Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FALSAFAT

DOSEN : Bpk. Nudirman S.pd

Disusun oleh kelompok 2:


1. Cahya enelis
2. Dea santri
3. Habiburrahman

STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM


PROGRAN STUDI D-lll KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat, dan
Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga telah selesai makalah yang berjudul “Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat” ini.

Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Kewarganegaraan. Kami berusaha
menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati
demi perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk
membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih..

BATAM, 15 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan Penulisan 2

1.4. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian Filsafat dan Dasar Filsafat Pancasila 3

2.2 Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia 6

2.3 Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai

sistem .filsafat 7

2.4 Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat

bangsa Indonesia 9

BAB III PENUTUP 10

Kesimpulan 10

Saran 10

Daftar Pustaka 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang menjadi
pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan pemerintahannya.
Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini kebenarannnya dan
diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara tersebut. Pandangan hidup
bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut akan
mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang secara eksplisit
maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang atau masyarakat. Pada konsep
tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian
yang secara umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat
(Prayitno, 1989:1).

Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya bangsa.
Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dalam
suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan
pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat hidup,
hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan dalam ruang dan
waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya (Prayitno, 1989:2).

Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-bangsa lain.
Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima sila.
Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila,

1.2.2 Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia,

1.2.3 Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem filsafat ,

1.2.4 Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia .
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui arti Pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa Indonesia.

2. Untuk mengetahui kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem


filsafat.

3. Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa
Indonesia.

4. Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam memahami
Pancasila sebagai sistem filsafat.

5. Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperoleh keterampilan dalam melakukan penulisan
dan pengetahuan tentang pancasila sebagai sistem filsafat.

1.4 Manfaat

Setelah menentukan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dari makalah ini, maka saya
menemukan beberapa manfaat khususnya bagi saya pribadi dimana dapat menambah
pengetahuan saya akan makna filsafat dan dasar filsafat pancasila serta kedudukan pancasila
sebagai sistem filsafat bangsa. Dengan demikian, saya lebih mengetahui lagi akan peranan
pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa sehingga tidaklah salah jika pancasila
dijadikan fundamental bangsa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata
philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti
kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah cinta
pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat
dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai
pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti
praktis. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.

Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat sebagai
metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami
Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Filsafat Pancasila adalah refleksi
kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh.
Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan
demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja
ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya

Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi
Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan
kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ada beberapa dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia yaitu :

1. Landasan Ontologis Pancasila

Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi
adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber
ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan
atau kosmologi. Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak
monopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek pendukungnya
adalah manusia, yakni : yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga
berlaku dalam konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung
pokok negara adalah rakyat (manusia).

2. Landasan Epistemologis Pancasila

Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode,
dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan
pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau
mengetahui bahwa sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata
lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya,
syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi
bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa,
dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam
pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief
system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi yang mengandung tiga unsur yaitu :

a. Logos (rasionalitas atau penalaran)

b. Pathos (penghayatan)

c. Ethos (kesusilaan)

3. Landasan Aksiologis Pancasila

Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori. Menurut
Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,

b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,

c. Sosio politik yang berwujud ideologi.

Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan penegak nilai,
berarti manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan (menikmati) nilai. Jadi nilai
merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan demikian, aksiologi adalah cabang fisafat
yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai, termasuk
estetika, etika, ketuhanan dan agama. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikemukakan
pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja tetapi juga
sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah diukur yaitu
dengan menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat
ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta
keyakinan manusia.

2.2 Arti Pancasila Sebagai Filsafat

Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam satu
kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah oleh
mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Arti Pancasila sebagai
dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada
tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan
sebagai filsafat bangsa Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji tantang ilmu-ilmu
yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat secara umum,
sebagai berikut :

1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam
kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat
bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara bersangkutan.
Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan bernegara, haruslah
memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara. Hal yang
fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan politik atau sistem politik dari
negara, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut fungsinya telah mampu
memberikan jawabannya.

2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang
hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima dasar dimana setap
silanya berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terbagi
dan tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya.
Tujuan negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan.
Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali
antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara fundamental tujuan itu
ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.

3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari
berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau di
negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.

2.3 Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait
mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat
hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya.
Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai
manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang
kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena
itu, pokok-pokok Pancasila bersifat universal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh unsur
inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu
berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi
dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang
waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17
Agustus 1945.

Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat
majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya.
Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila
itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki,
susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan
makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam
realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang
lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi
dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar filsafat Negara
Indonesia.

Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup bersama
bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia
itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang berbeda. Dan
diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki, bangsa
Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa Indonesia
berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki kesatuan
darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu juga
mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia
pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting
lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu
mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat,
kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau
yang lebih dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.

Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan


bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan
sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para
pendiri sepakat untuk mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan
corak masyarakat Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee)
negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi
seluruh golongan dalam bidang apapun.

Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala bagian
dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan persatuan dan
kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus diserasikan dan
diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas,
menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan lainnya.
Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi semua
golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga bertanggung
jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan Negara adalah
kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri dengan golongan
terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan Negara
mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua perseorangan.
Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.

2.4 Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya dilandasi
oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh serta
tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti mengubah eksistensi
dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa
itu berpegang kepada dasar negaranya.

Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:


1. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai
Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.

2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara


(filsafat negara) RI.

3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa
dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain
(Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah
filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.

4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara
kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang
ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta akankebijakan.
Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai
beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

3.2 Saran

Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut
peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat pancasila, dan
pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah
cakrawala ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

http://husrinmusiku.blogspot.com/2013/11/makalah-mata-kuliah-filsafat-pancasila.html

http://febisilvia48.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

http://mashariyanto.wordpress.com/2011/05/05/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/

http://iezzaenem.blogspot.com/2013/01/makalah-pancasila-pancasila-sebagai.html

Anda mungkin juga menyukai