Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KORUPSI

Mata kuliah:Kewarganegaraan

Dosen pengajar: Pak Indra Primahardani,SH.,MH

Disusun oleh:

NAMA : Hapizul Bahri


NIM : 1407124348

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kami
semua dapat menyelesaikan makalah tentang korupsi

Korupsi sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia karena di Indonesia korupsi sudah
ada sejak lama dan semakin marak tiap tahunnya baik dari seluruh kalangan yang ada di Aparatur
negara yang merugikan negara dalam jumlah besar demi kepentingan pribadi dan kita sebagai pemuda
Indonesia perlu rancangan agara bisa mencegah ataupun tidak melakukan tindakan terhadap korupsi
demi kesejahteraan Indonesia.

Tak lupa juga saya mengucapkan Terihmakasih banyak yang sebesar-besarnya kepada guru
pembimbing kewarganegaraan Pak Indra Primahardani,SH.,MH yang telah banyak mengarahkan kami
dalam penyelesaian makalah ini. Sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4
C. TUJUAN...................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian Korupsi.....................................................................................................................5
B. Perkembangan Korupsi di Indonesia........................................................................................6
C.Lembaga Pemerantasan korupsi................................................................................................7
1.      Komisi Pemberantasan Korupsi........................................................................................7
2.      Kejaksaan Republik Indonesia..........................................................................................8
3.      Kepolisian Negara Republik Indonesia.............................................................................8
D.Pendidikan Anti Korupsi..........................................................................................................12
BAB 3..................................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN......................................................................................................................14
B. SARAN...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-
orang yang terlibatsejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan.
Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.indonesia
merupakan salah satu negara terkaya di asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber
daya alamnya. Tetapi ironisnya, negaratercinta ini dibandingkan dengan negara lain di
kawasan asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang
miskin.mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi
juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat
kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.korupsi di
indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat
berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat
besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan
pengurasankeuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif
dengan dalih studi banding, thr, uang pesangon dan lainsebagainya di luar batas kewajaran.
Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh
wilayah tanah air. Hal itumerupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga
yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah dapatkah
korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus
diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai
pada titik nadir yang paling rendahmaka jangan harap negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Karenakorupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke
jurang kehancuran.
Sorotan masyarakat yang demikian tajam tersebut harus difahami sebagai bentuk
kepedulian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan strategi
agar maksud dan tujuan pemberantasan korupsi dapat lebih cepat, dan selamat tercapai. Selain
itu, diperlukan dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis untuk membangun
budaya anti korupsi sebagai komponen masyarakat berpendidikan tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Korupsi?
2. Bagaimana perkembangan korupsi di Indonesia?
3. Apa Lembaga Pemberantasan Korupsi?
4. Apa Pendidikan AntiKorupsi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti yang lebih mendalam mengenai Korupsi.
2. Untuk mengetahui perkembangan Korupsi di Indonesia dari Tahun ke tahun.
3. Untuk mengetahui Lembaga apa saja yang memberantas atau menindaklanjuti korupsi.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah dan memberantas korupsi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Korupsi atau rasuah. ( bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik,
baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara
tidak wajar dan tidaklegal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka
untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan
rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam
bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang
arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada
sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi
atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika,
pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk
mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi
dan kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau
tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang
tidak legal di tempat lain.

 Menurut Undang - Undang :


Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: 
“Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.”

 Menurut Para Ahli :


Haryatmoko : Korupsi adalah upaya campur tangan menggunakan kemampuan yang
didapat dari posisinya untuk menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh, uang atau
kekayaan demi kepentingan keuntungan dirinya.

B. Perkembangan Korupsi di Indonesia

Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an bahkan sangat mungkin
pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 24 Prp 1960 yang diikuti
dengan dilaksanakannya “Operasi Budhi” dan Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun 1967 yang dipimpin langsung oleh Jaksa Agung, belum
membuahkan hasil nyata.
Pada era Orde Baru, muncul Undang-Undang Nomor3 Tahun 1971 dengan “Operasi Tertib”yang
dilakukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), namun dengan
kemajuan iptek, modus operandi korupsi semakin canggih dan rumit sehingga Undang-Undang
tersebut gagal dilaksanakan. Selanjutnya dikeluarkan kembali Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999.
Upaya-upaya hukum yang telah dilakukan pemerintah sebenarnya sudah cukup banyak dan
sistematis. Namun korupsi di Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami
krisis politik, sosial, kepemimpinan, dan kepercayaan yang pada akhirnya menjadi krisis
multidimensi. Gerakan reformasi yang menumbangkan rezim Orde Baru menuntut antara lain
ditegakkannya supremasi hukum dan pemberantasan Korupsi, Kolusi & Nepotisme (KKN). Tuntutan
tersebut akhirnya dituangkan di dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 & Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penye-lenggaraan Negara yang Bersih & Bebas dari KKN.
Menurut UU. No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ada tiga puluh
jenis tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindak korupsi. Namun secara ringkas tindakan-
tindakan itu bisa dikelompokkan menjadi:
1.      Kerugian keuntungan Negara
2.      Suap-menyuap (istilah lain : sogokan atau pelicin)
3.      Penggelapan dalam jabatan
4.      Pemerasan
5.      Perbuatan curang
6.      Benturan kepentingan dalam pengadaan
7.      Gratifikasi (istilah lain : pemberian hadiah).

Fenomena umum yang biasanya terjadi di negara berkembang contohnya Indonesia ialah:
1.      Proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber daya manusia pada lembaga-lembaga
politik yang ada.
2.      Institusi-institusi politik yang ada masih lemah disebabkan oleh mudahnya “ok-num” lembaga
tersebut dipengaruhi oleh kekuatan bisnis/ekonomi, sosial, keaga-maan, kedaerahan, kesukuan, dan
profesi serta kekuatan asing lainnya.
3.      Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik, namun sebenarnya banyak di antara
mereka yang tidak mampu.
4.      Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pribadinya dengan dalih “kepentingan
rakyat”.
Sebagai akibatnya, terjadilah runtutan peristiwa sebagai berikut :
1.      Partai politik sering inkonsisten, artinya pendirian dan ideologinya sering beru-bah-ubah sesuai
dengan kepentingan politik saat itu.
2.      Muncul pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepenting-an umum.
3.      Sebagai oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya berlomba-lomba mencari
keuntungan materil dengan mengabaikan kebutuhan rakyat.
4.      Terjadi erosi loyalitas kepada negara karena menonjolkan pemupukan harta dan
kekuasaan. Dimulailah pola tingkah para korup.
5.      Sumber kekuasaan dan ekonomi mulai terkonsentrasi pada beberapa kelompok kecil yang
mengusainya saja. Derita dan kemiskinan tetap ada pada kelompok masyarakat besar (rakyat).
6.      Lembaga-lembaga politik digunakan sebagai dwi aliansi, yaitu sebagai sektor di bidang politik dan
ekonomi-bisnis.
7.      Kesempatan korupsi lebih meningkat seiring dengan semakin meningkatnya ja-batan dan hirarki
politik kekuasaan.

C. Lembaga Pemerantasan korupsi

Pemberantasan korupsi bisa berjalan jika ada lembaga Negara yang melaksanakannya. Di
Indonesia, sedikitnya ada 3 lembaga besar yang berwenang mengangani masalah korupsi. Lembaga
itu adalah :
1.      Komisi Pemberantasan Korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi atau biasa disingkat KPK adalah lembaga Negara yang khusus
menangani pemberantasan korupsi. KPK lahir berdasarkan Undang-Undang No. 30 tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana  Korupsi.
Ada 5 tugas KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu :
·         koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
·         supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
·         melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
·         melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
·         melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf D, Komisi
Pemberantasan Korupsi berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencegahan sebagai berikut :
a.      Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara negara;
b.      Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi;
c.      Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan;
d.      Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan tindak pidana korupsi;
e.      Melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat umum;
f.      Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.

2.        Kejaksaan Republik Indonesia


Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di
bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Lembaga ini diatur dalam
Undang-Undang No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Dibidang pidana,
kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang :
a. Melakukan penututan
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh  kekuatan
hukum tetap;
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d. Melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.

3.        Kepolisian Negara Republik Indonesia


Kepolisian Negara Republik Indonesia  diatur dalam Undang-Undang No. 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tugas pokok Kepolisian adalah:
 Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
 menegakkan hukum; dan
 memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang untuk :
a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan
penyidikan;
c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;
d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;
Selain 3 lembaga diatas beberapa lembaga antikorupsi yang pernah dibentuk selama kurun
waktu tahun 1967-2008 sebagai berikut:
1.Nama Tim: Tim Pemberantas Korupsi
Jenis peraturan:  Keppres 228/1967 tertanggal 2 Desember 1967.
Pelaksana: Mayjen Sutopo Juwono, Laksda Sudomo, Komodor Saleh Basarah, Brigjen Pol Soebekti,
Jaksa Agung Muda Priyatna Abdurrasjid SH dan Kusnun SH Satgas:unsur kejaksaan, ke-4 angkatan,
ahli ekonomi, keuangan dan perbankan, pers dan kesatuan-kesatuan aksi.
Tugas/Sasaran: Membantu pemerintah memberantas korupsi dengan tindakan bersifat refresif maupun
preventif
.
2. Nama Tim: Komisi empat
Jenis peraturan: Keppres 12/1970 tertanggal 31 Januari 1970.
Pelaksana: :Komisi ini terdiri 4 orang: Wilopo SH (ketua merangkap anggota), IJ Kasimo, Anwar
Tjokroaminoto, Prof Ir Johannes, Mayjen Sutopo Juwono (Ketua Bakin) sebagai sekretaris.
Tugas/Sasaran: Menghubungi penjabat atau instansi pemerintah, swasta, sipil atau militer. Memeriksa
dokumen-dokumen administrasi pemerintah, swasta, dan lain-lain. Minta bantuan pada aparatur
negara pusat dan daerah.
Hasil: Setelah bekerja 5 bulan, tugas Komisi IV selesai dengan menghasilkan pertimbangan:
a.    Laporan dan saran-saran agar kegiatan Jaksa Agung dan TPK diperkuat dengan tenaga-tenaga
ahli yang berpengalaman dan penuntut umum harus bertindak tegas tanpa pandang bulu.
b.    Masalah Pertamina, tidak pernah bayar pajak sejak tahun 1958-1963. Dan juga mengenai
Pertamina mempunyai 3 anak perusahaan, dimana hal ini bertentangan dengan UU No 19/1960.
c.    Masalah penebangan hutan yang harus disertai penanaman kembali.
d.    Tahun 1970, Bulog defisit Rp 12,871 milyar.
e.    Penyederhanaan struktur dan administrasi negara. Tiap pejabat atasan harus memperhatikan agar
semua peraturan dipegang teguh agar tidak terjadi penyelewengan.

3. Nama Tim: Komite Anti Korupsi (KAK)


Jenis Peraturan :Keppres 12/1970 tertanggal 31 Januari 1970
Pelaksana :Angkatan 66 yaitu: Akbar Tandjung, Mishael Setiawan, Thoby Mutis, Jacob Kendang,
Imam Waluyo, Tutu TW Soerowijono, Agus Jun Batuta, M Surachman, Alwi Nurdin, Lucas
Luntungan, Asmara Nababan, Sjahrir, Amir Karamoy, E Pesik, Vitue, Mengadang Napitupulu, dan
Chaidir Makarim.
Tugas/Sasaran: Kegiatan diskusi dengan pimpinan-pimpinan partai politik dan bertemu dengan
presiden Soeharto menanyakan masalah korupsi. Catatan:KAK dibubarkan tanggal 15 Agustus 1970
setelah aktif 2 bulan

4. Nama Tim: OPSTIB


Jenis Peraturan: Inpres 9/1977
Pelaksana: Koordinator pelaksana: MenPAN
Tingkat Pusat: Pelaksana Operasional: Pangkopkamtib
Ketua I: Kapolri
Ketua II: Jaksa Agung dengan para Irjen
Tingkat Daerah:
Pelaksana Operasional: Laksusda
Ketua I: Kadapol
KetuaII: Kejati dan para Irwilda.
Tugas/Sasaran:
Sasaran Opstib pada mulanya mengadakan pembersihan pungutan liar di jalan-jalan. Kemudian
diperluas meliputi penertiban uang siluman di pelabuhan-pelabuhan dan pungutan resmi namun tidak
sah menurut hukum. Sejak Agustus 1977, sasaran penertiban beralih dari jalan raya ke aparat
pemerintah daerah dan departemen.
Hasil:
Hasil yang diperoleh Opstib dari juli 1977 hingga Maret 1981, ditangani 1.127 perkara yang
melibatkan 8.026 orang dengan beberapa kasus besar yaitu: Kasus Korupsi di Markas Besar Polri
dengan uang yang diselewengkan sebesar Rp 4,8 milyar. Kasus Pluit, Endang Wijaya yang berhasil
mengambil uang negara sebesar Rp 22 milyar. Kasus Arthaloka yang diketahui tanggal 11 Agustus
1978 mengenai ketidakberesan tanah dan penyalahgunaan uang dropping pembangunan gedung
Arthaloka Rp 957.193.129 oleh PT MRE, sebuah perusahaan real estate.

5. Nama Tim: Tim Pemberantasan Korupsi (TPK)


dihidupkan lagi. Namun Keppres mengenai TPK ini tidak pernah terwujud.
Pelaksana: MenPAN Sumarlin, Pangkopkamtib Sudomo, Ketua MA Mudjono SH, Menteri
Kehakiman Ali Said, Jaksa Agung Ismail Saleh, dan Kapolri Jenderal (Pol) Awaluddin Djamin MPA.

6. Nama Tim: Tim Gabungan Antikorupsi


Jenis Peraturan: Mengacu pada UU No 31/1999 tentang Komisi Antikorupsi PP No 19 Th 2000.
Pelaksana: Ketua: Andi Andojo Soetjipto, Didukung 25 orang anggota termasuk anggota kepolisian
Republik Indonesia (Polri) dan Jaksa yang masih aktif serta aktivis kemasyarakatan.
Tugas/Sasaran: Mengungkapkan kasus-kasus korupsi yang sulit ditangani Kejaksaan Agung.

7.    Nama Tim: Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK)


Jenis Peraturan:
•    UU RI nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
•    Kepres RI No. 73 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
•    PP RI No. 19 Tahun 2000 Tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
•    UU RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari KKN
•    UU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
•    UU RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
•    UU RI No. 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang
•    PP RI No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
•    PP RI No. 109 Tahun 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
Tugas/Sasaran: Mengungkapkan kasus-kasus korupsi yang sulit ditangani Kejaksaan Agung.

Selain lembaga-lembaga dibawah naungan pemerintah, ada juga lembaga pemberantasan


korupsi non pemerintah, yaitu:
1.  ICW (Indonesian Coruption Watch)
Visi ICW: Menguatnya posisi tawar rakyat untuk mengontrol Negara dan turut serta dalam keputusan
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, bebas dari korupsi, berkeadilan ekonomi,
social, serta gender.
Misi ICW: Memperjuangkan terwujudnya system politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi yang bersih
dari korupsi dan berlandaskan keadilan social dan gender. Memperkuat partisipasi rakyat dalam
proses pengambilan dan pengawasan kebijakan publik.

2. MTI (Masyarakat Transparansi Indonesia)


Visi MTI: Menjadi pelopor terwujudnya system integritas nasional dengan mendorong praktik-praktik
yang bersih dan sehat di bidang bisnis, pemerintahan, dan masyarakat dalam arti seluas-luasnya.
Misi MTI: Mensosialisasikan pengertian dan hakikat transparansi pada masyarakat luas dan
menanamkan keyakinan tentang pentingnya transparansi dalam berbagai bidang kehidupan.
Melakukan berbagai penelitian dan pengkajian mengenai segala hal yangberkaitan dengan
transparansi. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan dalam berbagai bentuk untuk mengkaji dan
merumuskan strategi pelaksanaan transpartasi di bidang hukum, politik, sosial-budaya, ekonomi
bisnis, dan hankam.

3. TII (Tranparency International Indonesian)

Visi TII: Meningkatnya transparansi, efisiensi dan demokrasi pengelolaan sumber daya ekonomi,
birokrasi dan politik untuk kemakmuran seluruh rakyat.
Misi TII: Mendorong pembentukan pulau-pulau integritas di semua sektor strategis
denganmembangun aliansi dengan kelompok strategis. Menumbuhkan kesadaran public akan
pentignya tata kelola sumber keuangan Negara yang bersih dan baik. Berperan aktif dalam upaya
mendorong terciptanya birokrasi yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong kebijakan publik
yang transparan dan partisipatif. Mendorong terciptanya iklim usaha yang bersih, transparan dan
akuntabel. Melakukan pengukuran terhadap kinerja pemberantasan korupsi.

D.Pendidikan Anti Korupsi

Salah satu upaya dikti dalam membentuk karakter bangsa yaitu dengan melaksanakan Pendidikan
Anti Korupsi di seluruh perguruan tingi di Indonesia. Sesuai dengan PP 71 Th. 2000: “Peran serta
masyarakat adalah peran aktif perorangan, Ormas, atau LSM dalam pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.” Maka dari itulah mahasiswa harus turut andil dalam upaya pencegahan serta
pemberantasan tindak pidana korupsi.
Program Pendidikan Anti Korupsi mempunyai visi yaitu terwujudnya sarjana Indonesia
berkarakter bersih korupsi. Sedangkan misi dari Pendidikan Anti Korupsi diantaranya :
• Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap bahaya korupsi
• Meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya korupsi
• Meningkatkan peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
• Melakukan PENDIDIKAN & PENGAJARAN ANTI KORUPSI
Tujuan diadakannya Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia adalah :

 Membangun budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa dengan:


 Memberikan pengetahuan tentang korupsi dan pemberantasannya
 Menanamkan nilai-nilai anti korupsi
 Menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang bersih dan bebas dari korupsi.
Peran pokok mahasiswa dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi terbagi dalam 3 tahap
yaitu :

a. Tahap Pencegahan
Pendidikan Anti Korupsi
• Mewajibkan Pemimpin Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan Anti Korupsi
• Mendorong adanya Pendidikan Anti Korupsi di Kampus
• Mengadakan Seminar Anti-Korupsi
• Adanya Materi Pendidikan Anti-Korupsi di Kaderisasi Mahasiswa
Kampanye Ujian Bersih
• Pembuatan Media Prograganda (Baliho, Spanduk, dan Poster)
• Pembuatan Media On-line untuk mengkampanyekan Ujian Bersih
• Menanamkan Nilai Kejujuran/Ujian Bersih di Kaderisasi Mahasiswa

b. Tahap Opini
Gagasan / Ide
• Memperbanyak opini mengenai kasus korupsi ke media
• Membuat Bunga Rampai (buku) mengenai Anti-Korupsi
• Membuat audiovisual interaktif terkait anti-korupsi
Metode Pencegahan Korupsi
• Gagasan untuk pencegahan korupsi sejak dini (PAUD, SD, SMP, SMA)
• Membuat Korps Anti Korupsi di Tingkat Universitas
• Adanya Tata Etika dan Norma diantara Mahasiswa
Mengangkat Isu Korupsi Lokal-Nasional
• Mahasiswa diharapkan dapat lebih peka dan siaga menanggapi isu Korupsi lokal
yang terjadi
• Advokasi dan Pengawalan Penyusunan Anggaran serta pelaksanaan pembangunan di
daerah / nasional

c. Tahap Gerakan Moral


Gerakan moral untuk mendorong pemerintah menindaklanjuti kasus korupsi yang terjadi
 Sebagai kelompok penyeimbang bagi gerakan yang mendukung koruptor.
 Mendorong Penguatan institusi KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi yang
kredibel, kokoh, dan transparan.

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk luar biasa
pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem
demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di
negeri ini. Dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum
menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah-
olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa.
Jika kondisi ini tetap kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan
negeri ini. Ini dapat menjadi indikator bahwa nilai-nilai dan prinsip anti korupsi seperti yang telah
diterangkan diatas penerapannya masih sangat jauh dari harapan. Banyak nilai-nilai yang terabaikan
dan tidak dengan sungguh-sungguh dijalani sehingga penyimpangannya menjadi hal yang biasa.

Pendidikan memang menjadi hal pokok untuk merubah keadaan ini. Akan tetapi, semua itu tidak
akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung oleh lingkungan masyarakat serta lingkungan
keluarga. Oleh karena itulah tugas kita sebagai mahasisa untuk membangkitkan lagi nilai-nilai serta
prinsip-prinsip anti korupsi tersebut dalam kehidupan sehari-hari demi kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.

B. SARAN
Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa ini sudah selayaknya lebih peka dan peduli akan kondisi
bangsa dan negara. Pendidikan Anti Korupsi yang didapat dari bangku perkuliahan harusnya dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila sudah mengenali dan memahami korupsi,
alangkah baiknya kita dapat mencegahnya mulai dari diri kita sendiri kemudian setelah itu baru
mencegah orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/materi-korupsi.html#

http://dokumen.tips/documents/materi-anti-korupsi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

http://r.search.yahoo.com/_ylt=A0LEVoA685pXbgwAAHr3RQx.;_ylu=X3oDMTBya3R2ZmV1BHNlYwN
zcgRwb3MDNARjb2xvA2JmMQR2dGlkAw--/RV=2/RE=1469801402/RO=10/RU=http%3a%2f
%2facch.kpk.go.id%2fdocuments%2f10180%2f11243%2fBuku-Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-
Perguruan-Tinggi.pdf%2f540542da-4060-4029-ae3e-
5e7dedb36d26/RK=0/RS=TzyeMxv06mpXirC4qZstL.M.T30-
SOAL DAN KUNCI JAWABAN TENTANG KORUPSI

1. Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang memiliki arti....
a. Pelaksana
b. Mengawasi
c. Menyogok
d. Mengambil
e. Mencuri
2. Selain KPK di bawah ini terdapat lembaga yang ikut berwenang dalam menangkap koruptor
yaitu...
a. DPRD
b. KPU
c. DPD
d. MENTRI
e. POLRI
3. Berikut merupakan salah satu bentuk tindakan korupsi, kecuali...
a. Suap-menyuap
b. Pemerasan
c. Pengelapan dalam jabatan
d. Gratifikasi
e. Grafity
4. Komite Anti Korupsi(KAK) setelah 2 bulan berjalan akhirnya di bubarkan pada...
a. 15 agustus 1970
b. 8 mei 1990
c. 2 september 1983
d. 1 agustus 1973
e. 2 april 1993
5. Berikut Misi dari pendidikan anti korupsi dibawah ini, kecuali
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap bahaya korupsi
b. Meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya korupsi
c. Meningkatkan peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
d. Melakukan PENDIDIKAN & PENGAJARAN ANTI KORUPSI
e. Memajukan mahasiswa agar selalu memprotes korupsi

Anda mungkin juga menyukai