Anda di halaman 1dari 6

MODEL ADAPTASI STRESS STUART: EGO DEFENCE MECANISM

TUGAS KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Dosen Pengampu: Ns. Yeni Fitria, M.Kep

oleh :
Lutfiyyah Rizqi Nur Faizah
NIM 192310101133
Kelas D 2019

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
1. Kasus
Seorang laki-laki, usia 40 tahun, tinggal sendiri tanpa keluarga. Ia
dikunjungi perawat jiwa komunitas. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa
klien mengatakan ia kadang mendengar suara-suara, merasa ada orang yang
mengawasi, takut pada cahaya terang. Ketakutan semakin muncul jika hari
menjelang malam. Klien waktu SMP pernah mengalami kecelakaan sepeda
motor dan menderita trauma kepala cukup berat. Setelah kelas 3 SMA klien
merasakan sering pusing, tiba-tiba gelap, merasa sulit berpikir saat
mengikuti pelajaran, dan susah konsentrasi. Semenjak itu ia jadi suka
membolos karena merasa tidak bisa mengikuti pelajaran. Saat ini klien
sering marah-marah, dan merasa takut saat mendengar suara-suara yang
sering mengikutinya.
Identifikasi faktor predisposisi, presipitasi, respon terhadap stressor,
sumber koping, dan mekanisme koping klien tersebut.

a. Faktor predisposisi
Faktor Biologis : Ditandai dengan pengalaman kecelakaan sepeda
motor pada saat masih SMP dan membuatnya menderita trauma kepala
yang berat. Klien sempat merasa sering pusing, tiba -tiba gelap, merasa
sulit berpikir saat mengikuti pelajaran, dan susah konsentrasi saat kelas
3 SMA.
b. Stressor presipitasi
Origin : Berasal dari internal. Klien tinggal sendirian tanpa keluarga
Nature : Klien mengatakan ia kadang mendengar suara-suara, merasa
diawasi dan takut terhadap cahaya terang (psikologis)
c. Respon terhadap stressor
Penilaian maladaptive
Kognitif : Klien berpikir ada yang mengawasi, merupakan sebuah
pikiran ancaman
Afektif : Klien sering marah-marah dan merasa ketakutan saat
mendengar suara-suara
Perilaku : Klien membolos karena merasa tidak bisa mengikuti
pelajaran.
Sosial : Klien mengatakan takut pada cahaya terang, dapat disimpulkan
bahwa klien jarang bersosial
d. Sumber koping
Personal ability : Sumber koping yang dilakukan klien bersumber dari
dirinya sendiri
e. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang ditunjukkan oleh klien menuju ke arah
destructive karena mekanisme koping klien yaitu dengan marah-marah
dan membolos sekolah, dimana mechanism koping yang dilakukan
klien hanya menghindari kecemasan tanpa menyelesaikan masalah.
Klien juga meluapkan ego dengan marah yang dapat membuat kondisi
pikiran dan jiwanya menjadi tidak stabil, sehingga beresiko mengalami
gangguan kejiwaan.

2. Jelaskan definisi dari masing-masing bentuk mekanisme pertahanan


ego, serta berikan contoh masing-masing
a. Represi
Suatu tindakan pertahanan ego yang dilakukan secara tidak disadari.
Seseorang secara tidak sadar, tiba tiba tidak ingat akan kejadian atau
masalah yang ia hadapi. Namun meskipun masalah itu seakan-akan
tidak ada kejadian tersebut tetap memberikan dampak padanya.
Misalnya akan merasa cemas tanpa alasan. Dengan kata lain, ingatan
akan kejadian tersebut tidak sepenuhnya hilang.
Contoh : Seseorang pernah mengalami musibah, namun seseorang
tersebut tidak mengingat bahwa dia pernah mengalami musibah
tersebut, namun disisi lain seseorang tersebut tetap merasa cemas seolah
tanpa alasan ketika ada yang berhubungan dengan musibah yang
dialaminya.
b. Supresi
Kebalikan dari represi, supresi merupakan pertahanan seseorang yang
memang dilakukan secara sadar untuk menghindari masalahnya. Secara
sadar seseorang sengaja melupakan kejadian yang meimpanya.
Contoh : Seseorang pernah mengalami kecelakaan pada saat masih
kecil, seseorang tersebut dengan sadar berusaha untuk melupakan
kejadian yang menimpanya tersebut.
c. Regresi
Regresi atau kemunduran merupakan sebuah respon individu ketika
dihadapi dalam suatu tekanan atau frustasi sehingga membuat dirinya
memberi reaksi yang tidak sesuai dengan umurnya (layaknya usia lebih
muda). Regresi sering terjadi pada usia anak-anak karena pada usia
tersebut suatu individu belum mempelajari responterhadap sebuah
masalah.
Contoh : Seorang anak dengan usia dewasa yang kekurangan kasih
saying orang tua, sehingga saat menemukan sosok yang peduli seolah
seperti orang tua, anak tersebut berperilaku layaknya anak usia balita.
d. Kompensasi
Tindakan menonjolkan sikap baik untuk menutupi
ketidakmampuannya.
Contoh : Seseorang menunjukkan bahwa dia bisa menguasai di suatu
bidang, agar orang tersebut tidak diberikan tanggung jawab di suatu
bidang yang ia tidak kuasai.
e. Sublimasi
Memindahkan sesuatu yang tidak dapat diterima di masyarakat menjadi
sesuatu yang dapat diterima di masyarakat.
Contoh : orang yang senang berbicara namun di lingkungannya tidak
disukai karena sikapnya, dialihkan menjadi pembawa acara untuk tetap
menjadi diri sendiri
f. Substitusi
Tindakan menggantikan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang memiliki
efek yang sama meskipun tidak terlalu bernilai
Contoh : Anak tunggal yang ingin memiliki seorang adik agar tidak
merasa kesepian namun tidak bisa terpenuhi, maka anak tersebut
memelihara seekor hewan untuk menemaninya agar tidak kesepian.
g. Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan cara meniru (mengintimidasi) atau
mengidentifikasikna diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil
dibanding dirinya.
Contoh : Seorang individu belajar dan meniru pola belajar orang lain
dengan tujuan dia bisa sepintar orang yang ditirunya.
h. Introyeksi
Mengambil alih semua sifat dari orang lain dan menjadikkannya
kepribadiannya yang sekarang.
Contoh : seorang tokoh masyarakat yang menikahi orang biasa,
sehingga orang biasa tersebut meniru sifat pasangannya agar lebih
memiliki wibawa dan tata krama.
i. Rasionalisasi
Suatu tindakan seseorang yang berusaha memperlihatkan tingkah laku
yang tampak sebagai pemikiran yang masuk dalam logika.
Contoh : Tidak memiliki uang untuk beli barang mewah, dikatakan
barang dengan harga dibawah tidak beda jauh kualitasnya yang penting
bisa dipakai sesuai fungsinya
j. Isolasi
Suatu tindakan seseorang yang menghindari hubungan karena takut
terjebak dalam sesuatu yang bersifat intim.
Contoh : Seseorang yang menolak untuk keluar bersama lawan jenis
yang baru dikenal, karena takut akan terjadi hal yang tidak senonoh.
k. Reaksi formasi
Secara sadar mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan
kecemasan dengan kebalikannya.
Contoh : Rasa benci terhadap sikap seseorang diganti dengan
berusaha menyukai sikap seseorang tersebut.
l. Undoing
Seseorang melakukan kebaikan kepada orang lain tetapi tindakan
tersebut merupakan kebalikannya.
Contoh : seseorang mengambil hati temannya dengan selalu bersikap
baik kepadanya, tetapi dengan niatan ingin memiliki sesuatu dari
temannya.
m. Displacement
Memindahkan perasaan emosional dari objek sebenarnya ke ojek
pengganti.
Contoh : marah kepada pacar, dilampiaskan marah kepada sahabat
n. Proyeksi
Memproyeksikan keinginan, perasaan, impuls, pikiran pada orang/objek
lain untuk mengingkari.
Contoh : Ujian gagal dengan alasan dosen pengajar tidak
mengajarkan, sebenarnya karena factor tidak belajar sebelum ujian.
o. Denial
Tindakan menyangkal pikiran, keinginan, fakta, dan kesedihan atau
menghindari sesuatu.
Contoh : Ketika mahasiswa seharusnya belajar untuk ujian, malah
bermain karena tidak ingin stress karena harus belajar.
Daftar Pustaka

Pawitri, A. 2020. Kenali Represi Mental yang Membantu Diri Melupakan Trauma.
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-represi-mental-melupakan-
pengalaman-traumatis-tanpa-sadar [Diakses pada 2 Maret 2021]
Piliang, W. S. H. 2018. Mekanisme Pertahanan Diri Tokoh Sentral dalam Antologi
Cerpen “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek” Karya Djenar Maesa
Ayu (Kajian Psikologi Sastra). PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi
Akuntans. 2(9): 164–170.
Syukriah, D. 2020. Mekanisme Pertahanan. Fakultas Psikologi Universitas Persada
Indonesia Y.A.I.
Urmeneta, C. 2013. Mekanisme pertahanan diri wanita dari orangtua yang bercerai
dalam menjalin keintiman dengan pria. Journal of Chemical Information
and Modeling. 53(9):233–238.
Maryam, S. (2017). Strategi Coping: Teori Dan Sumberdayanya. JURKAM: Jurnal
Konseling Andi Matappa. 1(2): 101.
GILANG, W. P. (2019). TINGKAT KECEMASAN DAN KUALITAS TIDUR
PENDERITA ASMA DI PUSKESMAS PARUNGPONTENG
KABUPATEN TASIKMALAYA. (dissertation). Tasikmalaya: Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai