Disusun oleh :
Uar Wartini : 1810631130029
Sri Mulyati : 1810631130003
Candra Hikayat : 1810631130002
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ilmu kalam ini terdapat aliran atau ajaran salah satunya yaitu
aliran murji’ah. Murji’ah dengan arti memberi harapan, maksudnya adalah
bahwa orang-orang islam yang berbuat dosa besar tidak menyebabkan
mereka menjadi kafir. Mereka tetap mukmin dan tetap mendapatkan rahmat
Allah meskipun mereka harus masuk lebih dahulu dalam neraka karena
perbuatan dosanya. Namun murji’ah diberikan untuk golongan ini karena
mereka memberi pengharapan bagi orang yang berdosa besar untuk
masuk surga.
1
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian murji’ah
2. Untuk dapat mengetahui sejarah perkembangan lahirnya aliran
murji’ah
3. Untuk mengetahui alira-aliran yang terdapat dalam ajaran murji’ah
4. Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh dari aliran murji’ah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata murji’ah berasal dari kata Arab arja’a yang artinya bisa
bermacam-macam yaitu:
1. Menunda (menangguhkan),
2. Memberi harapan
3. Mengesampingkan.
3
Sedangkan murji’ah dalam pengertian mengesampingkan
maksudnya adalah bahwa golongan ini menganggap yang penting dan di
utamakan adalah iman, sedangkan amal perbuatan hanya merupakan soal
kedua, yang menentukan mukmin atau kafirnya seseorang adalah imannya
bukan perbuatannya. Dengan demikian, iman lebih penting dibandinkan
perbuatan, sedangkan perbuatan dikesampingkan.
1. Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Jadi pengikut golongan ini
tak dituntut membuktikan keimanan dalam perbuatan sehari-hari. Ini
merupakan sesuatu yang janggal dan sulit diterima
kalangan Murji'ah itu sendiri, karena iman dan amal perbuatan
dalam Islam merupakan satu kesatuan yang harus selaras dan
berkesinambungan.
2. Selama meyakini 2 kalimah syahadat, seorang Muslim yang berdosa
besar tak dihukum kafir. Hukuman terhadap perbuatan manusia
ditangguhkan, artinya hanya Allah yang berhak menjatuhkannya di
akhirat.
Tokoh utama golongan ini ialah Hasan Bin Bilal Muzni, Abu Sallat
Samman dan Dirar Bin Umar. Dalam perkembangan selanjutnya, golongan
ini terbagi menjadi kelompok moderat dipelopori Hasan Bin Muhammad Bin
Ali Bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa para ahli hadits
sementara kelompok ekstrem dipelopori Jahm Bin Shafwan.
4
menurut kaum Khawarij bahwa Ali Bin Abi Thalib telah melakukan
kesalahan yang teramat fatal. Sikap permusuhan ini membuat para
pendukung fanatik Ali Bin Abi Thalib bertambah keras dan kuat untuk
membelanya, golongan ini dikenal dengan nama Syiah, kedua kelompok ini
saling kafir mengkafirkan satu sama lain. Dengan demikian
persoalan Khilafah akhirnya beralih pada persoalan teologi, karena sudah
menyangkut persoalan dosa besar dan kafir. Menurut Murji'ah, orang Islam
yang melakukan dosa besar tetap diakui keimanannya dan tidak dikatakan
kafir karena menurut mereka yang menentukan mu'min atau kafirnya
seseorang adalah keyakinan dan keimanannya bukanlah perbuatannya.
5
Seperti arti dari murji’ah yang ketiga adalah mengesampingkan, jadi
golongan murji’ah berpendapat bahwa yang terpenting dalam kehidupan
beragama adalah aspek iman dan kemudian amal. Walaupun seseorang
telah melakukan dosa besar, selama masih meyakini bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad utusanNya, maka ia tetap dianggap mukmin
bukan kafir, adapun mengenai dosa yang dilakukannya terserah Allah akan
diampuni atau tidak, pendapat ini menjadi doktrin ajaran murjiah, dan
pendapat ini berlawanan dengan pendapat kaum khawarij yang
menyatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir.
6
pada bagian lain dari tubuh manusia, sekalipun seseorang itu
menyembah berhala bagi Allah orang itu tetap seorang yang
sempurna keimanannya.
1. Yunusiyyah
7
ابى واستكبر و كان من الكافرين
2. ‘Ubaidiyyah
8
3. Ghassaniyyah
4. Tsaubaniyyah
9
5. Shalihiyyah
6. Marisiyyah
7. Karamiyyah
10
2.3 Pengaruh Aliran Murji’ah
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa paham Murjiah banyak
yang tidak ditemukan lagi sebagaimana aliran lain. Bahkan keberadaannya
seakan hilang ditelan masa dan hanya tinggal sejarah. Namun praktik-
praktik ajarannya masih banyak kita temukan dikalangan masyarakat
dewasa ini. Hanya saja tidak dinamakan lagi dengan aliran murji’ah, tetapi
dinamakan dengan aliran lain. Walaupun hal ini tidak bisa dipastikan
sebagai pengaruh ajaranya, karena tidak mungkin sesuatu yang tidak saling
berinteraksi akan saling mempengaruhi. Namun apa yang tampak tetap
tidak bisa dipungkiri sebagai pengaruh dari ajaran Murji’ah.
1. Taklid
Menjadi hal yang biasa ketika ada anak yang lahir dari orang tua
muslim juga dikatakan seorang muslim. Padahal mereka belum tahu
tentang apa itu Islam bahkan kadang sampai masa dewasanya. Khususnya
mereka yang dari kecil sangat sedikit mengenyam pendidikan keagamaan.
Mereka Islam hanya ikut-ikutan atau bisa dibilang turunan. Ketika ditanya
tentang agama, mereka begitu antusias menjawab “Islam” bahkan ada yang
memberi embel-embel Ahlu Sunnah Wa Jama’ah tanpa lebih dulu tau akan
semuanya. Pada hal dalam aliran Ahlu Sunnah Wa Al-Jama’ah sendiri tidak
diperbolehkan taklid dalam akidah. Kebolehan taklid dalam akidah hanya
ditemukan dalam ajaran murji’ah sebagaimana sebagian pendapat di atas.
Secara tidak sadar sebenarnya mereka bukan Ahlu Sunnah Wa Jama’ah.
11
Dalam hal pekerjaan, menunda menyelesaikan sebuah tugas sudah
menjadi biasa. Apalagi dalam hal taubat, begitu banyak dosa dan maksiat
yang dilakukan dan menunggu masa tua untuk bertaubat.
4. Pengampunan Tuhan
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Yunusiyyah
2. Ubaidiyyah
3. Ghassaniyyah
4. Tsaubaniyyah
5. Shalihiyyah
6. Marisiyyah
7. Karamiyyah
13
Pengaruh aliran murji’ah adalah sebagai berikut:
1. Taklid
4. Pengampunan Tuhan.
3.2 Saran
Kami menyadari makalah yang kami susun masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pembaca
13
DAFTAR PUSTAKA