Anda di halaman 1dari 9

PEMBINAAN

DISIPLIN DAN
PRILAKU ANAK

Disusun Oleh :
CHANDRA HIKAYAT / 1810631130002
Piaud 4B
 
Pengertian Disiplin
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang
menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi
sangat dekat dengan istilah “disiple” yang berarti mengikuti
orang belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin. Di
dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang
pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain
merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan
ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan
ketertiban.
Pentingnya Pembinaan Disiplin dan Perilaku Anak
Pembiasaan disiplin pada diri anak penting karena dengan berdisiplin dapat memantapkan
peran sosial anak. Rua (2003) mengemukakan bahwa rahasia keberhasilan adalah
kedisiplinan. Orang yang terlatih disiplin akan lebih besar kemungkinannya meraih
keberhasilan ketimbang orang yang tidak disiplin. Tujuan dari disiplin adalah membentuk
perilaku anak, yang sesuai dengan peran yang ditentukan lingkungan atau kelompok
sosialnya. Untuk itu dalam penanaman disiplin ini perlu peran orang tua di rumah maupun
guru di sekolah
Untuk mengetahui Teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas

ada tiga macam teknik yang sudah dikenal dalam pembinaan disiplin yaitu teknik otoriter,
permisif, dan demokratis. Teknik ini dibedakan berdasar-kan bagaimana aturan diterapkan
pada anak.

1. Teknik otoriter

2. Teknik permisif

3. Teknik demokratis
 

Pemeliharaan dan Peningkatan Perilaku Disiplin Anak

Guru di dalam kelas setelah menerapkan berbagai teknik dalam membina kedisiplinan peserta didik,
langkah selanjutnya adalah guru dituntut untuk dapat memelihara dan meningkatkan disiplin pada
peserta didik. Menurut LouAnnne Johnson 2009: 178 memberikan sepuluh langkah yang dapat
ditempuh oleh guru sebagai manajer kelas dalam memelihara dan meningkatkan disiplin peserta didik.
Kesepuluh langkah tersebut sebagai berikut :
A. Abaikan si pelanggar Peserta didik sering kali berperilaku buruk untuk mendapatkan perhatian dari
guru atau bahkan untuk menguji reaksi atau sikap guru

B. Kirimkan pesan-pesan nonverbal Kita semua


dapat dengan mudah merespons pesan-pesan
nonverbal atau yang sering disamakan dengan istilah
bahasa tubuh
C. Memberikan kartu perilaku Disebabkan sebagian besar
peserta didik bertipe visual atau kinestetik maka kemungkinan
mereka kurang kuat dalam merespons permintaan-permintaan
verbal guru atau bahkan mereka akan mudah cepat lupa
terhadap peringatan-peringatan yang guru berikan kepadanya
agar mereka mau duduk dengan tenang di dalam kelas

D. Ajak berbicara cepat Apabila kartu perilaku gagal digunakan


oleh pengajar dalam mengatasi kedisiplinan peserta didik di
dalam kelas, pengajar dapat mengajaknya keluar kelas. Pengajar
tidak perlu mengkhawatirkan peserta didik lainnya
penerapan hukuman dan hadiah
Pengertian Hukuman
Hukuman merupakan penyajian stimulus yang tidak menyenangkan untuk
menghilangkan dengan segera perilaku anak yang tidak diharapkan, sehingga hukuman
dapat pula diartikan suatu bentuk sanksi yang diberikan pada anak baik sanksi fisik maupun
psikis apabila anak melakukan kesalahan-kesalahan atau pelanggaran yang sengaja
dilakukan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Bentuk-bentuk hukuman dan penerapannya pada anak
Dalam memberikan hukuman kepada anak guru perlu memperhatikan syarat-syaratnya.
Bertikut ini dikemukakan syarat-syarat hukuman bagi anak yang dapat menjadi rambu-
rambu bagi guru dalam penerapannya.

·      Menetapkan hukuman adalah sebagai pilihan terakhir. 


·      Segera, tidak ditunda-tunda. 
·      Imbangi dengan hadiah dan dorongan yang konstruktif. 
·      Tidak berbentuk hukuman ganda. 
·      Harus bersifat pribadi dan tidak mempermalukan anak. 
·      Dahului dengan cara memberi suatu peringatan. 
·      Bersifat impersonal. 
·      Konsisten. 
Pengertian Hadiah
Hadiah atau ganjaran adalah berbagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap suatu prestasi. Santoso
(2002) menyatakan sebaiknya hadiah tesebut tidak berbentuk uang tetapi alat atau benda yang
bermanfaat bagi keperluan sekolah, misalnya tas, sepatu, baju, atau alat tulis

Bentuk Hadiah dan Penerapannya


Schaefer (1996) mengemukakan bahwa hadiah dapat digolongkan
kepada hadiah primer, yang berupa makanan, uang, alat-alat dan
benda-benda nyata, sedangkan yang bersifat sekunder yang bersifat
pujian dan perhatian. Atas dasar sifat hadiah tersebut, maka penerapan
hadiah oleh guru untuk anak MI di sekolah dapat berbentuk:
(a) komunikasi non verbal
(b) bentuk pengakuan
(c) benda nyata atau kado
(d) perlakuan istimewa.

Anda mungkin juga menyukai