Anda di halaman 1dari 9

Habitat Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015, Hal.

1-9
ISSN: 0853-5167

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUKTIVITAS KERJA PEMETIK TEH DI PTPN XII (PERSERO)
KEBUN WONOSARI
ANALYSIS OF THE FACTORS THAT AFFECTED TEA PICKERS
PRODUCTIVITY IN PTPN XII (PERSERO) KEBUN WONOSARI
Ary Rahmady Pratama1* dan Dwi Retno Andriani2
Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia
Received: 7th July 2015; Revised: 1st September 2015; Accepted; 2nd September 2015

ABSTRAK
Produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Peningkatan produktivitas kerja
membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien sehingga diperlukan dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan terutama dalam peningkatan produksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik umum karyawan khususnya tenaga kerja bagian pemetikan di PTPN XII (PERSERO) Kebun
Wonosari, menganalisis faktor-faktor yang signifikan dan paling dominan mempengaruhi produktivitas
kerja pemetik di PTPN XII (PERSERO) Kebun Wonosari. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan tujuh
variabel (usia, pengalaman kerja, gaji, jaminan sosial, hubungan sesama pemetik, dan hubungan atasan
bawahan) sebagai variabel dependen dan variabel produktivitas tenaga kerja senagai variabel dependen.
Hasil penelitian ini yaitu : Produktivitas tenaga kerja PTPN XII (PERSERO) Kebun Wonosari pada setiap
tenaga kerja berbeda tiap bulannya. Tenaga kerja yang termasuk kedalam golongan produktivitas rendah
sebesar 30 orang responden dari 59 orang responden. Presentase pengaruh variabel independen seperti
usia, pengalaman kerja, upah, jaminan sosial, hubungan sesama pemetik, hubungan atasan dan bawahan,
jenis kelamin terhadap variabel dependen produktivitas tenaga kerja sebesar 93,8% atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 93,8% variasi variabel dependen
sedangkan sisanya sebesar 6,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja tenaga kerja adalah usia, pengalaman kerja, dan
tingkat upah. Ketiga variabel tersebut berpengaruh pada taraf signifikansi alpha 5% dengan koefisien
regresi masing-masing sebesar -0,79, 0,26 dan 0,54.
Kata kunci: tenaga kerja; produktivitas; produksi
ABSTRACT
Labor productivity is very important for the company. Increasing work productivity that work can be a
more effective and efficient it necessary to achieve objectives have stable especially in the increase in
production. The aim of this research is to find out the general workers in labor at a plucking PTPN XII
(PERSERO) Kebun Wonosari, analyze significant and dominant factors affecting the labor productivity
pickers in PTPN XII (PERSERO) Kebun Wonosari. Analysis of the influence of labor productivity and
with the use of regression analyses linier variable (age, sex, work experience, the level of wages, social
security, labor relations and relations superior and subordinate relationship) a independen variable and
productivity as dependen variable. The result is: Labor productivity PTPN XII (PERSERO) Kebun
Wonosari on any labor different each month. Labor groups including into productivity lower by 30
people from 59 people. The percentage the influence of the independent variable as it ages, work
experience, wages, social security, fellow a picker relations, superior and subordinate relationship, and
sex. Dependent on variables productivity of labor or variation of 93.8 % independen variable for which
used in the model capable of being explained by 93.8 % variation the dependent variable for while the
rest by 5.5 % influenced or described by other variables outside a model. The factors influencing the
labor force was working age, job experience, and the level of payments. There variable influenced in
alpha signification 5 % in each of the regression coefficient -0.79, 0.26, and 0.54.
Keywords: human resource; productivity; production

HABITAT, ISSN: 0853-5167


HABITAT Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015 2

1. Pendahuluan tergantung dari tinggi rendahnya produktivitas


perusahaan.
Indonesia merupakan salah satu negara
Mengingat pentingnya produktivitas
produsen sekaligus eksportir utama teh dunia.
tenaga kerja dalam pencapaian tujuan perusahaan
Pada lima tahun terakhir, nilai produksi teh
khususnya pada bagian pemetik teh sebagai
dalam negeri terus mengalami penurunan yaitu
penyedia bahan baku untuk proses pengolahan
153.000 ton pada 2009 menjadi 144.000 ton pada
teh hitam yang ada di PTPN XII (PERSERO)
2013 lalu. Angka ini berpengaruh pada nilai
Kebun Teh Wonosari, maka penelitian ini
ekspor teh dimana pada 2009 mencapai 92.000
menganalisa faktor-faktor apa saja yang
ton menjadi hanya 69.000 ton di 2013 lalu.
berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja
Menurunnya nilai produksi dan ekspor teh
khususnya pemetik. Apabila mengetahui faktor-
nasional beberapa waktu terakhir sejak tahun
faktor tersebut, maka bagi perusahaan yang
2009, diakibatkan proses rehabilitasi perkebunan
bergerak dalam industri produksi teh hitam, dapat
teh serta pemasaran produk olahan teh asal
menggunakannya sebagai pedoman dalam
Indonesia masih belum maksimal. Banyak
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang
perkebunan teh Indonesia yang membutuhkan
akan diterapkan dalam manajemen perusahaan
rehabilitasi, program pemerintah untuk
guna meningkatkan produktivitas produksi teh
mendorong ini memang sudah ada tapi belum
hitam.
bisa membantu keseluruhannya, sehingga butuh
Berdasarkan uraian sebelumnya terdapat
komitmen yang lebih kuat untuk meningkatkan
pembahasan yang menarik untuk diteliti yakni
kinerja sektor ini ke depan. Penurunan produksi
faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya
juga tidak terlepas dari penggunaan faktor-faktor
produktivitas tenaga kerja bagian pemetikan teh
produksi yang belum maksimal. Faktor-faktor
ini. Penelitian ini ingin Mengetahui karakteristik
produksi antara lain bibit, tenaga kerja, modal,
umum karyawan khususnya tenaga kerja bagian
lahan dan pestisida. Penurunan produksi dapat
pemetikan di PTPN XII (PERSERO) Kebun
diatasi dengan upaya peningkatan produktivitas.
Wonosari. Menganalisis faktor-faktor yang
Produktivitas merupakan perbandingan antara
signifikan dan dominan mempengaruhi
hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga
produktivitas kerja pemetik di PTPN XII
kerja per satuan waktu. Dalam proses
(PERSERO) Kebun Wonosari. Sedangkan bagi
produksinya, perusahaan perlu memperhatikan
perusahaan manfaat penelitian ini adalah
dan mengelola faktor-faktor produksi yang ada
Memberikan masukan dalam upaya peningkatan
dan berpengaruh pada produk yang dihasilkan
produktivitas pemetik teh untuk menghasilkan
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang
pucuk teh yang baik secara kualitas maupun
telah ditargetkan. Dalam kegiatan produksi faktor
kuantitas.
tenaga kerja mempunyai pengaruh besar karena
tenaga kerjalah yang melaksanakan proses
2. Metode Penelitian
produksi tersebut.
Penurunan produksi teh dan produktivitas 2.1. Metode Penetuan Lokasi
tenaga kerja dirasakan oleh semua perkebunan Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan
besar di Indonesia. Salah satu perkebunan besar Nusantara XII (PERSERO) Kebun Teh
negara yang terdapat di Jawa Timur adalah PT Wonosari, Jawa Timur. Pemilihan lokasi
Perkebunan Nusantara XII Kebun Teh Wonosari penelitian dilakukan secara purposive dengan
yang juga merasakan dampak dari tersebut. Oleh pertimbangan bahwa perusahaan merupakan
sebab itu, diperlukan suatu tindakan dan upaya salah satu perusahaan perkebunan besar negara di
dalam meningkatkan produksi dan mutu teh Jawa Timur dan menjadi salah satu perusahaan
khususnya di PTPN XII Kebun Teh Wonosari yang berkontribusi terhadap produksi teh di
agar dapat meningkatkan produksi teh dan Indonesia.
produktivitas tenaga kerja. Tingkat produktivitas
merupakan suatu ukuran yang dapat menentukan 2.2. Metode Penentuan Responden
keberhasilan suatu perusahaan dalam persaingan
Adapun prosedur pengambilan sampel atau
usaha, dimana keberadaan suatu perusahaan
contoh pada bagian pemetikan teh dilakukan
------------------------------------------------------------------
berdasarkan probability sampling yaitu setiap
*)
Penulis Korespondensi. populasi mempunyai peluang yang sama untuk
E-mail: aryrahmadypratama@gmail.com menjadi sampel. Pada penelitian ini
menggunakan teknik simple random sampling

HABITAT, ISSN: 0853-5167


HABITAT Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015 3

karena banyaknya tenaga kerja pemetik teh yang asumsi klasik, regresi linier berganda, uji
tidak tetap, dimana pengambilan sampel anggota hipotesis, dan transformasi data melalui MSI
populasi dilakukan secara acak tanpa (Method of Successive Interval). Analisis regresi
memperhatikan strata yang ada dalam populasi linear berganda menggunakan program komputer
itu. Oleh karena populasi sudah diketahui SPSS (Statistical Product And Service Solution).
jumlahnya maka untuk menentukan besarnya
1. Analisis Deskriptif
sampel yang diambil berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin Metode analisis deskriptif merupakan
yang ditulis oleh Umar (2004) sebagai berikut: metode yang digunakan dengan pengumpulan
data dan menganalisis data yang diperoleh
n= .............................................(1) sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas
Dimana : mengenai fakta-fakta dan siat-sifat serta
n = ukuran sampel hubungan antara fenomena yang diteliti.
N = ukuran populasi Penelitian ini digunakan analisis deskriptif untuk
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian menjelaskan keadaan perusahaan atau gambaran
karena kesalahan pengambilan sampel dari obyek serta lokasi perusahaan di PTPN XII
populasi sebesar 10% atau 0,10 (PERSERO) Kebun Wonosari.
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah 2. Uji Validitas
tenaga kerja pemetikan yang dijadikan responden
Validitas merupakan suatu ukuran yang
dari jumlah populasi sebanyak 140 orang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan
diperoleh jumlah pengambilan sampel sebanyak
suatu instrument (Simamora, 2004). Validitas
58,3 orang yang dibulatkan menjadi 59 orang.
menunjukan sejauh mana skor atau nilai atau
2.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan
hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin
Jenis data dalam penelitian ini diperoleh
diukur.
dari data primer dan data sekunder.
3. Uji Reliabilitas
1. Data Primer
Reliabilitas bersal dari kata reliability
Data primer adalah data yang diperoleh
berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
secara langsung di lapang atau tempat penelitian
dipercaya. Sudjana (2004) mengatakan bahwa
yang menjadi objek penelitian yaitu responden
reliabilitas adalah alat penilaian yang digunakan
(Sarwono dan Martadiredja, 2008). Pengambilan
untuk mengukur ketepatan alat tersebut dalam
data primer pada penelitian ini yaitu dengan
menilai sesuatu yang dinilai.
melakukan wawancara dan observasi dengan
pemetik teh di PTPN XII (PERSERO) Kebun 4. Analisis Regresi Linier Berganda
Wonosari. Selain itu juga diperoleh dari kuisioner
Analisis regresi linier berganda dipilih
yang diberikan kepada pemetik yang bekerja di
untuk mengetahui hubungan antara variabel
PTPN XII (PERSERO) Kebun Wonosari.
terikat dengan variabel bebas serta mengetahui
2. Data Sekunder seberapa besar pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y) baik secara parsial
Data sekunder adalah data yang diperoleh
maupun secara bersama-sama. Rumus yang
secara tidak langsung dari tempat penelitian yang
digunakan adalah:
sudah tersedia sehingga bisa langsung
dikumpulkan dengan cara mengoleksi data = + + + + +
(dokumentasi) yang berhubungan dengan hasil + + +
penelitian yang relevan dengan penelitian .............................................(2)
(Sarwono dan Martadiredja, 2008). Data Dimana :
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Y = tingkat produktivitas (Kg/HKE)
dokumentasi dan studi kepustakaan. A = konstanta
X1 = usia (tahun)
2.4. Metode Analisis Data
X2 = pengalaman kerja (tahun)
Metode yang digunakan dalam X3 = tingkat upah (rupiah/bulan)
menganalisis data dalam penelitian ini X4 = persepsi jaminan sosial (total skor)
menggunakan empat metode, yakni analisis X5 = persepsi hubungan sesama pemetik
deskriptif, uji validitas dan uji reliabilitas, uji (total skor)
HABITAT, ISSN: 0853-5167
HABITAT Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015 4

X6 = persepsi hubungan atasan dan bawahan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika
(total skor) varian berbeda, disebut heteroskedastisitas.
D1 = jenis kelamin, dimana 1 untuk laki-laki
5. Pengujian Hipotesis
dan 0 untuk perempuan
e = variable pengganggu / standard error Sesuai dengan hipotesis penelitian ini yang
menunjukan adanya pengaruh sejumlah variabel
a. Uji Normalitas
bebas yang telah di rumuskan secara verbal maka
Uji normalitas perlu dilakukan untuk
hipotesis untuk mengetahui diterima jika hasil
menguji apakah dalam sebuah model regresi,
pengujian membenarkan pernyataannya dan
variabel terikat, variabel bebas atau keduanya
ditolak jika terjadi penyangkalan dari
mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
pernyataannya. Apabila syarat untuk ditelitinya
Syarat untuk mendapatkan model regresi yang
suatu model regresi telah terpenuhi, maka
baik adalah distribusi datanya normal atau
langkah selanjutnya untuk mengetahui diterima
mendekati normal. Suatu model dikatakan
atau tidaknya hipotesis yang diajukan dalam
berdistribusi normal jika model tersebut
penelitian ini, dilakukan analisis data dengan uji
menghasilkan grafik data yang menyebar
koefisien determinasi (R2), uji F, dan uji t.
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal (Santoso, 2001). a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk
b. Uji Autokorelasi
melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap
Autokorelasi menunjukan adanya kondisi
variabel terikat. Koefisien determinasi adalah
yang berurutan antara gangguan atau distibusi
angka yang menunjukan proporsi variabel
yang masuk ke dalam fungsi regresi. Istilah
dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel
autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi
independen (X1, X2, X3, X4, X5, X6, D1).
antara anggota serangkaian observasi yang
Koefisien ini menunjukan seberapa besar
diurutkan menurut waktu (seperti dalam data
persentase variabel independen yang digunakan
deret waktu) atau ruang (seperti dalam data
dalam model mampu menjelaskan variabel
cross-sectioned). Dalam konteks regresi, model
dependen. Rentang yang dimiliki R2 adalah 0 – 1.
regresi linier klasik mengasumsikan bahwa
R2 = 0 artinya tidak ada sedikit pun persentase
autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
disturbansi atau gangguan (Gujarati, 1995).
independen terhadap variabel dependen. Jika R2 =
c. Uji Multikolinieritas 1 maka persentase sumbangan pengaruh yang
Menurut Gujarati (1995) multikolinieritas diberikan variabel independen terhadap variabel
adalah adanya hubungan linier yang sempurna dependen adalah sempurna atau 100% (Priyatno,
atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel 2008).
yang menjelaskan model regresi. Uji Formulasi adjusted R2 adalah:
multikolonieritas digunakan untuk menguji ( )
apakah pada model regresi ditemukan adanya = 1 − (1 − )
( )
korelasi yang tinggi antar variabel independen. .............................................(3)
Jika terjadi korelasi yang tinggi, maka terjadi
multikolonieritas. Model regresi yang baik, b. Uji F (Simultan)
seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi Uji F dilakukan untuk menguji apakah
diantara variabel independen, karena koefisien faktor-faktor yang terdiri dari usia, jenis kelamin,
regresi hasil estimasi dapat berfluktuasi dari tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja,
sampel ke sampel menjadi beresiko jika jumlah tanggungan keluarga, status kerja, sistem
memakainya sebagai indikator kepentingan bekerja, tingkat upah secara simultan mempunyai
relatif predictor. Diagnosa multikolinieritas dapat pengaruh signifikan terhadap produktivitas
dilihat pada nilai VIF, apabila nilai VIF < 10 tenaga kerja di PTPN XII (PERSERO) Kebun
maka tidak terjadi multikolinieritas. Wonosari.
Formulasi uji F yaitu :
d. Uji Heteroskedastisitas
/
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk =
( )/( )
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi .............................................(4)
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu Dimana :
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan
residual satu pengamatan ke pengamatan yang dengan Ftabel
HABITAT, ISSN: 0853-5167
HABITAT Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015 5

K = Jumlah variabel independen tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data


R2 = Koefisien korelasi ganda yang telah berdistribusi normal.
ditentukan
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
N = Jumlah sampel
One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test
c. Uji t (Parsial)
Unstandardized
Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis
Residual
kedua yakni faktor yang berpengaruh dominan
terhadap produktivitas tenaga kerja di PTPN XII N 59
(PERSERO) Kebun Teh Wonosari. Normal Mean .0000000
Parametersa.b Std.
.07061871
Deviation
= .....................................................(5) Most Absolute .172
Extreme Positive .104
Dimana : Differences Negative -.172
b = Koefisien regresi Kolmogorov-Smirnov Z 1.319
Sb = Standar deviasi Asymp. Sig. (2-tailed) .062

3. Hasil dan Pembahasan 2. Uji Autokorelasi

3.1 Karakteristik Responden Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson

Tabel 1. Karakteristik Berdasarkan Produktivitas Std.


R Adjusted Error of Durbin-
Kerja Model R
Square R Square the Watson
Produktiv Angka Jumlah Presen Estimate
itas Produktivitas Respond tase 1 .972a .945 .938 .075 2.107
Individu (Kg/HKE) en (%)
Rendah < 45 30 51 Berdasarkan Tabel 3 maka dapat diketahui
bahwa data tersebut terjadi atau tidak dengan
Tinggi > 45 29 49
melihat batas atas (dU) dan batas bawah (dL).
Dapat dilihat dari Tabel 1 menunjukan Pada nilai tabel dengan derajat kepercayaan 0,05
bahwa yang memiliki produktivitas tenaga kerja dan sampel (N) = 59 serta jumlah variabel bebas
rendah sebanyak 30 responden dengan presentase (K) = 7 yaitu diperoleh nilai dU sebesar 1,8523,
sebesar 51 %. Hal ini menunjukan bahwa dalam lalu dL sebesar 1,3272 dan hasil uji autokorelasi
menjalankan tugasnya pemetik teh kurang terhadap model regresi menghasilkan nilai DW
mampu menghasilkan hasil petikan yang sebesar 2.107. Nilai dU pada penelitan ini yaitu
memenuhi target yang telah ditetapkan sebesar 1.8523 dapat disimpulkan nilai DW lebih
perusahaan. Selain itu, sebanyak 29 responden besar dari nilai dU dan kurang dari 4 – dU yaitu
dengan presentase sebesar 49 % yang 1.8523 < 2.107 < 2.1477, maka dapat
mempunyai produktivitas tinggi hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
dijelaskan bahwa tenaga kerja bagian pemetik 3. Uji Multikolinieritas
yang mempunyai produktivitas yang tinggi telah
mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas
mampu menghasilkan hasil petikan yang Model Tolerance VIF
memenuhi target. Usia .468 2.138
3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik Pengalaman
.176 5.687
Kerja
1. Uji Normalitas
Upah .151 6.634
Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap Jaminan Sosial .881 1.135
kenormalan data pada model regresi dengan Hubungan
.355 2.806
variabel seperti variabel usia, pengalaman kerja, Sesama Pemetik
upah, jaminan sosial, hubungan sesama pemetik, Hubungan
.332 3.013
hubungan atasan dan bawahan serta jenis Atasan Bawahan
kelamin. Model regresi tersebut menghasilkan Jenis Kelamin .761 1.314
nilai Asymtotic Significance sebesar 0,062 yang
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas
lebih besar dari pada 0,05. Berdasarkan hasil
yang dilakukan diketahui nilai VIF variabel

HABITAT, ISSN: 0853-5167


HABITAT Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015 6

bebas seperti usia (X1), pengalaman kerja (X2), Usia (X1), Pengalaman kerja (X2), Upah (X3),
upah (X3), jaminan sosial (X4), hubungan Jaminan Sosial (X4), Hubungan Sesama Pemetik
sesama pemetik (X5), hubungan atasan bawahan (X5), Hubungan Atasan dan Bawahan (X6), Jenis
(X6), dan jenis kelamin (D1) masing-masing Kelamin (D1) memiliki t hitung lebih kecil dari
variabel memiliki nilai VIF kurang dari 10. pada t tabel yang artinya tidak terjadi
Sedangkan nilai tolerance masng-masing variabel heteroskedastisitas pada setiap variabel. Menurut
lebih dari 0,1. Dapat disimpulkan model regresi Gujarati (1995) tidak terjadinya
yang digunakan bebas dari multikolinieritas antar heteroskedastisitas jika nilai t hitung lebih kecil
variabel independennya seperti usia, pengalaman dari t tabel atau terjadi homoskedastisitas. Pada
kerja, upah, jaminan sosial, hubungan sesama jumlah sampel 59 orang maka di dapat hasil t
pemetik, dan hubungan atasan bawahan. tabel sebesar 2.001 sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel pada
4. Uji Heteroskedastisitas
tiap variabel independen atau terjadinya
Berdasarkan Tabel 5 dibawah dapat
homoskedastisitas.
dijelaskan bahwa tiap variabel independen seperti
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -1.771 1.059 -1.672 .101
Usia .184 .118 .306 1.567 .123
1 P.Kerja -.044 .058 -.245 -.769 .446
Upah .103 .066 .539 1.569 .123
JamSos -.015 .031 -.068 -.477 .636
HubSP .006 .058 .023 .103 .918
HubAB -.072 .067 -.248 -1.072 .289
J.Kelamin -.010 .025 -.063 -.415 .680
3.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 6. Analisis Regresi Fungsi Produktivitas Tenaga Kerja Pemetik Teh
Standardized
Koefisien Regresi
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Konstanta 1.724 1.389 1.241 .220
Usia (X1) -.796 .154 -.247 -5.169 *.000
Pengalaman Kerja (X2) .267 .075 .276 3.541 *.001
Upah (X3) .544 .086 .531 6.295 *.000
Jaminan Sosial (X4) -.008 .041 -.007 -.204 .839
Hub. Sesama pemetik (X5) .028 .076 .020 .368 .715
Hub. Atasan Bawahan (X6) .049 .088 .032 .565 .575
Jenis kelamin (D1) -.013 .033 -.015 -.388 .699
Variabel Dependen : Produktivitas Tenaga Kerja
R2 : 0.945
F hitung : 126.097, sign : 0.000
t tabel : 1.671 , F tabel : 2,76
N : 59
* Nyata pada taraf kepercayaan 95% (α = 5%)

Berdasarkan Tabel 6 variabel dependen hubungan sesama pemetik, hubungan atasan dan
pada variabel ini adalah Produktivitas (Y), bawahan, jenis kelamin. Adapun persamaan yang
sedangkan variabel independen adalah usia, diperoleh dari tabel diatas sebaai berikut:
pengalaman kerja, upah, jaminan sosial,

HABITAT, ISSN: 0853-5167


HABITAT Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015 7

Y = 1,72 - 0,79X1 + 0.26X2 + 0.54X3 – 0.08X4 + yang positif terhadap produktivitas kerja. Jika
0.28X5 + 0.49X6 – 0.013D1 variabel independen lain nilainya tetap dan
.............................................(6) Tingkat Upah (X3) mengalami kenaikan 1000
rupiah, maka produktivitas (Y) mengalami
Berdasarkan dari hasil model diatas dapat
kenakan sebesar 0,54 kg/HKE. Upah merupakan
dijelaskan sebagai berikut ini:
suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari
Variabel Y dalam model regresi diatas
pemberi kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa
merupakan produktivitas kerja pemetik dalam
yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai
memetik teh. Variabel X dalam model regresi
kelangsungan hidup yang layak bagi
tersebut merupakan variabel-variabel yang dapat
kemanusiaan dan produksi dinyatakan atau
mempengaruhi produktivitas pemetik dalam
dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan
memetik teh di PTPN XII (PERSERO) Kebun
menurut suatu persetujuann undang-undang dan
Wonosari. Pada model tersebut didapatkan
dibayarkan atas perjanjian kerja antara pemberi
konstanta sebesar 1,72 artinya jika Usia (X1),
kerja dan penerima kerja. Secara sederhana dapat
Pengalaman Kerja (X2), Upah (X3), Jaminan
dikemukakan bahwa upah dapat diartikan sebagai
sosial (X4), Hubungan Sesama Pemetik (X5),
pembayaran atau imbalan yang diwujudkan
Hubungan Atasan dan Bawahan (X6), Jenis
bermacam-macam dan diberikan oleh PTPN XII
Kelamin (D1) berinilai 0 maka produktivitas
(PERSERO) Kebun Wonosari terhadap tenaga
kerjanya sebesar 1,724kg/HKE.
kerja khususnya bagian pemetikan serta prestasi
Hasil uji regresi berganda koefisien regresi
kerja yang telah dilakukan.
Usia (X1) dapat dilihat sebesar -0,79 dengan nilai
signifikannya sebesar 0,000 lebih kecil dari 3.4 Uji Koefisien Determinasi
tingkat kepercayaan 0,05 yang artinya variabel
usia (X1) mempunyai pngaruh positif terhadap Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi
produktivitas kerja. Jika variabel independen lain Model Summary
nilainya tetap dan variabel usia (X1) mengalami Std.
kenaikan 1 tahun, maka produktivitas (Y) Adjusted
R Error of
mengalami penurunan sebesar 0,79 kg/HKE. Model R R
Square the
Usia tenaga kerja dihitung dari lahir sampai ulang Square
Estimate
tahun terakhir yang dinyatakan dalam tahun. 1 .972a .945 .938 .075
Semakin lanjut usia seseorang diatas usia
produktif pada suatu titik puncak tertentu, maka Berdasarkan Tabel 7 diatas diperoleh nilai
kemampuan fisiknya semakin lama semakin R Square yaitu sebesar 0,945. Hal tersebut
berkurang yang menyebabakn produktivitas menunjukan bahwa 94,5% dapat dijelaskan oleh
kerjanya menurun. variabel bebas yaitu usia (X1), pengalaman kerja
Pada hasil koefisien regresi pengalaman (X2), upah (X3), jaminan sosial (X4), hubungan
kerja (X2) mempunyai nilai koefisien sebesar sesama pemetik (X5), hubungan atasan dan
0,26 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 atau bawahan (X6), jenis kelamin (D1) sedangkan
lebih kecil dari tingkat kepercayaan 0,05 yang 5,5% sisanya variasi produktivitas dijelaskan
artinya variabel pengalaman kerja (X2) faktor-faktor lain diluar model.
mempunyai pengaruh positif terhadap Pada tabel diatas juga menunjukan nilai R
produktivitas kerja. Jika variabel independen lain yang menunjukan seberapa erat hubungan antara
tetap dan Pengalaman Kerja mengalami kenaikan variabel dependen yaitu produktivitas kerja
1 tahun, maka produktivitas (Y) mengalami dengan variabel-variabel independennya
kenaikan sebesar 0,26 kg/HKE. Pengalaman didapatkan bahwa terjadi korelasi yang kuat
kerja didasarkan bahwa tenaga kerja pemetik sebesar 0,972. Nilai 97,2 % menunjukan bahwa
senior menunjukan adanya kesetiaan yang sangat korelasi yang terjadi antara variabel X dan
tinggi dari tenaga kerja yang bersangkutan pada variabel Y adalah kuat. Tanda koefisien adalah
organisasi dimana mereka bekerja. positif menandakan bahwa hubungan yang terjadi
Berdasarkan hasil uji regresi linier pada penelitian ini memiliki hubungan yang
berganda didapatkan nilai koefisien regresi Upah searah atau jika variabel-variabel independen
(X3) sebesar 0,54 dengan nilai signifikansi seperti usia, pengalaman kerja, upah, jaminan
sebesar 0,000 atau nilai tersebut lebih kecil dari sosial, hubungan sesama pemetik, hubungan
alpha tingkat kepercayaan 0,05 yang artinya atasan dan bawahan, jenis kelamin naik maka
variabel tingkat upah (X3) memiliki pengaruh nilai variabel dependen yaitu produktivitas kerja
juga akan naik.

HABITAT, ISSN: 0853-5167


HABITAT Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015 8

Berdasarkan dari hasil uji F melalui kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah Ftabel sebesar
pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0 2,76. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
dalam penelitian ini, diperoleh nilai Fhitung sebesar bahwa nilai Fhitung (126.097) > Ftabel (2,76).
126.09 sedangkan nilai Ftabel dengan tingkat
3.5 Uji F (Simultan)
Tabel 8. Hasil Uji F (Uji Keragaman)
Anovab
Model Sum Of Squares Df Mean Square F Sig
1 Regression 5.006 7 .715 126.097 .000a
Residual .289 51 .006
Total 5.295 58

Fhitung lebih besar dari Ftabel berarti bahwa Variabel jaminan sosial (X4) tidak
secara bersama-sama dari semua variabel mempunyai pengaruh signifikan terhadap
independen usia, pengalaman kerja, upah, produktivitas kerja (Y). Jaminan sosial yang
jaminan sosial, hubungan sesama pemetik, diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja
hubungan atasan dan bawahan, dan jenis kelamin merupakan jaminan sosial yang berupa jaminan
berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu sosial tenaga kerja seperti jaminan kesehatan dan
produktivitas tenaga kerja. keselamatan kerja, perhatian musibah kecelakaan
dan perhatian terhadap musibah kematian yang
3.6 Uji t (Parsial)
masih diasumsikan kurang memenuhi kebutuhan
Uji t (Parsial) dapat dilihat dari Tabel 6 di tenaga kerja. Walaupun semua itu sudah
atas variabel usia (X1) mempunyai pengaruh diberikan oleh perusahaan, namun untuk tenaga
yang signifikan terhadap variabel produktivitas kerja yang pada umumnya merupakan kalangan
kerja (Y). Pada dasarnya usia merupakan salah menengah ke bawah semua jaminan sosial sudah
satu faktor yang mempengaruhi produktivitas di rasakan tetapi masih di bawah harapan para
tenaga kerja. Bertambahnya usia, pengetahuan tenaga kerja.
tenaga kerja pemetikan teh pun akan makin baik. Variabel hubungan sesama pemetik (X5)
Hal ini disebabakan karena peningkatan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja hanya sampai umur tertentu produktivitas kerja (Y). Hubungan sesama petik
saja dimana selanjutnya jika umur bertambah, dianggap sebagai hubungan yang biasa saja
maka produktivitas menurun. Penurunan ini seperti hubungan teman lainnya sehingga
dapat disebabkan oleh kondisi fisik dan pemetik pun tidak merasa dengan baiknya
kesehatan yang semakin melemah. Variabel hubungan sesama pemetik akan dapat
pengalaman kerja (X2) mempunyai pengaruh meningkatkan produktivitas kerja karena dalam
yang signifikan terhadap variabel produktivitas bekerja kadang-kadang terjadi konflik antar
kerja (Y). Semakin lama masa kerja tenaga kerja sesama pemetik. Hubungan sesama tenaga kerja
maka akan mebuat rasa tanggung jawab yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
besar untuk perusahaan agar pemetik dapat tingkat kedekatan antar pemetik teh. Hubungan
meningkatkan produksi. Hal ini sesuai menurut kedekatan ini dinilai berdasarkan frekuensi
Hermanto (2012), masa kerja dapat dikatakan konflik, frekuensi saling tolong menolong,
sebagai loyalitas karyawan kepada perusahaan. frekuensi menerima bantuan dalam bekerja,
Variabel tingkat upah (X3) mempunyai frekuensi berkomunikasi masalah pekerjaan atau
pengaruh yang signifikan terhadap variabel masalah lain diluar pekerjaan serta hubungan
produktivitas kerja (Y). Terdapat hubungan yang pemetik teh dengan anggota keluarga pemetik teh
erat antara upah dengan kesejahteraan tenaga yang lain.
kerja yang dilihat dari sistem pengupahan, Variabel hubungan atasan bawahan (X6)
menyebabkan tenaga kerja bagian pemetikan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
masih berorientasi pada upah yang diperoleh. produktivitas kerja (Y). Hubungan atasan dengan
Oleh karena itu, dengan meningkatnya upah bawahan yang dimaksud dalam penelitian ini
tenaga kerja maka akan memacu prestasi adalah tingkat kedekatan antara pemetik teh
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dengan mandornya. Jika pandangan bawahan
kerjanya. terhadap atasan yang kurang baik, kurang adanya

HABITAT, ISSN: 0853-5167


HABITAT Volume XXVI, No. 1, Bulan April 2015 9

kedekatan, kurang komunikasi antar keduanya kan produktivitas kerja pemetik teh. Hal ini juga
akan mempengaruhi tingkat produktivitas kerja. dapat dilihat dari hasil nilai t hitung sebesar 6,29
Hal ini sesuai menurut Tiffin dan Cornick dalam yang lebih besar dari nilai t tabel yaitu sebesar
Siagian (2003) faktor eksternal yang dapat 2,001.
mempengaruhi produktivitas yaitu hubungan
atasan dan bawahan jika tenaga kerja Daftar Pustaka
diperlakukan baik, maka akan berpartisipasi [1]. Akmal, Y. 2006. Analisis Faktor-Faktor
dengan baik pula dalam proses produksi. yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga
Variabel jenis kelamin (D1) tidak Kerja Industri Kecil Kerupuk Sanjai di
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kota Bukittinggi. Skripsi Program Studi
produktivitas kerja (Y). Hal ini tidak sesuai Ekonomi Pertanian Dan Sumberdaya
dengan hipotesis awal bahwa tenaga kerja laki- Fakultas Pertanian Institut Pertanian
laki mempunyai tingkat produktivitas yang lebih Bogor.
tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja
perempuan. Hal ini disebabkan karena di dalam [2]. Gujarati, D. 1995. Ekonometrika Dasar.
proses pemetikan teh diperlukan ketrampilan dan Erlangga, Jakarta.
ketelitian dalam memetik teh sehingga [3]. Hermanto, B. 2012. Pengaruh Prestasi
berpengaruh pada kuantitas dan kualitas teh yang Trainin, Motivasi Dan Masa Kerja Teknisi
diperoleh. Hal ini sesuai menurut Akmal (2006), Terhadap Produktivitas Teknisi Di Bengkel
saat ini perbedaan antara jenis kelamin pria dan Nissan Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
wanita di dalam dunia pekerjaan tidak banyak Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
dipersoalkan. Beberapa pekerjaan yang awalnya
dilakukan oleh pria saat ini dapat dilakukan oleh [4]. Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS.
wanita dengan tidak mengurangi produktivitas Mediakom, Yogyakarta.
kerja. [5]. Santoso, S. 2001.Buku Latihan SPSS:
Statiska Multivariat. Elex Media
4. Kesimpulan Komputindo, Jakarta.
Karakteristik umum tenaga kerja bagian [6]. Sarwono, Jonathan dan Martadiredja, Tutty
pemetikan teh yang ada di PTPN XII 2008. Riset Bisnis, Andi, Yogyakarta.
(PERSERO) Kebun Wonosari memiliki tingkat
produktivitas per individu tenaga kerja yang [7]. Siagian, P. 2003. Manajemen Sumber
tergolong rendah dengan 30 responden dai 59 Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
responden dengan nilai produktivitas kurang dari [8]. Simamora, B. 2004. Panduan Riset
45 kg/HKE. Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka
Berdasarkan dari hasil analisis regresi Utama, Jakarta.
linier berganda, nilai koefisien determinasi (R2)
yang diperoleh sebesar 94,5%. Hal ini dapat [9]. Sudjana, 2004. Penelitian Hasil Proses
dijelaskan bahwa variasi nilai Y (tingkat Belajar Mengajar. Remaja Rosadakarya,
produktivitas kerja) dapat dijelaskan sebesar Bandung.
94,5%, sedangkan sisanya 5,5% dijelaskan oleh [10]. Umar, H. 2004. Metode Penelitian Untuk
faktor lain diluar model. Dari hasil tersebut, juga Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja Grafindo
diperoleh bahwa variabel yang berpengaruh Persada, Jakarta.
(signifikan) terhadap produktivitas tenaga kerja
pemetikan teh adalah usia, pengalaman kerja dan
upah. Faktor yang tidak signifikan yaitu jaminan
sosial, hubungan sesama pemetik, hubungan
atasan dan bawahan serta jenis kelamin.
Berdasarkan dari hasil analisis regresi
linier berganda didapatkan hasil faktor yang
paling dominan mempengaruhi produktivitas
kerja pemetik teh di PTPN XII (PERSERO)
Kebun Wonosari adalah upah dengan taraf
signifikansi sebesar 100 %. yang artinya variabel
upah 100 % dapat dipercaya dalam meningkat

HABITAT, ISSN: 0853-5167

Anda mungkin juga menyukai