g1b117014 Aulia Mahesa Sap Polio
g1b117014 Aulia Mahesa Sap Polio
DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING :
I. TUJUAN PENYULUHAN :
a. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta dapat memahami
pentingnya pengetahuan tentang vaksinasi polio dan penyakit
poliomielitis.
b. Tujuan Khusus :
Setelah pemberian materi pendidikan kesehatan, diharapkan
sasaran pendidikan dapat :
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari vaksinasi polio dan
penyakit poliomielitis.
2. Mengetahui dan memahami penyebab dari penyakit poliomielitis.
3. Mengetahui dan memahami tanda gejala dari penyakit
poliomielitis.
4. Mengetahui dan memahami pencegahan dan pengobatan dari
penyakit poliomielitis dengan vaksinasi polio.
V. KEGIATAN PENYULUHAN
SASARAN PERAWAT PENKES
1. Pendahuluan ( 5 menit )
Mendengarkan/menyimak Menjelaskan :
penjelasan
Pengertian dari vaksinasi
polio dan penyakit
poliomielitis.
Penyebab dari penyakit
poliomyelitis.
Tanda dan gejala dari
penyakit poliomielitis.
Pencegahan dan pengobatan
dari penyakit poliomyelitis
dengan vaksinasi polio.
VI. Pengorganisasian
Tugas masing masing anggota :
1. Pembawa acara
Uraian tugas :
Uraian tugas :
3. Fasilitator
Uraian tugas :
4. Observer
Uraian tugas :
Pengorganisasian
1. Pembimbing : Ns. Sri Mulyani,S.Kep.,M.Kep.
2. Moderator : Aulia Mahesa
3. Penyaji : Aulia Mahesa
4. Observer : Aulia Mahesa
5. Notulis : Aulia Mahesa
6. Fasilitator : Aulia Mahesa
: Moderator
: Penyaji
: Fasilator
: Observer
: Notulis
VIII. Evaluasi :
a. Evaluasi Struktur
1. Peserta hadir di Kampus FKIK Universitas Jambi
2. Penyuluhan di Kampus FKIK Universitas Jambi
3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan
4. Kontrak waktu 30 menit sebelum penyuluhan
b. Evaluasi Proses
1. Seluruh peserta mengikuti penyuluhan sampai akhir acara
2. Seluruh peserta mendengarkan penyuluhan dengn baik
3. Peserta antusias mengajukan pertanyaan
4. Pelaksanan kegiatan sesuai dengan draft pelaksanaan
5. Pengorganisasian sesuai dengan job disk
c. Evaluasi Hasil
1. 80 % dari peserta yang mengikuti dapat menjelaskan pengertian
imunisasi polio
2. 80 % dari peserta yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
jadwal pemberian imunisasi
3. 80 % dari peserta yang mengikuti penyuluhan dapat menjelaskan
manfaat imunisasi polio
4. 80 % dari peserta yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
kontraindikasi pemberian imunisasi polio
5. 80 % dari peserta yang mengikuti penyuluhan dapat mengenali
penyakit polio
6. 80 % dari peserta yang mengikuti penyuluhan dapat menjelaskan efek
simpn yang terjadi setelah pemberin imunisasi polio
IX. REFERENSI :
Cahyono, Suharjo, dkk. 2010. Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah
Penyakit Infeksi. Yogyakarta: 2010.
X. MATERI ( TERLAMPIR )
A. Pengertian
B. Penyebab
C. Gejala
Polio
Sumber : fkep.unand
E. Stadium penyebaran
Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas sehingga
penyakit ini telah dikenal sejak 4.000 sebelum masehi dari pahatan dan
lukisan dinding di piramida mesir. Sebagian terbesar (90 persen) infeksi virus
polio akan menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5 persen akan
menampilkan gejala abortive infection, 1 persen non-paralytic, sedangkan
sisanya menunjukan tanda klinik paralitik.
Pendertia yang menunjukan tanda klinik paralitik, 30 persen akan
sembuh, 30 persen menunjukan kelumpuhan ringan, 30 persen menunjukan
kelumpuhan berat, dan 10 persen menunjukkan gejala yang berat dan bias
menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya berkisar 3-35 hari. Penderita
sebelum masa ditemukan vaksin, terutama berusia di bawah 5 tahun. Setelah
adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, penderita bergeser usianya
pada kelompok anak berusia di atas 5 tahun.
Pada stadium akut (sejak adanya gejala klinis hingga 2 minggu)
ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat, jarang lebih dari 10 hari, kadang
disertai sakit kepala dan muntah.
Kelumpuhan terjadi dalam seminggu dari permulaan sakit. Kelumpuhan ini
terjadi sebagai akibat dari kerusakan sel-sel motor neuron di Medula spinalis
(tulang belakang) yang disebabkan karena invasi virus. Kelumpuhan ini
bersifat asimetris sehingga cenderung menimbulkan deformitas (gangguan
bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat.
Sehingga terbesar kelumpuhan akan mengenai tungkai (76,8 persen),
sedangkan 41,4 persen akan mengenai lengan. Kelumpuhan ini akan berjalan
bertahap dan memakan waktu 2 hari s/d 2 bulan).
Pada stadium sub-akut (2 minggu s/d 2 bulan) ditandai dengan
menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlalu
tinggi. Kadang disertai kekauan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan
anggota gerak ang layuh dan biasanya pada salah satu sisi.
Stadium convalescent ( 2 bulan s/d 2 tahun) ditandai dengan pulihnya
kekuatan otot yang lemah. Sekitar 50-70 persen dari fungsi otot pulih dalam
waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Selanjutnya, sesudah usia 2 tahun
diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot.
Stadium kronik atau lebih 2 tahun dari gejala awal penyakit biasanya
menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan
otot yang ada bersifat permanen.
Patogenesis
Pengobatan
Pada saat ini ada dua jenis vaksin polio, yaitu OPV (Oral
polio vaccine) dan IPV (Inactivated polio vaccine). OPV
diberikan dua tetes melalui mulut, sedangkan IPV diberikan
melalui suntikan (dalam kemasan sendiri atau kombinasi DpaT).
Vaksin polio oral diberikan pada bayi baru lahir
kemudian dilanjutkan dengan imunisasi dasar. Untuk imunisas
dasar, diberikan pada umur 2, 4, dan 6. Pada PIN (Pekan
imunisasi Nasional) semua balita harus mendapat imunisasi
tanpa memandang status imunisasi kecuali pada penyakit dengan
daya tahan tubuh menurun (imunokompromais). Bila
pemberiannya terlambat, jangan mengulang pemberiannya dari
awaltetapi lanjutkan dan lengkapi imunisasi sesuai dengan
jadwal. Pemberian imunisasi polio pada remaja dan dewasa yang
belum pernah imunisasi dan pekerja kontak dengan penderita
polio atau anak yang diberik OVP. Bagi ibu yang anaknya
diberikan OPV, diberikan dua tetes dengan jadwal seperti
imunisasi dasar. Pemberian air susu ibu tidak berpengaruh
terhadap respon pembentukan daya tahan tubuh terhadap polio,
jadi saat pemberian vaksin, anak tetap bisa meminum ASI.
Imunisasi polio ulangan (penguat) diberikan saat masuk
sekolah (5
H. Vaksin Polio
Vaksin polio bekerja dengan pembentukan antibodi baik dalam darah
maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal
terhadap virus polio liar yang datang masuk kemudian. Dengan cara ini ,
maka frekuensi ekskresi polio virus liar dalam masyarakat dapat dikurangi.
I. Jenis , dosis dan jadwal pemberian imunisasi
1. Jenis vaksin volio
a. Vaksin oral (OPV)
Vaksin polio yang diberikan secara oral melalui mulut
b. Vaksin injeksi (IPV)
Vaksin polio yang diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam
tubuh anak.
2. Dosis pemberian vaksin
Vaksin polio diberikan dengan cara meneteskan langsung ke dalam
mulut anak sebanyak 2 tetes
3. Jadwal pemberian vaksin
Imunisasi Polio di berikan sebanyak tiga kali yaitu polio 1, polio 2,
polio 3. Selang waktu antara pemberian imunisasi polio adalah selama
4 minggu/ satu bulan. Pemberian dapat dimulai ketika anak berusia 2
bulan sampai 11 bulan . tidak perlu mengulang polio pertama jika ada
keterlambatan . dan vaksin diberikan melalui mulut.
J. Efek samping
Setelah vaksinasi sebagian kecil mengalami gejala pusing, diare ringan ,
nyeri otot.
K. Kontra indikasi
1. Anak demam tinggi dengan suhu diatas 38,5 0C
2. Anak sedang diare atau muntah
3. Anak yang sedang mendapatkan pengobatan obat yang menurunkan
kekebalan tubuh
4. Anak yang menderita kanker atau penyakit hipogamaglobulin
5. Anak yang mempunyai riwayat alergi neomisin, polimiksin, dan
streptomisin.
DAFTAR PUSTAKA