Oleh:
Luthfie Alie Pratama
A1D015204
A. Latar Belakang
Lahan adalah satu dimensi yang mencakup rupa bumi dari berbagai
dan aktivitas manusia ataupun makhluk hidup di dalamnya. Bagi manusia sendiri
lahan adalah salah satu media untuk mencukupi kebutuhan, salah satunya adalah
pangan. Namun di sisi lain lahan juga termasuk dalam sistem alam. Sehingga
dalam pemanfaatannya harus dikelola dengan tepat. Karena apabila tidak lahan
sosial. Maka dari itu lahan dapat dikatakan mempunyai dua aspek yang
(Notohadiprawiro, 2006).
Seperti yang sudah dijelaskan lahan pada mulanya hanya berupa lahan
kebutuhan pangan. Peran dan fungsi lahan memiliki nilai yang tida tergantikan.
Sehingga seiiring berjalannya waktu, lahan pun menjadi kebutuhan manusia yang
mencapai 1,49% atau bertumbuh sekitar 3,5 sampai 4 juta penduduk per tahunnya.
pula. Kebutuhan ini lah yang menggeser fungsi penggunaan lahan sebagai media
berbudidaya menjadi berbagai fungsi lain diluar bidang pertanian seperti industri,
pemukiman dan daerah industri. Sebagai contoh pulau Jawa yang merupakan
Laporan salah satu media informasi CNN Indonesia (2018) dari keterangan
BPS, luas lahan sawah di Indonesia tinggal 7,1 juta hektare, turun dibanding 2017
yang masih 7,75 juta hektare. Bila dibiarkan begitu saja di Indonesia sangat
mungkin mengakibatkan fenomena (urban sprawl) yaitu perubahan tata guna atau
Tingginya laju konversi lahan pertanian ini diakibatkan oleh berbagai faktor.
beberapa pihak saja dan tidak berdasarkan pengkajian pada bidang yang
menyangkut kebutuhan masyarakat. Sehingga diperlukan pengujian atau evaluasi
pada penggunaan lahan agar sesuai dengan tujuan negara untuk menciptakan
adalah untuk mengetahui kesesuaian penggunaan lahan dengan potensi dari lahan
itu sendiri. Sehingga fungsi lahan dapat dioptimalkan dengan baik. Sementara
salah satu elemen penting dalam perencanaan atas keputusan suatu wilayah yang
manusia terhadap pangan. Hal tersebut sudah dapat menjelaskan nilai lahan
pertanian yang tidak bisa tergantikan. Maka dari itu jangan sampai fungsi dan
1. Mengetahui data spatial dan data tematik yang ada di BPN Banyumas, untuk
dijadikan sebagai bahan pembuatan peta perencanaan tata ruang dan wilayah
di kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas.
Kegiatan praktik kerja lapang yang dilakukan yakni dengan sasaran sebagai
berikut:
primer dan sekunder untuk bahan pembuatan peta perencanaan tata ruang dan
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari praktik kerja lapang ini adalah sebagai
berikut:
data sekunder maupun primer untu kegiatan analisis perencanaan wilayah dan
Kabupaten Banyumas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lahan sebagai salah satu sumber daya alam yang paling sering dimanfaatkan
dihadapi Indonesia sebagai negara agraris adalah bagaimana cara mengelola dan
pengertiannya adalah satu dari bagian dari bentang alam yang mencakup
pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, relief, tanah, hidrologi, dan bahkan
menyentuh angka kurang lebih empat puluh juta ton gabah dari lahan basah dan
sekitar dua juta ton gabah dari lahan kering. Selain teknologi budidaya luas lahan
juga sangat berpengaruh pada jumlah produksi pertanian. Kesesuaian antara lahan
dan jenis tanaman yang dibudidayakan juga menjadi salah satu faktor pendukung
Kesesuian lahan adalah tingkat ketepatan suatu jenis lahan dengan segala
jenis penggunaan tertentu. Penilaian yang dilakukan dapat mengacu pada kondisi
tempat tinggal, tempat melakukan usaha, pemenuhan akses umum dan fasilitas
(Harini, 2013).
samping itu, dalam sektor pertanian itu sendiri, kurangnya insentif pada usahatani
lahan sawah diduga akan menyebabkan terjadi alih fungsi lahan ke tanaman
pertanian lainnya. Degradasi sosial dan budaya telah banyak terjadi di masyarakat
maupun kehidupan sosial pemiliknya. Bagi seorang petani, lahan pertanian sangat
penting karena menjadi modal dan tempat bekerja Lahan adalah alat produksi bagi
pemiliknya. Sekitar 87,14% pemilik lahan setuju jika luas lahan pertanian
merupakan simbol kekayaan, hal ini menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang
dimiliki maka investasi juga besar. Maka dair itu memisahkan lahan dengan
masyarakat akan sangat sulit dan dapat berimbas pada keadaan perekonomian
perencanaan. Penggunaan lahan dalam rencana tata ruang wilayah kota adalah
suatu cara mengatur penggunanaan lahan dan pengelolaan yang sesuai dengan
rencana umum tata ruang wilayah kota. Kegiatan perencanaan dan pengelolaan
dalam hal ini diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh daerah. Perencanaan
yang berakibat pada penyimpangan terhadap rencana umum tata ruang wilayah
melalui transaksi penjualan ke pihak lain ataupun mengganti pada usaha non padi
atau pertanian pada umumnya. Alih fungsi lahan dianggap sesuatu yang rasional
jangka panjang akan meningkat. Pada sentra produksi padi utama di Jawa dan
Luar Jawa, menunjukkan bahwa selain faktor teknis dan kelembagaan, faktor
ekonomi yang menetukan alih fungsi lahan sawah ke pertanian dan non pertanian
adalah, (1) nilai kompetitif padi terhadap komoditas lain menurun; (2) respon
petani terhadap dinamika pasar, lingkungan, dan daya saing usahatani meningkat
(Syafaat, 2002).
dengan persepsi bawah profesi petani adalah pekerjaan yang kotor, sengsara, dan
Dampak konversi lahan sawah dapat dipandang dari dua sisi. Pertama, dari
sistem irigasi. Volume produksi yang hilang akibat konversi lahan sawah
ditentukan oleh: pola tanam yang diterapkan di lahan sawah yang belum
terdapat beberapa dampak yang dirasakan oleh masyarakat akibat dari alih fungsi
bahwa alih fungsi lahan yang telah dilakukan berdampak pada penghasilan yang
cenderung menurun. Salah satu penyebabnya karena luas lahan pertanian yang
dimiliki telah berkurang sehingga produksi pertanian juga akan berkurang dan
menggunakan uang hasil penjualan tersebut sebagai modal usaha di bidang lain
Maka dalam hal ini dapak hasil penjualan ataupun alih fungsi lahan sangat
Bogor yang dilaporkan Irawan dan Friyatno (2002), dampak konversi lahan sawah
akumulasi mencapai 50,9 juta ton atau sekitar 2,82 juta ton per tahun. Penurunan
angka produksi ini akan mengakibatkan kelangkaan yang akhirnya akan berakibat
Selain itu dampak lain dari alih fungsi lahan pertanian yang nyata akan
yang tersedia, kesempatan kerja yang terkait secara langsung maupun tidak
langsung dengan kegiatan produksi padi, dan degradasi lingkungan akan ikut
ada pengendalian terhadap alih fungsi lahan. Karena apabila tida dikendalikan
maka akan berdampak pada stabilitas nasional, karena kurang tersedianya bahan
(Harini, 2013).
sangat vital keberadaannya. Ketersediaan beras harus ada dan mencukupi setiap
saat dari waktu ke waktu. Bahan hasil produksi pertanian berupa pangan dan lain
Dampak serius lain yang ditimbulkan apabila terjadi kekurangan pangan adalah
Negara lain. Oleh karena itu Indonesia wajib dan harus memiliki ketahanan
lain alih fungsi lahan lahan-lahan pertanian masih terus berlangsung dan semakin
sawah abadi untuk menjamin ketahanan pangan beras, usaha yang kuat dan serius
untuk menyetop alih fungsi lahan sawah, perlu dibuatkan aturan mengenai
perlindungan terhadap lahan sawah, perlu ada perhatian yang serius dari
pemerintah terhadap pertanian khususnya padi sawah, dan perlunya dibuat model
sinergi antara luas lahan sawah, penterapan paket teknologi peningkatan produksi
(Santosa, 2011)
Data yang dikumpulkan sendiri meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan secara visual,
sekunder merupakan data yang diperoleh dari arsip ataupun dokumentasi instansi,
dengan kurun waktu selama ± 25 dengan pembagian kerja seperti pada Tabel 1.
4 Tahap penyelesaiaan
DAFTAR PUSTAKA
Harini, Rika. 2013. Faktor Dan Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Kabupaten Bantul. Kasus Daerah
Perkotaan, Pinggiran Dan Pedesaan Tahun 2001-2010.
Iqbal, M., dan Sumaryanto. 2007. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Analisis Kebijakan
Pertanian. Volume 5 No. 2.
Santosa, I Gusti N., Adnyana G.M dan I Ketut Kartha Dinata. 2011. Dampak Alih
Fungsi Lahan Sawah Terhadap Ketahanan Pangan Beras. Prosiding
Seminar Nasional Budidaya Pertanian, Urgensi dan Strategi Pengendalian
Alih Fungsi Lahan Pertanian, 2011.
Salama, S.H. 2010. Alih Fungsi lahan dan Krisis Pangan. Metro News.
http//metronews. fajar.co.id/read/84302/19/alih-fungsi-lahan-dan-kri