Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123
FORMULIR RENCANA PENELITIAN

A. IDENTITAS MAHASISWA
NAMA : LUTHFIE ALIE PRATAMA
NIM : A1D015204
B. RENCANA JUDUL PENELITIAN
KAJIAN KORELASI ANTARA KALIUM DAN SERAPANNYA
TERHADAP HASIL TANAMAN PADI YANG DIBUDIDAYAKAN DI
LAHAN SAWAH KECAMATAN JATILAWANG KABUPATEN
BANYUMAS.
C. KERANGKA PEMIKIRAN RUMUSAN MASALAH
1. KERANGKA PEMIKIRAN
Tanaman padi adalah komoditas utama masyarakat Indonesia. Padi

sendiri adalah tanaman pangan dengan tingkat konsumsi yang tinggi yaitu

mencapai 33 juta ton per tahunnya. Meskipun jumlah produksi padi

sendiri konsisten pada angka sekitar 65 juta ton per tahunnya pemerintah

masih harus melakukan impor beras untuk memenuhi konsumsi beras

yang diperkirakan akan terus naik setiap tahunnya. Tetapi untuk

mencapai target tersebut pemerintah dan petani harus bekerjasama.

Tantangan dalam meningkatkan produksi padi setiap tahunnya

adalah kesuburan tanah dan cekaman kekeringan. Kekeringan dan

kesuburan adalah faktor pembatas yang sering ditemui di lapangan.

Kekeringan dapat terjadi di awal musim tanam atau saat tanaman

berbunga hingga pengisian gabah. Sementara kesuburan tanah pasca

revolusi hijau setiap tahunnya terus menurun. Sehingga perlu adanya

pengelolaan yang baik agar cekaman dan kekurangan hara tidak menjadi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123
kendala lagi.

Kandungan hara dalam tanah sangat menentukan tingkat kesuburan

tanah. Semakin tinggi kandungan hara maka tanah dinilai semakin baik

dan cocok untuk ditanami. Kandungan hara tanah terdiri dari unsur-unsur

organik maupun anorganik yang memiliki pengaruh baik untuk tanah

maupun tanaman. Sehingga kandungan hara tanah harus diperhatikan

untuk menjamin peningkatan produksi tanaman padi sawah (Salikin,

2003).

Salah satu unsur yang penting untuk tanaman adalah kalium.

Kalium termasuk unsur makro sehingga dibutuhkan dalam jumlah yang

banyak oleh tanaman. Kalium berperan penting bagi tanaman dalam

proses metabolisme, mulai dari fotosintesis, translokasi asimilat hingga

pembentukan pati, protein, dan aktivator enzim (Karama et al., 1992).

Kekurangan K dapat menimbulkan berbagai macam gejala pada

tanaman. gejala yang ditimbulkan sebagian besar adalah karena karena

terpengaruhinya sistem metabolisme tanaman karena kekurangan K.

gejala yang biasanya timbul adalah tanaman menjadi cepat tua, gabah

menjadi hampa dan mudah terserang berbagai hama penyakit (Karama et

al., 1992).

Tanaman yang tidak tumbuh optimal atau kerdil dan pendek

biasanya terindikasi kekurangan K. Gejala lain seperti daun tidak

berwarna cerah dan terjadi penguningan dekat bagian penyakit pada


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123
bagian daun yang berwarna hijau gelap juga bisa dikarenakan oleh

kekurangan K dalam jaringan tanaman. (Tanaka dan Yoshida, 1975).

Kondisi kekurangan K atau kekahatan K secara alami karena

kurangnya tanah dalam menyediakan unsur K. Ketersediaan K sendiri

dipengaruhi oleh faktor jenis tanah dan faktor luar. Jenis tanah yang baik

adalah jenis tanah dengan kemampuan memasok K dalam jumlah yang

proporsional. Sementara itu faktor lain yang memengaruhi ketersediaan K

adalah faktor luar. Faktor luar salah satunya adalah pengolahan tanah

seperti pemupukan. Tahun 1977 aplikasi K sebagai pupuk sudah

dilakukan (Adiningsih et.al. 1993).

Secara teknis di lapangan, ketersediaan K diakibatkan oleh perilaku

petani yang tidak mengembalikan jerami ke lahan sehingga ketersediaan

K berkurang. Kandungan K dalam jerami sendiri bisa mencapai 80% dan

sebagian serapan K terbanyak adalah dari sisa-sisa jerami. Selain itu

faktor kurangnya air dan peran asam-asam organik seperti H2S dan Fe2+

dalam tanah juga dapat memengaruhi ketersediaan K (Rochayati et al.

1991)

Kalium banyak tersedia pada tanah yang tergenang. Itu karena

ketersediaan K juga berkaitan dengan ketersediaan asam-asam dalam

tanah. K termasuk unsur yang mobile karena dapat lepas ketika terjadi

reaksi oksidasi maupun reduksi. Saat penggenangan air sawah K akan

lepas dan digantikan oleh Fe ataupun Mn. Hal tersebut terjadi karena
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123
potensial reduksi (EH) K yang tinggi sehingga membuat K mudah

terlepas dan terserap oleh tanah (Makarim et al. 1989).

Tanah yang kekurangan unsur K biasanya memiliki pH basa yang

dengan tingkat kekapuran yang tinggi. Bisa dicermati dari hasil respon

tanaman yang ditanam di tanah basa. Dimana tanaman yang telah

ditambahkan K tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang

tidak ditambahkan K (Ismunadji et.al. 1982).

Unsur K sangat penting dan dibutuhkan oleh tanah. Petani harus

memiliki perkiraan dan perhitungan yang baik mengenai ketersediaan K

dalam tanah untuk menjamin produktivitas tanamannya. Mengingat K

berperan dalam proses fotosintesis tanaman dan pembentukan sel-sel pada

tanaman. Proses asimilasi dan pembentukan protein pada tanaman padi

juga dipengaruhi oleh K. Sementara kelebihan K atau kekurangan K juga

dapat membuat tanaman keracunan dan tidak tumbuh optimal. Maka

sudah seharusnya petani mengetahui jumlah K yang sesuai untuk tanaman

padi. Agar produktivitas tanaman padi dapat terjaga secara kuantitas

maupun kualitas (Karama et al. 1992).

2. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana sifat Kalium pada lahan sawah tanaman padi di

Kecamatan Jatilawang, Banyumas?

b. Bagaimanakah pengaruh ketersediaan Kalium terhadap pertumbuhan

tanaman padi di Kecamatan Jatilawang Banyumas?


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123
c. Bagaimana kandungan K di Kecamatan Jatilawang Banyumas dan

korelasinya dengan serapan K pada tanah dan pertumbuhan tanaman

padi?
D. INFORMASI PENDUKUNG
1. KEGIATAN PENELITIAN : Mandiri
2. Dosen Pembimbing Akademik Ir. A. H. Syaiful Anwar, M. Si.
3. MATA KULIAH PENDUKUNG:
a. Kimia Pertanian (B)
b. Dasar Ilmu Tanah (B)
c. Kesuburan Tanah dan Pemupukan (B)
d. Perancangan Percobaan (C)
e. Sifat dan Manajemen Sumberdaya Lahan (B)
f. Survei Morfologi dan Klasifikasi Tanah ( AB )
g. Metodologi Penelitian (C)
h. Praktik Kerja Lapangan (E)
i. Evaluasi Sumberdaya Lahan (A)
j. Sistem Informasi Geografi (B)
k. Perencanaan Pengembangan Wilayah ( BC )
4. KREDIT AKADEMIK
a. Jumlah SKS yang telah lulus : 137
b. IPK : 2.92
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. TUJUAN
a. Mengetahui sifat dinamika perubahan Kalium pada lahan sawah

tanaman padi di Kecamatan Jatilawang Banyumas.

b. Mengetahui perbedaan status Kalium pada tanaman padi sawah di

setiap desa di Kecamatan Jatilawang Banyumas.

c. Mengetahui penyebab perbedaan perubahan Kalium di Kecamatan


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123
Jatilawang Banyumas.

d. Mengetahui cara penanganan penurunan Kalium dari setiap penyebab

yang ditemukan.

2. MANFAAT

a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai informasi status

ketersediaan Kalium dan dinamika perubahannya pada tanaman padi

sawah di Kecamatan Jatilawang Banyumas.

b. Memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan

bagi penelitian yang serupa maupun penelitian pengembangan

selanjutnya.

F. METODE PENELITIAN
1. TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian akan dilaksanakan di lahan Kecamatan Jatilawang,

Banyumas sebagai Persiapan dan analisis dilaksanakan di Laboratorium

Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal

Soedirman selama tiga bulan mulai bulan Januari 2020 hingga bulan

Maret 2020.

2. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Peta RBI Kecamatan

Jatilawang, Kabupaten Banyumas dengan skala 1:50.000. Sampel

K2aCr2o7H2SO4 Pekat (96%), BaCl2, sampel tanah, larutan belerang, aquades,


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123
software ArcGIS. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas ukur

50 ml, kertas penyaring, corong, neraca analitik, erlenmeyer 50 ml, pipet

ukur 10 ml, karet penghisap, erlenmeyer 250 ml, laptop/komputer, bor tanah,

cangkul, alumunium foil, oven, mortir, pH meter, plastik ziplock, tabung

reaksi, pipet tetes, beaker glass, mikropipet, dan pisau.

3. RANCANGAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode survei tanah dan metode

uji tanah dengan melakukan analisis sampel tanah di Laboratorium

dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

a. Perencanaan dan Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

adalah pengumpulan peta-peta yaitu peta penggunaan lahan, peta

tanah semi detail dan peta lereng. Pembuatan peta satuan lahan

tentatif skala 1 : 50.000 dilakukan dengan menggunakan teknik

tumpang susun (overlay) antara peta penggunaan lahan, peta tanah

semi detail dan peta lereng.

b. Survei dan Pengamatan Lapangan Pada kegiatan ini dilakukan uji

lapang (survei) sebagai kegiatan pendahuluan untuk mencocokan peta

satuan lahan tentatif, kemudian pembuatan peta satuan lahan akhir

dengan membetulkan peta tentatif bila ada yang kurang tepat.

Pelaksanaan kegiatan survei lapang ini juga dilakukan pengambilan

sampel tanah pada masing-masing unit lahan pada kedalaman 0-30

dan 30-60 cm. Setiap unit lahan diambil minimal satu sampel
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123
tergantung dari luas unit lahannya. Apabila lahannya cukup luas,

sampelnya diambil lebih dari satu, kemudian sampel-sampel tanah

tersebut digabungkan dan diambil satu sampel secara komposit untuk

dianalisis di laboratorium.

4. VARIABEL PENGAMATAN

a. Variabel Primer

1) C-organik pada tanah.

2) C-organik pada tanaman.

3) DHL (Daya Hantar Listrik).

4) Kemasaman (pH H2O dan KCl)

b. Variabel Sekunder

1) Cara budidaya padi.

2) Dosis pemupukan C-organik.

3) Produktivitas hasil padi.

5. ANALISIS DATA

Data hasil analisis laboratorium kemudian digunakan untuk

mengklasifikasikan status kesuburan tanah sesuai dengan kriteria penilaian

sifat kimia tanah dengan tingkat status kesuburan tanah (PPT., 1995).

Selanjutnya membuat anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi untuk

tanah sawah sesuai dengan status kesuburan tanah sawah yang telah

diperoleh.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jl. Dr. Suparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto
53123

G. PEBIMBING

Nama NIP Tanda Tangan


Pembimbing I:
Pembimbing II:
H. PERTIMBANGAN PEMBIMBING
Pembimbing I:
…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………...
Pembimbing II:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Purwokerto, Desember 2019


Komisi Studi Akhir Program Studi Agroteknologi

Drs. Prasmadji Sulistyanto, M.


NIP. 19611116 198903 1 002

Anda mungkin juga menyukai