Anda di halaman 1dari 2

KRISIS kebangsaan yang melanda sebagian generasi muda Indonesia menjadi keprihatinan semua

pihak. Karena itu, semangat untuk tetap menjunjung tinggi dan terus mengamalkan ajaran Pancasila
sebagai ideologi bangsa harus dihargai.

Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila inilah yang kini juga harus kita terus pegang
teguh, saat ini tantangan terberat yang dihadapi pemuda Indonesia di antaranya adanya krisis
kecintaan terhadap Pancasila dan NKRIm Masih Minim.

Itu terjadi karena derasnya pengaruh budaya barat, gaya hidup yang individualis, pragmatis dan
pemahaman terhadap wawasan kebangsaan yang masih minim.

''Bagi kami mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa itu harus tetap abadi sampai kapan
pun dan kecintaan terhadap Tanah Air juga harga mati. Sehingga tertanam sebagai seorang
pancasialis dan nasionalis.

Memang benar bahwa saat ini generasi muda mengalami krisis kecintaan terhadap Pancasila,
dikarenakan semakin derasnya pengaruh budaya barat, gaya hidup yang individualis, pragmatis, dan
pemahaman terhadap wawasan kebangsaan yang masih minim. Misalnya semakin maraknya
perkembangan geng motor di kalangan pemuda saat ini. Untuk menanamkan kembali nilai-nilai
Pancasila yang mulai luntur dapat dilakukan misalnya melalui pendidikan Pancasila, yang saat ini
telah diajarkan kembali.

Jika suatu organisasi anggotanya memiliki jiwa yang pancasilais dan nasionalis maka pasti organisasi
itu akan bersatu, begitu pula dengan negara Indonesia apabila warga negara sudah tertanam jiwa
pancasilais dan nasionalis maka negara tersebut juga akan bersatu, walaupun berasal dari berbagai
latar belakang yang beragam.

Pancasila yang berkedudukan sebagai ideologi terbuka, dalam hal ini memang memberi keleluasaan
untuk mengikuti perkembangan jaman menuju berkembangnya cipta, rasa, dan karsa yang maju dan
mandiri untuk menyongsong dinamika kehidupan. Keterbukaan bukan berarti perubahan-
perubahan itu mengubah nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi mengekplisitkan
wawasanya secara lebih kongkrit sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk
memecahkan masalah-masalah yang baru.

Dalam menjabarkan nilai-nilai Pancasila menjadi semakin operasional dan dengan demikian semakin
menunjukkan fungsinya bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan
dewasa ini perlu diperhatikan beberapa dimensi yang menunjukkan ciri khas dalam orientasi
Pancasila yaitu dimensi teologis bahwa nasib ditentukan oleh ridho ilahi dan usaha manusia, dimensi
etis yang menunjukan bahwa dalam Pancasila, manusia dan martabat mempunyai kedudukan yang
sentral, selanjutnya dimensi integral-integratif yang menempatkan manusia tidak secara
individualisme melainkan dalam konteks struktural. Itulah mengapa mempertahankan Pancasila
sebagai ideologi bangsa itu harus tetap abadi sampai kapan pun dan kecintaan terhadap Tanah Air
juga harga mati.

Untuk itu terus menjaga kebesaran ideologi negara dan untuk terus mencintai bangsa ini dengan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, misalnya yang berkaitan dengan sila
pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kita dapat merealisasikannya dengan menjalankan aturan
agama yang dianut masing-masing individu tanpa mengganggu agama lain. Berkaitan dengan sila
kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” yaitu dengan menghargai hak-hak asasi setiap warga
negara tanpa merugikan hak orang lain. Selanjutnya kiprah nyata dari nilai sila ketiga “ Persatuan
Indonesia” dapat dilakukan dengan menghargai perbedaan yang ada dan menjadikannya sebagai
keanekaragaman yang memberi warna tersendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila
keempat “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan perwakilan”
yang dalam hal ini setiap permasalahan yang timbul haruslah dimusyawarahkan dengan jalan damai
tanpa mementingkan kepentingan individu dan golongan tetapi harus mengupayakan demi kebaikan
bersama. Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” bahwa setiap orang Indonesia
mendapat perlakuan yang adil, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan bidang-bidang
lainnya. Cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan dalam setiap bidang tersebut juga harus adil.

Anda mungkin juga menyukai