Anda di halaman 1dari 22

Dosen Pengampuh : Dr. Erniati, ST.

MT

AIR DALAM
PENGGUNAAN BETON

Disusun Oleh :

1) Erianto
2) Henra Gusti Syam 1620121057
3) Iqbal
4) Fatur
5) Rusli
6) Fathur

FAKULTAS TEKNIK SIPIL II


UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2017

1
HALAMAN

Sampul 1

Kata Pengantar 3

Daftar Isi 2

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 4
B. Rumusan dan Batasan Masalah …………………………………….. 5
C. Tujuan Penulisan dan Pokok ………………………………………..... 5

Bab II Pembahasan
A. Proses Terjadinya Air …………………………………………………….. 7
B. Persyaratan Air ……………………………………………..…………….. 9
C. Pengaruh Air Dalam Kualitas Beton……………………….…………. 13
D. Syarat Kimia Air ……………………………..…………….…………… 15
E. Pengaruh Kotoran Pada Air …………………………………………… 16
F. Peranan Air Dalam Beton ……………………………………………… 19

BAb III Penutup


A. Kesimpulan ………………………………………………………….…… 20
B. Saran atau Pendapat ……………………………………………….…... 20

Daftar Pustaka …………………………………………………..…….. 21

2
Kata Pengantar

Puji syukur saya sampaikan ke hadiran Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah “AIR DALAM PENGGUNAAN BETON” yang menjelaskan tentang
Pendugaan air sebagai campuran dalam beton . Dengan pembuatan makalah ini
kami dapat lebih memahami air dalam campuran beton sehingga memudahkan
mahasiswa/i dalam proses perkuliahan, dan pengaplikasian informasi yang
diperoleh.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
kedangkalan kami dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, tenaga
penulis, serta kami hanyalah manusia biasa yang mempunyai banyak kekurangan.
Semoga Allah memberikan kita keselamatan dunia dan akherat. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua, khususnya bagi kelompok kami
sendiri.

Penulis

Kelompok II

3
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Air yang kita jumpai di alam ini ada berbagai macam. Ada air yang
berasal dari air hujan, air danau (rawa), air sungai, air laut, dan mata air dari
dalam tanah. Secara umum air memiliki rumus kimia H 2O, akan tetapi
dikarenakan adanya proses dan gejala-gejala alam maka tidak semua air
adalah murni.

Pada air hujan yang baru saja turun banyak terkandung berbagai
macam kotoran di udara seperti debu, CO 2, SO2, dan zat-zat lain yang bebas
di udara. Bila air hujan telah mengalir ke permukaan, maka akan tercampur
dengan zat-zat yang mudah larut seperti zat organik, garam anorganik, serta
tidak jarang pula mengandung zat padat.

Apabila air hujan tersebut meresap ke dalam tanah kemudian muncul


lagi sebagai sumber mata air seperti sumur atau lainnya, maka air tersebut
mengandung larutan garam seperti garam sulfat, besi, kalsium, natrium, dan
sebagainya

Untuk air laut secara umum bersifat asin karena mengandung


berbagai macam garam terutama NaCl. Untuk air laut, sekitar 75% adalah
larutan NaCl dan sisanya adalah larutan garam lain.

Banyaknya sumber air di alam ini dan berbagai macam kandungan


yang ada di dalam air yang dapat menyebabkan berbagai macam hal bila
digunakan sebagai bahan pembuat beton.

4
B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Apa Pengertian Air ?


2. Bagaimana Air Dalam Bahan Campuran Beton?
3. Apa Saja Persyaratan Air Dalam Penggunaan Beton?
4. Bagaimana Manfaat Air Dalam Campuran Beton?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Air


2. Untuk Mengetahui Air Dalam Penggunaan Beton
3. Untuk Mengetahui Persyaratan Air Dalam Penggunaan Beton
4. Untuk Mengetahui Manfaat Air Dalam Campuran Beton

5
Bab II Pembahasan

Pendahuluan

Air pada beton mempunyai fungsi sebagai pengencer. Agar cairan beton
dapat padat dan mengisi ruang-ruang sehingga membentuk cetakan. Ciri-ciri air
yang baik untuk campuran beton adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa.

Kita banyak butuh air untuk pekerjaan sehari-hari antara lain adalah untuk
kebutuhan campuran beton, air yang bagaimana dapat digunakan untuk campuran
beton, apa saja persyaratannya, dan apa saja senyawa yang diperbolehkan atau
tidak diperbolehkan dalam pembuatan beton. Air tawar yang memenuhi syarat air
minum, tanpa diragukan boleh digunakan untuk pembuatan adukan dan perawatan
beton.

Air mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembuatan beton, karena
berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sifat-sifat yang berpengaruh adalah
kemudahan pengerjaan (workability) dan penyusutan. Selain itu tujuan utama
pemakaian air adalah untuk proses hidrasi, yaitu rekasi antara seman dan air yang
mengahasilkan campuran keras setelah bebrapa waktu tertentu. Setelah
pengecoran air juga berguna untuk perawatan (curing) guna menjamin proses
pengerasan yang sempurna. (Ir. Alizar, M.T: 2009)

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan di bumi. Salah satunya adalah dalam hal pembuatan beton. Pada
pembuatan beton, air diperlukan dalam proses pengadukan untuk melarutkan
semen sehingga membentuk pasta (bereaksi dengan semen) yang kemudian
mengikat semua agregat dari yang paling besar sampai yang paling halus dan
menjadi bahan pelumas antara butir-butir pemadatan.

6
Pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara air dan semen, sehingga
perbandingan antara air dengan semen atau FAS (Faktor Air Semen) merupakan hal
yang penting. Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air
setelah hidrasi, sedangkan air yang sedikit menyebabkan proses hidrasi tidak
tercapai seluruhnya yang kemudian dapat mempengaruhi kekuatan beton itu sendiri.
(Yogi Oktopianto: 2010)

Proses Terjadinya Air

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus


hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju
(sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi


kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

a. Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di


tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu
akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es.

b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui


celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air

7
dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.

c. Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan


aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah
dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu
sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran
Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah
adalah wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi di laut.

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Air :

a. Siklus Pendek / Siklus Kecil


a) Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
b) Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
c) Turun hujan di permukaan laut

b. Siklus Sedang
a) Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
b) Terjadi evaporasi
c) Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
d) Pembentukan awan

8
e) Turun hujan di permukaan daratan
f) Air mengalir di sungai menuju laut kembali

c. Siklus Panjang / Siklus Besar


a) Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
b) Uap air mengalami sublimasi
c) Pembentukan awan yang mengandung kristal es
d) Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
e) Pembentukan awan
f) Turun salju
g) Pembentukan gletser
h) Gletser mencair membentuk aliran sungai
i) Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

Persyaratan Air

Air diperlukan untuk pembuatan adukan dan perawatan beton. Air yang akan
digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni tidak boleh mengandung
bahan-bahan yang merusak beton/baja. Air tawar yang memenuhi syarat air minum,
tanpa diragukan boleh digunakan untuk pembuatan adukan dan perawatan beton.

Air untuk pembuatan adukan beton harus diamati terlebih dahulu sebelum
digunakan. Air yang tidak jernih (keruh) atau mengandung kotoran tidak boleh
dipakai. Di samping itu, air yang mengandung bahan-bahan perusak, seperti: fosfat,
minyak, asam, alkali, bahan-bahan organis atau garam-garam, juga tidak boleh
dipakai.

9
Penelitian kandungan bahan perusak dalam air dilakukan di laboratorium
kimia. Untuk itu perlu mengetahui sampai sejauhmana air dapat di pergunakan
dalam pembetonan, secara umum terdapat beberapa persyaratan air untuk beton.

a. Air yang diperlukan untuk beton dipengaruhi oleh :

a) Ukuran agregat maksimum, diameter membesar maka kebutuhan air


menurun, begitu juga jumlah mortar yang dibutuhkan menjadi lebih
sedikit.
b) Bentuk butir, bentuk bulat akan menyebabkan kebutuhan air
menurun misalkan untuk batu pecah perlu lebih banyak air.
c) Gradasi agregat, gradasi baik akan menyebabkan kebutuhan air
menurun untuk kelecakan yang sama.
d) Kotoran dalam agregat, Makin banyak silt, tanah liat dan limpur maka
akan meningkatkan kebutuhan air meningkat.
e) Jumlah agregat halus ( dibandingkan agregat kasar,) Jika agregat
halus lebih sedikit maka kebutuhan air menurun.

10
b. Persyaratan air yang tercantum dalam buku Kleinlogel “ Einflusse auf
beton “ 5 auflage p. 18.

Dapat di pakai bila :


a) Kadar SO3 kurang dari 1% (bila kadar sulfat 0,5 kekuatan beton turun
kurang lebih 4% dan bila kadar sulfa 1%, kekuatan beton turun ± 10%
)
b) Kadar Na = 0,15% dan NaCl = 0,15%
c) Air tambang ( kecuali air tambang bau bara ) juga air ambang gips.
d) Air limbah dari pemotongan hewan.
e) Air limbah dari pabrik : bir, gas, dan sabun.
f) Air laut dengan kandungan garam kuran dari 3%.

Tidak dapat di pakai bila :


a) Air laut dengan kadar garam lebih dari 3,5%
b) Air dengan kadar sulfat larut lebih dari 3,5%
c) Air dengan kadar NaCl lebih dari 3%
d) Air dari pabrik kulit, pabrik cat dan perusahaan galvanisir.
e) Air yang mengandung gula.
f) Air limbah dari ppabrik cokas.

c. Persyaratan BS 3148 – 1958


Air untuk beton harus :
a) Larutan padat tifak lebih dari 2000ppm
b) Alkali karbonat dan atau bikarbonat tidak lebih dari 1000 ppm (air
seperti ini, bila dibua percobaan kekuatannya tidak turun lebih dari
20% dibanding dengan menggunakan air bersih)
c) Kadar SO3 tidak lebih dari 1000 ppm dan Cl tidak lebih dari 500 ppm.

d. Persyaratan dr Dinas pengairan Pemerintah Belanda untuk bangunan


jalan, air untuk beton (Eisen door Rijkswaterstaat gesteld aan

11
bouwstoffen voor wegenbouw, 1950 p. 20 par. 5 Water voor bereiding
van cementbeton).
a) Air harus bebas dr minyak dan bahan/benda terapung
b) Air harus bersifat netral lakmus atau bersifat basa lemah
c) Air boleh mengandung maksimum :
(a) Sulfat dihitung sebagai SO3 = 0,5 % (5 gr/liter)
(b) Chlorida dihitung sebagai Cl = 1,5 % (15 gr/liter)
d) Bila direaksikan dengan KMnO4 untuk oksidasi bahan organik atau
benda lain yg larut, tidak lebih dr 1000 mg/liter.

e. Persyaratan khusus air untuk beton menurut ACI 318-83


a) Air yang dipakai untuk pengaduk beton harus bersih, bebas dr bahan
yg merugikan seperti minyak, alkali, garam, bahan organik, yg dapat
membahayakan bagi beton dan tulangan.
b) Air untuk beton pratekan atau beton yg dilekati aluminium, termasuk
air yg terkandung dlm agregat, tidak boleh mengandung ion chlorida.

12
Pengaruh air terhadap kualitas Beton

Kualitas air sangat mempengaruhi kekuatan beton. Kualitas air erat kaitannya
dengan bahan-bahan yang terkandung dalam air tersebut.

Air diusahakan agar tidak membuat rongga pada beton, tidak membuat retak pada
beton dan tidak membuat korosi pada tulangan yang mengakibatkan beton menjadi
rapuh.
Pada pengecoran beton pembuatan rumah sederhana atau tidak bertingkat,

kebanyakan tukang mengira, semakin encer beton, semakin bagus karena


permukaan yang dihasilkan semakin mulus, tanpa ada rongga, padahal,  dengan
kelebihan air, mutu beton akan anjlok sangat jauh. ini disebabkan faktor air semen
yang tinggi dalam beton menyebabkan banyak rongga setelah airnya mengering.

Banyak hal-hal lain yang bisa berdampak karena pemakaian air, berikut ini
uraiannya :

1. Air tidak mengandung lumpur lebih dari 2 gram/liter karena dapat


mengurangi daya lekat atau bisa juga mengembang (pada saat pengecoran
karena bercampur dengan air) dan menyusut (pada saat beton mengeras
karena air yang terserap lumpur menjadi berkurang).
2. Air tidak mengandung garam lebih dari 15 gram karena resiko terhadap
korosi semakin besar.
3. Air tidak mengandung khlorida lebih dari 0,5 gram/liter karena bisa
menyebabkan korosi pada tulangan.
4. Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter karena dapat
menurunkan mutu beton sehingga akan rapuh dan lemah.
5. Air tidak mengandung minyak lebih dari 2 % dari berat semen karena akan
mengurangi kuat tekan beton sebesar 20 %.
6. Air tidak mengandung gula lebih dari 2 % dari berat semen karena akan
mengurangi kuat tekan beton pada umur 28 hari.
7. Air tidak mengandung bahan organik seperti rumput/lumut yang terkadang
terbawa air Karena akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat dan
menimbulkan rongga pada beton.

13
Syarat air menurut SK SNI 03-2847-2002 Air yang dapat digunakan dalam proses
pencampuran beton adalah sebagai berikut :

1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton
yang menggunakan air dari sumber yang sama dan hasil pengujian pada
umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari adukan dengan air
yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya
sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang
dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada
adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan
spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109 ).

Pengaruh zat-zat yang terkandung dalam air terhadap beton

Dari beberapa persyaratan tersebut diatas, hendaknya dapat dipakai sebagai


bandingan, bila terpaksa pada suatu tempa tidak terdapat air yang bersih atau air
yang dapat diminum. Lepas dari persyaratan khusus untuk suatu jenis beton
tertentu, perlu diketahui adanya pengaruh-pengaruh bahan yang larut dalam air,
antara lain :

a. Air yang mengandung larutan padat, sehingga air keruh, adanya partikel
yang mengeruhkan air itu, akan dapat mempengaruhi sifat pengerasan
semennya, sehingga memungkinkan kekuatan beton turun/rendah.
b. Air yang mengandung minyak , akan berakibat seperti a
c. Air yang mengandung zat organik , akan berakibat seperti a
d. Air mengandung garam Cl (terutama CaCl2 atau MgCl2), karena sifat
garam ini hygroskopis, betonnya akan selalu basah. Akibat basah dapat

14
terjadi yaitu : beton menjadi bercak putih, tumbuh lumut atau bila ada
tulangan dan logam menjadi lekas berkarat
e. Bila adanya garam berupa NaCl selain berakibat seperti diatas, adanya
Na dan bila agregatnya bersifat alkali reaktif, maka kemungkinan terjadi
reaksi pengembangan “ alkali agregat reaction”
f. Bila mengandung sulfat (biasanya Ferrosulfat, Na Sulfat atau Mg Sulfat)
atau asam sulfat yg larut dlm limbah, akan menganggu reaksi C3A
membentuk entringit atau mono sulfat, membahayakan ketahanan beton
g. Air yang mengandung senyawa besi larut, misalnya ferro sulfat, akan
berubah menjadi Ferri oksida ini menimbulkan warna kuning pada beton,
air semacam ini kurang baik untuk merawat beton.

Syarat Kimia Air.

Air yang mengandung kotoran yang cukup banyak akan mengganggu proses
pengerasan atau ketahanan beton. Kandungan kurang dari 1000 ppm ( parts per
million masih diperbolehkan meskipun konsentrasi lebih dari 200 ppm sebaiknya
dihindari.

Bolehkah memakai air sumur, air sungai, air laut untuk campuran beton ?. Secara
umum ( kasar) : yang bisa diminum boleh dipakai dan tidak terdapat yang aneh pada
rasa bau, dan warna. Tentu saja pedoman ini tidak cukup untuk menilai. Misalnya air
yang mengandung laruran gula tentu dapat diminum, tetapi jelas tidak cocok untuk
membuat beton. Untuk lebih teliti, ambil contoh air dan lakukan uji laboratorium. Apa
saja dan berapa kandungan yang terdapat di dalamnya?

Tidak ada ketentuan syarat air dari ASTM. Pada BS 3148 terdapat dua metode
untuk menilai kelayakan air untuk campuran beton, yaitu dengan membandingkan
waktu pengikatannya dan kuat tekan benda uji yang dibuat dengan semen dan air.

Yang dipertanyakan dengan air suling. Air dianggap memenuhi syarat jika tidak
berubah waktu pengikatannya lebih dari 30 menit, atau berkurang kekuatannya
dengan lebih dari 20 % dibandingkan air suling.

Bila masih diragukan, adakan perbandingan antara mortar yang memakai air
tersebut dengan mortar yang memakai air suling/air tawar. Dipakai kubus mortar
ukuran 50 mm, sesuai SII 0013-81 atau ASTM C109. Kekuatan pada umur 7 dan 28

15
hari minimal 90 % dari kekuatan mortar dari air tawar. Namun sifat-sifat lain harus
diperiksa, misalnya pengaruh jangka panjang.

Air laut sebenarnya dapat dipakai untuk membuat beton tanpa tulangan. Tetapi
untuk beton bertulang, penggunaan air laut akan menyebabkan korosi pada
tulangan bajanya dan menyebabkan keretakan pada beton. Hal ini akan mengurangi
ketahanan beton bertulang sehingga sebaiknya dihindari pemakaiannya.

Pengaruh Kotoran pada Air

Sumber kotoran pada air dapat disebabkan oleh sumber zat organic dan
unorganik, (tumbuhan dan hewan dan banda mati lainya) yang sudah
melapuk yang tercampur dalam air.

Air Kotor

Banyak akibat yang merugikan pada beton jika airnya sudah tercemar dan kotor
digunakan untuk pencapuran beton. Efeknya baik secara langsung maupun tidak
langsung akan terlihat. Kotoran - kotoran tersebut ada berupa zat yang mengapung
atau tersuspensi dalam air akan ikut terbawa masuk kedalam campuran beton
sehingga perlu proses penjernihan sehingga air tersebut baru dapat digunakan
untuk campuran beton.

Kotoran pada air jika terikutkan dalam campuran beton pada umumnya bisa akan
menyebabkan perubahanan secara sifat/karakteristik pada beton, antara lain :

a. Gangguan pada hidrasi dan pengikatan.

b. Gangguan pada kekuatan dan ketahanan

c. Perubahan volume yang dapat menyebabkan keretakan.

d. Korosi pada tulangan baja maupun kehancuran beton.

e. Bercak-bercak pada permukaan beton.

16
Air Laut

Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya
seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel
tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.

Air laut banyak mengandung garam , kadarnya sekitar 35.000 ppm ( 3.5 %). Dan
umumnya hanya dapat dipakai untuk beton tanpa tulangan. Meskipun kekuatan
awalnya lebih tinggi dari beton biasa, setelah 28 hari kekuatannya akan lebih
rendah. Pengur angan kekuatan ini dapat dihindari dengan mengurangi factor air
semen(water cement ratio).

Bila air bersih tidak tersebia, air laut sebenarnya dapat digunakan (meskipun sangat
tidak diajurkan). Ada resiko korosi pada tulangan. Tetapi resiko tapat dikurangi bila
tulangan mempunyai penutup beton yang cukup kuat atau baja tulangannya di
coating, dan juga jika betonnya kedap air laut dan terekspose pada lingkungan
maritime harus mempunyai factor air semen lebih kecil dari 0.45 dan tebal selimut
beton sedikitnya 75 mm.

Air Limbah Industri

Kebanyakan air yang mengandung limbah industru lebih kecil dari 4000 ppm. Dari
totoal benda padat. Pengurangan kekuatan tekan umumnya tidak lebih dari 10 %.
Air limbah dari penyamakan , pabrik kertas, pabrik cat, pabrik limun, pabrik kimia
dan galvanis dapat mengandung kotoran yang berbahaya. Cara yang paling baik
adalah menguji air limbah yang akan dipakai, bahkan apabila hanya mengandung
beberapa ratus ppm dari solid yang tidak umum.

Air Gula

Air yang mengandung 0.3 - 0.15 % gula terhadap berat semen, umumnya
memperlambat pengikatan semen. Batas atas bervariasi dengan jenis semen.
Kekuatan 7 hari dapat dikurangi sementara kekuatan 28 hari dapat dinaikan. Ketika
jumlah gula bertambah samapai 0.20 % berat semen. Pengikatan umumnya
bertambah cepat.

Gula dalam kadar 0.25 % atau lebih berat semen dapat menyebabkan pengikatan
yang cepat dan pengurangan kekuatan 28 hari.

Bila kadar kurang dari 500 ppm gula dalam air umumnya tidak memberikan
pengaruh pada kekuatan tetapi bila lebih harus dites.

17
Minyak

Macam-macam jenis minyak terkadang ada dialam air. Minyak mineral (petroleum),
tidak tercampur dengan minyak hewan atau tumbuhan , mungkin berpengaruh
sedikit pada kekuatan dari pada jenis minyak yang lain. Namun minyak mineral
dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari 2 % berat semen dapat mengurangi
kekuatan sampai 20 % kekuatan tekannya.

Silt atau Butir-butir Tersuspensi

Sekitar 2000 ppm tanah liat tersuspensi atau butiran halus batua dalam air yang
digunakan dapat ditoleransi. Jumlah besar tidak mempengaruhi kekuatan tetapi
dapat mempengaruhi sifat-sifat yang lain dari campuran beton. Air yang
mengandung lumut harus tetap di dalam setting basin sebelum dipakai. Untuk
mengurangi jumlah dan tanah liat yang tertambahkan ke dalam campuran beton.

Air Limbah Sanitasi

Air sanitasi dapat mengandung 400 ppm bahan organis, stelah limbah diencerkan
dalam system disposal yang baik, konsentrasi dikurangi menjadi 20 ppm atau lebih
sedikit, Jumlah ini terlalu rendah untuk mempengaruhi kekuatan beton.

18
PERANAN AIR DALAM BETON

Fungsi air di dalam adukan beton adalah untuk memicu proses kimiawi semen
sebagai bahan perekat dan  melumasi agregat agar mudah dikerjakan. Kualitas air
yang digunakan untuk mencampur beton sangat berpengaruh terhadap kualitas
beton itu  sendiri.

Air yang mengandung zat-zat kimia berbahaya, mengandung garam, minyak, dll
akan menyebabkan kekuatan beton turun. Pada umumnya air yang dapat diminum
dapat digunakan sebagai campuran beton. Semen dapat berfungsi sebagai perekat
apabila ada reaksi dengan air.

Oleh karena itu jumlah air yang dibutuhkan untuk proses hidrasi semen harus cukup.
Apabila  terlalu banyak air yang ditambahkan pada beton maka  akibat adanya
pengeringan maka air bebas yang terdapat di dalam gel akan cepat menguap
sehingga gel menjadi porous, gel menyusut  banyak dan terjadi retakan.

Selain itu kekuatan gel  juga    rapuh  yang mengakibatkan  daya rekat semen
rendah. Sebaliknya apabila  jumlah air pencampur pada beton kurang maka proses
hidrasi semen tidak dapat terjadi seluruhnya yang mengakibatkan kekuatan beton
akan turun. 

19
KESIMPULAN

Berdasakan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan di bumi. Salah satunya adalah dalam hal pembuatan beton. Pada
pembuatan beton, air diperlukan dalam proses pengadukan untuk
melarutkan semen sehingga membentuk pasta (bereaksi dengan semen)
yang kemudian mengikat semua agregat dari yang paling besar sampai yang
paling halus dan menjadi bahan pelumas antara butir-butir pemadatan.

2. Air dalam penggunaan bahan campuran beton dapat dikatakan baik


apabila telah memenuhi persyaratan yang baik dan benar sehingga
kekuatan beton akan bertambah lebih kuat.

3. Banyak akibat yang merugikan pada beton jika airnya sudah tercemar
dan kotor digunakan untuk pencapuran beton. Efeknya baik secara
langsung maupun tidak langsung akan terlihat. Kotoran - kotoran
tersebut ada berupa zat yang mengapung atau tersuspensi dalam air
akan ikut terbawa masuk kedalam campuran beton sehingga perlu
proses penjernihan sehingga air tersebut baru dapat digunakan untuk
campuran beton.

4. Fungsi air di dalam adukan beton adalah untuk memicu proses kimiawi
semen sebagai bahan perekat dan  melumasi agregat agar mudah
dikerjakan. Kualitas air yang digunakan untuk mencampur beton
sangat berpengaruh terhadap kualitas beton itu  sendiri.

SARAN

20
Dengan adanya makalah ini diharapkan dari pembahasan diatas dapat
menambah pengetahuan yang lebih mendalam terhadap materi air dalam
penggunaan beton , khususnya bagi kelompok kami sendiri.

21
DAFTAR PUSTAKA

Teknologi Beton , dari Material , Pembuatan ke Beton Mutu Tinggi, Oleh


Paul Nugraha, dan Antoni , Penerbit Andi Ofset. (2007)

Modul Panduan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi, Laboratorium


Teknik Sipil Universitas Mercu Buana ( 2001)

Spesifikasi Bahan Pembuat Beton Menurut Konsep PBI 1988, Seminar


Teknologi Beton dalam Rangka Menyambut PBI 1988. (1986).

22

Anda mungkin juga menyukai