Department Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo,
Jakarta, Indonesia
Abstrak
Pendahuluan
Di era praktik kedokteran modern ini, sangat penting bahwa semua
pasien dinilai dengan tepat dan dipantau secara cermat sejak awal
masuk rumah sakit, dan karenanya setiap perbaikan atau kemunduran
terdeteksi sedini mungkin. Padahal, dengan begitu, prognosis jangka
pendek bisa ditentukan juga. Prognosis jangka pendek merupakan
faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan dokter tentang
langkah perawatan selanjutnya dan penggunaan sumber daya yang
tepat saat menangani pasien. Oleh karena itu, Skor Peringatan Dini
(Early Warning Score / EWS) dikembangkan untuk membantu dokter
dalam proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya, sistem ini
dirancang untuk mendeteksi kondisi klinis yang memburuk pada
pasien dan mengukur tingkat keparahan penyakit akut. Dengan
penggunaan sistem ini, penyedia layanan kesehatan dapat
menyamakan persepsi ketika menilai pasien dengan penyakit kritis.
National EWS (NEWS), yang merupakan salah satu contoh dari
EWS, terdiri dari beberapa parameter fisiologis penting yang
dievaluasi saat dokter melihat pasien. Setiap parameter dinilai
berdasarkan kondisi pasien; kemudian, skor total dikategorikan untuk
menentukan apakah pasien berada pada risiko rendah (0–4), sedang
(5–6), atau tinggi (> 7). Meskipun NEWS telah diterapkan dalam
beberapa jenis kasus darurat, penerapannya dalam kasus
neuroemergensi jarang dilakukan. Misalnya, NEWS telah diterapkan
pada kasus stroke akut dan cedera otak traumatis, di mana hal itu
dilaporkan menjadi penentu yang signifikan untuk memprediksi
kematian. Namun, hasil ini tidak dapat secara langsung diaplikasikan
pada kondisi neuroemergensi lainnya, seperti sebagai ensefalitis,
status epileptikus, dan ensefalopati metabolik. Oleh karena itu,
penelitian tambahan yang melibatkan kasus yang lebih luas dan
bervariasi sangat dibutuhkan. Penelitian ini dirancang tidak hanya
untuk mendeskripsikan penerapan NEWS pada pasien dengan
neuroemergensi tetapi juga untuk mengetahui hubungan antara
NEWS dan mortalitas pasien tersebut di ruang gawat darurat (IGD).
Dalam situasi dengan sumber daya yang terbatas, informasi ini dapat
membantu dokter memutuskan perawatan terbaik untuk jenis pasien
khusus ini sejak pasien dirawat di rumah sakit.
HASIL
Karakteristik Subjek
Selama 6 bulan penelitian ini, 1.526 pasien dirawat di IGD. Karena
data yang tidak lengkap, jumlah pasien (n) bervariasi untuk setiap
variabel yang dievaluasi. Sebagian besar pasien adalah laki-laki
(53,6%) dengan usia rata-rata 49 tahun. Meskipun penelitian ini
dilakukan di rumah sakit rujukan nasional, setengah dari pasien
datang tanpa rujukan (50,8%). Stroke, cedera otak traumatis, dan
infeksi intrakranial adalah tiga diagnosis teratas [Tabel 1].
Secara umum, gangguan kesadaran adalah alasan paling umum pasien
datang ke IGD (47,8%). Namun, skor GCS 15 ditemukan lebih dari
setengah partisipan (57,6%). Dalam hal NEWS, terjadi tren persentase
yang berfluktuasi, dengan proporsi tertinggi (58,1%) pada kategori
rendah. Kategori sedang memiliki proporsi terendah (18,0%), dan
kategori tinggi berada di antara persentase rendah dan sedang
(23,9%). Secara keseluruhan, berdasarkan data lengkap yang tersedia,
angka kematian 143/1421 pasien (10,1%).
Skor Peringatan Dini Nasional (NEWS) dan kematian di IGD
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NEWS dapat digunakan
sebagai prediktor signifikan kematian pasien untuk keadaan darurat
neurologis di IGD. Oleh karena itu, sistem ini harus
diimplementasikan secara rutin oleh perawat dan dokter IGD untuk
triase atau asesmen awal. Untuk penelitian di masa mendatang, akan
berguna untuk melakukan studi kohort prospektif dengan catatan data
yang baik dan kasus tertentu, seperti stroke, cedera otak traumatis,
atau infeksi intrakranial. Selain itu, beberapa determinan, selain
NEWS, harus dianalisis berkaitan dengan kemampuannya untuk
memprediksi kematian pasien.