Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Proyek Interior
Disusun Oleh :
1. Erika Amerina S NIM : 1603184035
2. Hasri Alawiah NIM : 1603184008
3. Amanda Putri Kirana NIM : 1603184065
4. Tiara Rizki Syafira NIM : 1603184078
5. Santi Febrianti NIM : 1603184095
DI – 42 – 05
DESAIN INTERIOR
FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
TELKOM UNIVERSITY
2020/2021
TOPIK 1
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu teknologi
konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction management).
Kedua hal tersebut saling terkait satu sama lain dan bersinergi untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi dalam pengerjaan proyek.
3. Sumber Daya 5M
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek
dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan dalam
sumber daya 5M yaitu :
1. Manpower
Man atau manusia merujuk pada manusia sebagai tenaga kerja yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya
orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Material
Material atau bahan baku terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Merujuk pada bahan baku sebagai unsur utama untuk diolah sampai menjadi produk
akhir untuk diserahkan pada konsumen. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang
lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi – materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
3. Mechines
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
4. Money
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar – kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang
harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan
harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
5. Method
Mengacu pada metode atau prosedur sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan.
TOPIK 2
MANAJEMEN KONSTRUKSI
2. Tahapan Proyek
• Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :
✓ Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
✓ Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
✓ Menyusun analisis kelayakan proyek
✓ Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen
konstruksi (MK)
• Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang
diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan
keinginan pemilik. Kegiatan yang dilaksanakan :
✓ Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
✓ Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
✓ Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
✓ Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah
dan batas-batas proyek.
Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.
• Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail
sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana,
spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan
sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan :
✓ Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
✓ Memeriksa masalah teknis.
✓ Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
Mempersiapkan :
➢ Rancangan terinci
➢ Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal
➢ Daftar kuantitas
➢ Taksiran biaya akhir
Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan
rekayasa nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.
• Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan
proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya. Kegiatan
yang dilaksanakan :
✓ Prakulaifikasi
✓ Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor),
konsultan MK.
• Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan
biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan semua oprasional di lapangan :
✓ Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:
➢ Perencanaan dan pengendalian
➢ Jadwal waktu pelaksanaan
➢ Organisasi lapangan
➢ Tenaga kerja
➢ Peralatan dan material
✓ Kegiatan Koordinasi
➢ Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan
➢ Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK,
kontraktor, Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.
• Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai
dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
✓ Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
✓ Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan
✓ Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaan.
✓ Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.
TOPIK 3
MANAJEMEN KONSTRUKSI
2. Konsultan (consultant)
Merupakan pihak yang ditentukan oleh pemilik proyek untuk membantu didalam
merencanakan atau mendesain bangunan, melakukan studi kelayakan, mengawasi
berlangsungnya proses konstruksi, atau bahkan mengatur pelaksanaan proyek konstruksi.
Secara umum dalam pembangunan proyek teknik sipil atau fasilitas fisik, konsultan
dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
1. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang membuat perencanaan bangunan secara
lengkap dan mendetail. Konsultan perencana dapat dibedakan menjadi beberapa macam
berdasarkan spesialisasi pekerjaannya.
Hak dan kewajiban Konsultan Perencana :
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana
kerja, syarat-syarat, hitungan struktur, dan rencana anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor
tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal–hal yang kurang
jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat–syarat.
4. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
2. Konsultan Pengawas
Konsultan ini adalah konsultan yang melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang
telah dilakukan oleh kontraktor. “Pengawas Konstruksi adalah penyedia jasa orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli di bidang pengawasan jasa
konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserah terimakan.”
Undang – Undang Tentang Jasa Konstruksi, BAB I, Pasal 1, ayat 11. Konsultan
pengawas bertanggung jawab penuh untuk mengawasi pelaksanaan kerja kontraktor
serta mengusulkan, menyetujui, dan menolak pekerjaan yang diusulkan oleh kontraktor.
Hak dan kewajiban Konsultan Pengawas antara lain:
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Melakukan penghitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar
berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memberikan solusi terhadap persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas, serta
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau berkurangnya
pekerjaan.
3. Kontraktor (contractor)
Merupakan pihak yang ditetapkan oleh pemilik proyek untuk mengatur pelaksanaan
kegiatan konstruksi dan mengolah sumber daya berupa bahan, peralatan, tenaga kerja,
metode dan modal, sehingga menghasilkan produk akhir berupa konstruksi.
Kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh pihak pemilik proyek
untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada pemilik
proyek, dan selama melaksanakan tugasnya diawasi langsung oleh Konsultan MK.
Hak dan kewajiban kontraktor antara lain:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat,
risalah penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan syarat-syarat tambahan yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai
wakil dari pengguna jasa.
3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan
ketetapan yang berlaku.
4. Subkontraktor (subcontractor)
Merupakan pihak yang dalam pelaksanaannya membantu kontraktor untuk menyelesaikan
sebagian pekerjaanya dan supplier untuk memasok material yang dibutuhkan oleh proyek
konstruksi. Pihak Sub Kontraktor dapat langsung bertanggung jawab kepada pihak pemilik
proyek apabila dipilih langsung oleh pemilik proyek tapi tetap berkoordinasi dengan pihak
Hak dan kewajiban Sub Kontraktor:
1. Melaksanakan pekerjaan dari Pemilik Proyek / Kontraktor Utama yang telah disanggupi
untuk dapat dikerjakan sesuai dengan gambar rencana, peraturan-peraturan, dan syarat–syarat
yang ditetapkan.
2. Mengkoordinasikan dan mengkonsultasikan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
3. Bertanggung jawab langsung kepada Pemilik Proyek atau Kontraktor Utama.
4. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor utama atau pemilik proyek
berdasarkan perjanjian yang telah disepakat
5. Tenaga Kerja (employee)
Merupakan pihak yang berada dibawah tanggung jawab kontraktor atau subkontraktor
untuk melaksanakan kegiatan konstruksi dilapangan dengan keahlian atau keterampilan
tertentu, baik secara individu maupun kelompok yang dikoordinasikan oleh mandor.
6. Supplier
Merupakan pihak yang terkait dalam pengadaan material konstruksi.
7. Pemerintah (goverment)
Merupakan pihak sebagai pembuat kebijakan didalam mengatur perangkat peraturan yang
terkait dengan pelaksanaan konstruksi.
8. Bank
Merupakan institusi yang dapat menyediakan sumber keuangan atau sumber pinjaman
yang membantu pendanaan proyek.
9. Security (keamanan)
Merupakan suatu pihak yang dapat memberikan jaminan selama proses proyek konstruksi.
2. Swakelola
Ciri - ciri manajemen proyek Swakelola antara lain :
a. Pemilik bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan
b. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri atau kontraktor
c. Jenis-jenis kontrak yang mungkin ditawarkan kemungkinannya antara lain :
• Harga tetap (fixed cost)
• Harga satuan (unit cots)
• Kontrak negosiasi
Diagram manajemen swakelola memperlihatkan hubungan antara pihak-pihak yang
terlibat ditampilkan seperti gambar dibawah ini.
3. Pelelangan
Pelelangan atau tender adalah suatu proses kegiatan penawaran pekerjaan yang
ditawarkan oleh pemilik proyek (owner) kepada rekanan (kontraktor), yang bertujuan
untuk memilih salah satu pelaksana pekerjaan yang memenuhi syarat. Pelelangan dapat
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara
menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedian barang/jasa yang setara dan
memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan
diikuti oleh pihak – pihak yang terkait secara taat sehingga terpilih penyedia terbaik
(Wulfram I. Ervianto, manajemen proyek konstruksi hal 49).
1. Pemilihan Langsung
Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah). Pengadaan barang / jasa tanpa melalui pelelangan dan hanya diikuti oleh
penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat.
2. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan
cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
3. Swakelola
Pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan awasi sendiri dengan
menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borong tenaga. Swakelola
dapat dilakasanakan oleh pangguna barang/jasa, instansi pemerintah, kelompok
masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah. Jenis pekerjaan yang
memungkinkan dilaksanakan secara swakelola diantaranya adalah:
• Pekerjaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknis sumber daya
manusia instansi pemerintah yang bersangkutan.
• Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang atau jasa
yang bersangkutan.
• Pekerjaan untuk proyek percontohan yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan
oleh penyedia barang/jasa.
TOPIK 4
MANAJEMEN PROYEK
1. Dokumen Kontrak
Dokumen Pekerjaan Konstruksi adalah dokumen yang berisi pengaturan atau prosedur
dan ketentuan administratif maupun teknis untuk penyelenggaraan suatu proyek fisik
(jalan/jembatan), yang pelaksanaannya akan diserahkan oleh pemilik proyek (pengguna jasa
konstruksi) kepada pihak lain (penyedia jasa konstruksi) melalui proses pengadaan.
• Gambar kontrak
• Spesifikasi
• Syarat-syarat umum kontrak
• Risalah penjelasan pekerjaan (letter of explanation)
• Penawaran (bidding proposal)
• Perjanjian pemborongan(formal agreement)
2. Pembentukan Kontrak
Dalam proses terjadinya suatu kontrak konstruksi terdapat tahapan - tahapan yang harus
dilakukan oleh para pihak. Seperti kontrak pada umumnya, tentu saja diawali dengan adanya 2
dua pihak atau lebih yang sepakat untuk mengadakan suatu perjanjian pengadaan pekerjaan
konstruksi. Proses terjadinya kontrak konstruksi dimulai dengan proses pemilihan pihak
kontraktor atau penyedia jasa oleh pihak pengguna jasa.
3. Pelanggaran Kontrak
Pelanggaran kontrak adalah pelanggaran terhadap satu atau lebih persyaratan yang
terkandung dalam kontrak, dengan konsekuensi yang harus ditanggung oleh pihak yang
bersepakat. Pelanggaran kontrak terjadi jika:
• Salah satu atau semua pihak yang terlibat dalam kontrak melanggar sebagian atau
seluruh kesepakatan yang telah disetujui bersama
• Salah satu pihak atau semua pihak mengalami kerugian
5. Metode Kontrak
Hubungan kerja antara pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor perlu diatur
secara jelas. Kontrak yang mengatur hubungan kerja tersebut amat tergantung pada
jenis dan ukuran proyek yang akan dilaksanakan. Kontrak ini harus dimengerti dengan
jelas sehingga dapat diperoleh pelaksanaan proyek yang efektif.
• Metode Kontrak Umum
Metode Kontrak Umum adalah metode di mana kontrak dibuat antara pemilik
proyek dan kontraktor umum (general contractor). Pemilik proyek biasanya
diwakili oleh konsultan yang berperan dalam penyusunan dokumen kontrak.
• Metode Swakelola
Pada metode ini, pemilik proyek tidak melakukan kontrak bagi proyek yang
akan dilaksanakan, karena pemilik mendanai sendiri, merancang sendiri,
melaksanakan sendiri, dan mengawasi sendiri proyeknya. Jelas bahwa ketiga
bagian proyek konstruksi berada dalam satu pihak, sehingga pemilik proyek
harus mempunyai kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh konsultan dan
kontraktor.
Kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan (design) ini adalah :
✓ Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penjelasan akhir.
✓ Memeriksa masalah teknis
✓ Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari Pemilik proyek
✓ Mempersiapkan rancangan skema (pra-desain) termasuk taksiran biayanya,
rancangan terinci (detail desain), gambar kerja, spesifikasi, jadwal, daftar volume,
taksiran baiaya akhir, dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal
waktu.
7. Ruang Lingkup K3
Pelaksanaan K3 mencakup 3 ruang lingkup yaitu tempat kerja, alat kerja, dan
metode atau cara kerja. Berikut ini penjelasan secara lengkapnya:
Tempat Kerja
Ruang lingkup yang pertama adalah tempat kerja. Tempat kerja ini merupakan tempat
dimana kegiatan usaha dilakukan. Lingkup pelaksanaan K3 adalah semua area yang
digunakan dalam proses produksi. Untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan
kesehatan kerja tempat kerja harus sehat. Tempat kerja yang sehat adalah yang cukup
penerangan dan ventilasi udaranya. Dengan hal ini suasana kerja akan lebih nyaman
dan pekerja akan lebih sehat.
Alat Kerja
Alat kerja meliputi mesin dan bahan yang digunakan dalam sebuah proses usaha. Untuk
menjaga keamanan dan keselamatan kerja maka perusahaan harus melakukan
pengecekan secara berkala. Penggunana bahan yang berbahaya juga harus sesua dengan
prosedur keamanan yang benar.
Metode atau Cara Kerja
Cara kerja harus dituangkan dalam sebuah SOP atau Standar Operasional Prosedur.
Perusahaan harus membuat SOP dengan jelas untuk panduan selama bekerja. SOP
wajib diketahui dan dipahami dengan baik oleh semua pekerja. Dengan SOP maka
pekerjaan dapat selesai dengan cepat dan efisien.
Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala
dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau
meluncur di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api,
percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan dengan
risiko yang relatif lebih rendah bisa menggunakan topi ataupun penutup kepala
sebagai pelindung.
Sabuk keselamatan atau safety belt ini berfungsi untuk membatasi gerak
pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang diinginkan. Beberapa pekerjaan
mengharuskan pekerja untuk berada pada posisi yang cukup berbahaya seperti pada
posisi miring, tergantung atau memasuki rongga sempit. Sabuk keselamatan ini terdiri
dari harness, lanyard, safety rope, dan sabuk lainnya yang digunakan bersamaan
dengan beberapa alat lainnya seperti karabiner, rope clamp, decender, dan lain-lain.
c. Sepatu Boot
Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa
benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan
kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Bedanya dengan safety shoes umumnya
adalah perlindungan yang lebih maksimal karena modelnya yang tinggi dan melindungi
hingga ke betis dan tulang kering.
d. Sepatu Pelindung
Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau
tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,
bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Selain fungsi di
atas, sepatu safety berkualitas juga memiliki tingkat keawetan yang baik sehingga bisa
digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Berbagai sepatu safety tersedia sesuai
dengan kebutuhan. Ada yang antislip, antipanas, anti-bahan kimia, anti-listrik, dll.
e. Masker
Penutup telinga ini bisa terdiri dari sumbat telinga (ear plug) atau penutup
telinga (ear muff), yang berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan ataupun
tekanan.
g. Kacamata Pengaman
Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dari paparan partikel yang melayang di udara ataupun di air, percikan
benda kecil, benda panas, ataupun uap panas. Selain itu kacamata pengaman juga
berfungsi untuk menghalangi pancaran cahaya yang langsung ke mata, benturan serta
pukulan benda keras dan tajam. Jenis kacamata pengaman ini bisa
berupa spectacles atau googgles.
h. Sarung Tangan
Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu
panas, suhu dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores
benda tajam ataupun infeksi dari zat patogen seperti virus dan bakteri. Sarung tangan
ini terbuat dari material yang beraneka macam, tergantung dari kebutuhan. Ada yang
terbuat dari logam, kulit, kanvas, kain, karet dan sarung tangan safety yang tahan
terhadap bahan kimia.
i. Pelindung Wajah
Pelindung wajah atau face shield ini merupakan alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, partikel yang melayang
di udara atau air, percikan benda kecil, panas ataupun uap panas, benturan atau pukulan
benda keras atau tajam, serta pancaran cahaya. Terdiri dari tameng muka
atau face shield, masker selam, atau full face masker.
j. Pelampung
Pelampung ini digunakan oleh pekerja yang bekerja di atas air atau di
permukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam. Pelampung ini terdiri
dari life jacket, life vest atau bouyancy control device untuk mengatur keterapungan.
APD atau Alat Pelindung Diri ini harus diperhatikan kondisinya. Jika APD
rusak atau rusak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus segera dimusnahkan.
Beberapa APD juga memiliki masa pakai, sehingga perawatannya harus lebih
diperhatikan dan dicatat waktu pembelian serta masa pemakaiannya.
Dalam Peraturan Menakertrans ini juga disebutkan bahwa pengadaan APD
dilakukan oleh perusahaan, dan pekerja berhak untuk menyatakan keberatan untuk
melakukan pekerjaan jika alat keselamatan kerja yang disediakan tidak memenuhi
ketentuan dan persyaratan.
TOPIK 10
ESTIMASI BIAYA DAN RAB
1. Estimasi Biaya
A. Pengertian Estimasi Biaya
Estimasi Biaya adalah perhitungan yang dilakukan untuk merencanakan
kebutuhan yang nantinya diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah ataupun
pekerjaan, baik itu dengan sebuah persyaratan ataupun dengan menggunakan kontrak.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan estimasi biaya adalah
sebagi berikut :
• Produktivitas tenaga kerja
• Ketersediaan material
• Ketersediaan peralatan
• Cuaca
• Jenis kontrak
• Sistem pengendalian dan kemampuan manajemen
B. Tahapan Estimasi
Berikut ini merupakan tahapan dalam membangun estimasi secara rinci,
yaitu :
• Melakukan perhitungan volume berbagai material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan proyek.
• Proses pemberian nilai, dimana pada tahap ini estimator menghitung estimasi biaya
material, tenaga kerja, subkontrak, peralatan, dan lain-lain.
• Tahap rekapitulasi, merupakan ringkasan estimasi sesuai urutan pekerjaan,
berfungsi untuk menghitung berbagai biaya overhead seperti pajak, asuransi dan
jaminan. Tahap ini merupakan gambaran umum dari hasil estimasi.
B. Fungsi RAB
RAB berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai dari
pemilihan penyedia/ kontraktor yang sesuai, pembelian barang/jasa, sampai
pengawasan lelang agar berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan
awal/kontrak.
Selain itu, fungsi RAB adalah sebagai berikut :
• Menetapkan jumlah total biaya pekerjaan yang menguraikan masing
masing item pekerjaan yang akan dibangun.
• Menetapkan Daftar dan Jumlah Material yang dibutuhkan.
• Menjadi dasar untuk penunjukan/ pemilihan kontraktor pelaksana.
• Peralatan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan akan
diuraikan dalam estiamsi biaya yang ada.
1. Time Schedule
A. Definisi Time Schedule
Perencanaan Waktu Pelaksanaan Konstruksi (time schedule) adalah
rencana waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan konstruksi secara rinci dan
berurutan. Time schedule (jadwal pelaksana) adalah suatu alat pengendali prestasi
pelaksanaan proyek secara menyeluruh agar dalam pelaksanaan atau pengerjaan
suatu proyek dapat berjalan dengan lancar dan tertata. Di sini menerangkan kapan
waktu selesainya pekerjaan, waktu yang dibutuhkan pekerjaan atau durasi kerja
dan perkiraan waktu selesainya pekerjaan.
2. Bar Chart
A. Definisi Bar Chart
Bar Chart / Gant Chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun
dalam kolom arah vertikal. kolom arah horizontal menunjukan skala waktu,
sedangkan durasi pekerjaan digambarkan oleh panjang batang. (Callahan, 1992)
Hal - hal yang ditampilkan dalam bar chart adalah:
• Jenis pekerjaan Durasi waktu pelaksanaan pekerjaan
• Alur pekerjaan
B. Fungsi Bar Chart
Fungsi dari dibuatnya Bar Chart adalah sebagai berikut.
• Untuk mengetahui waktu penyelesaian pekerjaan, sehingga proyek dapat
diselesaikan tepat waktu. pekerjaan proyek terlambat, akan tetapi tidak tahu
mana item pekerjaan yang harus di pantau untuk segera diselesaikan.
• Untuk mengetahui alternatif jalur penyelesaian pekerjaan dan waktu
penyelesaian jika melalui jalur tersebut
C. Keuntungan Bar Chart
Berikut merupakan keuntungan dari penggunaan Bar Chart :
• Mudah dalam pembuatan dan persiapannya
• Memiliki bentuk yang mudah dimengerti
• Bila digabungkan dengan metode lain, seperti kurva ‘S’ dapat dipakai lebih
jauh dalam pengendalian biaya dan waktu
D. Kendala Bar Chart
• Tidak menunjukkan spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan
dan lainnya. sehingga sulit mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu kegiatan thd jadwal keseluruhan
• Sukar mengadakan perbaikan atau pembaruan karena harus membuat bagan
balok yang baru
• Untuk ukuran proyek besar, menghadapi kesulitan. karena metode ini hanya
digunakan untuk proyek kurang dari 100 kegiatan, jika lebih akan kesulitan
dalam membaca.
Kegiatan/Aktivitas
Durasi
Jaringan Kerja
7. Hal penting
▪ 1, 2, 3, 4, 5 disebut sebagai event (kejadian)
▪ A, B, C, D, E disebut sebagai aktivitas (activity)
▪ Head event, kejadian yang mengakhiri suatu aktivitas
▪ Tail event, kejadian yang mengawali suatu aktivitas
8. Dummy
Dummy digunakan untuk memperlihatkan ketergantungan dari suatu event
kepada event lain, akan tetapi tidak memerlukan sumber daya maupun waktu.
Simbol dari dummy adalah suatu panah yang terputus-putus.
9. Float atau Slack
Float adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi
keterlambatan suatu kegiatan.
• Total Float [TF] adalah jangka waktu antara paling lambat peristiwa akhri
[t4] kegiatan berlangsung dengan saat selesainya kegiatan yang
bersangkutan, jika kegiatan itu dimulai pada saat paling awal peristiwa
[t1].
• Free Float [FF] adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa
akhir [t3] kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan
yang bersangkutan, jika kegiatan tersebut dimulai pada saat awal peristiwa
[t1].
• FLOAT terdapat pada kegiatan yang ES ≠ LS
• Kegiatan kritis tidak mempunyai FLOAT (ES = LS), pekerjaan nya tidak
dapat ditunda, jika ditunda menyebabkan pekerjaan terlambat dan proyek
akan terlambat
Rumus : Total Float [TF] = t4 - d – t1
Free Float [FF] = t3 – d – t1
• Jika suatu kegiatan tidak memiliki float atau dengan kata lain TF ataupun
FF = 0, maka berarti kegiatan tersebut adalah kegiatan kritis.
• Fungsi float-slack
✓ “Mitra”,”cadangan” atau “potensi” yang dapat digunakan dalam
pengelolaan dan keberhasilan pelaksanaan proyeknya.
✓ Makin banyak kegiatan yang mempunyai FLOAT, maka makin banyak
“potensi” dan “kesempatan” kontraktor untuk mencari variasi
perencanaan dan pengendalian yang optimal terhadap sumber daya
(tenaga kerja, dan financial/keuangan)
“Semakin sedikit kegiatan yang mempunyai FLOAT (makin sedikit
kegiatan non kritis), maka kontraktor tidak mempunyai pilihan lain
kecuali melakukan pengendalian yang sangat ketat agar proyek tidak
terlambat → resiko proyek terlambat lebih besar.”
• Float dapat dibedakan/diklasifikasikan:
✓ TOTAL FLOAT (TF), yaitu jumlah waktu tenggang (tunda) maksimum
yang masih mungkin suatu kegiatan dimulai atau diakhiri tanpa menunda
kegiatan dini/awal berikutnya.
✓ FREE FLOAT, yaitu jumlah waktu tenggang (tunda) maksimum antara
kegiatan dini/awal yang masih mungkin tanpa mengakibatkan
terlambatnya waktu start awal kegiatan berikutnya.