Anda di halaman 1dari 32

5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.

com

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI PERTAMA (7 SEPTEMBER 2004)

A.  PROSES KEPERAWATAN

1.  Kondisi Klien

2.  Diagnosa Keperawatan

3.  Tujuan Khusus

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

4.  Tindakan Keperawatan

1.  Bina hubungan saling percaya dengan klien


-  sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal

-  perkenalkan diri dengan sopan

-  tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

-   jelaskan tujuan pertemuan

-  tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

-  beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

B.  STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


ORIENTASI

1.  Salam Terapeutik

“Selamat pagi, Bu !Nama saya Dinna Kartini Dewi, saya adalah mahasiswa POLTEKKES, saya

di sini akan membantu Ibu. Nama Ibu siapa ?Senang dipanggil apa ?” 

2.  Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Sudah berapa lama Ibu disini ?” 

3.  Kontrak

“Bu, bagaiman kalau kita berbincang-bincang sebentar tentang diri Ibu. Bagaiman kalau 10

menit, tempatnya disini saja, ya !” 

KERJA

“Selamat pagi, Bu !” 

“Nama Ibu siapa, sukanya dipanggil siapa?” 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 1/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

“Nama saya Dinna ” 

“Saya disini akan membantu Ibu” 

“Ibu tadi sudah makan,sudah mandi?” 

“Ibu disini kegiatannya apa saja?” 

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a.  Subjektif 

“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?” 

b.  Obyektif 
“Kalau tadi Ibu sudah tahu nama saya atau kita sudah berkenalan, sekarang coba Ibu

sebutkan nama saya!” 

2.  Tindak lanjut

“Baiklah, Bu, kita telah berkenalan dan kita saling mengenal satu sama lain, saya siap

membantu Ibu, saya harap Ibu masih ingat sama saya.” 

 
3. Kontrak yang akan datang
“Bu, besok kita akan berbincang-bincang lagi, bertemu disini lagi, jamnya sama dan kurang

lebih 10 menit.” 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 2/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI KEDUA (8 SEPTEMBER 2004)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

Komunikasi tanggap, ngelantur, masih suka mematung, ADL dibantu perawat.

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri, kebersihan diri dan pakaian/berhias berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan penurunan motivasi dalam merawat diri.

3. Tujuan Khusus

TUK 2 : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri

4. Tindakan Keperawatan

2.1.1. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan

pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.

2.1.2. Dorong klien untuk menyebutkan satu dari lima tanda-tanda kebersihan.

B.  STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, Bu Marni!” 

2. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini?apa saja kegiatan yang sudah dilakukan tadi? ” 

3. Kontrak

“Bu, hari ini saya ingin bicara dengan Ibu tentang pentingnya kebersihan diri (mandi,

keramas, gosok gigi).” 

“Bagaimana kalau kita bicara selama 10 menit ?” 

“Bu,kita bicara di kursi di halaman belakang, ya!” 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 3/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

KERJA

“Bu Marni, tadi pagi sudah mandi?dimandiin siapa? Pakai sabun atau tidak? Sudah gosok gigi

atau belum, keramas atau tidak?” 

“Bagus, Ibu sudah mandi, tapi harus pakai sabun dan giginya disikat biar bersih.” 

“Bu, kenapa kita harus mandi?” 

“Mandi adalah salah cara untuk menjaga kebersihan, tetapi mandinya harus memakai sabun

mandi, terus giginya harus disikat dengan sikat gigi dan pakai pasta gigi/odol.” 

“Kalau keramas tidak usah setiap hari keramas, tapi ingat harus keramas pakai shampoo” 

“Ibu tahu tidak tanda-tanda bersih pada tubuh kita?” 

“Tubuh Ibu bersih jika badannya tidak berbau, oleh karena itu kita harus mandi : rambut bersih

dan rapi juga tidak berbau, giginya harus bersih dan mulutnya tidak berbau lalu pakaian Ibu

harus rapi dan bersih, kancing bajunya dikancingkan dengan benar.” 

“Nah, itu tadi tanda-tanda bersih, coba Ibu ulangi lagi, satu saja!” 

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a.  Subyektif 

“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang tadi?” 

b.  Obyektif 

“Coba sebutkan lagi tanda-tanda bersih, satu saja!” 

2.  Tindak lanjut

Klien mampu mengingat tanda-tanda bersih.

3.  Kontrak yang akan datang

“Bu, besok saya datang lagi kesini, besok kita akan bicara tentang manfaat kebersihan untuk

kesehatan, ya?” 

“Bagaimana kalau bicaranya 10 menit saja ?” 

“Tempatnya disini saja ya!” 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 4/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI KETIGA (10 SEPTEMBER 2004)

A. PROSES KEPERAWATAN

1.  Kondisi Klien

Komunikasi tanggap, ngelantur, masih suka mematung, ADL dibimbing.

2.  Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri, kebersihan diri dan pakaian/berhias berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan dan penurunan motivasi dalam merawat diri.

3. Tujuan Khusus

TUK 2 : Klien dapat mengenal tentangnya pentingnya kebersihan diri

4. Tindakan Keperawatan

2.2.1. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal

yang berhubungan dengan kebersihan diri.

2.2.2. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan pemeliharaan kebersihan

diri.

2.2.3. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1.  Salam Terapeutik

“Selamat pagi, Bu Marni!” 

2.  Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini?kemarin kita sudah berdiskusi tentang tanda-tanda bersih,

apakah Ibu masih ingat tanda-tanda bersih tersebut, nah sekarang coba sebutkan! ” 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 5/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

3.  Kontrak

“Bu, hari ini saya ingin bicara dengan Ibu tentang manfaat kebersihan bagi kesehatan,

bagaimana kalau kita bicara sekitar 10 menit. Dan bagaimana kalau kita berbicara di
halaman belakang saja ?” 

KERJA

“Bu Marni, manfaatnya bersih itu apa sih?” 

“Lalu kenapa kita harus menjaga kebersihan?.” 

“Manfaat bersih itu supaya kita terhindar dari penyakit dan memberi perasaan yang segar dan

nyaman dan mencegah kerusakan gigi jika kita atau Ibu rajin menggosok gigi.” 

“Bagaimana, Bu?apakah Ibu sudah mengerti? Nah sekarang coba Ibu sebutkan lagi!.” 

“Bagus, berarti Ibu sudah mengerti, nah kalau begitu Ibu harus selalu menjaga kebersihan.” 

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a.  Subyektif 

“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang tadi?” 

b.  Obyektif -tand

“Coba sebutkan lagi manfaat bersih, ayo Bu Marni!” 

2.  Tindak lanjut

Klien dapat menjaga dan melatih untuk selalu menjaga kebersihan.

3.  Kontrak yang akan datang

“Bu, besok saya datang lagi kesini, besok kita akan bicara tentang cara merawat diri.” 

“Bagaimana kalau bicaranya 10 menit saja ?” 

“Tempatnya disini saja ya!” 

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 6/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

HARI KEEMPAT (11 SEPTEMBER 2004)

A. PROSES KEPERAWATAN

1.  Kondisi Klien

Komunikasi tanggap, ngelantur, masih suka mematung, ADL dibantu perawat.

2.  Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri, kebersihan diri dan pakaian/berhias berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan dan penurunan motivasi dalam merawat diri.

3.  Tujuan Khusus

TUK 2 : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

4.  Tindakan Keperawatan

2.3.1. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti :

- mandi 2 kali sehari pagi dan sore

- sikat gigi minimal dua kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur)

- keramas dan menyisir rambut

- gunting kuku bila panjang

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1.  Salam Terapeutik

“Selamat pagi, Bu Marni!” 

2.  Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaannya hari ini? Masih ingat tidak kebersihan itu apa, kenapa kita harus

menjaga kebersihan? ” 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 7/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

3.  Kontrak

“Bu, hari ini saya ingin bicara dengan Ibu tentang cara merawat diri, mandi, gosok gigi,

keramas, menggunting kuku.” 

“Bagaimana kalau kita bicara selama 10 menit ?” 

“Bu,kita bicara di kursi di halaman belakang, ya!” 

KERJA

“Bu Marni, bagaimana sih cara merawat diri itu ?” 

“Mandi, gosok gigi sebaiknya berapa kali sehari? Lalu kalau keramas sebaiknya berapa kali

seminggu? .” 

“Lalu kalau sebelum makan, kita harus ngapain dulu dan kalau sesudah makan apa yang harus

dilakukan?” 

“Nah, kalau kukunya panjang, harus diapakan?.” 

“Pinter, bagus sekali, apa yang sudah Ibu sebutkan tepat.” 

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a.  Subyektif 

“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang tadi?” 

b.  Obyektif 

“Coba sebutkan lagi bagaimana cara merawat diri tadi !” 

2.  Tindak lanjut

Klien melaksanakan perawatan diri setiap hari.

3.  Kontrak yang akan datang

“Bu, besok saya datang lagi kesini, besok saya akan membantu Ibu untuk mandi, gosok gigi

dan keramas?” 

“Bagaimana kalau bicaranya 20 menit saja ?” 

“Tempatnya di kamar mandi belakang ya!” 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 8/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI KELIMA (13 SEPTEMBER 2004)

A. PROSES KEPERAWATAN

1.  Kondisi Klien

Komunikasi tanggap,ngelantur, ADL dibimbing perawat.

2.  Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri, kebersihan diri dan pakaian/berhias berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan dan penurunan motivasi dalam merawat diri.

3.  Tujuan Khusus

TUK 3 : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

4.  Tindakan Keperawatan

3.1.1. Motivasi klien untuk mandi : ingatkan caranya, evaluasi hasilnya, dan beri umpan

balik; bimbing klien untuk bantuan minimal; jika hasilnya kurang, kaji hambatan yang

ada.

3.1.2. Bimbing klien untuk mandi : beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara

memelihara kebersihan diri yang benar; ingatkan dan anjurkan untuk mandi dua kali

sehari dengan menggunakan sabun; anjurkan klien untuk meningkatkan cara mandi

yang benar.

3.1.3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 9/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

3.1.4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1.  Salam Terapeutik

“Selamat pagi, Bu !” 

2.  Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Bu Marni, masih ingat tidak caranya merawat diri? Coba

sekarang sebutkan !” 

3.  Kontrak

“Bu, hari ini saya akan mengajari Ibu caranya mandi yang benar, bagaimana ? Kira-kira 15

menit cukup,...!Tempatnya di kamar mandi belakang, ya !” 

KERJA

“Selamat pagi, Bu !” 

“Ibu sudah mandi atau belum, ini saya bawakan peralatan mandi. Ibu nanti saya ajarin cara

mandi yang benar, ya ?” 

“Begini caranya.................... ” 

“Bagus, nanti kalau mandi caranya seperti itu ya! Dan jangan lupa keramas.” 

“Terus habis mandi, harus ganti baju, kemudian sisir rambut dan memakai bedak.” 

“Dan jangan lupa kalau kukunya panjang atau kotor, harus dipotong.” 

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a.  Subjektif 

“Bagaimana setelah mandi tadi? Apakah Ibu sudah mengerti/bisa caranya mandi yang

benar ?” 

b.  Obyektif 

“Nah sekarang coba Ibu sebutkan cara mandi yang benar!” 

2.  Tindak lanjut

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 10/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

“Baiklah, Ibu sudah tahu cara merawat diri, cara mandi yang benar, nah mulai sekarang Ibu

harus sudah bisa melakukannya sendiri. Nanti sore Ibu harus mandi sendiri memakai sabun

mandi, memakai alat mandi yang sudah saya beri tadi, ya !” 

3.  Kontrak yang akan datang


“Bu, besok Ibu harus sudah mandi, dalam keadaan rapi, rambut disisir, gigi bersih, baju

bersih dan rapi. Besok saya akan memeriksa, apakah Ibu sudah mandi atau belum. Dan

kukunya panjang-panjang atau sudah dipotong.” 

Askep Jiwa Halusinasi Dengar


Posted by Kang Kapuk Minggu, 11 September 2011 0komentar

I. MASALAH UTAMA

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 11/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

1.  Pengertian  

Halusinasi dengar merupakan persepsi sensori yang salah terhadap stimulus dengar


eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan Wiliam, 1980).

Halusinasi dengar merupakan adanya persepsi sensori pada pendengaran individu


tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata (Stuart dan Sundeen, 1984).

2.  Tanda dan gejala 


Perilaku pasien yang teramati adalah sebagai berikut
1.  Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang
sedang berbicara.
2.  Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang
berbicara atau kepada benda mati seperti mebel, tembok dll.
3.  Terlibat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak 
tampak.
4.  Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab
suara.
3.  Penyebab : 
1.  Isolasi sosial menarik diri
1.  Pengertian
Menarik diri merupakan gangguan dengan menarik diri dari orang lain
yang di tandai dengan isolasi diri (menarik diri) dan perawatan diri
yang kurang.
2.  Penyebab

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 12/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

1.  Perkembangan
Sentuhan, perhatian, kehangatan dari keluarga yang
mengakibatkan individu menyendiri, kemampuan berhubungan
dengan klien tidak adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
2.  Harga diri rendah
3.  Tanda dan gejala
Tanda gejala menarik diri dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain
1.  Aspek fisik 
1.  Penampilan diri kurang.
2.  Tidur kurang.
3.  Keberanian kurang.
2.  Aspek emosi
1.  Bicara tidak jelas.
2.  Merasa malu.
3.  Mudah panik.
3.  Aspek sosial
1.  Duduk menyendiri
2.  Tampak melamun
3.  Tidak perduli lingkungan
4.  Menghindar dari orang lain
4.  Aspek intelektual
1.  Merasa putus asa
2.  Kurang percaya diri
4.  Akibat 
1.  Resiko mencederai orang lain dan diri sendiri
1.  Pengertian
Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu tindakan
yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya maupun orang lain di
sekitarnya (Town send, 1994)
2.  Penyebab
1.  Halusinasi
2.  Delusi
3.  Tanda dan gejala
1.  Adanya peningkatan aktifitas motorik 
2.  Perilaku aktif ataupun destruktif 
3.  Agresif 

III. POHON MASALAH


Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar 

Isolasi sosial : menarik diri

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 13/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

IV. MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1.  Data Obyektif  


Apakah klien terdapat tanda dan gejala seperti di bawah ini
1.  Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang
sedang berbicara
2.  Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang
berbicara atau kepada benda mati seperti mebel,tembok dll
3.  Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab
suara
4.  Tidur kurang / terganggu
5.  Penampilan diri kurang
6.  Keberanian kurang
7.  Bicara tidak jelas
8.  Merasa malu
9.  Mudah panik 
10. Duduk menyendiri.
11. Tampak melamun.
12. Tidak peduli lingkungan.
13. Menghindar dari orang lain.
14. Adanya peningkatan aktifitas motorik.
15. Perilaku aktif ataupun destruktif.
2.  Data Subyektif  
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa ada wujud yang tampak.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.  Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan persepsi
sensori: Halusinasi dengar.
2.  Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar berhubungan dengan adanya isolasi
sosial : menarik diri.

VI. FOKUS INTERVENSI

I.  Diagnosa I . Resiko menciderai diri sensiri dan orang lain berhubungan dengan
gangguan sensori : Halusinasi dengar .
1.  TUM : Klien tidak menciderai orang lain .
2.  TUK : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.  dengan kriteria hasil :
1.  Ekspresi wajah bersahabat.
2.  Menunjukkan rasa senang.
3.  Ada kontak mata atau mau jabat tangan.
4.  Mau menyebutkan nama.
5.  Mau menyebut dan menjawab salam.
6.  Mau duduk dan berdampingan dengan perawat.
7.  Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
2.  Intervensi:
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
1.  Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non
verbal.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 14/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

2.  Perkenalkan diri dengan sopan.


3.  Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien.
4.  Jelaskan tujuan pertemuan.
5.  Jujur dan menepati janji.
6.  Tunjukan sikap empati dan terima klien apa adanya.
7.  Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuan dasar
klien.

Rasionalisasi : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk 


kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.

3.  TUK :2. Klien dapat mengenal halusinasi


1.  dengan kriteria hasil:
1.  Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya
halusinasi.
2.  Klien dapat mengungkapkan perasaanya terhadap halusinasi.
2.  Intervensi :
1.  Bantu klien mengenal halusinasinya.
1.  Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan
apa yang sedang terdengar.
2.  Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara
itu namun perawat sendiri tidak melihatnya.
3.  Katakan bahwa klien lain juga tidak mendengar yang
seperti klien dengar.
 
2.  Diskusikan
4. Katakan bahwa
dengan klienperawat siap membantu klien.
1.  Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi.
2.  Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi.
3.  Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi.
4.  TUK : 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
1.  dengan kriteria hasil :
1.  Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk 
mengendalikan halusinasinya.
2.  Klien dapat menyebutkan cara baru untuk mengendalikan
halusinasi
3.  Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk 
mengendalikan halusinasi.
4.  Klin dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok.
2.  Intervensi:
1.  Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika terjadi
halusinasi.
Rasional: merupakan upaya untuk memutus siklus halusinasi.
2.  Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat
beri pujian.
Rasional: reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri
klien.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 15/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

3.  Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi.


1.  Katakan “ saya tidak mau dengar kamu”
2.  Menemui orang lain untuk bercakap-cakap.
3.  Melihat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi
tidak sempat muncul.
4.  Meminta perawat / teman / keluarga untuk menyapa jika
klien melamun.

Rasional: memberi alternative pikiran bagi klien

4.  Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara bertahap.


Rasional: Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien
untuk mencoba memilih salah satu cara pengendalian
halusinasi.
5.  Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih,
evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
6.  Anjurkan klien untuk mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok,
orientasi realita.
Rasional: Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan
interpretasi realita klien.
5.  TUK : 4. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
1.  dengan kriteria hasil:
1.  Klien dapat menjalin hubungan saling percaya dengan perawat
2.  Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan
untuk mengendalikan halusinasi
 
2. 1.  Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga sedang halusinasi.
Intervensi:
Rasional: untuk mendapatkan bantuan keluarga dalam
mengontrol halusinasi.
2.  Diskusikan dengan keluarga tentang
1.  Gejala halusinasi yang dialami klien.
2.  Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk 
memutus halusinasi.
3.  Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di
rumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri.
4.  Beri informasi tentang kapan pasien memerlukan
bantuan.

Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan tentang


halusinasi.

6.  TUK: 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik.


1.  Dengan kriteria hasil :
1.  Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis dan
efek samping obat
2.  Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping obat
3.  Klien dapat memahami akibat pemakaina obat tanpa konsultasi
4.  Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar pengunaan obat.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 16/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

2.  Intervensi:
1.  Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi
dan manfaat obat.
2.  Anjurkan klien untuk minta sendiri obat pada perawat dan
merasakan manfaatnya.
3.  Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat obat dan
efek samping obat yang dirasakan.

Rasional ; dengan mengetahui efek samping obat klien tahu apa yang
harus dilakukan setelah minum obat.

3.  Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi.


Rasional: Pengobatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
4.  Bantu klien menggunakan prinsip lima benar.
Rasional: dengan mengetahui prinsip maka kemandirian klien tentang
pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap.

DAFTAR PUSTAKA

1.  Boyd dan Nihart. 1998. Psichiatric Nursing & Contenporary Practice . I Edition .
Lippincot . Philadelphia .
2.  Carpenito , Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . EGC. Jakarta .
3.  Schultz dan Videback. 1998. Manual Psychiatric Nursing Care Plan . 5 th Edition .
Lippincott. Philadelphia .
4.  Keliat , Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa . EGC. Jakarta.
 
6.  Stuart
5. dan sundeen
Townsend . 1995. Buku
. 1995. Nursing Saku In
Diagnosis Keperawatan
Psychiatric Jiwa . Edisi
Nursing 3. EGC.Jakarta
a Pocket Guide For .
Care Plan Construction . Edisi 3 . EGC. Jakarta.

Semoga ada manfaatnya....

Categories: ASKEP JIWA 
73 9Email 0Share 82

en_US askepKapukonlin
 

Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru
dari kapukonline.com GRATIS di inbox email anda:

Tulis email anda disini


 

Baca Juga :

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 17/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

ASKEP JIWA 

 
 Proses Keperawatan Gangguan Konsep Diri 
 
 Askep Jiwa Gangguan Konsep Diri 
 
 Askep / Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah 
  Askep Jiwa Depresi 

Askep / Asuhan Keperawatan Jiwa Harga


Diri Rendah
Posted by Kang Kapuk Kamis, 22 September 2011 0komentar
kapukonline.com Up date Askep / Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah - ASKEP
JIWA, setelah sebelumnya posting tentang Askep Jiwa Halusinasi Dengar 

A. MASALAH UTAMA

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 18/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

Harga diri rendah

B. PENGERTIAN

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.

C. PROSES TERJADINYA MASALAH

Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat
seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain
(Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.

RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri
(Keliat, 1999).

Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak 
bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung
harga diri rendah.

Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima
penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan,
mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,
perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus
mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :

1.  Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam.
2.  Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 19/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

1.  Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan


dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri.
2.  Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3.  Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,
prosedur medis dan keperawatan.

Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

1.  Situasional , yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat
terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik 
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter,
pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi
tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai.
2.  Kronik , yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

D. POHON MASALAH

Resiko isolasi sosial: menarik diri

↓ 
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Core problem

↓ 

Berduka disfungsional

E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1.  Masalah keperawatan :


1.  Resiko isolasi sosial : menarik diri.
2.  Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
3.  Berduka disfungsional.
2.  Data yang perlu dikaji :
1.  Data subyektif :
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2.  Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif 
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 20/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.  Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2.  Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1.  Tujuan umum: sesuai masalah (problem).


2.  Tujuan khusus :
1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan :

1.  Bina hubungan saling percaya


1.  Salam terapeutik 
2.  Perkenalan diri
3.  Jelaskan tujuan inteniksi
4.  Ciptakan lingkungan yang tenang
5.  Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik 
pembicaraan).
2.  Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
3.  Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
4.  Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
2.  Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Tindakan :
1.  Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.  Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis.
3.  Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3.  Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan :

1.  Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.


2.  Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah.
4.  Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.

Tindakan :

1.  Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan.
2.  Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3.  Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5.  Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 21/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

Tindakan :

1.  Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.


2.  Beri pujian atas keberhasilan
3.  Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6.  Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan :

1.  Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
2.  Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
3.  Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
4.  Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

1.  Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition.
Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
2.  Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
3.  Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
4.  Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition .
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
5.  Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa . Edisi 3. EGC: Jakarta.
6.  Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for 
Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Semoga artikel
bermanfaat anda Askep / Asuhan Keperawatan Jiwa : Harga Diri Rendah ini
bagitentang

Read more:
http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.html#ixzz1
nTN8UpDe 

Askep Jiwa Waham


Posted by Kang Kapuk Minggu, 13 Desember 2009 6komentar

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan keperawatan Waham - ASKEP JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

Masalah Utama.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 22/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

Perubahan isi pikir : waham

Pengertian.

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.


Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien.

Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
(tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung

Proses terjadinya masalah

1.  Penyebab.  
Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah.
Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
2.  Akibat. 
Akibat dari waham, klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain
yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Pohon masalah Waham

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji pada Waham

1.  Masalah keperawatan :


1.  Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2.  Kerusakan komunikasi : verbal
3.  Perubahan isi pikir : waham

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 23/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

4.  Gangguan konsep diri : harga diri rendah.


2.  Data yang perlu dikaji :
1.  Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1.  Data subjektif. Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci
dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang
yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak 
barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri
2.  Data objektif: Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank 
eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang-barang.
2.  Kerusakan komunikasi : verbal
1.  Data subjektif: Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik 
2.  Data objektif: Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-
kata yang didengar dan kontak mata kurang
3.  Perubahan isi pikir : waham ( NN.)
1.  Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (
tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2.  Data objektif: Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang
panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas,
ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung
4.  Gangguan harga diri rendah
1.  Data subjektif: Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak 
tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri
2.  Data objektif: Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri
hidup

Diagnosa Keperawatan Waham 

1.  Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham


2.  Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham
3.  Perubahan isi pikir : waham (NNU.) berhubungan dengan harga diri rendah.

Rencana Keperawatan Waham

I.  Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbalberhubungan dengan waham


1.  Tujuan umum :
1.  Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
2.  Tujuan khusus :
1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
1.  Tindakan
1.  Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik,
perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik,
waktu, tempat
2.  Jangan membantah dan mendukung waham klien:
katakan perawat menerima keyakinan klien "saya

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 24/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima,


katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu
dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
3.  Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan
terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan
klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan
dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
4.  Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas
harian dan perawatan diri.
2.  Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
1.  Tindakan :
1.  Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien
yang realistis.
2.  Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki
pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
3.  Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas
sehari hari dan perawatan diri).
4.  Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada
klien bahwa klien sangat penting.
3.  Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
1.  Tindakan :
1.  Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
2.  Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik 
selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit,
cemas, marah).
3.  Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan
timbulnya waham.
4.  Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal
 jika mungkin).
5.  Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk 
menggunakan wahamnya.
4.  Klien dapat berhubungan dengan realitas
1.  Tindakan :
1.  Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri,
orang lain, tempat dan waktu).
2.  Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok :
orientasi realitas.
3.  Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang
dilakukan klien
5.  Klien dapat menggunakan obat dengan benar
1.  Tindakan :
1.  Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis,
frekuensi, efek dan efek samping minum obat.
2.  Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar
(nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
3.  Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping
obat yang dirasakan.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 25/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

4.  Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.


6.  Klien dapat dukungan dari keluarga
1.  Tindakan :
1.  Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan
keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien,
lingkungan keluarga dan follow up obat.
2.  Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.
II.  Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan waham
1.  Tujuan Umum:
1.  Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
2.  Tujuan Khusus:
1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.  Tindakan:
1.  Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan
interaksi.
2.  Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3.  Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
4.  Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau
tidak menjawab.
2.  Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
1.  Tindakan:
1.  Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2.  Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
3.  Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan
bermusuhan klien dengan sikap tenang.
3.  Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan
1.  Tindakan :
1.  Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan
dirasakan saat jengkel/kesal.
2.  Observasi tanda perilaku kekerasan.
3.  Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal
yang dialami klien.
4.  Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
1.  Tindakan:
1.  Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan.
2.  Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan.
3.  Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan
masalahnya selesai?"
5.  Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
1.  Tindakan:
1.  Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
2.  Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang
digunakan.
3.  Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang
sehat.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 26/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

6.  Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap


kemarahan.
1.  Tindakan :
1.  Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
2.  Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas
dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / 
kasur.
3.  Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau
kesal / tersinggung
4.  Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon
kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
7.  Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
1.  Tindakan:
1.  Bantu memilih cara yang paling tepat.
2.  Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
3.  Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
4.  Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang
dicapai dalam simulasi.
5.  Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat
 jengkel / marah.
8.  Klien mendapat dukungan dari keluarga.
1.  Tindakan :
1.  Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien
melalui pertemuan keluarga.
2.  Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
9.  Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
1.  Tindakan:
1.  Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis,
frekuensi, efek dan efek samping).
2.  Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar
(nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).
3.  Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping
obat yang dirasakan.
III.  Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( N.. ) berhubungan dengan
harga diri rendah
1.  Tujuan umum :
1.  Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
2.  Tujuan khusus :
1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.  Tindakan :
1.  Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik pembicaraan)
2.  Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
3.  Sediakan waktu untuk mendengarkan klien

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 27/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

4.  Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang


yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu
menolong dirinya sendiri
2.  Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
1.  Tindakan :
1.  Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.  Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu
klien, utamakan memberi pujian yang realistis
3.  Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
3.  Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
1.  Tindakan :
1.  Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.  Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan
setelah pulang ke rumah
4.  Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
1.  Tindakan :
1.  Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
2.  Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi
klien
3.  Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
5.  Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
1.  Tindakan :
1.  Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
2.  Beri pujian atas keberhasilan klien
3.  Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6.  Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
1.  Tindakan :
1.  Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien
2.  Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3.  Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4.  Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

1.  Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
2.  Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
3.  Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.2000
4.  Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk 
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998
5.  NN..Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 ?22
Novembr 2004. unpublished

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 28/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

semoga yang sedikit ini ada manfaatnya...

Read more: http://www.kapukonline.com/2009/12/askepjiwawaham.html#ixzz1nTNpqKZt 

Askep Jiwa Depresi


Posted by Kang Kapuk Sabtu, 02 Januari 2010 1komentar

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan keperawatan Depresi - ASKEP JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DEPRESI

MASALAH UTAMA

Gangguan alam perasaan: depresi.

PROSES TERJADINYA MASALAH

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik :
rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia,
konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.

Depresi disebabkan
konstitusi, oleh banyak
faktor kepribadian faktor antara
pramorbid, lain
faktor : faktor
fisik, heriditer
faktor dan genetik,
psikobiologi, faktor faktor
neurologik,
faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 29/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan,


kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang
atau harga diri dan akibat kerja keras.

Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan
adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor
pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai
lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

POHON MASALAH

Resiko mencederai diri 

Akibat

Gangguan alam perasaan: depresi 

Core problem

Koping maladaptif  

Penyebab

MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1.  Gangguan alam perasaan: depresi


1.  Data subyektif:
1.  Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering
mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna
lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan
cenderung bunuh diri.
2.  Data obyektif:
1.  Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila
duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan
yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi
stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur
dan sering menangis.
Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi
terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak 
mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 30/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional),


waham Data Obyektifsa, depersonalisasi dan halusinasi.
Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan
(hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.
2.  Koping maladaptif 
1.  Data Subyektif : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada
harapan.
2.  Data Obyektif : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol
impuls.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.  Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi


2.  Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1.  Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.


2.  Tujuan khusus
1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.  Tindakan:
1.  Perkenalkan diri dengan klien
2.  Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan
sikap empat
3.  Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan
lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya:

4.  memberikan sentuhan, anggukan


Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan
keinginanny
5.  Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat,
sederhana dan mudah dimengerti
6.  Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang
lain.
2.  Klien dapat menggunakan koping adaptif 
1.  Tindakan:
1.  Beri Data Obyektifrongan untuk mengungkapkan perasaannya
dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan
pasien.
2.  Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi
perasaan sedih/menyakitkan
3.  Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa
digunakan
4.  Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
5.  Beri Data Obyektifrongan kepada pasien untuk memilih koping
yang paling tepat dan dapat diterima
6.  Beri Data Obyektifrongan kepada pasien untuk mencoba
koping yang telah dipilih
7.  Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam
menyelesaikan masalah.
3.  Klien terlindung dari perilaku mencederai diri

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 31/32
5/17/2018 AskepJiwaHalusinasiDengar -slidepdf.com

1.  Tindakan:
1.  Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
2.  Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien
untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan
terkunci.
3.  Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.
4.  Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau
oleh peramat/petugas.
4.  Klien dapat meningkatkan harga diri
1.  Tindakan:
1.  Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya.
2.  Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
3.  Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal:
hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
5.  Klien dapat menggunakan dukungan sosial
1.  Tindakan:
1.  Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-
orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung,
agama yang dianut).
2.  Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,
aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
3.  Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka
agama).
6.  Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
1.  Tindakan:
1.  Diskusikan tentang obat (nama, Data Obyektifsis, frekuensi,
efek dan efek samping minum obat).
2.  Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien,
obat, Data Obyektifsis, cara, waktu).
3.  Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang
dirasakan.
4.  Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan
benar.

Semoga yang sedikit ini ada manfaatnya....

Categories: ASKEP JIWA, MAKALAH KEPERAWATAN, MAKALAH KESEHATAN 


Read more: http://www.kapukonline.com/2010/01/askepjiwadepresi.html#ixzz1nTSBSWTH 

http://slidepdf.com/reader/full/askep-jiwa-halusinasi-dengar 32/32

Anda mungkin juga menyukai