Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek terjadi ketika
permukaan suatu benda bersentuhan dengan permukaan benda lainnya.
Gesekan dibagi menjadi dua yaitu gesekan statis yang artinya gesekan
yang bekerja pada benda diam setelah diberi sedikit gaya. Gaya gesek
yang kedua adalah gaya gesek kinetik yaitu ketika benda bergerak setelah
diberikan gaya gesek. Dalam gaya gesekan terdapat koefisien gesekan.
Koefisien gesekan statis merupakan rasio besarnya gaya gesekan statis
dan gaya normalnya. Koefisien gesekan kinetis merupakan rasio gaya
gesek yang terjadi dengan besar gaya kinetis dan gaya normalnya.
Gesekan dalam kehidupan sehari-hari memiliki manfaat dan kerugian.
Penentuan koefisien gesek statis terlebih dahulu dilakukan
penimbangan bahan yang akan dicari koefisien geseknya. Masa bahan
(balok) sudah diketahui kemudian bahan diletakkan pada bidang miring
kemudian diperbesar sudut kemiringannya hingga bahan tersebut
terdorong ke bawah. Penentuan koefisien gesek kinetis langkah
pertamayaitu menimbang bahan dan menyusun bahan sehingga sudut
pada koefisien gaya gesek kinetis ditentukan dan kita menghitung waktu
yang dibutuhkan benda bergerak dari dari titik awal ke titik acuan.
Praktikum ini dilakukan dengan cara meluncurkan benda yang sudah
diketahui massanya, untuk koefisien gesek statis dengan meluncurkan
benda dengan memperbesar sudut secara perlahan-lahan. Untuk koefisien
gesek kinetis benda yang diberi beban agar cepat meluncur dan dicatat
waktunya.
Membahas pentingnya gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya manusia berjalan tanpa terpeleset dan mobil bisa berhenti
karena adanya pengereman. Selain itu juga ban mobil dan bansepeda
motor yang diberi bentuk gerigi agar tidak licin dan tetap berjalan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )
1. Kami dapat memahami konsep gaya gesek.
2. Kami dapat melakukan pengamatan gaya gesek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fg = μN .......................................................(2.2.3)
dimana :
Fg = gaya gesek
μ = koefisien gesekan
N = gaya normal
W = m.g .......................................................(2.2.4)
dimana :
W = gaya berat (N)
m = massa (kg)
g = gravitasi bumi (m/s2)
s = ρx g .....................................................(2.2.5)
atau
…………… ...........................................................(2.2.6)
w
s=
v
dimana :
s = berat jenis (N/m2)
w = berat benda (N)
v = volume benda (m3)
ρ = massa jenis (kg/m3)
2.1.3 Massa
Massa adalah pengukuran berapa banyak materi dalam suatu
objek. Massa adalah kombinasi dari jumlah total atom , kerapatan
atom, dan jenis atom dalam suatu objek. Dan berikut ini adalah
uraian tentang pengertian Massa dalam fisika semoga bermanfaat
bagi yang membacanya.
Massa (berasal dari bahasa Yunani)adalah suatu sifat fisika
dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai
perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa
biasanya disinonimkan dengan berat. Namun menurut pemahaman
ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa
dengan medan gravitasi.
2.1.4 Berat
Berat benda adalah besarnya gaya gravitasi bumi terhadap
benda itu. Jadi, berat termasuk gayasehingga merupakan besaran
vektor. Berat benda bergantung pada besar gravitasi di tempat
benda itu berada. Arah vektor berat searah dengan gaya gravitasi,
yaitu menuju pusat bumi. Ukuran berat benda dinyatakan dengan
satuan gaya, misalnya newton (N). Pengalaman sehari-hari
menunjukkan bahwa massa yang besar juga mempunyai berat yang
besar. Jadi, massa dan berat berbanding lurus, semakin besar massa
benda beratnya juga semakin besar. Berat benda diukur dengan
menggunakan neraca pegas (dinamometer).
Berat dapat dirumuskan sebagai berikut :
W = m.g ……………………………………………(2.3.7)
dimana :
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
2.1.5 Trigonometri
A. Pengertian Trigonometri
Trigonometri adalah bagian dari ilmu matematika yang
mempelajari tentang hubungan antara sisi dan sudut suatu
segitiga serta fungsi dasar yang muncul dari relasi tersebut.
Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang didefinisikan
pada koordinat kartesius atau segitiga siku-siku. Trigonometri
3. Karpet
Sifat-sifat kain :
1 .Kain yang berasal dari serat alami : Kapas, sifat serat kapas
adalah lentur, lembut, dan mudah menyerap air. Serat kapas
digunakan untuk membuat kain katun. Kapuk, serat kapuk
bersifat kuat, lentur, dan mudah menyerap air. tetapi serat
kapuk kurang halus sehingga digunakan untuk membuat
perabot rumah tangga seperti kasur dan bantal. Kulit batang
rami, bersifat kuat, kasar, dan kaku sehingga serat ini
digunakan untuk membuat karung.
2. Karpet yang berasal dari serat sintetis dibuat dari bahan
palstik memiliki sifat tidak mudah kusut, tidak nyaman
dipakai, dan tidak menyerap keringat. Serat sintetis digunakan
untuk membuat bahan nilon dan poliester.
Karpet dan kertas memiliki sifat yang hampir sama. Di
antaranya mudah menyerap air. Akan tetapi, kain tidak mudah
robek, sedangkan kertas mudah robek. Sifat mudah menyerap
air inilah yang menyebabkan kain digunakan sebagai bahan
pembuat pakaian. Bahan kain banyak macamnya, sehingga
tingkat kemudahan dalam menyerap air pun bervariasi.
Di sekitar kita banyak barang yang terbuat dari kertas.
Kertas yang digunakan tentu saja berbeda-beda. Penggunaan
disesuaikan dengan kegunaannya. Misalnya untuk menulis,
orang lebih memilih kertas HVS daripada kertas minyak.
Demikian juga untuk mengelap kotoran atau keringat, orang
akan lebih memilih kertas tisu daripada kertas
2.1.7 Faktor-faktor yang Memengaruhi Gaya Gesek
1) Kekasaran permukaan benda
1. Semakin kasar permukaan benda, semakin besar gaya
geseknya
2. Semakin halus permukaan benda, semakin kecil gaya
geseknya
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1.1 Alat
4.Roll meter
5.Stopwatch
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
BAB V
PENGOLAHAN DATA
mp+ mt 0,025+40
Hs3 = = = 0,239
mA 186,8
Nilai rata-rata
HS1+ HS 2+ HS3 0,228+0,233+0,239
HS = =
n 3
0,7
=
3
= 0,233
c. Untuk permukaan karet
mp+ mt 0,025+120
Hs1 = = = 0,591
mA 211,8
mp+ mt 0,025+121
Hs2 = = = 0,596
mA 211,8
mp+ mt 0,025+122
Hs3 = = = 0,601
mA 211,8
Nilai rata-rata
HS1+ HS 2+ HS3 0,591+ 0,596+601
HS = =
n 3
1,788
=
3
= 0,596
Tabel hasil perhitungan selanjutnya dapat dimulai teori
No.
1. 15 0,115
2. 165,7 16 0,025 0,121 0,121 Kayu
3. 17 0,127
4. 38 0,228
5. 186,8 39 0,025 0,233 0,233 Karpet
6. 40 0,239
7. 120 0,591
8. 211,8 121 0,025 0,596 0,596 Karet
9. 122 0,601
μs2 = Tan θ 2
= Tan 23
= 0,424
μs3 = Tan θ 3
= Tan 23
= 0,424
μs 1+ μs 2+ μs 3 0,404+0,344 +0,363
μs = =
n 3
1,111
= = 0,37
3
b. Untuk permukaan karpet
μs1 = Tan θ 1
= Tan 25
= 0,466
μs2 = Tan θ 2
= Tan 26
= 0,487
μs3 = Tan θ 3
= Tan 26
= 0,487
μs 1+ μs 2+ μs 3 0,466+0,487+ 0,487
μs = =
n 3
1,44
= = 0,48
3
c. Untuk permukaan karet
μs1 = Tan θ 1
= Tan 30
= 0,577
μs2 = Tan θ 2
= Tan 30
= 0,577
μs3 = Tan θ 3
= Tan 32
= 0,649
μs 1+ μs 2+ μs 3 0,577+0,577+ 0,649 1,803
μs = = = = 0,601
n 3 3
Tabel perhitungan
No. θ µs µs Jenis peluncur
1. 22 0,404
2. 23 0,424 0,37 Kayu
3. 23 0,424
1. 25 0,466
2. 26 0,487 0,48 Karpet
3. 26 0,487
1. 30 0,577
2. 30 0,577 0,601 Karet
3. 32 0,649
2,36
= = 0,786 = 0,79
3
θk = 40 cosθk = cos 40
= 0,766
Tan θk = tan 40
= 0,839
tanθ 2 x 0,839 . 2(1,2)
μk = 2 = 2
g +t . cos θk 9,81+(0,79) .0,766
0,839 . 2,4
=
9,81+0,7663 .0,766
2,0136 2,0136
= =
9,81+0,586 10,396
= 0,193
Maka hasilnya dapat ditulis sebagai berikut.
No Jenis X θ Tanθ Cosθ t t2 μk
. Peluncu
r
1. Kayu 0,47 0,226 0,201
9
2. Karpet 1,2m 40 0,839 0,766 0,66 0,453 0,198
° 6
3. Karet 0,79 0,766 0,193
3
u' v−v' u
∆ μs = dimana u = mp + mt u’ = 1
v2
v = mb v’ = 0
1+ mp. mb−0(mp+mt )
∆ μs =
(mb)2
1+ mp 1+ 0,025 1,025
= = = = 6,18
mb 0,1657 0,1657
1
∆ mp = x skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 5 x 10-4
δμs u' . v −v ' u
= dimana u = mp + mt u’= 1 + mp
δmt v2
v = mb v’ = 0
1+ mp. mb−0.mp+mt 1+ mp 1+ 0,025
= 2 = =
mb mb 0,1657
1,025
= = 6,18
0,1657
=
√ −0,7284
6
= √ −0,1214 = 0,348
δμs mp+ mt
= u = mp + mt u’ = 0
δmb mb
v = mb v’ = 1
u' v−v' u 0. mb−1(mp+mt )
= =
v2 mb 2
1
∆ mb = skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 5 x 10-4
−1(0,025+0,015)
=
(0,1657)2
0,04 0,04
= 2 = = 1,48
0,1657 0,027
=
2 −4
√ ( 0,006 ) ( 5 x 10 ) + ( 0,006 )2 ( 5 x 10−4 ) + ( 0,001 )2 (5 x 10−4)
= √ 2,192 x 10−5
∆ μs
KR = 100%
2(∆ μs+ μs)
2,75
=
2(2,75+6,18)
2,75
=
17,86
= 0,15 x 100% = 15%
KB = 100% - KR
= 100% - 15%
= 85%
2. Karet
mp+ mt
μs =
mb
v = mb v’ = 0
1+ mp. mb−0(mp+mt )
=
(mb)2
1+ mp 1+ 0,025 1,025
= = = = 5,48
mb 0,1868 0,868
1
∆ mp = x skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 5 x 10-4
δμs u' . v −v ' u
= dimana u = mp + mt u’= 1 + mp
δmt v2
v = mb v’ = 0
1+ mp. mb−0.mp+mt 1+ mp 1+ 0,025
= 2 = = = 5,48
mb mb 0,1868
δμs mp+ mt
= u = mp + mt u’ = 0
δmb mb
v = mb v’ = 1
u' v−v' u 0. mb−1(mp+mt )
= =
v2 mb 2
−(mp+mt ) −(0,025+ 0,038)
= =
mb 2 0,1868
0,063
= = 0,33
0,868
1
∆ mb = skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 5 x 10-4
( 0,0146−0,0149 ) +(0,0146−0,0149)
=
√ 6
= √ 2 x 10−4 + 4 x 10−4 = √ 6 x 10−4 = 0,024
δμs mp+ mt
= u = mp + mt u’ = 0
δmb mb
v = mb v’ = 1
u' v−v' u 0. mb−1(mp+mt )
= =
v2 mb 2
−(mp+mt ) −(0,025+ 0,12)
= =
mb 2 0,21182
−(0,025+ 0,12)
= = 2,159
0,044
1
∆ mb = skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 5 x 10-4
0,95
=
2(0,95+0,592)
0,95
=
3,024
= 0,314 x 100% = 31,4%
KB = 100% - KR
= 100% - 31,4%
= 68,6%
b. Teori ketidakpastian statis bidang miring
1. Kayu
δμs 2
∆ μs =
√( δθ ) ( ∆ θ )2
μs = tanθ
sin θ δμs u' v−v' u
μs = =
cos θ μθ v2
dimana
u = sinθ u’= cosθ
v = cosθ v’= -sinθ
δμs u' v−v' u
=
μθ u2
= cos θ . cos θ ¿ ¿ ¿ ¿
cos2 θ+sin 2 θ
=
cos 2 θ
1
=
cos2 θ
= sec 2 θ = sec2 23 = 0,42
θ1+ θ2 +θ3 22+ 23+23
θ = = = 22,6
n 3
θ −θ 2 + θ −θ 2 + θ −θ 2
√
∆θ = ( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
3(3−1)
2 2 2
√
= (22−22,6) +(23−22,6) +(23−22,6)
6
26,76+ 18,24+18,24
=
√ 6
63,4
=
√ 6
= √ 10,54 = 3,24
δμs 2
∆ μs =
√( δθ ) ( ∆ θ )2
= √ ( 0,42 )2 .(3,24 )2
= √ 1,846 = 1,358
∆ μs
KR = x100%
2(∆ μs+ μs)
1,358
=
2(1,358+0,41)
1,358
= = 0,384 x 100%
3,536
= 38,4%
KB = 100% - KR
= 100% - 38,4%
= 61,8%
2. Karpet
δμs 2
∆ μs =
√( δθ ) ( ∆ θ )2
μs = tanθ
sin θ δμs u' v−v' u
μs = =
cos θ μθ v2
dimana
u = sinθ u’= cosθ
v = cosθ v’= -sinθ
δμs u' v−v' u
=
μθ u2
= cos θ . cos θ ¿ ¿ ¿ ¿
cos2 θ+sin2 θ
=
cos 2 θ
1
=
cos2 θ
= sec 2 θ = sec2 25 = 1,103
θ −θ 2 + θ −θ 2 + θ −θ 2
√
∆θ = ( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
3(3−1)
2 2 2
√
= (25−25,66) +(26−25,66) +(26−25,66)
6
(−29,43 )+ ( 21,57 ) +(21,57)
=
√ 6
18,71
=
√ 6
= √ 3,11 = 1,76
δμs 2
∆ μs =
√( δθ )( ∆ θ )2
= √ ( 1,103 )2 .(1,76)2
= √ 1,941 = 1,393
∆ μs
KR = x100%
2(∆ μs+ μs)
1,393
=
2(1,393+0,48)
1,393
= = 0,371 x 100%
3,746
= 37,1%
KB = 100% - KR
= 100% - 37,1%
= 62,9%
3. Karet
δμs 2
∆ μs =
√( δθ ) ( ∆ θ )2
μs = tanθ
sin θ δμs u' v−v' u
μs = =
cos θ μθ v2
dimana
u = sinθ u’= cosθ
v = cosθ v’= -sinθ
δμs u' v−v' u
=
μθ u2
= cos θ . cos θ ¿ ¿ ¿ ¿
cos2 θ+sin 2 θ
=
cos 2 θ
1
=
cos2 θ
= sec 2 θ = sec2 38 = 0,62
θ −θ 2 + θ −θ 2 + θ −θ 2
√
∆θ = ( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
3(3−1)
2 2 2
√
= (30−30,66) +(30−30,66) +(32−30,66)
6
3,91
=
√ 6
= √ 0,651 = 0,80
δμs 2
∆ μs =
√( δθ ) ( ∆ θ )2
= √ ( 0,64 )2 .(0,38)2
= √ 0,24 = 0,48
∆ μs
KR = x100%
2(∆ μs+ μs)
0,48
= = 0,223 x 100%
2,149
= 22,3%
KB = 100% - KR
= 100% - 22,3%
= 77,62%
tan 40 .2 .1,2
= sec 2 40 -
9,81(0,47)2 cos 40
0,839 .2.1,2
= 0,76 -
9,81. 0,220 . 0,76
−2,013
= 0,76 = 0,746
1,640
1
∆θ = skala terkecil
2
= 0,5
δμk
= u.v’
δx
u = tanθ
2x 2
v= 2 v’ = 2
g t cos θ g t cos θ
δμk 0−2
= 2
δx g t cos θ
−2
=
9,81.0,220 .cos 40
2
= = 1,21
1,640
1
∆x = x skala terkecil
2
= 5x10-3
δμk
= u – v’
δt
0−(−2)
=
g t 2 cos 40
2
= = 0,34
9,81.0,770.0,76
t −t 2 + t −t 2 + t −t 2
√
∆t = ( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
3(3−1)
= −9 x 10 +0,010
√ 6
= 0,031
= 3,1x10-2
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan maka kami dapat
mengambil kesimpulan bahwa :
terjadi karena pada bidang sentuh tersebut memiliki koefisien gesek yang
lebih besar.
7.2 Saran
1.Saran untuk laboratorium
Kebersihan alat praktikum tolong dijaga kebersihannya demi
kelancaran proses praktikum
2.Saran untuk Asisten
Asisten lebih memperhatikan para praktikannya di setiap pertemuan
dan adanya kordinasi yang baik antara sesama asisten.