Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA KULIT

DOSEN PENGAMPU:

Ismunandar, S.Kep, Ns, M.Kes

OLEH KELOMPOK 3:

Hardiani (PO7120318051)
Siti Rahmadianti (PO7120318052)
Jesica Entjaurau (PO7120318052)
Sri Rahastrit (PO7120318060)
Arnela Darae (PO7120318061)
Siti Nurhalisa (PO7120318063)
Sri Wahyuni PO7120318066)
Indri Safitri (PO7120318067)
Zalzabilla (PO7120318068)
Dwi Saputri B. Bullah (PO7120318073)
Moh. Rian Hidayat (PO71203182)

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN TINGKAT 2A

POLTEKKES KEMENKES PALU

2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk
untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok
tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah
dititipkan kepada kelompok kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai
rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini memuat tentang “Karsinoma Kulit,” tema yang akan dibahas di
makalah ini sengaja dipilih oleh Dosen Pengampu kami untuk kami pelajari lebih
dalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen


Pengampu yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh
pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun
mohon kritik dan sarannya, terima kasih.

Palu, 17 Juni 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II Kajian Pustaka

2.1 Definisi.......................................................................................................3

2.2 Epidemiologi...............................................................................................3

2.3 Stadium Klinis............................................................................................3

2.4 Etiologi.......................................................................................................4

2.5 Patofisiologi................................................................................................5

2.6 Manifestasi Klinis.......................................................................................6

2.7 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................6

2.8 Pemeriksaan Klinis.....................................................................................6

2.9 Komplikasi..................................................................................................7

2.10 Penatalaksanaan........................................................................................8

2.11 Pencegahan...............................................................................................10

BAB III Asuhan Keperawatan Karsinoma Kulit..............................................12

BAB IV Penutup

iii
4.1 Kesimpulan.................................................................................................21

Daftar Pustaka

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karsinoma sel basal (BCC) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang
berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada
kulit yang berambut. BCC merupakan kanker kulit neomelanoma dengan insiden
tertinggi dan diharapkan akan terus meningkat dengan semakin meningkatnya radiasi
oleh UV di bumi. Biasanya terjadi pada daerah yang terekspos matahari meskipun
daerah yang tertutup juga meningkat risikonya. Hidung atau “daerah T“ pada wajah
merupakan tempat predileksi untuk terjadinya BCC.

BCC tumbuh lambat meskipun pada keadaan “lanjut” dapat menginvasi


jaringan sekitar, seperti kartilago, tulang, dan menyebabkan “kecacatan“. BCC jarang
metastasis, dikatakan metastasis terjadi kurang dari 0,05 % kasus (Feig et al., 2006).

Meskipun karsinoma sel basal jarang metastasizes, tumbuh secara lokal


dengan invasi dan penghancuran jaringan lokal. Kanker dapat menimpa pada struktur
vital seperti saraf dan mengakibatkan hilangnya sensasi atau hilangnya fungsi
kematian atau jarang. Sebagian besar kasus dapat berhasil diobati sebelum terjadi
komplikasi serius.

Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-
melanoma akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar lebih
tinggi setengah juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil
statistik baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit jenis
non-melanoma dalam masa kehidupannya. Melanoma maligna yakni penyebab
kematian terbesar pada bentuk kanker kulit sedang mengalami peningkatan lebih
cepat dibandingkan dengan beberapa jenis kanker lainnya. Diperkirakan 32.000 kasus
baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1 dari 105 penduduk orang Amerika akan
berkembang mengalami melanoma pada kehidupan mereka. Para ahli dari universitas
setuju bahwa alasan utama yang menjadi penyabab cepatnya peningkatan kasus
kanker kulit ini di Amerika serikat adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan
matahari (berjemur). Selain adanya peningkatan ini, kanker kulit tetap menjadi salah

1
satu bentuk kanker yang paling dapat disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus
meninggal setiap tahunnya dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar 6.900
meninggal per tahun karena kanker kulit melanoma.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat ditarik
adalah sebagai berikut.
1. Apa definisi dari karsinoma kulit?
2. Bagaimana epidemiologi karsinoma kulit?
3. Bagaimana stadium klinis karsinoma kulit?
4. Bagaimana etiologi karsinoma kulit?
5. Bagaimana patofisiologi karsinoma kulit?
6. Bagaimana manifestasi klinis karsinoma kulit?
7. Bagaimana pemeriksanaan penunjang karsinoma kulit?
8. Bagaimana pemeriksaan klinis karsinoma kulit?
9. Bagaimana komplikasi karsinoma kulit?
10. Bagaimana penatalaksanaan karsinoma kulit?
11. Bagaimana pencegahan karsinoma kulit?
12. Bagaimana asuhan keperawatan karsinoma kulit?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definisi dari karsinoma kulit.
2. Mengetahui epidemiologi karsinoma kulit.
3. Mengetahui stadium klinis karsinoma kulit.
4. Mengetahui etiologi karsinoma kulit.
5. Mengetahui patofisiologi karsinoma kulit.
6. Mengetahui manifestasi klinis karsinoma kulit.
7. Mengetahui pemeriksanaan penunjang karsinoma kulit.
8. Mengetahui pemeriksaan klinis karsinoma kulit.
9. Mengetahui komplikasi karsinoma kulit.
10. Mengetahui penatalaksanaan karsinoma kulit.
11. Mengetahui pencegahan karsinoma kulit.
12. Mengetahui asuhan keperawatan karsinoma kulit.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Karsinoma sel basal (BCC) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang
berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada
kulit yang berambut (Manuaba, 2010).

Karsinoma sel basal merupakan suatu tumor ganas kulit yang berasal dari
pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit (Harahap, 2000).

2.2 Epidemiologi

Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-
melanoma akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar lebih
tinggi setengah juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil
statistik baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit jenis
non-melanoma dalam masa kehidupannya. Melanoma maligna yakni penyebab
kematian terbesar pada bentuk kanker kulit sedang mengalami peningkatan lebih
cepat dibandingkan dengan beberapa jenis kanker lainnya. Diperkirakan 32.000 kasus
baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1 dari 105 penduduk orang Amerika akan
berkembang mengalami melanoma pada kehidupan mereka. Para ahli dari universitas
setuju bahwa alasan utama yang menjadi penyabab cepatnya peningkatan kasus
kanker kulit ini di Amerika serikat adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan
matahari (berjemur). Selain adanya peningkatan ini, kanker kulit tetap menjadi salah
satu bentuk kanker yang paling dapat disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus
meninggal setiap tahunnya dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar 6.900
meninggal per tahun karena kanker kulit melanoma (Danielle, 2000).

2.3 Stadium Klinis

Menurut Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan tumor :

Stadium Clarke Ketahanan 5 tahun ( % ) Ketebalan tumor ( mm )


I (Epidermis) 100 < 0,76
II (dermis papiler) 90-10 0,76 – 1,49
III (dermis papiler/retikuler) 80 – 90 1,50 – 2,49

3
IV (dermis retikuler) 60 – 70 2,50 – 3,99
V ( lemak subkutan ) 15 – 30 4,00 – 7,99
> 8,00

(Grace, 2006)

2.4 Etiologi

Kanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini meliputi:

1. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan produk-


produk terkait dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.
2. Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik
melalui kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA kerusakan
tidak langsung. Overexposure (pembakaran) UVA & UVB memiliki
keduanya telah terlibat dalam menyebabkan kerusakan DNA
mengakibatkan kanker. kekuatan Sun 10:00-4:00 paling intens. Alam
(matahari) & UV paparan buatan (tanning salon) yang kemungkinan terkait
dengan kanker kulit. UVB terutama mempengaruhi epidermis
menyebabkan sunburns, kemerahan, dan terik kulit saat overexposed.
Melanin dari epidermis diaktifkan dengan UVB sama dengan UVA, namun
efek yang lebih tahan lama dengan pigmentasi terus selama 24 jam.
3. Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar. Ini disebut tukak
Marjolin didasarkan pada penampilan mereka, dan dapat berkembang
menjadi karsinoma sel skuamosa.
4. Predisposisi genetik, termasuk “bawaan Melanocytic Nevi Syndrome”.
CMNS dicirikan oleh adanya “Nevi” atau mol dengan ukuran berbeda yang
baik muncul pada atau dalam 6 bulan kelahiran. Nevi lebih besar dari 20
mm (3 / 4) dalam ukuran berada pada risiko tinggi untuk menjadi kanker.
5. Paparan arsenik,. Arsenik logam beracun yang ditemukan secara luas di
lingkungan, meningkatkan risiko karsinoma sel basal dan kanker lainnya.
Setiap orang memiliki beberapa paparan arsenik karena terjadi secara alami
di udara, tanah dan air tanah. Tetapi orang-orang yang mungkin terekspos
pada tingkat yang lebih tinggi dari arsenik termasuk petani, pekerja kilang,
dan orang yang minum air sumur yang tercemar atau tinggal di dekat
pabrik peleburan.
6. Warisan sindrom yang menyebabkan kanker kulit. tertentu penyakit genetik
yang langka meningkatkan risiko karsinoma sel basal. Nevoid karsinoma
sel basal (Gorlin-Goltz sindrom) menyebabkan karsinoma basal sel banyak,

4
serta pitting di tangan dan kaki dan kelainan tulang belakang. pigmentosum
xeroderma menyebabkan kepekaan ekstrim untuk sinar matahari dan resiko
tinggi kanker kulit karena orang dengan kondisi ini memiliki kemampuan
sedikit atau tidak untuk memperbaiki kerusakan pada kulit dari sinar
ultraviolet.

2.5 Patofisiologi

Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik
yang melanoma maupun yang non melanoma. Berdasarkan percobaan yang dilakukan
oleh binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling efektif adalah
UVB. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu sendiri untuk
menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang akhirnya akan
diabsorbsi oleh DNA. Langkah pertama dari proses karsinogenik ini adalah
penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon UVB ini biasanya akan diabsorbsi
pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan menyebabkan terbukanya ikatan
tersebut. Sebagai hasilnya akan terbentuk cyclobutane dimmer atau pyrimidine-
pyrimidone photoproduct. Keduanya menyebabkan struktur DNA yang abnormal.

Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase sering salah memasukkan
cytosine yang telah rusak berseberangan dengan thymine. Mutasi ini muncul hanya
apabila cytosine berada berseberangan dengan thymine atau dengan cytosine yang
lain, yang merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV muncul. Dua gen
yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan tetapi menjadi tidak aktif
pada kanker kulit adalah PTCH dan P53. PTCH yang merupakan komponen dari jalur
signal seluler, bermutasi pada sekitar 90% dari BCC. Sedangkan P53 yang mengkode
regulator dari siklus sel dan kematian sel bermutasi bermutasi pada sekitar setengah
dari BCC dan lebih dari 90% SCC.

Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel
tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara komponen
stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen, fibroblast dan
subtansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa aminoglikans
(GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak bisa berkembang
tanpa komponen yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini sifatnya sangat unik, hal
inilah yang dapat menjelaskan mengapa basalioma sangat jarang bermetastase dan
mengapa pertumbuhan basalioma pada kultur sel dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal
ini dikarenakan bolus metastase yang besar dengan komponen sel dan stroma
didalamnya sulit memasuki system limfatik ataupun system vascular. Dan inilah yang

5
membedakan antara basalioma dengan melanoma maligna dan karsinoma sel
skuamosa yang keduanya sering mengadakan metastase.

Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi
sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan follikuler. Sel ini
diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan apokrin.
Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul dibagian luar selubung akar rambut,
khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah duktus glandula sebacea.

Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang
terletak pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada
lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan autosomal
dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi pada gen supresi
tumor p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus karsinoma sel basal secara sporadic.

Kebanyakan dari mutasi ini adalah translasi dari C → T dan CC → TT pada


susunan dipyrimidine, yang merupakaan mutasi khas yang mengindikasikan bahwa
adanya paparan terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-akhir ini terdapat nucleus β-
catenin yang menunjukkkan hubungannya dengan peningkatan proliferasi sel tumor.
Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih belum diketahui.

2.6 Manifestasi Klinis

Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit
kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak
berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman,
kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC yang besar dan luas untuk
melihat adanya inflitrasi sel tumor pada tulang di bawahnya.
2. CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan
pembedahan.

2.8 Pemeriksaan Klinis

1. Anamnesis

6
Dikeluhkan adanya lesi kulit seperti ‘’tahi lalat’’ yang berubah warnanya,
gatal, nyeri, berdarah, membesar atau timbul “tukak” atau ulkus. Kadang disebut
sebagai “borok” yang tidak sembuh-sembuh .

2. Pemeriksaan Fisik

Gambaran klinis dikenal sebagai ulkus Rodent, yaitu ulkus dengan satu sisi
berbentuk tidak rata, seakan –akan seperti gambaran “ gigitan rodent/tikus”.
Biasanya seperti adanya hiperpigmentasi pada bagian tepi dan ulkus di tengah.

Bentuk klinis yang dijumpai pada BCC adalah:

a. Jenis nodulo-ulseratif (paling sering: mula-mula berbentuk papul (papula)


meninggi, “pearly” atau permukaan mengilat seperti “mutiara”, sering
terdapat telengiectasi disentral yang biasanya mengalami ulseratif.
Kadang berskuama halus dan berkrusta tipis dan tumbuh lambat.
b. Jenis berpigmen: gambaran sama nodulo-ulseratif hanya bewarna coklat
hitam, berbintik dan homogen.
c. Jenis morphea liek atau fibrosis jarang: bentuk “plakat”, kekuningan, tepi
tidak jelas, kadang meninggi. Pada pada permukaan tampak beberapa
folikel rambut yang konkaf dan membentuk jaringan seperti sikratriks,
dan kadang tertutup krusta. Ulserasi jarang.
d. Jenis superficial: lokasi pada kepala, leher, badan berupa bercak
kemerahan, berskuamosa halus, tepi sedikit meninggi. Tumbuh dan
meluas secara lambat, ulserasi. Sering dijumpai multiple terutama pada
pasien berkulit putih.
e. Jenis fibro-epitelial: Sering dijumpai dipunggung, soliter, bernodul padat,
bertangkai pendek, permukaan halus sedikit kemerahan seperti fibroma.
f. Nevoid Basal Cell Syndrome (Sindroma Gortin Galzt)
g. Sindroma Xeroderma Pigmentosum.
h. Jenis linear and generalized follicular basal cell nevi.
i. Jenis generalized follicular: disertai kerontokan rambut sebagai akibat
kerusakan folikel rambut karena pertumbuhan tumor.
j. Albinism: sensitif terhadap UV (tidak adanya “melanin” perlindung kulit)
mudah terjadi BCC, SCC ataupun melanoma.

2.9 Komplikasi

7
1. Sebuah risiko kekambuhan karsinoma basal. Sel umumnya kambuh.
Bahkan setelah pengobatan berhasil, mereka mungkin kambuh, sering di
tempat yang sama.
2. Peningkatan risiko jenis lain kanker kulit. Sebuah sejarah karsinoma sel
basal juga dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan jenis lain
kanker kulit, seperti karsinoma sel skuamosa dan melanoma.
3. Kanker yang menyebar di luar kulit. Langka, bentuk agresif karsinoma sel
basal dapat menyerang dan merusak otot di dekatnya, saraf dan tulang.
Sangat jarang, karsinoma sel basal dapat menyebar ke area lain dari
tubuh.

2.10 Penatalaksanaan

Penggunaan agen kemoterapi seperti 5-Fluorourasil atau Imiquimod, dapat


mencegah perkembangan kanker kulit. Hal ini biasanya dianjurkan untuk individu
dengan kerusakan akibat sinar matahari yang luas, sejarah kanker kulit beberapa, atau
pertumbuhan prekanker. Hal ini sering diulang setiap 2 sampai 3 tahun untuk lebih
mengurangi risiko kanker kulit.

Metode berikut ini digunakan dalam pengobatan karsinoma sel basal (BCC) :

1. Standar bedah eksisi

Tingkat obat untuk metode ini, baik yang dilakukan oleh dokter ahli bedah
plastik, dokter keluarga, atau dokter kulit benar-benar tergantung pada margin bedah.
Ketika margin bedah standar diterapkan (biasanya 4 mm atau lebih), tingkat
kesembuhan tinggi dapat dicapai dengan eksisi standar dermatoscope A dapat
membantu ahli bedah yang berpengalaman dapat mengidentifikasi tumor tidak bisa
dilihat oleh mata telanjang. Semakin sempit margin bedah ( terlihat kulit dengan
tumor yang bebas dibuang ) semakin tinggi tingkat kekambuhan. Kelemahan dengan
eksisi bedah standar adalah tingkat kekambuhan tinggi kanker sel basal dari wajah,
terutama di sekitar kelopak mata, hidung, dan struktur wajah. Sebuah diagram pada
halaman 33 dari publikasi NCCN menunjukkan daerah risiko tinggi kambuh karena
kebanyakan wajah dengan pengecualian pada pipi pusat dan dahi atas) menggunakan
bagian histologi yang dibekukan.

2. Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi)

Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi) adalah prosedur rawat jalan di
mana tumor pembedahan dipotong dan kemudian segera diperiksa di bawah

8
mikroskop. Ini adalah bentuk pengolahan patologi yang disebut CCPDMA. Hal ini
diklaim memiliki tingkat penyembuhan tertinggi 97% menjadi 99,8% oleh beberapa
individu. Dasar dan ujung-ujungnya mikroskopis diperiksa untuk memverifikasi
margin yang cukup sebelum bedah perbaikan situs. Jika margin tidak cukup, lebih
akan dihapus dari pasien sampai margin yang cukup. Hal ini juga digunakan untuk
karsinoma sel skuamosa, namun, tingkat penyembuhan tidak setinggi operasi Mohs
untuk karsinoma sel basal.

3. Kemoterapi

Beberapa kanker dangkal menanggapi terapi lokal dengan 5-fluorouracil, agen


kemoterapi. pengobatan topikal dengan krim Imiquimod 5%, dengan lima aplikasi
per minggu selama enam minggu memiliki tingkat dilaporkan 70-90% keberhasilan
untuk mengurangi bahkan menghilangkan karsinoma sel BCC.

4. Imunoterapi

Imunoterapi penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan


peplus Euphorbia, gulma kebun yang umum, mungkin efektif. perusahaan Australia
Peplin biofarmasi adalah mengembangkan pengobatan topikal untuk BCC.
Imiquimod atau Aldara adalah sebuah immunotherapy tetapi yang tercantum di sini di
bawah kemoterapi.

5. Radiasi

Terapi radiasi yang sesuai untuk semua bentuk BCC sebagai dosis memadai
akan memberantas penyakit tersebut. Terapi radiasi dapat disampaikan baik sebagai
sinar radioterapi eksternal atau sebagai brachytherapy (radioterapi internal).
Meskipun radioterapi umumnya digunakan pada pasien yang lebih tua yang tidak
kandidat untuk operasi, itu juga digunakan dalam kasus-kasus di mana eksisi bedah
akan menodai atau sulit untuk merekonstruksi (terutama pada ujung hidung, dan rims
lubang hidung). pengobatan Radiasi sering mengambil sesedikit 5 kunjungan ke
sebanyak 25 kunjungan untuk terapi radiasi. Biasanya, kunjungan lebih dijadwalkan
untuk terapi, komplikasi kurang atau kerusakan yang dilakukan terhadap jaringan
normal yang mendukung tumor. Cure rate bisa setinggi 95% untuk tumor kecil, atau
serendah 80% untuk tumor yang besar. Biasanya, tumor berulang setelah radiasi
diperlakukan dengan operasi, dan tidak dengan radiasi. perlakuan radiasi lebih lanjut
lebih lanjut akan merusak jaringan normal, dan tumor mungkin resisten terhadap
radiasi lebih lanjut.

9
6. Terapi Photodynamic

Terapi Photodynamic adalah modalitas baru untuk pengobatan karsinoma sel


basal, yang dikelola oleh aplikasi photosensitizers ke daerah sasaran. Ketika molekul
ini diaktifkan oleh cahaya, mereka menjadi beracun, sehingga menghancurkan sel
target. Metil aminolevulinate disetujui oleh Uni Eropa sebagai fotosensitizer sejak
tahun 2001. Terapi ini juga digunakan dalam jenis kanker kulit lainnya.

7. Cryosurgery

Cryosurgery adalah suatu modalitas tua untuk pengobatan kanker kulit banyak.
Ketika akurat digunakan dengan probe temperatur dan instrumen cryotherapy, dapat
menghasilkan angka kesembuhan sangat baik. Kekurangan termasuk kurangnya
kontrol margin, nekrosis jaringan, atas atau di bawah pengobatan tumor, dan waktu
pemulihan yang lama. Beberapa buku diterbitkan pada terapi, dan beberapa dokter
masih menerapkan perlakuan untuk pasien tertentu.

8. Electrodessication dan kuret atau EDC

EDC dilakukan dengan menggunakan pisau bulat, atau kuret, untuk mengikis
pergi kanker lembut. Kulit kemudian dibakar dengan arus listrik. Hal ini semakin
melembutkan kulit, memungkinkan untuk pisau untuk memotong lebih dalam dengan
lapisan berikutnya kuretase. Siklus ini berulang, dengan margin keamanan kuretase
kulit normal di sekitar tumor terlihat. Siklus ini diulang 3 sampai 5 kali, dan margin
kulit bebas diperlakukan biasanya 4 sampai 6 mm. Cure rate sangat banyak
digunakan tergantung pada ukuran dan jenis tumor.

2.11 Pencegahan

1. Perlindungan Sun – memakai topi bertepi lebar, UV-pelindung kacamata


hitam, kemeja lengan panjang dan celana
2. Gunakan tabir surya (SPF> 30) dan berlaku sebelum berenang atau
olahraga dan ulangi setiap 2-3 jam. Tetap di bawah naungan.
3. Monitor mencurigakan bintik-bintik atau mol. Periksa bintik-bintik atau
tahi lalat yang baru, tumbuh cepat, gatal-gatal, berdarah atau perubahan
warna.
4. Temui dokter Anda jika Anda memiliki borok yang tidak sembuh.

10
11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA KULIT

A. Pengkajian

1. Biodata Pasien

a. Data Demografi

b. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya

c. Faktor Lingkungan

2. Pola Kesehatan Fungsional Gordon

a. Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan – penanganan


kesehatan

Pola sehat – sejahtera yang dirasakan, pengetahuan tentang gaya hidup


dan berhubungan dengan sehat, pengetahuan tentang praktik kesehatan
preventif, ketaatan pada ketentuan medis dan keperawatan.

b. Riwayat keperawatan untuk pola nutrisi – metabolik

Pola makan biasa dan masukan cairan, tipe makanan dan cairan,
peningkatan/penurunan berat badan, nafsu makan, pilihan makanan.

c. Riwayat keperawatan untuk pola eliminasi

Defekasi, berkemih, penggunaan alat bantu, penggunaan obat-obatan.

d. Riwayat keperawatan untuk pola aktifitas

Pola aktivitas, latihan dan rekreasi, kemampuan untuk mengusahakan


aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll).

e. Riwayat keperawatan untuk pola istirahat – tidur

Pola tidur – istirahat dalam 24 jam, kualitas dan kuantitas tidur.

f. Riwayat keperawatan untuk pola kognitif perseptual

12
Penglihatan, perasa, pembau, kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan
pembuatan keputusan.

g. Riwayat keperawatan untuk pola konsep diri

Sikap klien mengenai dirinya, persepsi klien tentang kemampuannya,


pola emosional, citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran
diri.

h. Riwayat keperawatan untuk pola peran / hubungan

Persepsi klien tantang pola hubungan, persepsi klien tentang peran dan
tanggung jawab.

i. Riwayat keperawatan seksualitas / reproduksi

Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap


seksualitasnya, tahap dan pola reproduksi, termasuk di dalamnya
penggunaan alat kontrasepsi.

j. Riwayat keperawatan untuk koping / toleransi stress

Kemampuan mengendalian stress, sumber pendukung.

k. Riwayat keperawatan untuk nilai / kepercayaan

Nilai, tujuan dan keyakinan, spiritual/agama, konflik.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Rambut bersih atau kotor, warna rambut, ada lesi atau tidak

b. Mata dan telinga

Konjungtiva anemis atau tidak, pupil isokor anisokor, lubang telinga


kotor atau tidak

c. Hidung

Lubang hidung sama besar atau tidak, sekitar hidung kotor atau bersih,
ada polip atau tidak.

13
d. Mulut

Sianosis atau tidak, sekitar mulut kotor atau bersih.

e. Kulit

Inspeksi : ada perubahan warna atau tidak, ada lesi, warna lesi, luas lesi,
banyak area yang terkena

Palpasi : kering atau lembab, halus atau kasar, nyeri atau tidak saat
ditekan, teraba hangat atau dingin, acral dingin atau panas.

f. Dada/jantung/paru

Paru-paru :

Inspeksi : Bagaimana kembang kempis dada, simetris atau tidak

Palpasi : Bagaimana sterfimitus kanan kiri sama atau tidak

Perkusi : Pekak seluruh lapang paru atau tidak

Auskultasi : Suara cordius tampak atau tidak

Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tampak atau tidak

Palpasi : Ictus cordis teraba atau tidak

Perkusi : Konfigurasi normal atau tidak

Auskultasi :Terdapat suara abnormal atau tidak

g. Perut

Inspeksi : Tidak asites

Auskultasi : Terdengar bising usus

Palpasi : Ada nyeri atau tidak

Perkusi : kembung atau tidak

h. Genitalia

14
Apakah terpasang kateter atau tidak, bersih atau tidak.

i. Extremitas

Atas : oedem atau tidak, terpasang infus atau tidak

Bawah : oedem atau tidak

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-


epidermal sekunder akibat kanker pada kulit.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit
atau penanganan kanker kulit seperti reseksi pembedahan, agen
kemoterapi topikal, dan/atau terapi radiasi.
3. Koping individu tak efektif berhubungan dengan perubahan dalam
integritas tubuh sekunder akibat kerusakan bentuk tubuh sekunder karena
kanker kulit.
4. Ansietas berhubungan dengan konsekuensi kanker yang menimbulkan
kecacatan dan kematian.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit
seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi topikal.

C. Rencana Keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-


epidermal sekunder akibat kanker pada kulit.

a. Batasan karakteristik :

Gangguan jaringan epidermis dan dermis

Ada lesi primer atau sekunder

b. Kriteria hasil :

Individu menunjukan penyembuhan jaringan progresif.

c. Intervensi dan Rasional :

1) Intervensi : Lindungi area permukaan kulit yang sehat.

Rasional : untuk menghindari perluasan kanker.

15
2) Intervensi : Jangan gosok area yang terpajan kanker.

Rasional : menghindari terjadinya luka dan penyebaran infeksi.

3) Intervensi : Hindarkan dari paparan sinar matahari yang


terlalu lama.

Rasional : sinar matahari mempercepat pertumbuhan sel kanker.

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit atau


penanganan kanker kulit seperti reseksi pembedahan, agen kemoterapi topikal,
dan /atau terapi radiasi.

a. Batasan Karakteristik :

Pasien mengungkapkan kekuatirannya atas reaksi atau penolakan oleh


orang lain berhubungan dengan perubahan kulit dari agen kemoterapi
lokal atau terapi radiasi.

b. Kreteria Hasil :

Mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra


tubuh.

c. Intervensi dan Rasional :

1) Intervensi : kaji penetahuan pasien terhadap adanya potensi


kecacatan yang berhubungan dengan pembedahan dan/atau
perubahan kulit.

Rasional : memberikan informasi untuk memformulasikan


perencanaan

2) Intervensi : pantau kemem puan pasien untuk melihat


perubahan bentuk dirinya.

Rasional : ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuh yang


terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam koping

3) Intervensi : dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan


mengenai perubahan penampilan dari pembedahan.

Rasional : memberikan jalan untuk mengekspresikan emosinya.

16
4) Intervensi : diskusikan pilihan untuk rekontrusi dan cara-cara
untuk membuat penampilan yang kurang ini menjadi menarik
misal ; dengan tata rias dan sebagainya.

Rasional : meningkatkan kotrol diri sendiri atas kehilangan

3. Koping individu tak efektif berhubungan dengan perubahan dalam


integritas tubuh sekunder akibat kerusakan bentuk tubuh sekunder karena
kanker kulit.

a. Batasan karakteristik :

Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan


atau penggunaan mekanisme pertahanan yang tiak sesuai atau ketidak
mampuan memenuhi peran yang diharapkan.

b. Kriteria hasil :

1) Pasien akan menunjukkan minat terhadap aktivitas untuk


mengisi waktu luang.

2) Mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat


mengembangkan koping yang efektif.

3) Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).

c. Intervensi dan Rasional :

1) Intervensi : Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan


kesesuaiannya dengan pandangan pemberi pelayanan kesehatan.

Rasional : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya.

2) Intervensi : Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.

Rasional : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling


percaya, memudahkan intervensi

3) Intervensi : Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran


perubahan peran yang realitas.

Rasional : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi


nyata yang ada saat ini.

17
4) Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif
dari orang lain.

Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memberikan penguatan


yang positif.

5) Intervensi : Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit


dalam memberikan dukungan emosional untuk pasien dan keluarga.

Rasional : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti,


dan mengurangi kecemasan.

4. Ansietas berhubungan dengan konsekuensi kanker yang menimbulkan


kecacatan dan kematian.

a. Batasan karakteristik :

Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori : fisiologi,


emosional, dan kognitif. Gejala bervariasi dengan tingkat ansietas.

b. Kriteria hasil :

1) Klien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-


situasi yang membuat stress.

2) Klien mampu mempertahankan penampilan peran.

3) Klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara


fisik.

4) Tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.

c. Intervensi dan Rasional :

1) Intervensi : Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.

Rasional : memudahkan intervensi.

2) Intervensi :Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien


untuk mengatasi ansietas di masa lalu.

Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif,


meningkatkan kemampuan mengontrol ansietas.

18
3) Intervensi :Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada
pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk


mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.

4) Intervensi :Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada


realita yang ada saat ini, harapan-harapan yang positif terhadap
terapy yang di jalani.

Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang


dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.

5) Intervensi :Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan


aktivitas sehari-hari meskipun dalam keadaan cemas.

Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa


dirinya mampu mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada
diri sendri yang dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas
kemampuannya.

6) Intervensi : Sediakan informasi faktual (nyata dan benar)


kepada pasien dan keluarga menyangkut diagnosis, perawatan dan
prognosis.

Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.

5. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti


pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi topikal.

a. Batasan karakteristik :

Mengungkapkan pertanyaan atau mengkuatirkan tentang pembedahan,


terapi radiasi, atau penanganan dengan kemoterapi untuk kanker kulit.

b. Kriteria hasil :

Menyatakan tindakan perawatan diri untuk menurunkan insiden dan


bertambah beratnya gejala yang berhubungan dengan pengobatan.

c. Intervensi dan Rasional

19
1) Intervensi : beritahu kapan penbedahan/terapi radiasi akan
dilakukan.

Rasional : memberikan informasi yang diperlukan.

2) Intervensi :Jelaskan tujuan dari penanganan.

Rasional : meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan.

3) Intervensi : ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topikal.

Rasional : meningkatkan perawatan diri sendiri.

4) Intervensi : beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian


obat topikal seperti iritasi kulit dan pemakaian yang tidak tepat
mungkin dapat menyebabkan kulit terkelupas atau melumpuh.

Rasional : meningkatkan keamanan dari pemberian obat topikal


tanpa adanya komplikasi.

5) Intervensi : Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi


dan tindakan perawatan diri untuk mengatasinya.

Rasional : meningkatkan perawatan diri

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Karsinoma sel basal (BCC) atau basalioma adalah neoplasma maligna


yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga
dapat timbul pada kulit yang berambut (Manuaba, 2010).
2. Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam
perkembangan karsinoma sel basal.
3. Diagnosa karsinoma sel basal didiagnosis berdasarkan gambaran klinis
dan pemeriksaan histopatologi.
4. Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan atau
mencegah kemungkinan meluasnya kanker dan bertambah parahnya,
sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.
5. Asuhan keperawatan ditegakkan guna memenuhi proses kesembuhan
klien.

21
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Gale, Danielle. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.

Grace, Pierce A. & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : PT
Gelora Aksara Pratama.

Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates.

Manuaba, Tjakra Wibawa. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi


2010. Jakarta: Sagung Seto.

http://www.news-medical.net/health/Skin-Cancer-(Indonesian).aspx

http://www.mayoclinic.com/health/basal-cell-carcinoma

22

Anda mungkin juga menyukai