sebagai pengikat
sekaligus pengental, selain itu juga berperan sebagai penghancur, sehingga
diharapkan akan mampu meningkatkan keberhasilan formula yang optimal.
3. Biji Gandum
4. Minyak Nabati
Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang berupa senyawa tidak
larut air, sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan
nontrigliserida. Trigliserida berupa ester dari trigliserol dan tiga molekul asam
lemak. Senyawa non trigliserida dalam minyak kelapa sawit terdapat dalam
jumlah kecil yaitu motilgliserida, digliserida, fosfatida, karbohidrat, turunan
karbohidrat, protein dan getah (gum) serta zat warna. Pemakaian minyak nabati
memberikan keuntungan bagi tubuh karena tidak mengandung kolesterol. Tujuan
penambahan minyak nabati adalah untuk meningkatkan energi dari bahan
campuran yang dibuat (Ketaren, 1986).
5. Santan Kelapa Bubuk
Santan kelapa bubuk digunakan sebagai pengganti susu skim atau susu
bubuk, dikarenakan untuk meminimalisir konsumen yang alergi terhadap olahan
susu sapi. Selain itu, kandungan santan dalam formula ini diharapkan mampu
memperkaya kandungan lemak yang dibutuhkan serta memperbaiki cita rasa
produk bubur sereal instan daun kelor ini.
6. Maltodextrin
Tepung bubur sereal instan nampak kurang kental setelah ditambah air
panas beberapa saat sehingga mengurangi sifat sensorisnya. Oleh karena itu
diperlukan bahan tambahan yang dapat membantu memperbaiki tekstur bubur saat
disajikan. Maltodekstrin mempunyai daya serap yang tinggi dan juga sebagai
bulking agent.
7. Gula Stevia
Daun stevia yang telah diolah menjadi gula dapat digunakan menjadi
pemanis alami. Sehingga meminimalisir adanya senyawa buatan yang terkandung
dalam MP-ASI, dimana MP-ASI tidak boleh mengandung pemanis buatan.
8. Buah Melon
Buah melon memiliki rasa yang menyegarkan untuk menutupi rasa yang
kurang sedap pada formula MP-ASI Bubur sereal instan daun kelor dan rasa yang
dihasilkan diharapkan mudah diterima oleh indera pengecap manusia, selain itu
kandungan airnya cukup tinggi. Penggunaan buah melon meminimalisir adanya
senyawa buatan yang terkandung dalam MP-ASI, dimana MP-ASI tidak boleh
mengandung perasa buatan.
9. Xanthan Gum
Karakteristik penting yang harus diperhatikan dalam formulasi bubur sereal instan
adalah struktur, tekstur, dan stabilitas formula. Hidrokoloid merupakan bahan
yang memiliki kemampuan tersebut, salah satunya yaitu Xanthan Gum. Xanthan
Gum yang dapat diformulasikan dalam produk pangan adalah pada konsentrasi
0,3%-1%. Hidrokoloid memiliki kelebihan mampu meningkatkan daya lepas
komponen aktif dan mudah larut dalam sistem pencernaan.
Xanthan gum memiliki karakteristik dapat larut dalam air dingin ataupun air
panas, hasil dispersinya menunjukkan aliran pseudoplastis dan mampu
menghasilkan dispersi yang kental. Xanthan gum dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan gugus hidroksil (-OH) pada xanthan gum. Selain itu, xanthan
gum memiliki kemampuan untuk mengikat air hingga 32.300±1100 g H2O/100
gram solid seperti yang dikemukakan oleh Cui (2000). Kemampuan pengikatan
air xanthan gum ini dapat mengakibatkan penurunan volume dan penguapan kadar
air, sehingga air bebas yang teruapkan menjadi berkurang.
C. STANDAR MUTU
D. EVALUASI
1. Daya Rehidrasi
Daya rehidrasi menunjukkan penyerapan air kembali oleh produk yang
sudah dikeringkan. Daya rehidrasi yang tinggi sangat diharapkan pada produk
kering. Nilai rehidrasi sangat dipengaruhi oleh elastisitas dinding sel, hilangnya
permeabilitas diferensial dalam membran protoplasma, hilangnya tekanan turgor
sel, denaturasi protein, kristalinitas pati, dan ikatan hidrogen makromolekul
(Neuma, 1972).
Menurut Yustiana (2013), panas akan mengurangi derajat hidrasi pada pati,
elastisitas dinding sel, dan koagulasi protein yang mengurangi kapasitas daya ikat
air. Kecepatan dan derajat rehidrasi dapat digunakan untuk menentukan kualitas
bahan pangan. Proses pengeringan bahan yang berjalan sempurna pada suhu
optimal, mengakibatkan kerusakan bahan dapat dicegah dan rehidrasi berjalan
lebih cepat.
Daya rehidrasi memiliki kaitan erat dengan densitas kamba dan volume
bubur yang akan masuk ke dalam saluran cerna. Daya rehidrasi yang tinggi sangat
diharapkan karena akan meningkatkan volume bubur seduh sehingga lebih cepat
kenyang sementara zat gizi hanya masuk dalam jumlah kecil. Komposisi bahan
dalam formula bubur beras instan juga mempengaruhi daya serap air, salah
satunya adalah kadar karbohidrat dan protein yang tinggi. Karbohidrat mampu
menyerap air hingga enam kali daya serap protein, sementara protein menyarap
air terutama melalui gugus-gugus polar dalam sisi asam aminonya (Mirdhayati,
2004).
Ukuran partikel yang lebih besar menyebabkan luas permukaannya
semakin kecil, sehingga air memerlukan waktu yang lebih lama untuk
diabsorpsi ke dalam partikel pati, sebaliknya ukuran partikel lebih kecil
akan meningkatkan laju hidrasi bubuk (Mirdhayati, 2004).
Menurut Yuningsih (2010) koefisien rehidrasi produk kering dihitung
berdasarkan banyaknya air yang diserap kembali oleh produk kering pada suhu
kamar dalam waktu tertentu. Koefisien rehidrasi yang tinggi menunjukkan bahwa
produk memiliki kecepatan hidrasi yang tinggi. Nilai daya rehidrasi berkorelasi
negatif dengan densitasnya. Proses rehidrasi terjadi lebih cepat karena
peningkatan luas permukaan pada volume yang sama (Prasert dan Suwannaporn,
2009).
2. Waktu rehidrasi
Waktu rehidrasi bubur berkaitan dengan kemampuan partikel bubur untuk
menyerap air yang ditambahkan. Menurut Lewis (1987) kelarutan bubuk
tergantung pada komposisi dari bahan, kondisi proses dehidrasi, kesadahan air,
kondisi rekonstitusi (temperatur air), dan metode pencampuran. Bubur beras
instan siap saji memerlukan waktu untuk merehidrasi bubur beras instan yang
masih berupa bubuk kering. Waktu rehidrasi berbanding lurus dengan jumlah
air yang dibutuhkan dalam penyajian produk bubur instant. Semua produk
instan memiliki waktu rehidrasi yang relatif singkat dalam penyajiannya dan
dapat memenuhi syarat sebagai makanan instan.
Waktu rehidrasi dapat disebabkan oleh kandungan pati yang terdapat dalam
bubur beras instan. Pati yang mengalami gelatinisasi menyebabkan air yang
awalnya berada diluar granula dan bebas bergerak menjadi berada di dalam butir
butir pati dan tidak dapat bergerak dengan bebas. Pati yang dikeringkan
menyebabkan komponen air yang berada didalam matriks akan menguap
meninggalkan matriks dan menyebabkan pati bersifat porous dan dengan mudah
dapat kembali menyerap air (Firman, 2015), sedangkan Potter (1980) berpendapat
bahwa bahan pangan kering yang sudah menyerap uap air akan lebih lambat
proses rehidrasinya.
3. Uji Organoleptis
Pengujian organoleptik adalah pengujian bahan secara subjektif
menggunakan panca indera manusia. Penilaian organoleptik sangat penting dalam
pengembangan produk makanan kaitannya dengan perbaikan gizi (Kartika
dkk.,1988)
Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada
beberapa faktor diantaranya citarasa, warna, tekstur, dan nilai gizi. Secara
visual warna diperhitungkan terlebih dahulu dan kadang-kadang sangat
menentukan (Winarno, 2004). Bahan pangan yang dinilai bergizi dan teksturnya
sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap
dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya
(Kartika dkk., 1988).
Aroma menjadi daya tarik tersendiri dalam menentukan rasa enak dari
produk makanan. Bau yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak
merupakan campuran empat bau utama yaitu harum, asam, tengik, dan hangus
(Winarno, 2004). Kesukaan konsumen terhadap rasa suatu produk ditunjang oleh
ketertarikan terhadap warna dan aroma produk tersebut. Menurut Winarno (2004),
bau yang ditangkap oleh sel olfaktori hidung dan warna yang ditangkap oleh
indera penglihatan mampu merangsang syaraf perasa dan cecapan lidah.