Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN : VISCOSITAS ZAT CAIR

Tujuan : Menentukan koefsien kekentalan (viscositas) zat cair. 


Terori : Suatu benda yang bergerak dalam fuida, akan mengalami gaya gesekan. Besarnya gesekan ini
berbanding lurus dengan kecepatannya. Jika benda yang bergerak berbentuk bola, maka menurut
Stokes besarnya gaya gesekan adalah :
Fstokes = 6r.v
dimana :
 = koefsien kekentalan
 r = jari-jari bola
 v = kecepatan bola
Dalam ffuida, gaya-gaya yang bekerja pada benda yang mengalami gerak jatuh bebas, selain gaya
Stokes, juga gaya Archimedes dan gaya berat. Arah gaya Stokes berlawanan dengan arah geraknya,
arah gaya Archimedes keatas dan arah gaya berat kebawah. .ika kecepatan benda berbentuk bola yang
dijatuhkan dalam fuida tersebut konstan, maka percepatan sama dengan nol, sehingga
F = 0

Alat-alat :
1. Bola-bola kecil
2. Mistar
3. Fluida(glyserin/oli)
4. gelas ukuran5.Bejana (tabung) tinggi
5. Neraca Ohous
6. Stopwatch
7. Jangka sorong / mikrometer sekrup
Pelaksanaan :
1. Tentukan garis tengah tiap-tiap bola dan tentukan jari-jarinya (untuk masing-masing bola
ukur dari berbagai posisi).
2. Tentukan massa masing-masing bola tsb. dengan teliti F jangan keliru dengan bola yang lain.
3. Tentukan massa jenis fuida dengan cara menimbang F mengukur volumenya (gunakan gelas
ukuran).
4. Dengan bola-bila pembantu (bola yang tidak usah diukur jari-jari F massanya) tentukan posisi
dimana bola mulai mempunyai kecepatan konstan. Tandai dengan karet gelang atau pensil.
5. Dari posisi pelaksanaan (4) tsb, tentukan jarak (s) yang akan ditempuh bola.
6. Jatuhkan bola, kemudian ukur waktu yang deperlukan untuk menempuh  jarak s tersebut.
7. Ulangi pelaksanaan no. 1 untuk bola-bola yang lain. Ambil data sebanyak-banyaknya sesuai
waktu yang tersedia. Jarak s boleh diubah.
8. Tabelkan datanya dalam tabel data pengamatan.

Data pengamatan:

Nama fluida: Gliserol

Massa jenis fluida: 1,26 g/cm3

r m ρ s t v
Bola ke η ∆η
(cm) (gr) (gr/cm3) (cm) (s) (cm/s)
1 0,2975 0,26 3,244 20 10,4 208 0,184 0,107
2 0,2875 0,25 2,513 20 11,92 238,4 0,095 0,196
3 0,3825 0,45 1,921 20 6,56 131,2 0.161 0,13
4 0,2625 0,2 2,641 20 14,2 284 0,723 0,432

Petunjuk:
1. Gunakan harga g = 980 cm/ s2
2. Kalau harga massa jenis bola lebih kecil dari massa jenis fluida, berarti data salah karena bola
seharusnya terapung

Analisa data:
m
m 0,75 m
1. Hitung ρ masing-masing bola dengan rumus ρ= = 4 3=
v πr π r3
3
s
2. Hitung ν tiap-tiap bola dengan rumus ν=
t
3. Hitungη tiap-tiap bola dengan rumus (5) tersebut
∑η
4. Hitungη rata-ratanya dengan rumus η=
n
1,163
η= =¿ 0,291
4
∑∆ η
5. Hitung∆ η rata-ratanya dengan rumus∆ η=
n
0,865
∆ η= =¿0,216
4
6. Tentukanη percobaan anda dengan rumusη =η +∆ η
∆η
7. Tentukan kesalahan relatifnya dengan rumus K.R= X 100%
η
0,216
K.R= X 100% = 7,4%
0,291

Pertanyaan :
1. Apa satuan koefisien kekentalan dalam sistem S.I?
2. Apa satuan oli yang digunakan dalam mobil atau motor?
3. Apa yang dimaksud dengan poise?
4. Apa sebab rumus (5) tidak berlaku jika kecepatan bola tidak konstan?
5. Sebutkan sumber-sumber kesalahan dalam percobaan tersebut.
6. Adakah cara lain untuk mengetahui massa jenis bola-bola tersebut? Terangkan!
Jawab :
1. Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal
sekon).
2. SAE dan API
Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai
dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera
SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan
untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern).
Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise
(p).
3. Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise
(p).
4. Karena jika kecepata.n bola tidak konstan, maka aka nada percepatan dan menjadi tidak
setimbang
5. Salah dalam mengukur jari-jari bola, salah dalam mengukur massa bola, salah mengukur
waktu, dan salah mengukur waktu.
6. Mengukur dengan memasukkan bola ke gelas ukur, dengan cara :
1. Menimbang massa batu dengan neraca.
2. Menyediakan gelas ukur kemudian tuangkan air sampai pada volume tertentu. Misalnya
100 mL. Kita catat volume awal air pada kertas yang kita sediakan yakni 100 mL (V1).
3. Memasukan batu pada gelas ukur. Kalian amati kenaikan volume air. Lihat kenaikan
volume air menunjukkan angka berapa? Misalnya angka 150 mL. Kita catat dahulu
volume akhir air setelah air tersebut kita masuki dengan batu kerikil (V2).
4. Kita akan mengetahui volume batu dengan cara volume akhir air dikurangi dengan
volume awal air. V2 – V1.
5. Setelah massa benda dan volume batu kita sudah tahu. Kita masukan pada persamaan
massa jenis yakni massa benda dibagi dengan volume benda. Dan akhirnya massa jenis
batu sudah kita ketahui.

Pembahasan:
Dari percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa pengaruh diameter
terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan apabila diamter bola semakin besar, maka semakin
cepat bola jatuh. Dari percobaan itu bergantung pada massa bola itu sendiri. Bola yang
bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair, maka bola yang  bermassa paling besar yang akan
mengalami kecepatan paling besar. Hal ini terjadi karena  berat benda akan dipengaruhi oleh
kecepatan gravitasi bumi. Sehingga benda yang memiliki massa yang besar akan memiliki
berat yang besar pula dan memiliki percepatan dan kecepatan menjadi yang besar.

Anda mungkin juga menyukai